Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRAKTIKUM PEMASTIAN MUTU SEDIAAN FARMASI


MIKROBIOLOGI

“Uji Efektivitas Pengawet Sediaan Sirup Dekstrometrofan”

Dosen Pengampu :

Dr. Apt. Ismi Rahmawati, M.Si

Kelompok 4 (H)

Eva Fitriana 23175274A

Erlinda Novita Sari 23175287A

Eka Asri Riswahyuni 23175292A

Dwi Nooriskandar Sugiyono 23175302A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2020
I. TUJUAN
Mengetahui cara menentukan efektivitas pengawet pada sediaan farmasi sirup
dekstrometrofan hidrobromida
II. ALAT DAN BAHAN
a. Alat

Nama Alat Jumlah Fungsi


Cawan petridish 5 buah Meletakkan media dan sampel uji
Inkubator 1 buah Menginkubasi mikroorganisme
Satu set pemanas bunsen 1 set Mencegah kontaminasi
Labu takar 1000 ml 4 buah Membuat media
LAF 1 buah Membuat suasana uji steril
Jarum inokulum ose 5 buah Mengambil dan mengoleskan sampel
Label 1 lembar Menandai sampel
Spidol 1 buah Menandai saat perhitungan mikroba
Count plate 1 buah Menghitung banyak mikroba
Lemari pendingin 1 buah Mendinginkan media
Kompor dan panci 1 set Memanaskan dan mencampur media

b. Bahan

Nama Bahan Jumlah Fungsi


1 botol 100 ml diambil 20 ml
Sirup dekstrometorphan hidrobromida Sampel uji
(berdasar FI V)
1 dalam 10 volume pengencer,
Candida albicans (ATCC No. 10231) Mikroba uji
tidak kurang dari 1 g sediaan uji
1 dalam 10 volume pengencer,
Aspergillus niger (ATCC No. 16404) Mikroba uji
tidak kurang dari 1 g sediaan uji
1 dalam 10 volume pengencer,
Escherichia coli (ATCC No. 8739) Mikroba uji
tidak kurang dari 1 g sediaan uji
1 dalam 10 volume pengencer,
Pseudomonas aeruginosa (ATCC No. 9027) Mikroba uji
tidak kurang dari 1 g sediaan uji
1 dalam 10 volume pengencer,
Staphylococcus aureus (ATCC No. 6538) Mikroba uji
tidak kurang dari 1 g sediaan uji
Soybean-Casein Pancreatic digest of Media bakteri
17 g
Digest Broth casein
Papaic digest of
3g
soybean
Natrium kiorida 5g
Dibasa hidrogen fosfat 2,5 g
Glukosa monohidnat 2,5 g
Air murni 1000 ml
Pancreatic digest of
15 g
casein
Soybean-Casein Papaic digest of
5g Media bakteri
Digest Agar soybean
Natrium kiorida 5g
Agar 15 g
Air murni 1000 ml
Dekstrosa 20 g
Mixture Peptic Digest of
Saboraud Dextrose Animal Tissue and Media kapang-
10 g
Broth Pancreatic Digest of khamir
Casein (1.1)
Air murni 1000 ml
Dekstrosa 40 g
Mixture peptic digest of
animal tissue and
Saboraud Dextrose 10 g Media kapang-
pancreatic digest of
Agar khamir
casein (1:1)
Agar 15 g
Air murni 1000 ml

III. Cara kerja


1. Pesiapan inokula

menginokulasikan masing-masing
mikroba spesifik dari stok-biakan
segar pada permukaan media agar
yang sesuai.

Aspergillus niger Staphylococcus Pseudomonas


media Sabouraud Candida albicans E.coli media aureus media
media Sabouraud soybean casein media Soybean-
Dextrose Soybean-Casein Casein digest
Dextrose agar digest broth digest broth
agar broth
sel mikroba dipanen dengan cara sentrifus
kemudian dicuci

Disuspensikan kembali dalam salin LP steril


secukupnya hingga diperoleh suspensi dengan
jumlah mikroba lebih kurang I x 108 koloni per ml.

Tetapkan jumlah koloni per ml dari setiap suspensi,


menggunakan kondisi media dan waktu inkubasi
untuk rekoveri

2. Pembuatan media
A. Sabouraud Dextrose Agar

Dilarutkan media SDA dalam 100 ml aquadest

Dipanaskan dalam waterbath sampai terlarut sempurna

Disterilisasi dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit


dengan suhu 1210C

B. soybean casein digest broth

Dilarutkan media SDA dalam 100 ml aquadest

Dipanaskan dalam waterbath sampai terlarut sempurna

Disterilisasi dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit


dengan suhu 1210C
3. Kontrol positif dan negative
a. Positif

Ditanamkan 1 ose biakan lalu diinkubasi sesuai waktu dan


suhu dengan cawan petri terbalik

NaCl 0.9 % 10 ml masukan satu ose ke dalam tabung reaksi


lalu diinkubasi

b. Negative

Dituangkan 15-20 mL media diatas suhu 44 0C ke cawan


petri, ditunggu sampai memadat

Diinkubasi pada posisi cawan petri terbalik.

Untuk larutan Nacl 0.9% masukan 10 mL ke tabung


reaksi.

Selanjutnya inkubasi sesuai dengan suhu dan waktuyang


sesuai

Negative : Tidak ditemukan adanya pertumbuhan koloni


pada media.
4. Pembuatan inokula

Inokulasi permukaan media agar bervolume sesuai dengan


biakan persediaan segar mikroba yang digunakan.

Diinkubasi biakan bakteri Stapylococcus, E.coli, Pseudomonas


pada suhu 30 -350C selama 18 - 24 jam, biakan Candida
albicans : 20 – 250C selama 48 jam dan biakan Aspergillus
niger : 20 – 250C selama satu minggu.

Bakteri E.coli, Stapylococccus aureus, Pseudomonas dan


Aspergillus niger
Candida albicans

memanen biakan bakteri dan Candida albicans dengan Untuk memanen Aspergillus niger digunakan
Larutan NaCl 0,9% steril yang di cuci permukaan larutan NaCl 0.9 % steril yang mengandung
pertumbuhan polisorbat 80 P (tween 80) 0.05%

hasil cucian dimasukan ke wadah yang sesuai dan


Kemudian diatur angka spora hingga 100 juta
ditambahkan larutan NaCl 0,9% steril secukupnya untuk
(108/mL) dengan penambahan larutan NaCl
mengurangi jumlah cfu sampai angka mikroba hingga
0,9% steril
sekitar 100 juta/mL (108/mL).

Sampai didapatkan jumlah mikroba sekitar 1x108 cfu/mL simpan di lemari


pendingin jika tidak digunakan selama 2 jam
5. Penyiapan Sampel

Dalam lima wadah asli volume sediaan tiap wadahnya


mencukupi dan wadah sediaan dapat ditusuk secara aseptik

Inokulasi tiap wadah dengan satu inokula baku yang telah


disiapkan dan diaduk

Kadar mikroba uji yang ditambahkan pada sediaan kadar


akhir sediaan uji setelah diinokulasi antara 1 x 10 5 dan 1 x
106 koloni/ml

Inkubasi wadah yang sudah diinokulasi pada 22,50 ± 2,50

Ambil sampel dari setiap wadah pada interval

Catat setiap perubahan penampilan yang diamati pada


interval tersebut

6. Pengujian efektivitas pengawet

Ditanam 0,1 mL suspensi inokulum yang telah jadi ke


dalam tabung reaksi bertutup dengan menggunakan finn
pippete

Dibuat pengenceran masing-masing sampel yang telah


ditambahkan mikroorganisme menggunakan NaCl 0,9% /
NaCl 0,9% + tween 80 0,05

Dilakukan pengujian dengan Lempeng Agar (ALT & AKK)


pada hari ke-1 penambahan mikroorganisme pada sampel
dan dilanjutkan hingga hari ke-14 dan ke-28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Hasil Uji Efekifitas

Inokula yang
Hari 1 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28
digunakan
2,1x105 7,5x104 3,2x103 8,3x102 1,3x102
Candida albicans
koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI
3,3x105 2,4x104 7,2x103 8,6x102 2,4x102
Aspergillus niger
koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI
8,9x105 1,7x104 5,3x102 3,1x102 2,1x102
Escherchia coli
koloni/mI koloni/m koloni/m koloni/m koloni/mI
Pseudomonas 7,8x106 2,1x105 1,5x103 1,1x103 8,9x102
aeruginosa koloni/mI koloni/m koloni/m koloni/m koloni/mI
Staphylococcus 1,0x106 5,1x104 2,9x102 1,5x102 1,1x102
aureus koloni/mI koloni/m koloni/m koloni/m koloni/mI

Gambar Hasil Uji

Media dan Hasil


Nama Mikroba
Saboraud Dextrose Broth Saboraud Dextrose Agar

Candida albicans

Aspergillus niger

Soybean-Casein Digest Broth Soybean-Casein Digest Agar


Escherchia coli

Pseudomonas aeruginosa

Staphylococcus aureus

Perhitungan

Sirup dekstrometorphan hidrobromida masuk kategori obat tipe 3 (sediaan oral selain antasida,
dibuat dengan dasar atau pembawa air) (FI V, 2014)

Untuk Sediaan Kategori 3 memiliki kriteria efektivitas

Bakteri koloni : tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari jumlah hitungan awal pada han ke14,
dan tidak meningkat sampai dengan hanike-28.

Kapang : Koloni tidak meningkat dari jumlah dan khamir hitungan awal sampai han
ke-14 dan 28.
Candida albicans (ATCC No. 10231) (Kapang & Khamir)

Hari ke-1 = 2,1 x 105 koloni/ ml

Hari ke-7 = 7,5 x 104 koloni/ ml

Perhitungan log reduksi = log (2,1 x 105) – log (7,5 x 104)

= 5,32 – 4,87

= 0,45

Hari ke-14 = 3,2 x 103 koloni/ ml

Perhitungan log reduksi = log (2,1 x 105) – log (3,2 x 103)

= 5,32 – 3,50

= 1,82

Hari ke-21 = 8,3 x 102 koloni/ ml

Perhitungan log reduksi = log (2,1 x 105) – log (8,3 x 102)

= 5,32 – 2,92

= 2,40

Hari ke-28 = 1,3 x 102 koloni/ ml

Perhitungan log reduksi = log (2,1 x 105) – log (1,3 x 102)

= 5,32 – 2,11

= 3,21

Escherchia coli (ATCC No. 8739) Bakteri

Hari ke 1 = 8,9 x105 koloni/ml

Hari ke 7 = 1,7 x 104 koloni/ml


Perhitungan log reduksi = log (8,9 x105 ) - log (1,7 x 104 )

= 1,72 memenuhi syarat ( tidak kurang dari 1.0)

Hari ke 14 = 5,3 x 102 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (8,9 x105 ) – log ( 5,3 x 102 )

= 3,23

memenuhi syarat (tidak kurang dari 3,0)


2
Hari ke 21 = 3,1 x 10 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (8,9 x105 ) – log (3,1 x 102

= 3,46

Hari ke 28 = 2,1 x 102 koloni/ml

Perhitungan log reduksin = log (8,9 x105 ) – log 2,1 x 102

= 3,63

Kesimpulan : Karena hasil data hari ke-21 dan 28 tidak meningkat, maka hasil uji Escherichia
coli telah memenuhi syarat (lihat data yang di kotak).

Pseudomonas aueruginosa (ATCC No. 9027)

Hari ke 1 = 7,8 x106 koloni/ml

Hari ke 7 = 2,1 x 105 koloni/ml


Perhitungan log reduksi = log ( 7,8 x106 ) - log (2,1 x 105)

= 1,57 memenuhi syarat ( tidak kurang dari 1.0)

Hari ke 14 = 1,5 x 103 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log ( 7,8 x106 ) – log 1,5 x 103

= 3,72 memenuhi syarat (tidak kurang dari 3,0)

Hari ke 21 = 1,1 x 103 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (7,8 x106 ) – log 1,1 x 103

= 3,85

Hari ke 28 = 8,9 x 102 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (7,8 x106 ) –log (= 8,9 x 102 )

= 3,94

Kesimpulan : Karena hasil data hari ke-21 dan 28 tidak meningkat, maka hasil uji Pseudomonas
aeruginosa telah memenuhi syarat (lihat data yang di kotak).

Staphylococcus aureus (ATCC No. 6538)

Hari ke 1 = 1,0 x106 koloni/ml

Hari ke 7 = 5,1 x 105 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (1,0 x106 ) - log (5,1 x 105)


= 1,3 memenuhi syarat ( tidak kurang dari 1.0)

Hari ke 14 = 2,9 x 102 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (1,0 x106 ) - log (2,9 x 102)

= 3,54 memenuhi syarat (tidak kurang dari 3,0)

Hari ke 21 = 1,5 x 102 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (1,0 x106 ) – log (1,5 x 102)

= 3,82
2
Hari ke 28 = 1,1 x 10 koloni/ml

Perhitungan log reduksi = log (1,0 x106 ) – log (1,1 x 102)

= 3,96

Kesimpulan : Karena hasil data hari ke-21 dan 28 tidak meningkat, maka hasil uji
Staphylococcus aureus telah memenuhi syarat (lihat data yang di kotak)

V. PEMBAHASAN
Pengawet antimikroba merupakan zat yang ditambahkan pada sediaan obat
untuk melindungi sediaan terhadap kontaminasi mikrob, terutama digunakan pada
sediaan dengan wadah dosis ganda. Kadar yang digunakan harus serendah mungkin
dan tidak boleh digunakan semata-mata untuk menurunkan jumlah mikroba variabel
sebagai pengganti cara produksi yang tidak baik.
Pengujian dalam farmakope dimaksudkan untuk menguji efektivitas pengawet
yang ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan
pembawa cairan. Pengujian dan persyaratan hanya berlaku pada produk dalam wadah
asli yang belum dibuka, yang didistribusikan oleh produsen.
Pada praktikum kali ini kami melakukan uji efektivitas pengawet pada sediaan
sirup dekstrometrofan. Sediaan sirup yang kami uji termasuk dalam kategori 3 yaitu
sediaan oral selain antasida, dibuat dengan dasar atau pembawa air. Kriteria mikroba
uji untuk sediaan kategori 3 yaitu koloni bakteri tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari
jumlah hitungan awal pada hari ke-14 dan tidak meningkat sampai dengan hari ke-28.
Selain itu koloni kapang dan khamir tidak meningkat dari junlah hitungan awal
sampai hari ke-14 dan 28. Prosedur penelitian dilakukan sesuai dengan Farmakope
Indonesia Ed V. Mikroba uji yang digunakan antara lain Candida albicans,
Aspergillus niger, Eschereschia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus
aureus dibiakkan pada media yang sesuai.
Data yang telah didapatkan lalu dilakukan perhitungan pada jumlah koloni
yang tumbuh. Hasil yang didapatkan yaitu koloni bakteri yang diuji (Eschereschia
coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus) memenuhi persyaratan dan
tidak ada peningkatan koloni secara signifikan sejak hari ke-14 hingga hari ke-28.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengawet yang digunakan efektif untuk menenkan
pertumbuhan bakteri.
Kapang dan khamir yang diujikan (Candida albicans, Aspergillus niger) tidak
menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan koloni dari hari ke-1 hingga hari ke-
14 dan hari ke-28. Hal ini menunjukkan bahwa pengawet yang digunakan juga efektif
menekan pertumbuhan kapang dan khamir.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pengawet pada sediaan sirup dekstrometorfan efektif untuk menekan pertumbuhan
mikroba dalam masa penyimpanan, sehingga mampu melindungi sediaan terhadap
kontaminasi mikroba.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan Republik Indonesia [DepKes RI]. 2014. Farmakope Indonesia
Edisi V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai