2) Data Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam larutan basa; sukar larut dalam piridin;
sangat sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter (FI V)
3) 1 gram dalam 5,5 ml air; lebih larut dalam air panas (PubChem)
4) Titik leleh/titik lebur : Antara 165 C dan 169 C (FI V)
5) Keasaman/kebasaan : pH antara 4,5 dan 7,0 (FI V) , pH 5,3 (FDA)
6) Kadar lembab dan Higroskopisitas : Tidak lebih dari 0,3% dan tidak higroskopis (FI V)
7) Konstanta disosiasi : pKa = 13,5 pada 18 C (HOPE)
8) Data stabilitas : Manitol stabil pada keadaan kering dan dalam larutan air. Larutan mungkin
perlu disterilisasi dengan filtrasi atau autoclave berulang namun tidak menimbulkan efek
samping secara fisika maupun kimiawi. Dalam larutan, manitol tidak terserang oleh dingin,
mencairkan asam atau basa maupun oksigen atmosfer tanpa kehadiran katalis (HOPE)
9) Data Kompatibilitas : Mudah larut dalam air dan larut dalam larutan basa (FI V)
10) Data inkompatibilitas : Larutan manitol 20% b/v atau lebih kuat dapat mengalami salted out
oleh KCl atau NaCl. pengendapan terjadi apabila manitol 25% b/v mengalami kontak dengan
plastik. Sodium cephapirin pada konsentrasi 2 mg/ml dan 30 mg/ml inkompatibel dengan
larutan manitol 20%. Manitol juga inkompatibel dengan infus xylitol dan membentuk kompleks
dengan logam seperti aluminum, tembaga dan besi (HOPE)
11) Cara Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik (FI V)
Berdasarkan data fisika kimia zat aktif yang telah didapatkan, dapat diketahui bahwa zat aktif yang
digunakan tersedia dalam bentuk basa, metode produksi yang digunakan yaitu metode panas lembab
dengan autoklaf suhu 121°C selama 15 menit (Departemen Kesehatan) (sterilisasi akhir/metode
aseptik)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB
B. Uraian Farmakologi
1) Indikasi : Manitol digunakan sebagai agen diuretik osmotik dapat digunakan untuk
mengobati pasien dengan kondisi medis yang disebabkan oleh peningkatan cairan tubuh atau air
misalnya edema serebral, glaukoma dan gagal ginjal (PubChem).
2) Mekanisme Kerja Obat : Mannitol adalah diuretik osmotik yang secara inert metabolik pada
manusia dan terjadi secara alami, sebagai gula atau gula alkohol, dalam buah-buahan dan
sayuran. Mannitol meningkatkan osmolalitas plasma darah, menghasilkan peningkatan aliran air
dari jaringan, termasuk otak dan cairan serebrospinal, menjadi cairan interstitial dan plasma.
Akibatnya, edema serebral, peningkatan tekanan intrakranial, dan volume dan tekanan cairan
serebrospinal dapat dikurangi. Sebagai manitol diurektik menginduksi diuresis karena tidak
diserap kembali dalam tubulus ginjal, sehingga meningkatkan osmolalitas filtrat glomerulus,
memfasilitasi ekskresi air, dan menghambat reabsorpsi tubulus ginjal dari natrium, klorida, dan
zat terlarut lainnya. Mannitol mempromosikan ekskresi urin dari bahan beracun dan melindungi
terhadap nefrotoksisitas dengan mencegah konsentrasi zat beracun dalam cairan tubular. Sebagai
agen Antiglaucoma, manitol mengangkat osmolaritas plasma darah, menghasilkan peningkatan
aliran air dari mata ke plasma dan akibatnya terjadi penurunan tekanan intraokular. Sebagai alat
diagnostik fungsi ginjal, manitol disaring secara bebas oleh glomeruli dengan reabsorpsi tubular
kurang dari 10%. Oleh karena itu, laju ekskresi urinnya dapat berfungsi sebagai pengukuran laju
filtrasi glomerulus (GFR) (Drugbank)
3) Data Farmakokinetik
- Absorbsi : -
- Distribusi : obat intravena langsung didistribusi melalui pembuluh darah menuju target obat.
- Metabolisme : Metabolisme manitol hanya sedikit, biasanya menjadi glikogen di hati.
- Eliminasi : Eliminasi obat ini cepat dan diekskresi melalui urin
4) Dosis : Manitol baik untuk edema serebral maupun tekanan intraokular untuk pasien
dewasa adalah 1,5 – 2 g/kg IV selama 30 – 60 menit (Medscape). Dosis dewasa
250 ml – 1 L dalam 24 jam (ISO 2016).
3) Volume kemasan : Infus manitol 5% dibuat injeksi volume besar, dikemas dalam kantung atau
botol dengan volume 500 ml.
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB
4) Kemasan : Cara penyimpanan injeksi manitol yaitu disimpan dalam wadah dosis tunggal dari
kaca atau plastik namun sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II (FI V, hlm 812).
5) Aturan pakai : Infus manitol yaitu 1,5-2 g/kg berat badan secara IV selama 30-60 menit
(Medscape)
D. Desain Formulasi
D.1. Spesifikasi Produk
Parameter Spesifikasi Literatur
Endotoksin Bakteri Tidak lebih dari 0,04 unit per FI V
mg manitol
Pirogen Bebas pirogen FI V
Uji sterilitas Steril FI V
D.2.4 Penimbangan
Material Jumlah Per Kemasan Jumlah yang Ditimbang Jumlah Per Batch
Mannitol 25 gram 50 gram 50 gram
NaCl 4.5 gram 9 gram 9 gram
NaOH 0.25 ml 0.50 ml 0.50 ml
Aqua Injeksi Add 500 ml 1000 ml 1000 ml
Karbon Aktif 0.5 gram 1 gram 1 gram
D.3.2 Kemasan
Kemasan (ukuran/volum) Jumlah Cara Sterilisasi
Botol Infus Flakon 500 ml 2 Autoklaf 21°C selama 15 menit
Karet tutup flakon 2 Rendam dengan etanol 70% selama 24 jam
D.3.3 Bahan
Bahan Jumlah Cara Sterilisasi
Mannitol 52.5 gram Autoklaf 121°C selama15 menit
NaCl 189 mg dengan autoklaf atau dalam oven suhu 170° 𝐶
selama 1 jam
NaOH 2N 0.50 mg dengan autoklaf atau dalam oven suhu 170° 𝐶
selama 1 jam
Aqua Pro Injeksi Add 1000 ml
Karbon Aktif 4.4 gram
Prosedur Lokasi
area melalui transfer box.
Mannitol ditimbang sebanyak 36,75 g menggunakan kaca arloji steril Grey area (Ruang penimbangan)
Natrium klorida ditimbang sebanyak 94,5 mg menggunakan kaca arloji Grey area (Ruang penimbangan)
steril
Karbon aktif ditimbang sebanyak masing-masing 1,5 g dan 0,7 g Grey area (Ruang penimbangan)
menggunakan kaca arloji steril untuk depirogenasi WFI dan sediaan akhir.
Membuat air bebas pirogen dengan cara memindahkan 1500 ml air pro Grey area (Ruang penimbangan)
injeksi ke dalam erlenmeyer 2 L kemudian tambahkan 1,5 g Carbo
adsorbens lalu tutup dengan kaca arloji, sisipi dengan batang pengaduk.
Panaskan pada suhu 60-70°C selama 15 menit (gunakan termometer).
Saring larutan dengan kertas saring rangkap 2, lalu disterilisasi membran
melalui kolom G3 dengan membran filter 0,22 μm. Air steril bebas pirogen
ini digunakan untuk membilas alat dan wadah yang telah disterilisasi dan
menggenapkan volume sediaan.
Manitol sebanyak 36,75 g dilarutkan dengan 350 mL WFIbebas pirogen ke White area kelas C (Ruang
dalam gelas kimia 500 mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga zat pencampuran dan pengisian)
larut.
Natrium klorida sebanyak 94,5 mg dilarutkan dengan 50 mL WFI bebas White area kelas C (Ruang
pirogen ke dalam gelas kimia 100 mL dan diaduk dengan batang pencampuran dan pengisian)
pengaduk hingga zat larut sempurna.
Larutan mannitol dan larutan natrium klorida dicampurkan dalam labu White area kelas C (Ruang
erlenmeyer 1 L lalu diaduk homogen. Tambahkan aqua pro injeksi bebas pencampuran dan pengisian)
pirogen hingga mencapai sekitar 500 mL.
Dilakukan pengecekan pH dengan beberapa tetes larutan menggunakan White area kelas C (Ruang
pH indikator atau pH meter pencampuran dan pengisian)
Bila nilai pH belum mencapai nilai yang diharapkan, tambahkan larutan White area kelas C (Ruang
NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N hingga pH larutan mencapai 7,4. Lalu genapkan pencampuran dan pengisian)
dengan air pro injeksi bebas pirogen hingga 700 ml.
Karbon aktif sebanyak 0,7 g dimasukkan ke dalam larutan sediaan dan White area kelas C (Ruang
diaduk hingga merata, lalu dipanaskan di atas api Bunsen atau hot plate pencampuran dan pengisian)
hingga suhu 60-70˚C selama 15 menit sambil diaduk sekali-kali.
Kertas saring dilipat menjadi dua rangkap dan dibasahi dengan aqua pro White area kelas C (Ruang
injeksi bebas pirogen, kemudian dipasang pada corong dan ditempatkan pencampuran dan pengisian)
pada labu Erlenmeyer 2 L yang lain. Larutan sediaan disaring
menggunakan kertas saring tersebut dalam keadaan masih panas.
Larutan sediaan disaring kembali menggunakan membran White area kelas C (Ruang
filter 0,22 μm dalam kolom G3. pencampuran dan pengisian)
Filtrat dimasukkan ke dalam 1 botol flakon yang telah ditara White area kelas C (Ruang
sebanyak 510 mL. pencampuran dan pengisian)
Flakon ditutup dengan menggunakan tutup karet flakon Grey area (Ruang penutupan)
steril dengan simpul champagne.
Sterilisasi akhir dilakukan dengan autoklaf 121˚C selama 15 menit. Grey area (Ruang sterilisasi)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Apoteker Indonesia. 2019. ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 52. Jakarta : PT. ISFI
Penerbitan
Indonesia Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2013.
Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.
London : Pharmaceutical Press
Niazi, S. K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Sterile Products Volume Six
Second Edition. USA : Informa Health Care USA Inc.
WebMD LLC. Medscape. New York (Diakses secara online www.medscape.com)
U.S. National Library of Medicine. PubChem. United State of America (Diakses secara online
www.puchem.ncbi.nlm.nih.gov)
Genome Canada. DrugBank. Canada (Diakses secara online www.drugbank.ca)