Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID


SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

Modul : Suspensi Dimetilpolisiloksan + Al(OH)3, Mg(OH)2


Kelompok : 01
Kelas : A
Tanggal Praktikum : Kamis, 25 Maret 2021
Dosen Pembimbing : apt. Oktavia Rahayu Adianingsih, S.Farm., M.Biomed.
Nama Mahasiswa : Annis Rahma Kusuma Wardani (185070500111025)
: Muhammad Zainur Hapif (185070500111026)
Imrok’atul Mufidah (185070501111016)
Milhan Aulia Putri (185070507111009)
Faizal Amin (185070507111015)
Nabilah Azzarah (195070500111003)
Intan Khaerunnisa (195070500111005)
Dhelyna Deafta (195070500111007)

A. Deskripsi Sifat Fisika dan Kimia Zat Aktif


Dimetilpolisiloksan
NAMA IUPAC : a-(Trimetilsilil)-w-metilpoli [oksi(dimetilsililen)]
RUMUS KIMIA : C6H18O3Si3
STRUKTUR KIMIA :

BM : 238.461 g/mol (guidchem)


PEMERIAN : cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu (FI V Hal. 1193)
KELARUTAN : tidak larut dalam air, dan dalam etanol, fase cair larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzen, tetapi silikon dioksida tertinggal sebagai sisa dalam
pelarut-pelarut itu
PENYIMPANAN : dalam wadah tertutup baik. didimpan di tempat yang sejuk dan kering, jauh
dari bahan pengoksidasi. (HOPE edisi 5 hal 652)
KEGUNAAN : antifoaming agent
STABILITAS : umumnya dianggap bahan stabil saat disimpan dalam wadah yangbelum dibuka.
umur simpan 18 bulan dari bahan baku buatan. namun, beberapa prodiuk simetik memiliki
kecenderungan resiko dioksida untuk memnyelesaikan sedikit dan bahan kimia simetris karenanya
harus dikocok secara menyeluruh untuk memastikan keseragaman isi sebelum pengambilan
sampel atau penggunaan.
INKOMPATIBILITAS : Aktivitas antimikroba Methylparaben dan paraben lainnya sangat
berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80, sebagai akibat dari
micellization (proses pembent kan misel). Namun, dengan adanya propilen glikol (10%) terbukti
mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben terhadap surfaktan nonionic dan mencegah
interaksi antara Methylparaben dan polisorbat 80 (HOPE)

Magnesium Hidroksida
NAMA IUPAC : Magnesium hydroxide
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

RUMUS KIMIA : Mg(OH)2


STRUKTUR KIMIA :

BM : 58,32 g/mol (FI IV)


PEMERIAN : Serbuk putih, ringan (FI IV Hal. 802)
KELARUTAN : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam asam encer.
PENYIMPANAN : dalam wadah tertutup rapat, dan terlindung dari cahaya matahari.
KEGUNAAN : antasida antiflatulent (mengurangi kembung dan kentut)
STABILITAS : tidak stabil terhadap udara
INKOMPATIBILITAS : tidak cocok dengan zat pengoksidasi, asam.

Aluminium Hidroksida
NAMA IUPAC :
RUMUS KIMIA : Al(OH)3
STRUKTUR KIMIA :

BM : 78,00 g/mol
PEMERIAN : Suspensi kental, putih, jika dibiarkan akan terjadi sedikit cairan jernih yang
memisah.
KELARUTAN : Larut dalam pelarut alkali, asam klorida, asam sulfat, asam kuat dengan adanya
air; Tidak larut dalam air dingin, alkohol.
PENYIMPANAN : dalam wadah tertutup rapat di tempat dingin, dan terlindung dari cahaya
matahari.
KEGUNAAN : antasida antiflatulent (mengurangi kembung dan kentut)
STABILITAS : stabil pada suhu dan tekanan normal; dapat menyerap karbon dioksida diudara;
dapat membentuk gel jika bahan terkena dengan air dalam jangka waktu
pnajang; dapat menyerap asam; tidak stabil terhadap udara
INKOMPATIBILITAS : reaktif dengan asam dan alkali
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

B. Uraian Farmakologi dan Indikasi Produk Jadi


● Indikasi :
Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan
nyeri tukak peptik (Gunawan, 2016:529). obat antasida mempunyai fungsi untuk mengurangi
gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung,
tukak usus dua belas jari, dengan gejala-gejala seperti nyeri lambung, dan nyeri ulu hati dan
perasaan penuh pada lambung (Depkes, 2006:40).
● Mekanisme Kerja Obat :
a. Mekanisme : Antasida yang merupakan basa lemah bereaksi dengan asam hidroklorida
lambung untuk membentuk garam dan air (menetralkan lambung) (Katzung,
2011:1048).
b. Farmakokinetik : Antasida diserap dan diekresi oleh ginjal. Oleh karena itu, penderita
insufisiensi ginjal tidak boleh menggunakan obat ini untuk waktu yang lama (Katzung,
2011:1049).
c. Farmakodinamik : Antasida dibersihkan dari perut kosong dalam waktu 30 menit. Akan
tetapi, adanya makanan dalam lambung cukup untuk menaikan pH lambung hingga
sekitar 5 dalam waktu 1 jam dan untuk memperlama efek netralisasi dari antasida
selama 2-3 jam (Brunton; At All, 2011:591).
● KontraIndikasi
a. Aluminium hidroksida: dapat menyebabkan pembentukan kompleks aluminium fosfat
yang sukar larut, sehingga menyebabkan hipofosfatemia dan osteomalasia. Meskipun
aluminium memiliki daya absorpsi yang rendah pada gastrointestinal, dapat terjadi
akumulasi yang menyebabkan kerusakan ginjal dan konstipasi (BPOM, 2015).
b. Magnesium hidroksida: memiliki efek laksatif dan dapat berakumulasi dalam tubuh
yang berakibat gagal ginjal yang mengarah pada hipermagnesia dan komplikasi
kardiovaskular dan neurologis (BPOM, 2015).
● Dosis :
Tablet : sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Tablet dikunyah dahulu.
Suspensi : sehari 3-4 kali 1-2 sendok takar (5-10 mL).
Semua dosis diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur
(Depkes, 2006:40-41).

C. Deskripsi Bentuk Sediaan/Produk Jadi


1. Definisi Bentuk Sediaan
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh
cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan, endaapan haruss segera terdispersi kembali.
Suspensi dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. (FI III, hal. 32)

2. Rute Pemberian dan Aturan Pakai


Suspensi Antasida diberikan secara per-oral. Antasida diminum 1 jam sebelum makan
atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur (Depkes, 2006:40-41). Sebelum diminum, obat
antasida suspensi harus dikocok terlebih dahulu agar homogen. Hindari penggunaan jangka
panjang, sebaiknya antasida tidak digunakan lebih dari 2 minggu (Kemenkes, 2021).
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

3. Golongan Obat dan Logo Penandaan pada Kemasan

Berdasarkan PIONAS 2021, Suspensi Dimetilpolisiloksan + Al(OH)2, Mg(OH)2


tergolong dalam golongan obat bebas. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan
dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

4. Volume setiap kemasan


Setiap kemasan mengandung 100 mL suspensi.

5. Bentuk dan Bahan Kemasan


Bentuk kemasan botol, dengan bahan kemasan kaca gelap.

6. Cara Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.

D. Desain Formulasi
D.1. Spesifikasi Produk

Parameter Spesifikasi

Organoleptik Warna : Orange


Rasa : Manis
Bau : Tidak Berbau

pH 7,3 - 8,5 (USP XXII, 1990)

Berat Jenis 1,142 g/mL

Viskositas 1000 - 1400 cPs

Volume Sedimentasi 0,001 (Dalam 30m)

D.2 Desain Formulasi


D.2.1 Rencana Komponen Formula
Material Rentang Konsentrasi yang Fungsi Bahan
Konsentrasi (%) Digunakan (%)
Al(OH)3 - 6 Zat aktif
Mg(OH)2 - 6 Zat aktif
Dimetilpolisiloksan - 20 Zat Aktif
CMC Na 3,0-6,0 3 Suspending agent
Sodium klorida <1 0,6 Flocculating agent
Asam sitrat 1,0-2.0 qs Buffer
Pewarna oranye qs qs Pewarna
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

Natrium benzoat 0,02-0,5 0,08 Pengawet


Sorbitol 20-35 30 Viscosity enhancer
Saccharin sodium 0,065-0,6 0,15 Pemanis
Menthol 0,003 0,003 Perasa
Purified water ad 100 ad 100 Pelarut

D.2.2 Preformulasi Eksipien


Nama Eksipien: Natrium Benzoat
(FI IV hal. 584, Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6 hal. 627)
RM : C7H5NaO2
BM : 144,11 mg/mol

pemerian : warna putih, mempunyai rasa manis yang tidak menyenangkan serta rasa garam; tidak
berbau; bentuk granul/kristal

kelarutan : larut dalam 1,8 bagian air dan larut dalam 1,4 bagian air panas; larut dalam 75 bagian
etanol (95%), larut dalam bagian etanol (90%)

khasiat: pengawet

stabilitas: tahan panas (cairan larutan mungkin disterilkan dengan autoklaf)

inkompatibilitas : tidak cocok dengan gelatin, garam asam sulfat, garam kalsium, dan garam
logam berat
Nama Eksipien:Sorbitol
(FI IV hal. 756, Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6 hal. 679)
RM : C6H1406
BM : 182,17 mg/mol

pemerian : warna putih atau hampir tidak bewarna; rasa manis; tidak berbau; bentuk kristal

kelarutan : larut pada 1 dalam 0,5 bagian air; praktis tidak larut dalam kloroform, praktis tidak
larut dalam eter, sedikit larut dalam metanol, 1 dalam 25 bagian etanol (95%)

titik lebur : 110-112 derajat celcius

stabilitas : stabil diudara dengan tidak adanya katalis dan dingin, asam encer dan basa. sorbitol
tidak gelap atauterurai pada suhu tinggi.

inkompatibiiltas : polietilen glikol dapat membentuk lilin, besi oksida

saran penyimpanan : harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang kering dan sejuk.

Nama Eksipien: Saccharin Sodium


JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

(FI V)
RM : C7H4NaOS
BM : 205,16 mg/mol

pemerian : warna putih; rasa sangat manis; tidak berbau; bentuk kristal

kelarutan : larut pada 1 dalam 1,2 bagian air; 1 dalam 102 bagian etanol, 1 dalam 50 bagian
etanol (95%), 1 dalam 3,5 bagian propilen glikol

titik lebur : terdekomposisi pada pemanasan

stabilitas : stabil dalam kisaran pengerjaan dalam formulasi. ketika terkena suhu tinggi (125
derajat C) pada PH rendah rendah (pH) selama lebih tinggi dari 1 jam terjadi dekomposisi yang
signifikan

inkompatibiiltas : tidak mengalami maillard browning

saran penyimpanan : harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dalam tempat yang kering

Nama Eksipien: Menthol (FI V)


RM : C10H20O
BM : 156,27 mg/mol

kelarutan : praktis tidak larut dalam air; sangat mudal larut dalam eatnol (95%), kloroform, eter,
minyak lemak dan cairan paraffin; bebas larut dalam asam asetat glasial

titik lebur : 34 derajat celcius

Nama Eksipien: Purified water


(USP, FI, Europe Pharmacopeia)

Pemerian : Berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa; bebas partikel asing; total organic
carbon (TOC) < 0,5 ppm, water conductivity < 1,3µS/cm, pH 5,0-7,0; bebas dari mikroorganisme
antara lain E.Coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella serta bakteri lain tidak boleh lebih
dari 50 cfu/mL.

Nama Eksipien: Na CMC

Handbook Of Pharmaceutical Exipent edisi VI halaman 120; Farmakope Indonesia Edisi IV


halaman 175; Remington edisi 21 halaman 1073).
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopis.

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida, tidak larut dalam
etanol, eter, dan pelarut organik lain.

Stabilitas : Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH dibawah 2.


Viscositas larutan berkurang dengan cepat jika pH diatas 10. Menunjukkan viskositas dan
stabilitas maksimum pada pH 7-9. Bisa disterilisasi dalam kondisi kering pada suhu 160
selama 1 jam, tapi terjadi pengurangan viskositas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

OTT : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam besi
dan beberapa logam seperti aluminium, merkuri dan zink juga dengan gom xanthan;
pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat pencampuran dengan etanol 95%.;
Membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin.

Khasiat : Emulsifying agent, bahan pengental, suspending agent, bahan penolong


tablet, peningkat viskositas.

Konsentrasi : 3-6%

Nama Eksipien: Essence Orange / Perasa Jeruk

Pemerian : Terbuat dari kulit jeruk yang masih segar diproses secara mekanik.

Kelarutan : Mudah larut dalam alkohol 90 %, asam asetat glasial.

Kegunaan : Flavouring agent.

Stabilitas : Dapat disimpan dalam wadah gelas dan plastik.

Penyimpanan : Wadah tertutup dan tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari cahaya
matahari.

Nama Eksipien: Asam sitrat


JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

RM : C6H8O7.H2O

BM : 192,124 mg/mol

Pemerian : asam sitrat berupa hablur bening, tidak bewarna atau serbuk hablur
granul sampai halus; warna putih; tidak berbau;rasa sangat asa.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter.

Nama Eksipien: Sodium Klorida

RM : NaCl

BM : 58, 44 mg/mol

Pemerian : kristal tidak berbau atau serbuk krital putih, tiap 1 g setara dengan 17,1
mmol NaCl

kelarutan : 1 bagian larut dalam 3 bagian air; 10 bagian gliserol

stabilitas : stabil dalam bentuk larutan. larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan
partikel dari tipe gelas

D.2.3 Formula dan Perhitungan


Material Jumlah Per Unit Jumlah Per Kemasan
(5ml) (100ml)
Al(OH)3 0,3 gram 6 gram
Mg(OH)2 0,3 gram 6 gram
Dimetilpolisiloksan 1 ml 20 ml
CMC Na 0,15 gram 3 gram
Sodium klorida 0,03 gram 0,6 gram
Asam sitrat qs qs
Pewarna Fd&c oranye qs qs
Natrium benzoat 0,004 gram 0,08 gram
Sorbitol 1,5 gram 30 gram
Saccharin sodium 0,001 gram 0,2 gram
Menthol 0,00015 gram 0,003 gram
Purified water ad 5 mL ad 100 mL

D.2.4 Penimbangan
Material Jumlah Per Kemasan Jumlah Per Batch
(100 mL) (1000 mL = 10 botol)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

Al(OH)3 6 gram 60 gram


Mg(OH)2 6 gram 60 gram
Dimetilpolisiloksan 20 ml 200 mL
CMC Na 3 gram 30 gram
Sodium klorida 0,6 gram 6 gram
Asam sitrat qs qs
Pewarna Fd&c oranye qs qs
Natrium benzoat 0,08 gram 0,8 gram
Sorbitol 30 gram 300 gram
Saccharin sodium 0,2 gram 2 gram
Menthol 0,003 gram 0,03 gram
Purified water ad 100 mL ad 1000 mL

D.3 Persiapan Peralatan


D.3.1 Alat
Nama Alat Ukuran/volum Jumlah
Botol wadah 100 ml 10
Beaker glass 1000 ml 1
Mortir + stamper - 1
Batang pengaduk - 1
Corong - 1
Gelas ukur 1000 ml 1
Timbangan analitik - 1
PH meter - 1

D.3.2 Bahan

Material Fungsi Jumlah


Al(OH)3 Zat Aktif 6 gram
Mg(OH)2 Zat Aktif 6 gram
Dimetilpolisiloksan Zat Aktif 20 ml
CMC Na Suspending agent 3 gram

Sodium klorida 0,6 gram


Flocculating agent
Asam sitrat Buffer qs
Pewarna Fd&c oranye Pewarna qs
Natrium benzoat Pengawet 0,08 gram
Sorbitol Viscosity enhancer 30 gram
Saccharin sodium Pemanis 0,2 gram
Menthol Perasa 0,003 gram
Purified water Pelarut ad 100 mL

D.3.3 Kemasan
Kemasan Produk Jadi Deskripsi Bahan Jumlah
Botol Kaca Gelap 10
Kardus Kertas Karton 10
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

Kemasan Primer
Ukuran sebenarnya: 5 cm x 15 cm

Kemasan Sekunder
Ukuran sebenarnya: 5 cm x 5 cm x 12 cm
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

D.4 Prosedur Pembuatan


D.4.1 Prosedur pembuatan
Prosedur Parameter Spesifikasi Metode IPC
Kritis
1. Dibuat formula untuk Ketersediaan 10 botol dikalibrasi -
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

10 botol dengan botol 100 mL lalu diberi


volume setiap label.
kemasannya adalah 100
mL
2. Alat dan bahan Ketersediaan alat
Bahan dalam -
disiapkan, alat dicuci dan bahan kondisi baik, dan
bersih lalu dikeringkan Alat dalam keadaan
bersih dan kering.
3. Bahan yang dibutuhkan ● Alat Semua bahan -
ditimbang sesuai timbang ditimbang dengan
kebutuhan dan diberi ● Alat Ukur tepat dan diberi
label label
4. Alat gelas yang ● Alat Ukur Alat gelas yang -
digunakan dikalibrasi ● Status akan digunakan
Kalibrasi telah dikalibrasi
5. Asam benzoat,Asam ● RPM ● Kecepatan -
sitrat dan Saccharin ● Waktu rendah
sodium dilarutkan ● ad homogen
dalam air.
6. CMC-Na didispersikan ● RPM ● Kecepatan -
dengan ● Waktu rendah
dimetilpolisiloksan ● ad homogen
dalam air panas.
7. Dimasukkan Al(OH)2 ● RPM ● Kecepatan -
dan Mg(OH)2 kedalam ● Waktu sedang
beaker glass 1000 mL ● ad homogen
dan ditambahkan
sorbitol sambil
diaduk.Setelah
homogen ditambkan
larutan (6) sambil
dilakukan pengadukan.
8. (7) dimasukkan ● RPM ● Kecepatan -
kedalam larutan (5) ● Waktu sedang
sambil terus dilakukan ● ad homogen
pengadukan.
9. Ditambahkan pewarna ● RPM ● Kecepatan Uji pH
dan perasa ke dalam ● Waktu sedang
larutan (8) lalu diaduk. ● ad homogen
10. pH larutan disesuaikan ● pH ● Nilai pH 7,3 -
dengan menggunakan - 8,5
asam sitrat.
11. Larutan di ad 1000 mL ● RPM ● Kecepatan -
dengan air lalu ● Waktu sedang
dilakukan pengadukan. ● ad homogen
● Volume ad
1000 mL
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

D.5 Prosedur Evaluasi Produk Jadi


Parameter Spesifikasi Kriteria Penerimaan Prosedur Evaluasi
Uji Organoleptis Warna : Oranye Organoleptis sediaan telah warna, bau, rasa dibandingkan
Rasa : Manis sesuai dengan bahan yang dengan yang digunakan
Bau : Tidak digunakan.
Berbau
Uji pH 7,3 - 8,5 (USP Didapatkan nilai pH yang ● pH emulsi diukur
XXII, 1990) diinginkan sesuai dengan menggunakan pHmeter
nilai pH 7,3-8,5. pada suhu ruang.
● pH meter dibersihkan
dengan aquadest
terlebih dahulu, lalu
dimasukkan kedalam
sediaan emulsi.
● Apabila nilai pH belum
mencapai nilai stabil,
maka ditambahkan asam
/ basa pada sediaan
hingga mencapai
kestabilan.
Uji Viskositas 1000 - 1400 cPs didapat data viskositas ● Dilakukan dengan
sediaan setelah dihitung viskometer. Sediaan
menggunakan rumus. disimpan dalam wadah,
lalu spindle diturunkan
ke dalam sediaan.
● Kemudian alat
dioperasikan untuk
mengetahui kekentalan
suatu sediaan.
Uji Sedimentasi 0,001 (Dalam Didapatkan nilai ● Sediaan dituang pada
30m) sedimentasi yang gelas ukur kemudian
diinginkan sesuai dengan diamati volume endapan
nilai 0,001 dalam 30 m. yang terjadi dan volume
awal.
● Diukur tinggi endapan
yang terbentuk (Vu)
● Diukur tinggi awal
sediaan (Vo)
● Dihitung volume
sedimentasi (F) =
Vu/Vo
Uji Redispersi Jika suspensi Didapatkan uji redispersi ● Dilakukan pengocokan
terdispersi apabila suspensi terdispesi minimal dalam gelas
kembali dengan kembali dengan ukur yang berisi
pengocokan tidak pengocokan tidak lebih 30 suspensi yang sudah
lebih 30 detik detik. didiamkan selama ± 1
maka telah jam.
memenuhi ● Hitung waktu suspensi
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

spesifiksi uji terdispersi kembali


redispersi dengan stopwatch dan
dapat homogen dalam
waktu kurang dari 30
detik.
Volume Volume rata-rata Didapatkan volume rata- ● Dituang dari tiap botol
terpindahkan cairan yang rata tiap wadah tidak secara perlahan ke
diperoleh dari 10 kurang dari 100% dan dalam gelas ukur.Untuk
wadah tidak tidak satupun volume menghindari adanya
kurang dari wadah yang kurang dari gelombangmudara pada
100%, dan 95% waktu penuangan maka
volume dari penuangan dilakukan
masing-masing perlahan dan ditunggu
wadah dan 10 hingga ± 30 menit .
wadah terletak ● Setelah itu dilakukan
dalam rentang pengukuran volume tiap
95%-110%. wadah. Volume rata-rata
tiap wadah sebesar tidak
kurang dari 100%, dan
tidak satupun volume
wadah yang kurang dari
95%.
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

E. Pembahasan Hasil Diskusi


JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID
SEMESTER GENAP TA. 2020/2021
PSSF FKUB

REFERENSI
BPOM. 2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2015 Tentang Pedoman Cara Ritel Pangan Yang Baik Di Pasar Tradisional. Jakarta:
BPOM.
Brunton, Parker, At All. 2011. Goodman & Gilman (Manual Farmakologi dan Terapi). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 591 halaman.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 40 halaman.
Gunawan, Sulistia Gan. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 529
halaman.
Katzung, Bertram G. 2011. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 10. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
1048 halaman.

Anda mungkin juga menyukai