Anda di halaman 1dari 17

Zat Aktif : Pyridostigmine Bromide

Jumlah tablet : 80.000


Dosis dan alasan pemilihan dosis : Pada formularium nasional dosis lazim
untuk pyridostigmine bromide adalah
60 mg sehingga pda pembuatan tablet
ini digunakan dosis 60 mg.
Metode pembuatan : Granulasi Basah

I. PREFORMULASI
1.1 Pyridostigmine Bromide
Rumus kimia

BM : 261,1
Pemerian : Putih atau hampir putih, bubuk kristal.
Kelarutan : Sangat larut dalam air dan dalam etanol (96 %).
pH : 4-6
Suhu lebur : 153 157oC
Stabilitas
Penyimpanan : Dalam wadah kedapudara, terlindungi dari cahaya.
Khasiat : Kolinergikum
(Ph.Eur 7th ed,2009: 2827 ; JP 15, 2006:1047)
1.2 Zat Tambahan
A. Avicel pH 101
Rumus Kimia :
Pemerian : Putih atau hampir putih, halus atau butiran.
PH : 5-7
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam aseton, masuk
Etanol anhidrat, dalam toluena, dalam asam encer dan
dalam 50 g /L. Larutan natrium hidroksida.
Kegunaan : Adsorbent 2090%, Anti adherent 520%, Capsule
binder/diluent 2090%, Tablet disintegrant 515%,
Tablet binder/diluent 2090%.
Aliran : 1,41 g/s
Titik leleh : 260-270oC
Kelembaban : Kurang dari 5% b/b
Densitas : Bulk density0.32 g/cm3; Tappeddensity 0.45 g/cm3;
truedensity 1.5121.668 g/cm3
Stabilitas : Selulosa mikrokristalin adalah bahan stabil meski
bersifat higroskopik. Bahan curah harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ed, 2009:129 ; Ph.Eur 7th
ed,2009:1634)
B. Zinc Stearat
Rumus Kimia :

Pemerian : Bubuk putih, besar, hidrofobik, bebas dari grittiness


dan dengan bau khas yang samar.
Kegunaan : Tablet lubricant 0.51.5%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter, air, dan
pelarut beroksigen; Larut dalam asam, benzena, dan
pelarut aromatic lainnya.
Titik Leleh : 120-122oC
Densitas : 1,09 g/cm3
Stabilitas : stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup,
tempat sejuk dan kering.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009,
halaman793)
C. Serbuk Selulosa (Cellulose Powdered)
Rumus kimia : (C6H10O5)
Struktur kimia :

BM : 243.000
Pemerian : serbuk selulosan berwarna putih atau hampir putih,
tidak berbau, serbuk hambar atau tidak berasa
Fungsi : Adsorben, glidant, suspense agent, disintegrant
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, asam encer, dan pelarut
organik, sedikit larut dalam larutan natrium hidriksida
5%
Stabilitas : Stabil
pH : 5.0- 7.5
Inkompatibel : Zat pengoksidasi kuat, bromine pentaflorida, natrium
nitrit dan fluorin.
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat dan pada tempat
yang kering.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6 th ed 2009, hal.136-138)

D. Starch Pregelatinized
Rumus kimia : (C6H10O5)
Struktur kimia :

BM : 300-1000
Pemerian : Bubuk berwarna putih, tidak berbau
Fungsi : desintegrant 5-10%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik, sedikit larut dalam
air dingin.
Stabilitas : Stabil namun higroskopis
pH : 4,5-7
Inkompatibel : -
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan di
tempat sejuk atau kering.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, halaman 691)
E. Starch
Rumus Kimia :
Pemerian : Serbuk halus; putih; tidakberbau; tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dala etanol
dingin (96%P). Pati membengkak seketika dalam air
5-10% pada suhu 378 . Pati menjadi larut dalam air
panas pada suhu di atas suhu gelatinisasi. Pati parsial
larut dalam dimetil Sulfoksida dan dimetilformamida.
Penyimpanan : Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara di
tempat yang sejuk, tempat kering.
Range : Dicukupkan 400 mg sebagai pengisi.
Incompibility : Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi
kuat. Berwarna senyawa inklusi terbentuk dengan
yodium.
Kestabilan : Pati kering stabil jika di lindungi dari kelembaban
tinggi. pati adalah dianggap kimia dan mikrobiologis
lembam pada kondisi penyimpanan normal. Solusi pati
atau pastas ecara fisik tidak stabil dan mudah di
metabolisme oleh mikroorganisme, mereka karenanya
harus baru disiapkan bila digunakan untuk granulasi
basah.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, halaman
685)
II. FORMULASI / TEKNIK PEMBUATAN
a. Formula
R/ Fase dalam
Pyridostigmine bromide 60 mg (zat aktif)
Avicelph 101 (pengisi)
Pasta starch 5% (pengikat)
Starch pregelatinasi 10% (penghancur)
Fase luar
Serbuk selulosa 2% (glidan)
Zink Stearat 1% (lubrikan)
Dari handbook manufacturing dengan perubahan
b. Metode yang digunakan : Granulasi basah
c. Alasan Pemilihan Metode :
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah granulasi
basah. Metode tersebut dipilih karena zat aktif tahan pemanasan, dan sifat
alir zat aktif tidak diketahui.
d. Alasan pertimbangan konsentrasi yang di tambahkan:
Karena menurut Handbook of Pharmaceutical Exicipients, Avicelph
101 berperan sebagai pengisi dengan konsentrasi 20-90%, pasta starch
sebagai pengikat dengan konsentrasi 5-10%, starch pregelatinasi sebagai
penghancur dengan konsentrasi 5-10%, serbuk selulosa sebagai glidan
dengan konsentrasi 1-2%, dan zink stearat sebagai lubrikan dengan
konsentrasi 0,5 - 1,5%.

III. PERHITUNGAN
a. Tiap tablet mengandung pyridostigmine bromide 60 mg
b. Bobot tablet yang akan dibuat : 150 mg
c. Jumlah tablet pyridostigmine bromide yang akan dibuat : 80.000 tablet
3.1. Utuk tiap tablet :
3.1.1. Fase dalam
Bobot : 100% - 3% = 97%
97
: 100 150 = 145,5 mg

Fase dalam
pyridostigmine bromide : 60 mg
5
Pasta starch : 100 150 = 7,5 mg
10
Starch pregelatinasi : 100 150 = 15 mg

Avicel ph 101 : (145,5 - 60 - 7,5 - 15) = 63 mg


3.1.2. Fase luar
3
Bobot : 100 150 = 4,5 mg
2
Serbuk selulosa : 4,5 = 3 mg
3
1
Zink Stearat : 3 4,5 = 1,5 mg

3.2 Bobot granul teoritis (untuk 80.000 tablet)


Bobot granul teoritis :
Fase dalam (97%)
pyridostigmine bromide : 60 80.000 = 4.800 g
Pasta starch : 7,5 80.000 = 600 g
Starch 1500 : 15 80.000 = 1.200 g
Avicel ph 101 : 63 80.000 = 5.040 g
Fase luar (3%)
Serbuk selulosa : 3 mg 80.000 = 240 g
Zink Stearat : 1,5 mg 80.000 = 120 g
Total granul : 12.000 g atau 12 kg

Dalam praktikum diperoleh hasil/ berat granul 11.500 gram maka :


11.500
Jumlah tablet : 12.000 80.000 = 76.667 tablet

IV. ALUR PROSEDUR PEMBUATAN


Pyridostigmine, Avicel ph 101, dan Starch Pregelatinasi di campur dan diaduk
sampai merata. Kemudian ditambahkan pasta starch dan diaduk dengan campuran
pertama sampai terbentuk massa granul yang baik. Massa granul basah diayak dengan
ayakan mesh no 14, kemudian dikeringkan dalam alat oven, suhu 50oC sampai
kelembapan relatif pada granul 30-40%. Setelah kering granul diayak dengan ayakan
mesh no 16 kemudian ditambahkan Serbuk Selulosa dan Zinc Stearat dicampur
hingga homogen selama 5 menit. Kemudian dilakukan uji evaluasi granul seperti uji
laju alir dan sudut diam, uji kompresibilitas. Granul yang sudah diuji selanjutnya
dikempa menjadi tablet yang kemudian dilakukan uji evaluasi tablet meliputi uji
kekerasan, friabilitas, friksibilitas, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, dan
waktu hancur.

Penimbangan Bahan

Pencampuran Fase Dalam

Pembuatan Massa Granul

Pengayakan no 14

Pengeringan

Pengayakan no 16

Evaluasi Granul

Tabletasi

Evaluasi Tablet

Pengemasan
V. Evaluasi yang dilakukan
5.1 Evaluasi Massa Siap cetak
A. Kompresibilitas (Agoes, 2012 : 284)
a. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui bagaimana kekompakan granul terhadap tekanan yang
diberikan.
b. Alat
Gelas Ukur 100 ml
c. Prosedur Pengujian
Ditimbang granul 27 gram, dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml.
Diukur volume awal granul. Selanjutnya dimampatkan dengan cara
diketuk-ketuk. Diukur volume akhir dan dihitung kompressibilitasnya.
d. Pehitungan
V curahV mampat
I = 100%
V curah

I = indeks kompresibilitas (%);


Vcurah = volume granul sebelum dimampatkan (mL)
Vmampat = volume granul setelah dimampatkan (mL)
V curah
Rasio Hausner = V mampat

e. Parameter
Tabel 5.1 Persyaratan Uji sifat alir granul
Indeks kompresibilitas (%) Sifat aliran Rasio Hausner
< 10 Bagus sekali 1,00-1,11
11 5 Baik 1,12-1,18
16 20 Cukup 1,19-1,25
21 25 Lewat 1,25-1,34
26 31 Buruk 1,35-1,45
32 37 Sangat buruk 1,46-1,59
> 38 Buruk sekali > 1,60
B. Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat (Agoes, 2012 : 281-282)
a. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui sifat aliran granul dan mengetahui kemampuan granul
dalam mengisi punch dan die.
b. Alat
Corong uji waktu alir, penggaris.
c. Prosedur Pengujian
Granul dimasukkan kedalam corong uji waktu alir. Penutup corong
dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar.Waktu
alir granul dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter
dan tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong.
d. Pehitungan
bobot serbuk (g)
Laju alir : waktu alir (s)

tinggi serbuk
tan =
jari jari serbuk
e. Parameter
Laju alir = 4-10 gram/detik.
Sudut istirahat: 25- 30 sangat mudah mengalir
30- 40 mudah mengalir
40- 45 mengalir
> 45 kurang mengalir
C. Homogenitas (Agoes, 2012 : 279-280)
a. Tujuan
Untuk mengetahui keseragaman ukuran partikel granul
b. Alat
Ayakan dengan ukuran 1 mesh, 4 mesh, 14 mesh, 24 mesh, 30 mesh dan
32 mesh.
c. Prosedur
Ditimbang sebanyak 50 g granul. Disusun ayakan dari ukuran mesh
terbesar hingga terkecil. Dimasukkan granul dari atas lalu digoyang-
goyangkan selama 15 menit. Ditimbang jumlah granul yang tersisa
disetiap ayakan mesh.
d. Parameter
Memiliki 1 puncak.
Terdapat perbedaan yang bear Antara masing-masing mesh
D. Kerapatan sejati (Agoes, 2012: 282-283)
a. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui kerapatan sejati (bobot jenis) dari granul.

b. Alat yang digunakan


Piknometer
c. Prosedur pengujian
Ditimbang piknometer kosong beserta tutupnya (W1). Ditimbang
piknometer yang telah diisi paraffin cair hingga penuh beserta tutupnya
(W2). Dikalibrasi piknometer, dimasukkan granul hingga 2/3 bagian
piknometer.Ditimbang piknometer berisi granul beserta tutupnya (W3).
Dimasukkan paraffin cair kedalam piknometer yang berisi granul.
Ditimbang piknometer berisi granul, paraffin cair beserta tutupnya
(W4).Dihitung kerapatan sejati granul.
d. Perhitungan
3 1
=
(2 21) (4 3)
Keterangan : W1 = Bobot Piknometer kosong
W2 = Bobot Sampel
W3 = BJ cairan
W4 = Bobot piknometer + sampel + cairan
5.2 Evaluasi Tablet
A. Keseragaman Ukuran (Kemenkes RI, 2014: 322)
a. Tujuan Pengujian
Bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.
b. Alat
Jangka sorong
c. Prosedur Pengujian
Diambil 20 tablet, diukur diameter dan ketebalan tablet satu per satu
menggunakan jangka sorong.
d. Parameter
Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
kali tebal tablet

B. Keseragaman Bobot (Kemenkes RI, 2014: 322)


a. Tujuan Pengujian
Untuk menjamin keseragaman bobot dari tablet yang dibuat.
b. Alat
Neraca Analitik
c. Prosedur Pengujian
Ditimbang 20 tablet, lalu dari 20 tablet tersebut ditimbang satu persatu.
Selanjutnya dicocokan dengan kolom a dan b. Keseragaman bobot
tidak tercapai jika > 2 tablet mempunyai penyimpangan bobot 10%
dan > 1 tablet mempunyai penyimpangan bobot 20% dari bobot rata-
rata (untuk bobot rata-rata 26 mg- 150 mg).
d. Parameter
Keseragaman bobot tidak tercapai jika > 2 tablet mempunyai
penyimpangan bobot 10% dan> 1 tablet mempunyai penyimpangan
bobot 20% dari bobot rata-rata (untuk bobot rata-rata 26 mg 150
mg).
C. Uji Kekerasan Tablet ( Kemenkes RI, 2014 : 324)
a. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui ketahanan tablet dari goncangan mekanik pada saat
pembuatan, pengepakan, dan transportasi.
b. Alat
Hardness tester
c. Prosedur Pengujian
Diambil 10 tablet dari tiap batch, diukur satu per satu kekerasannya
dengan hardness tester.
e. Parameter
Persyaratan kekerasan tablet sampai 300 mg tidak bersalut adalah 4
7 kg/cm2

D. Friabilitas dan Friksibilitas (Kemenkes RI, 2014: 323)


a. Tujuan Pengujian
i. Friabilitas : untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami antara tablet dengan kemasan sewaktu
pengemasan dan pengiriman.
ii. Friksibilitas : untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialami antar tablet sewaktu pembuatan maupun
pengemasan.
b. Alat
Friabilator dan friksibility tester
c. Prosedur Pengujian
Diambil 20 tablet, bersihkan debunya lalu ditimbang seluruh tablet.
Dimasukkan dalam friabilator, alat diputar dengan kecepatan 25
putaran per menit dan waktu yang digunakana dalah 4 menit.Jadi ada
100 putaran. Dikeluarkan tablet dari alat, dibersihkan dari debu dan
ditimbang berat akhirnya dengan seksama.
d. Pehitungan
Wawal Wakhir
100%
Wawal
W awal = Bobot Awal
W akhir = Bobot Akhir
e. Parameter
Bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.
E. Uji Waktu hancur (Kemenkes RI, 2014 : 324)
a. Tujuan Pengujian
Untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam
masing- masing monografi .
b. Alat
Disintegration tester
c. Prosedur Pengujian
Disiapkan 6 tablet, dimasukkan dalam kerangjang desintergration
tester.Dinyalakan alat dan ditunggu sampai tablet hancur pertama kali.
Dicatat waktu yang dibutuhkan tablet untuk pertama kali hancur dan
waktu tablet yang terakhir hancur.
d. Parameter
Tablet biasa harus hancur kurang dari 15 menit, tablet bersalut kurang
dari 30 menit.

VI. Kemasan / label


4.1 Logo

4.2 Label

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

4.3 Kemasan Primer


4.4 Kemasan Sekunder
4.5 Penjelasan pada kemasan dan brosur produk

DOSTIGMINE

KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung :
Pyridostigmine Bromide ...............................60 mg

ATURAN PAKAI :
Dewasa :
Sekali : 1 tablet
Sehari : 3 X 1 tablet
INDIKASI :
Dewasa : Miastenia gravis 30-120 mg/hr.
Anak-anak 6-12 tahun : 60 mg/hr
Anak-anak dibawah 6 tahun : 15-60 mg
EFEK SAMPING:
Mual, muntah, hiperselivasi, diare, kram abdomen
KONTRA INDIKASI:
Hipersensitif terhadap bromida. Obstruksi Gl atau sal kemih. Asma
bronkial
INTERAKSI OBAT:
Meningkatkan kerja derivat morfin dan barbiturate
PERHATIAN:
Bradikardi, oklusi koroner yang belum lama terjadi, hipotensi,
vagotonia, ulkus peptik, epilepsi, parkinsonisme. Kurangi dosis pada
penyakit ginjal. Hamil dan laktasi
PENYIMPANAN :
Simpan Pada Suhu Kamar (25-30C), terlindung dari cahaya

No Reg : DKL1711100210A

No Batch : P130617

Exp Date : 2020


a. No. Reg : DKL1711100210A
D = Dagang
K = Keras
L = Lokal
17 = Tahun
111 = Nomor pabrik
002 = Nomor urut obat dalam pabrik
10 = Bentuk tablet
A = kekuatan pertama
b. No. Batch : P130617
T = Tolterodine
13 = Batch pertama
0617 = Tanggal produksi

Anda mungkin juga menyukai