Dosen Pengampu :
Kelompok 4 (H)
FAKULTAS FARMASI
SURAKARTA
2020
I. TUJUAN
Mengetahui cara menentukan efektivitas pengawet pada sediaan farmasi sirup
dekstrometrofan hidrobromida
II. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
b. Bahan
menginokulasikan masing-masing
mikroba spesifik dari stok-biakan
segar pada permukaan media agar
yang sesuai.
2. Pembuatan media
A. Sabouraud Dextrose Agar
b. Negative
memanen biakan bakteri dan Candida albicans dengan Untuk memanen Aspergillus niger digunakan
Larutan NaCl 0,9% steril yang di cuci permukaan larutan NaCl 0.9 % steril yang mengandung
pertumbuhan polisorbat 80 P (tween 80) 0.05%
Inokula yang
Hari 1 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28
digunakan
2,1x105 7,5x104 3,2x103 8,3x102 1,3x102
Candida albicans
koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI
3,3x105 2,4x104 7,2x103 8,6x102 2,4x102
Aspergillus niger
koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI koloni/mI
8,9x105 1,7x104 5,3x102 3,1x102 2,1x102
Escherchia coli
koloni/mI koloni/m koloni/m koloni/m koloni/mI
Pseudomonas 7,8x106 2,1x105 1,5x103 1,1x103 8,9x102
aeruginosa koloni/mI koloni/m koloni/m koloni/m koloni/mI
Staphylococcus 1,0x106 5,1x104 2,9x102 1,5x102 1,1x102
aureus koloni/mI koloni/m koloni/m koloni/m koloni/mI
Candida albicans
Aspergillus niger
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
Perhitungan
Sirup dekstrometorphan hidrobromida masuk kategori obat tipe 3 (sediaan oral selain antasida,
dibuat dengan dasar atau pembawa air) (FI V, 2014)
Bakteri koloni : tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari jumlah hitungan awal pada han ke14,
dan tidak meningkat sampai dengan hanike-28.
Kapang : Koloni tidak meningkat dari jumlah dan khamir hitungan awal sampai han
ke-14 dan 28.
Candida albicans (ATCC No. 10231) (Kapang & Khamir)
= 5,32 – 4,87
= 0,45
= 5,32 – 3,50
= 1,82
= 5,32 – 2,92
= 2,40
= 5,32 – 2,11
= 3,21
= 3,23
= 3,46
= 3,63
Kesimpulan : Karena hasil data hari ke-21 dan 28 tidak meningkat, maka hasil uji Escherichia
coli telah memenuhi syarat (lihat data yang di kotak).
= 3,85
= 3,94
Kesimpulan : Karena hasil data hari ke-21 dan 28 tidak meningkat, maka hasil uji Pseudomonas
aeruginosa telah memenuhi syarat (lihat data yang di kotak).
= 3,82
2
Hari ke 28 = 1,1 x 10 koloni/ml
= 3,96
Kesimpulan : Karena hasil data hari ke-21 dan 28 tidak meningkat, maka hasil uji
Staphylococcus aureus telah memenuhi syarat (lihat data yang di kotak)
V. PEMBAHASAN
Pengawet antimikroba merupakan zat yang ditambahkan pada sediaan obat
untuk melindungi sediaan terhadap kontaminasi mikrob, terutama digunakan pada
sediaan dengan wadah dosis ganda. Kadar yang digunakan harus serendah mungkin
dan tidak boleh digunakan semata-mata untuk menurunkan jumlah mikroba variabel
sebagai pengganti cara produksi yang tidak baik.
Pengujian dalam farmakope dimaksudkan untuk menguji efektivitas pengawet
yang ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan
pembawa cairan. Pengujian dan persyaratan hanya berlaku pada produk dalam wadah
asli yang belum dibuka, yang didistribusikan oleh produsen.
Pada praktikum kali ini kami melakukan uji efektivitas pengawet pada sediaan
sirup dekstrometrofan. Sediaan sirup yang kami uji termasuk dalam kategori 3 yaitu
sediaan oral selain antasida, dibuat dengan dasar atau pembawa air. Kriteria mikroba
uji untuk sediaan kategori 3 yaitu koloni bakteri tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari
jumlah hitungan awal pada hari ke-14 dan tidak meningkat sampai dengan hari ke-28.
Selain itu koloni kapang dan khamir tidak meningkat dari junlah hitungan awal
sampai hari ke-14 dan 28. Prosedur penelitian dilakukan sesuai dengan Farmakope
Indonesia Ed V. Mikroba uji yang digunakan antara lain Candida albicans,
Aspergillus niger, Eschereschia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus
aureus dibiakkan pada media yang sesuai.
Data yang telah didapatkan lalu dilakukan perhitungan pada jumlah koloni
yang tumbuh. Hasil yang didapatkan yaitu koloni bakteri yang diuji (Eschereschia
coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus) memenuhi persyaratan dan
tidak ada peningkatan koloni secara signifikan sejak hari ke-14 hingga hari ke-28.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengawet yang digunakan efektif untuk menenkan
pertumbuhan bakteri.
Kapang dan khamir yang diujikan (Candida albicans, Aspergillus niger) tidak
menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan koloni dari hari ke-1 hingga hari ke-
14 dan hari ke-28. Hal ini menunjukkan bahwa pengawet yang digunakan juga efektif
menekan pertumbuhan kapang dan khamir.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pengawet pada sediaan sirup dekstrometorfan efektif untuk menekan pertumbuhan
mikroba dalam masa penyimpanan, sehingga mampu melindungi sediaan terhadap
kontaminasi mikroba.