Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL


SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Modul : Pembuatan Sediaan Infus Mannitol 5%


Nama Mahasiswa : Lisa Tri Damayanti
Kelompok : 3A
Kelas : Farmasi A
Tanggal Praktikum : 5 September 2019
Dosen Pembimbing : Nurus Shobah , S.Farm,. M.Far,. Apt
Asisten :

A. Deskripsi Sifat Fisika dan Kimia Zat Aktif


1) Deskripsi Zat Aktif
Nama Kimia : Mannitol
Nama : D-Manitol
Berat Molekul : 182,17 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur putih atau granul mengalir bebas; tidak berbau; rasa manis
(FIV). Rasa manis, semanis glukosa dan setengah manis dari sukrosa dan
memberi rasa sensasi dingin di mulut (HOPE)
Rumus Molekul : C6H14O6
Struktur Molekul :

2) Data Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam larutan basa; sukar larut dalam piridin;
sangat sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter (FI V)
3) 1 gram dalam 5,5 ml air; lebih larut dalam air panas (PubChem)
4) Titik leleh/titik lebur : Antara 165 C dan 169 C (FI V)
5) Keasaman/kebasaan : pH antara 4,5 dan 7,0 (FI V) , pH 5,3 (FDA)
6) Kadar lembab dan Higroskopisitas : Tidak lebih dari 0,3% dan tidak higroskopis (FI V)
7) Konstanta disosiasi : pKa = 13,5 pada 18 C (HOPE)
8) Data stabilitas : Manitol stabil pada keadaan kering dan dalam larutan air. Larutan mungkin
perlu disterilisasi dengan filtrasi atau autoclave berulang namun tidak menimbulkan efek
samping secara fisika maupun kimiawi. Dalam larutan, manitol tidak terserang oleh dingin,
mencairkan asam atau basa maupun oksigen atmosfer tanpa kehadiran katalis (HOPE)
9) Data Kompatibilitas : Mudah larut dalam air dan larut dalam larutan basa (FI V)
10) Data inkompatibilitas : Larutan manitol 20% b/v atau lebih kuat dapat mengalami salted out
oleh KCl atau NaCl. pengendapan terjadi apabila manitol 25% b/v mengalami kontak dengan
plastik. Sodium cephapirin pada konsentrasi 2 mg/ml dan 30 mg/ml inkompatibel dengan
larutan manitol 20%. Manitol juga inkompatibel dengan infus xylitol dan membentuk kompleks
dengan logam seperti aluminum, tembaga dan besi (HOPE)
11) Cara Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik (FI V)

Berdasarkan data fisika kimia zat aktif yang telah didapatkan, dapat diketahui bahwa zat aktif yang
digunakan tersedia dalam bentuk basa, metode produksi yang digunakan yaitu metode panas lembab
dengan autoklaf suhu 121°C selama 15 menit (Departemen Kesehatan) (sterilisasi akhir/metode
aseptik)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

B. Uraian Farmakologi
1) Indikasi : Manitol digunakan sebagai agen diuretik osmotik dapat digunakan untuk
mengobati pasien dengan kondisi medis yang disebabkan oleh peningkatan cairan tubuh atau air
misalnya edema serebral, glaukoma dan gagal ginjal (PubChem).
2) Mekanisme Kerja Obat : Mannitol adalah diuretik osmotik yang secara inert metabolik pada
manusia dan terjadi secara alami, sebagai gula atau gula alkohol, dalam buah-buahan dan
sayuran. Mannitol meningkatkan osmolalitas plasma darah, menghasilkan peningkatan aliran air
dari jaringan, termasuk otak dan cairan serebrospinal, menjadi cairan interstitial dan plasma.
Akibatnya, edema serebral, peningkatan tekanan intrakranial, dan volume dan tekanan cairan
serebrospinal dapat dikurangi. Sebagai manitol diurektik menginduksi diuresis karena tidak
diserap kembali dalam tubulus ginjal, sehingga meningkatkan osmolalitas filtrat glomerulus,
memfasilitasi ekskresi air, dan menghambat reabsorpsi tubulus ginjal dari natrium, klorida, dan
zat terlarut lainnya. Mannitol mempromosikan ekskresi urin dari bahan beracun dan melindungi
terhadap nefrotoksisitas dengan mencegah konsentrasi zat beracun dalam cairan tubular. Sebagai
agen Antiglaucoma, manitol mengangkat osmolaritas plasma darah, menghasilkan peningkatan
aliran air dari mata ke plasma dan akibatnya terjadi penurunan tekanan intraokular. Sebagai alat
diagnostik fungsi ginjal, manitol disaring secara bebas oleh glomeruli dengan reabsorpsi tubular
kurang dari 10%. Oleh karena itu, laju ekskresi urinnya dapat berfungsi sebagai pengukuran laju
filtrasi glomerulus (GFR) (Drugbank)
3) Data Farmakokinetik
- Absorbsi : -
- Distribusi : obat intravena langsung didistribusi melalui pembuluh darah menuju target obat.
- Metabolisme : Metabolisme manitol hanya sedikit, biasanya menjadi glikogen di hati.
- Eliminasi : Eliminasi obat ini cepat dan diekskresi melalui urin

4) Dosis : Manitol baik untuk edema serebral maupun tekanan intraokular untuk pasien
dewasa adalah 1,5 – 2 g/kg IV selama 30 – 60 menit (Medscape). Dosis dewasa
250 ml – 1 L dalam 24 jam (ISO 2016).

C. Deskripsi Bentuk Sediaan


1) Bentuk Sediaan : Sediaan yang akan dibuat yaitu sediaan infus steril yang diberikan secara
intravena. Berdasarkan zat aktifnya pula, mudah larut dalam air dan stabil dalam bentuk larutan.
Efek terapi yang di inginkan yaitu sebagai diuresis dan jika diberikan secara intravena maka akan
diperoleh efek terapi yang diinginkan. Hal ini dikarenakan rute secara intravena merupakan rute
yang terbaik dibandingkan rute pemberian yang lain. Infus manitol merupakan larutan steril
lewat jenuh dalam air untuk injeksi (FI V, halam 811)
2) Golongan obat :

3) Volume kemasan : Infus manitol 5% dibuat injeksi volume besar, dikemas dalam kantung atau
botol dengan volume 500 ml.
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

4) Kemasan : Cara penyimpanan injeksi manitol yaitu disimpan dalam wadah dosis tunggal dari
kaca atau plastik namun sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II (FI V, hlm 812).
5) Aturan pakai : Infus manitol yaitu 1,5-2 g/kg berat badan secara IV selama 30-60 menit
(Medscape)

D. Desain Formulasi
D.1. Spesifikasi Produk
Parameter Spesifikasi Literatur
Endotoksin Bakteri Tidak lebih dari 0,04 unit per FI V
mg manitol
Pirogen Bebas pirogen FI V
Uji sterilitas Steril FI V

D.2 Desain Formulasi


D.2.1 Rencana Komponen Formula

Material Rentang Konsentrasi Fungsi Bahan


Manitol 5% 5% Zat Aktif
NaCl 0,9 % Pengisotonis
NaOH 2N Pengatur Ph
Aqua Pro Injeksi Add 1000 ml Pelarut
Karbon Aktif 0.1 % Penyerap Pirogen

D.2.2 Preformulasi Eksipien

Nama Eksipien: NaCl


Pemerian Serbuk hablur putih atau kristal tidak berwarna, mempunyai rasa asin
Struktur kimia Na-Cl
Kelarutan Mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam etanol air mendidih, larut dalam
gliserin, sukar larut dalam etanol
Stabilitas Larutan natrium klorida berair stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan
partikel kaca dari jenis wadah kaca tertentu.
Titik leleh 804° 𝐶
Kegunaan Pengisotonis
Inkompatibilitas Larutan natrium klorida encer bersifat korosif terhadap zat besi. Mereka juga
bereaksi membentuk endapan dengan garam perak, timah, dan merkuri. Zat
pengoksidasi kuat membebaskan klorin dari larutan natrium klorida yang
diasamkan. Kelarutan metilparaben pengawet antimikroba berkurang dalam
larutan natrium klorida berair dan viskositas gel karbomer dan larutan hidroksietil
selulosa atau hidroksipropil selulosa dikurangi dengan penambahan natrium
klorida.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Kesimpulan:
1) Cara sterilisasi: dengan autoklaf atau dalam oven suhu 170° 𝐶 selama 1 jam
2) Kemasan:
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Nama Eksipien: NaOH


Pemerian Putih, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar udara akan
cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa melebur berbentuk pelet kecil,
serpihan atau batang atau bentuk lain
Struktur kimia

Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol


Stabilitas Larutan natrium klorida berair stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan
partikel kaca dari jenis wadah kaca tertentu..
Titik leleh 318° 𝐶
Kegunaan Pengatur pH
Inkompatibilitas Ketika terpapar udara, natrium hidroksida dengan cepat menyerap kelembaban
dan mencair, tetapi kemudian menjadi padat kembali karena penyerapan karbon
dioksida dan pembentukan natrium karbonat.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Kesimpulan:
1) Cara sterilisasi: dengan autoklaf atau dalam oven suhu 170° 𝐶 selama 1 jam
2) Kemasan:

Nama Eksipien: Aqua Pro Injeksi


Pemerian Cairan, jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Struktur kimia

Kelarutan Bercampur dengan banyak pelarut polar


Stabilitas pH 6,7-7,3 pada larutan jenuh
Titik leleh
Kegunaan Pelarut
Inkompatibilitas Air dapat bereaksi dengan obat atau eksipien lain yang dapat terhidrolisis. Air
dapat bereaksi dengan logam alkali dan secara cepat dengan logam alkali tanah dan
oksidanya, seperti kalium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan
garam anhidrat untuk membentuk hidrat dengan berbagai komposisi dengan
material organik tertentu.
Penyimpanan Terlindung dari paparan cahaya
Kesimpulan:
1) Cara sterilisasi:
2) Kemasan:
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Nama Eksipien: Carbo adsorbens (FI IV, hlm 173)


Pemerian Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam; tidak berbau; tidak berasa
Struktur kimia
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol.
Stabilitas Larutan natrium klorida berair stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan
partikel kaca dari jenis wadah kaca tertentu.
Titik leleh
Kegunaan Penjerap pirogen, menghilangkan pirogen dalam sediaan.
Inkompatibilitas Ketika terpapar udara, natrium hidroksida dengan cepat menyerap kelembaban
dan mencair, tetapi kemudian menjadi padat kembali karena penyerapan karbon
dioksida dan pembentukan natrium karbonat.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Kesimpulan:
1) Cara sterilisasi:
2) Kemasan: wadah non logam

D.2.3 Formula dan Perhitungan

 Perhitungan Tonisitas NaCl :

- Ekivalensi Manitol 5% = 5% x 0.18


= 0.9%
- Tidak perlu penambahan NaCl
 Perhitungan Osmolaritas
bobot zat (g/L)
- Osmolaritas Manitol = x 1000 x Jumlah ion
bobot molekul
50
= x 1000 x 1
182.17
= 274,19 ( isotonis sehingga tidak diperlukan penambahan NaCl)

Material Jumlah Per Kemasan


Manitol 25 gram
NaCl 4.5 gram
NaOH 0.25 ml
Aqua Injeksi Add 500 ml
Karbon Aktif 0.5 gram
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

D.2.4 Penimbangan

Material Jumlah Per Kemasan Jumlah yang Ditimbang Jumlah Per Batch
Mannitol 25 gram 50 gram 50 gram
NaCl 4.5 gram 9 gram 9 gram
NaOH 0.25 ml 0.50 ml 0.50 ml
Aqua Injeksi Add 500 ml 1000 ml 1000 ml
Karbon Aktif 0.5 gram 1 gram 1 gram

D.3 Persiapan Peralatan dan Bahan


D.3.1 Alat
Alat (ukuran/volum) Jumlah Cara Sterilisasi
Kaca Arloji 3 Oven, 170°C, 1 jam
Spatela 3 Oven, 170°C, 1 jam
Pinset 2 Oven, 170°C, 1 jam
Batang Pengaduk 2 Oven, 170°C, 1 jam
Gelas ukur 500 ml 2 Oven, 170°C, 1 jam
Gelas beaker 1000 ml 1 Oven, 170°C, 1 jam
Pipet Tetes 3 Oven, 170°C, 1 jam

D.3.2 Kemasan
Kemasan (ukuran/volum) Jumlah Cara Sterilisasi
Botol Infus Flakon 500 ml 2 Autoklaf 21°C selama 15 menit
Karet tutup flakon 2 Rendam dengan etanol 70% selama 24 jam

D.3.3 Bahan
Bahan Jumlah Cara Sterilisasi
Mannitol 52.5 gram Autoklaf 121°C selama15 menit
NaCl 189 mg dengan autoklaf atau dalam oven suhu 170° 𝐶
selama 1 jam
NaOH 2N 0.50 mg dengan autoklaf atau dalam oven suhu 170° 𝐶
selama 1 jam
Aqua Pro Injeksi Add 1000 ml
Karbon Aktif 4.4 gram

D.4 Prosedur Pembuatan


D.4.1 Prosedur Pembuatan
Prosedur Spesifikasi Ruang
Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing-masing. Grey area (Ruang sterilisasi)
Gelas kimia ditara dahulu sebelum disterilisasi.
Pembuatan WFI: 1500 ml aquabidest disterilkan dengan autoklaf 121°C Grey area (Ruang sterilisasi)
selama 15 menit.
Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam white Grey area (Ruang sterilisasi)
area melalui transfer box.
Mannitol ditimbang sebanyak 36,75 g menggunakan kaca arloji steril Grey area (Ruang penimbangan)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Prosedur Spesifikasi Ruang


Natrium klorida ditimbang sebanyak 94,5 mg menggunakan kaca arloji Grey area (Ruang penimbangan)
steril
Karbon aktif ditimbang sebanyak masing-masing 1,5 g dan 0,7 g Grey area (Ruang penimbangan)
menggunakan kaca arloji steril untuk depirogenasi WFI dan sediaan akhir.
Membuat air bebas pirogen dengan cara memindahkan 1500 ml air pro Grey area (Ruang penimbangan)
injeksi ke dalam erlenmeyer 2 L kemudian tambahkan 1,5 g Carbo
adsorbens lalu tutup dengan kaca arloji, sisipi dengan batang pengaduk.
Panaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit (gunakan termometer).
Saring larutan dengan kertas saring rangkap 2, lalu disterilisasi membran
melalui kolom G3 dengan membran filter 0,22 μm. Air steril bebas pirogen
ini digunakan untuk membilas alat dan wadah yang telah disterilisasi dan
menggenapkan volume sediaan.
Manitol sebanyak 36,75 g dilarutkan dengan 350 mL WFIbebas pirogen ke White area kelas C (Ruang
dalam gelas kimia 500 mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga zat pencampuran dan pengisian)
larut.
Natrium klorida sebanyak 94,5 mg dilarutkan dengan 50 mL WFI bebas White area kelas C (Ruang
pirogen ke dalam gelas kimia 100 mL dan diaduk dengan batang pencampuran dan pengisian)
pengaduk hingga zat larut sempurna.
Larutan mannitol dan larutan natrium klorida dicampurkan dalam labu White area kelas C (Ruang
erlenmeyer 1 L lalu diaduk homogen. Tambahkan aqua pro injeksi bebas pencampuran dan pengisian)
pirogen hingga mencapai sekitar 500 mL.
Dilakukan pengecekan pH dengan beberapa tetes larutan menggunakan White area kelas C (Ruang
pH indikator atau pH meter pencampuran dan pengisian)
Bila nilai pH belum mencapai nilai yang diharapkan, tambahkan larutan White area kelas C (Ruang
NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N hingga pH larutan mencapai 7,4. Lalu genapkan pencampuran dan pengisian)
dengan air pro injeksi bebas pirogen hingga 700 ml.
Karbon aktif sebanyak 0,7 g dimasukkan ke dalam larutan sediaan dan White area kelas C (Ruang
diaduk hingga merata, lalu dipanaskan di atas api Bunsen atau hot plate pencampuran dan pengisian)
hingga suhu 60-70˚C selama 15 menit sambil diaduk sekali-kali.
Kertas saring dilipat menjadi dua rangkap dan dibasahi dengan aqua pro White area kelas C (Ruang
injeksi bebas pirogen, kemudian dipasang pada corong dan ditempatkan pencampuran dan pengisian)
pada labu Erlenmeyer 2 L yang lain. Larutan sediaan disaring
menggunakan kertas saring tersebut dalam keadaan masih panas.
Larutan sediaan disaring kembali menggunakan membran White area kelas C (Ruang
filter 0,22 μm dalam kolom G3. pencampuran dan pengisian)
Filtrat dimasukkan ke dalam 1 botol flakon yang telah ditara White area kelas C (Ruang
sebanyak 510 mL. pencampuran dan pengisian)
Flakon ditutup dengan menggunakan tutup karet flakon Grey area (Ruang penutupan)
steril dengan simpul champagne.
Sterilisasi akhir dilakukan dengan autoklaf 121˚C selama 15 menit. Grey area (Ruang sterilisasi)

D.4.2 Monitoring Ruang Produksi


Prosedur Lokasi
Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing-masing. Grey area (Ruang sterilisasi)
Gelas kimia ditara dahulu sebelum disterilisasi.
Pembuatan WFI: 1500 ml aquabidest disterilkan dengan autoklaf 121°C Grey area (Ruang sterilisasi)
selama 15 menit.
Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam white Grey area (Ruang sterilisasi)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Prosedur Lokasi
area melalui transfer box.
Mannitol ditimbang sebanyak 36,75 g menggunakan kaca arloji steril Grey area (Ruang penimbangan)
Natrium klorida ditimbang sebanyak 94,5 mg menggunakan kaca arloji Grey area (Ruang penimbangan)
steril
Karbon aktif ditimbang sebanyak masing-masing 1,5 g dan 0,7 g Grey area (Ruang penimbangan)
menggunakan kaca arloji steril untuk depirogenasi WFI dan sediaan akhir.
Membuat air bebas pirogen dengan cara memindahkan 1500 ml air pro Grey area (Ruang penimbangan)
injeksi ke dalam erlenmeyer 2 L kemudian tambahkan 1,5 g Carbo
adsorbens lalu tutup dengan kaca arloji, sisipi dengan batang pengaduk.
Panaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit (gunakan termometer).
Saring larutan dengan kertas saring rangkap 2, lalu disterilisasi membran
melalui kolom G3 dengan membran filter 0,22 μm. Air steril bebas pirogen
ini digunakan untuk membilas alat dan wadah yang telah disterilisasi dan
menggenapkan volume sediaan.
Manitol sebanyak 36,75 g dilarutkan dengan 350 mL WFIbebas pirogen ke White area kelas C (Ruang
dalam gelas kimia 500 mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga zat pencampuran dan pengisian)
larut.
Natrium klorida sebanyak 94,5 mg dilarutkan dengan 50 mL WFI bebas White area kelas C (Ruang
pirogen ke dalam gelas kimia 100 mL dan diaduk dengan batang pencampuran dan pengisian)
pengaduk hingga zat larut sempurna.
Larutan mannitol dan larutan natrium klorida dicampurkan dalam labu White area kelas C (Ruang
erlenmeyer 1 L lalu diaduk homogen. Tambahkan aqua pro injeksi bebas pencampuran dan pengisian)
pirogen hingga mencapai sekitar 500 mL.
Dilakukan pengecekan pH dengan beberapa tetes larutan menggunakan White area kelas C (Ruang
pH indikator atau pH meter pencampuran dan pengisian)
Bila nilai pH belum mencapai nilai yang diharapkan, tambahkan larutan White area kelas C (Ruang
NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N hingga pH larutan mencapai 7,4. Lalu genapkan pencampuran dan pengisian)
dengan air pro injeksi bebas pirogen hingga 700 ml.
Karbon aktif sebanyak 0,7 g dimasukkan ke dalam larutan sediaan dan White area kelas C (Ruang
diaduk hingga merata, lalu dipanaskan di atas api Bunsen atau hot plate pencampuran dan pengisian)
hingga suhu 60-70˚C selama 15 menit sambil diaduk sekali-kali.
Kertas saring dilipat menjadi dua rangkap dan dibasahi dengan aqua pro White area kelas C (Ruang
injeksi bebas pirogen, kemudian dipasang pada corong dan ditempatkan pencampuran dan pengisian)
pada labu Erlenmeyer 2 L yang lain. Larutan sediaan disaring
menggunakan kertas saring tersebut dalam keadaan masih panas.
Larutan sediaan disaring kembali menggunakan membran White area kelas C (Ruang
filter 0,22 μm dalam kolom G3. pencampuran dan pengisian)
Filtrat dimasukkan ke dalam 1 botol flakon yang telah ditara White area kelas C (Ruang
sebanyak 510 mL. pencampuran dan pengisian)
Flakon ditutup dengan menggunakan tutup karet flakon Grey area (Ruang penutupan)
steril dengan simpul champagne.
Sterilisasi akhir dilakukan dengan autoklaf 121˚C selama 15 menit. Grey area (Ruang sterilisasi)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

D.5 Prosedur Evaluasi Produk


Parameter Spesifikasi/Syarat Prosedur Evaluasi
Uji sterilitas Steril
Uji pirogenitas Bebas pirogen Dilakukan pada ruang terpisah yang dirancang untuk
pengujian pirogen dan pada kondisi lingkungan yang sama
dengan lingkungan pemeliharaan hewan coba
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Apoteker Indonesia. 2019. ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 52. Jakarta : PT. ISFI
Penerbitan
Indonesia Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2013.
Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.
London : Pharmaceutical Press
Niazi, S. K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Sterile Products Volume Six
Second Edition. USA : Informa Health Care USA Inc.
WebMD LLC. Medscape. New York (Diakses secara online www.medscape.com)
U.S. National Library of Medicine. PubChem. United State of America (Diakses secara online
www.puchem.ncbi.nlm.nih.gov)
Genome Canada. DrugBank. Canada (Diakses secara online www.drugbank.ca)

Anda mungkin juga menyukai