TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
A. Tujuan Umum :
1. Memahami tujuan pencernaan makanan.
2. Memahami proses penceraan makanan di mulut.
3. Memahami proses absorpsi bahan makanan.
B. Tujuan Khusus :
1. Menyebutkan kandungan dan fungsi fisiologis saliva.
2. Menjelaskan proses pencernaan dan proses penyerapan/absorpsi bahan-
bahan makanan oleh mulut.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Peralatan gelas
2. Pipet tetes
3. Plat tetes
4. Beaker glass
5. Tabung reaksi
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Saliva 5. CaCl 2 %
2. NaCl 1% 6. HCl 0,4 %
3. NaOH 0,2 n 7. Methilen Blue 0,2 %
4. KH2PO4 8. Asetaldehida 1 %
9. Pepsin 0,5 % 12. Klorofenol Merah
10. Benedict 13. Pati 1 %
11. Larutan Iodine 0,02 N 14. Fehling
C. Cara Praktikum
1. Pengumpulan Saliva
- Cucilah mulut dengan berkumur untuk menghilangkan keasaman,
buanglah air kumuran ini. Ulangi sekali lagi dengan 10-15 ml aquadest
selama 2 menit, kumpulkan dalam gelas piala bersih.
- Ini adalah larutan saliva (air hangat suhu 380-400 C dapat digunakan ). Air
kran pada suhu kamar tidak memberikan hasil yang memuaskan. Adalah
menguntungkan penambahan 2 ml larutan Buffer Phosfat ( pH 6,7 ) dan 1
ml NaCl 1 %.
2. Pencernaan Amilum
Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 ml larutan amilum 1 %. Tambahkan 5
ml larutan saliva di atas, campur dengan baik. Teteskan 2 tetes larutan iodine
0,02 N. Kemudian kerjakan sebagai berikut : teteskan 2 tetes larutan campuran
amilum dan saliva pada plat tetes. Amati yang terjadi. Ulangi percobaan tiap
30 detik hingga warna larutan iodine tidak berubah. Titik ini
disebut ”achromic point”. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik ini
disebut ”chromic periode”. Setelah di capai achromic point, lakukan uji
fehling dan barfoed dengan menggunakan sisa larutan. Amati yang terjadi.
achromic point pada umumnya diperoleh dalam waktu 5 menit, waktu ini akan
lebih lama apabila larutan salivanya lemah. Dekstrin dan glikogen mengikuti
cara yang sama selama pencernaan oleh saliva.
3. Uji Benedict
Masukkan 2,5 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 4
tetes larutan yang akan diperiksa. Campur dan didihkan selama 2 menit atau
masukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit, dinginkan. Amati
yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Sesuai hasil praktikum yang kami lakukan didapatkan :
Tabel 1. Pencernaan Amilum
Amilum + saliva
Yang telah diinkubasi 10
Perlakuan Hasil
menit
(setiap 2 tetes)
0 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
1 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
1 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
2 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
2 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
3 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
3 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
4 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
4 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
5 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
5 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
6 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
6 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
7 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
7 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
8 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
8 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
9 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
9 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
10 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
10 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
11 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
11 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
12 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
12 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
13 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
13 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
14 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
14 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
15 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
15 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
16 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
16 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
17 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
17 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
18 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
18 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
19 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
19 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
20 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
20 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
21 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
21 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
22 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
22 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
23 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
23 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
24 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
24 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
25 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
25 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
26 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
26 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
27 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
27 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
28 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
28 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
29 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
29 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
30 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua
30 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua memudar
31 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua memudar
31 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua memudar
32 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru tua memudar
32 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru tua memudar
33 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru muda
33 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru muda
34 Menit Diberikan 2 tetes iodine Biru muda
34 Menit 30 Detik Diberikan 2 tetes iodine Biru sangat muda
Tidak berubah
35 Menit Diberikan 2 tetes iodine
(kuning)
Taraf amylase adalah 355 u per liter dan lipase meningkat 79.6 u per liter.
Kandung kemih taraf creatinine adalah 3.36 mg per mililiter (297 ìmol per liter)
dan amylase kandung kemih tingkat 4258 u per liter. Pemeriksaan rasio amylase
dihitung kira-kira 3.6, satu nilai meyakini tidak pasti dengan buat-buatan dengan
akut pancreatitis tapi hal itu tidak mengesampingkan kemungkinan dengan
pancreatitis memanas.[5]
Enzim secara umum merupakan protein. Enzim tersebut bekerja untuk
mempercepat metabolisme di dalam organisme. Apabila terjadi kerusakan pada
struktur enzim maka metabolisme dapat terganggu yang selanjutnya dapat
menimbulkan penyakit. Dengan demikian enzim dapat digunakan untuk
memantau penyakit maupun kecenderungan genetik terhadap keadaan
penyakit.[6]
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh dari percobaan mengalami perbedaan
dengan teori. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari luar atau faktor
kereaktifan dari enzim. Faktor kereaktifan dari enzim bisa berubah atau menurun
akibat kelalaian dari praktikan atau pengaruh yang dilakukan oleh praktikan.
Dalam hal ini faktor saliva juga amat menentukan hasil. Saliva yang baik
digunakan adalah saliva pada orang yang berpuasa
B. Saran
Pada dasarnya praktikum yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik
apabila praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1) Anonymous. 2008. Buku Ajar Biokimia Kedokteran. Banjarbaru : Bagian
Biokimia Kedokteran Fk Unlam.
2) Azmi, Johni. Penentuan Kondisi Optimum Aspergillus oryzae untuk Isolasi
enzim Amilase pada Medium Pati Biji Nangka (Arthocarphus heterophilus
Lmk). Jurnal Biogenesis. 2(2):55-58, 2006.
3) Murray, etc All. 1999. Biokimia Harper. Jakarta : Egc.
4) Suhartono, Eko. Buku Ajar Kimia Kedokteran I. Bagian Kimia Kedokteran
Fk-Unlam, Banjarbaru. 2003
5) Fernández-del Castillo, Carlos F. et al. Case 27-2003: A 36-Year-Old Man
with Recurrent Epigastric Pain and Elevated Amylase Levels. N Engl J Med
349;9 893.
6) Sukmariah Dan Kamianti. Kimia Kedokteran I. Binarupa Aksara, Jakarta.
1990
7) Winarno, F.G. Enzim Dan Pangan. Gramedia. Jakarta. 1983.
8) Suhartono, Eko. Modul Praktikum Kimia Kedokteran I. Bagian Kimia
Kedokteran Fk-Unlam, Banjarbaru. 2003
9) Guyton, Arthur C Dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 .
Egc.Jakarta.1997
10) Suwandi, M. Kimia Organik. Fkui, Jakarta. 1989
11) Ramakrishna, B. S. Amylase-Resistant Starch Plus Oral Rehydration Solution
For Cholera. N Engl J Med 2000;342:308-13
12) Staf Pengajar Biokimia Keperawatan. 2009. Modul Praktikum Biokimia
Keperawatan Edisi I. Banjarbaru : Bagian Biokimia Kedokteran Fk Unlam.