Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN STERIL

LARUTAN CUCI MATA

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Suhartinah, M. Sc., Apt

DISUSUN OLEH KH-1 :

1. Saidah 22164769A
2. Ayudia Cipta Khairani 23175262A
3. Septiani Devi Saraswati 23175271A
4. Lutvi Setia Prajindra 23175272A
5. Atika Cahyani Pratiwi 23175273A
6. Eva Fitriana 23175274A

Penulis : Septiani Devi Saraswati 23175271A

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2020
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan menguasai pembuatan larutan cuci mata
secara steril

II. DASAR TEORI

Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai digunakan pada
mata. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal
toksisitas obat, nilai isotonositas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet
dan jika perlu pemilihan pengawet dan kemasan yang tepat (Depkes RI, 1995).

Larutan cuci mata atau yang lebih dikenal sebagai kolorium adalah larutan
steril yang jernih, bebas partikel asing yang dipakai untuk membersihkan mata. Dapat
ditambahkan zat dapar dan pengawet. Kolorium dibuat dengan melarutkan obat dalam
air, disaring hingga jernih, dimasukan dalam wadah tertutup dan disterilkan. Alat dan
wadah yang digunakan harus bersih dan steril (Widjajanti, 1989)

Beberapa obat larutan cuci mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya
serap dan meningkatkan kadar bahan aktif yang cukup tinggi untuk menghasilkan
efek obat yang cepat dan efektik. Apabila larutan obat seperti ini digunakan dalam
jumlah kecil, maka pengenceran dengan air mata cepat terjadi sehingga rasa perih
akibat hipertonisitas hanya sementara. Tetapi penyesuaian isotonisitas oleh
pengenceran dengan air mata tidak berarti jika digunakan larutan hipertonik dalam
jumlah besar. Jadi yang penting adalah larutan obat mata untuk keperluan ini harus
mendekati isotonik (Stefanus, 2006).
Kolirium adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing,
isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat
pengawet. Kolirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga
jernih, masukkan dalam wadah, tutup dan sterilkan dengan Cara sterilisasi
A, B atau C, pindahkan ke dalam wadah steril secara aseptic. Alat dan wadah
yang digunakan dalam pembuatan kolirium harus bersih dan steril. Kejernihan dan
Sterilitas. Memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones pada Farmakope Indonesia.
III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
Flacon ZnSO4
Beaker glass Asam Borat
Gelas ukur NaCl
pH meter Aquadest
Inkas
Autoklaf
Timbangan analitik
Kertas saring

IV. CARA KERJA


a. Cara pembuatan larutan cuci mata ZnSO4

Membuat aquadest steril, kemudian didinginkan

Mensterilkan botol kaca dan tutup botol

Menimbang semua bahan.

Melarutkan asam borat dengan aquadest steril panas dalam Erlenmeyer.

Setelah dingin, ditambahkan ZnSO4, kemudian dilarutkan.

Menambahkan NaCl lalu diaduk sampai larut dan homogen.

Menambahkan aquadest steril ad 110 ml.

Saring dengan kertas saring steril. Saringan pertama disisihkan (±0,5


ml) lalu dibuang. Saringan kedua ditampung ke dalam botol yang
sudah dikalibrasi dan steril.

Mensterilkan obat dengan sterilisasi basah.


b. Uji sterilitas
 Pembuatan medium uji sterilitas

Menimbang 5,95 g serbuk thioglycolate medium USP, kemudian dilarutkan


dalam 200 ml akuades mendidih, aduk hingga larut dan homogen

Masukkan dalam 5 buah tabung reaksi (masing-masing tabung berisi kurang


lebih 2 ml media), kemudian tabung reaksi ditutup/disumbat dengan kapas

Mensterilisasi dengan autoclave 121oC selama 15 menit.

 Pengambilan sampel sediaan untuk uji sterilisasi

Preparasi uji sterilisasi dilakukan di dalam ruang steril (di bawah Laminar Air
Flow yang telah disiapkan, atau jika tidak ada di enkas yang sudah
dibersihkan dengan alkohol 70% dan diuapi dengan formalin)

Menyiapkan 4 tabung reaksi yang berisi medium thioglycolate yang sudah


disterilkan, beri label nomor 1-4.

Tabung 1 : kontrol sterilitas media (thioglycolate)


Tabung 2 : kontrol sterilitas ruangan (entkas), tabung dibuka selama proses
persiapan sampel uji seterilitas, setelah selesai maka tabung ditutup kembali.
Tabung 3 : kontrol sterilitas sampel tetes mata Atropin Sulfat
Tabung 4 : kontrol sterilitas sampel larutan cuci mata ZnSO4

Inkubasi dan catat hasil uji sterilitasnya sampai dengan 7 hari.

V. Formula Obat Cuci Mata ZnSO₄

R/ ZnSO₄ 0,1

Asam Borat 0,5

Aquadest ad 100 ml
Penimbangan
Penimbangan dilebihkan 10% dan untuk membuat isotonis dengan penambahan NaCl
100 ml + (10/100 x 100 ml) = 100 ml + 10 ml = 110 ml

 Perhitungan NaCl yang ditambahkan:


Ptb ZnSO₄ : 0,086 C1 :0,1
Ptb Asam Borat : 0,288 C2 :0,5
Ptb NaCl C3 :?

B = 0,52 – (b1C1 + b2C2)


b3
B = 0,52 – (0,086×0,1 + 0,288×0,5)
0,056
B = 0,637 g/100 ml

Keterangan :
C1 = konsentrasi ZnSO₄
C2 = konsentrasi asam borat
C3 = konsentrasi NaCl
B1 = Ptb ZnSO₄
B2 = Ptb asam borat
B3 = konsentrasi NaCl

Bahan Perhitungan Jumlah


110
ZnSO₄ × 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,11 g
100
110
Asam Borat × 0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,55 g
100
110
NaCl × 0,637 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,7007 g
100
 Obat Cuci Mata ZnSO4
Pengamatan Setelah Percobaan
Bentuk Larutan
Warna Tidak berwarna
Bau Tidak berbau
Homogenitas Homogen
Partikel asing Tidak ada partikel asing

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mampu menyusun
komponen formula untuk sediaan larutan mata yaitu cuci mata secara steril. Bahan
yang digunakan sebagai larutan cuci mata adalah ZnSO4 dan asam borat, NaCl.
Pelarut yang digunakan adalah aquadest steril.
Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan yaitu pembuatan larutan cuci
mata menggunakan ZnSo4. Dalam pembuatan larutan cuci mata pelarut yang
digunakan yaitu aquadest steril yang berfungsi untuk mensterilkan dan bebas partikel
dan bebas mikroba karena larutan mata haruslah steril. Selanjutnya ada bahan yang
digunakan ada asam borat yang berfungsi sebagai antibakteri dan fungistatik sehingga
dapat mengatasi mata merah atau bengkak dan mata berair. Selanjutnya pelarut yang
digunakan yaitu larutan ZnSO4 karena fungsi ZnSo4 yaitu sebagai astringen. NaCl
ditambahkan pada larutan cuci mata untuk mengatur tonisitas sediaan supaya sama
dengan mata sehingga tidak menimbulkan rasa sakit saat digunakan.
Kedua, setelah dilakukan pembuatan larutan cuci mata menggunakan ZnSo4
dilakukan sterilisasi yang bertujuan untuk terhindar dan terbebas dari mikroorganisme
yang ada pada alat maupun bahan yang akan digunakan agar tercipta hasil yang steril.
Pada praktikum ini metode yang digunakan yakni sterilitas basah yang menggunakan
uap air bertekanan menggunakan autoklaf. Untuk mendapatkan uap air jenuh autoklaf
dipanaskan dengan nyala api hingga nantinya menghasilkan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 121°C selama 15 menit karena pada suhu 121°C selama 15 menit spora
mikroba-mikroba nanti benar-benar mati dan sediaan pun tidak akan terdegradasi
Larutan cuci mata yang baik seharusnya ditambah zat pendapar, hal ini
bertujuan untuk menjaga pH sediaan supaya stabil, dimana pH mata normal adalah
7,4. Selain ditambah dengan pendapar larutan cuci mata juga bisa ditambahkan
dengan pengawet. Larutan cuci mata tanpa penambahan pengawet bisa bertahan
dalam kurun waktu 24 jam , sedangkan jika ditambah dengan pengawet bisa bertahan
sampai kurang lebih 7 hari setelah tutup wadah dibuka. Dalam praktikum ini formula
yang digunakan tidak ditambah dengan zat pendapar maupun pengawet.
Syarat sediaan parenteral untuk mata adalah jernih, isohidris,steril,bebas
partikel asing, dan isotonis. NaCl yang ditambahkan pada formula ini berfungsi untuk
mengatur isotonis sediaan supaya sama dengan mata sehingga tidak menimbulkan
rasa sakit saat digunakan. NaCl yang ditambahkan pada formula ini sebanyak 0,7007
gram. Larutan cuci mata harus jernih, hal ini untuk mengantisipasi apabila terdapat
partikel asing dalam sediaan maka partikel asing tersebut akan nampak, larutan cuci
mata yang dihasilkan pada praktikum ini jernih sehingga dari syarat kejernihan
sediaan sudah memenuhi syarat. Sediaan uji yang dihasilkan juga homogen, hal ini
menunjukkan zat aktif sudah terlarut merata di dalam pelarut. Dari hasil pengamatan
larutan cuci mata yang dihasilkan juga bebas dari partikel asing. Partikel asing dapat
diketahui dengan mengamati sediaan apakah terdapat benda benda melayang yang
terdapat di larutan cuci mata.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa larutan cuci mata
yang dihasilkan pada praktikum ini memenuhi syarat, dimana larutan cuci mata yang
dihasilkan memiliki ciri tidak berwarna, tidak berbau, homogen dan bebas dari
partikel asing.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Dirjen POM, Jakarta
Stefanus, Lukas, 2006, Formulasi Sediaan Steril, C.V Andi Offset, Yogyakarta
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi, Ed ke 4. Penerbit UI.
Jakarta.
Voight, R, 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh
Soendari Noerono, UGM Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai