MAKALAH
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1. Kintan Fahra Ningrum (24185413A)
2. Febri Wulandari (24185414A)
3. Fajrin Nurul Izzah (24185424A)
4. Fina Isna U M (24185425A)
B. Dasar Teori
Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sakrosa, kecuali
dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari
66,0% (Farmakope Indonesia III, 1979). Sirup merupakan sediaan cair ang ditandai
dengan rasa manis serta memiliki konsistensi kental. Kemungkinan mengandung sukrosa
pada konsistensi minimal yaitu 45% m/m. Rasa yang manis juga diperoleh dari
penggunaan pemanis atau poliol. Sirup pada umumnya mengandung aromatic atau
perasa. Setiap dosis dari wadah multidose dielola dengan perangkat yang cocok gar data
mengukur volume yang telah ditentukann. Perangkat ini dapat nerupa sendok atau cup
untuk volume 5 ml ataupun kelipatannya (British Pharmacopea, 2009).
Sirup sangat terkonsentrasi, larutan air gula ataupun pengganti yang secara
tradisional mengandung zat penyedap, misalnya cherry, cokelat, jeruk, raspberry. Sebuah
sirup yang tidak diberi prasa terdiri dari larutan yang mengandung 85% sukrosa. Agen
terapetik mungkin baik jika langsung dimasukkan ke dalam sistem ini atau dapat
ditambahkan sebagai sirup yang sedang dipersiapkan. Komponen utama dari sirup adalah
air yang terpurifikasi, gula atau sukrosa pengganti gula (pemanis buatan), bahan
pengawet, perasa, pewarna (Jones, 2008).
Propilenglikol (Cosolven)
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
hogroskopis.
Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan
kloroform P, larut dalam 6 bagian eterP, tidak dapat campur dengan
eter minyak tanah p dan dengan minyak lemak.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Pemakaian : 10% - 25% (HOPE Ed. 4 hal 521)
Inkompatibiltas : reagen oksidasi seperti potassium permanganate (HOPE Ed. 4 hal
521)
Uji Kesamaan
Uji Viskositas