Anda di halaman 1dari 7

JUDUL PRAKTIKUM :

“ Pemeriksaan Protein Dalam Urine “

TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui kadar protein yang dikandung dalam urine
- Untuk mengetahui cara pengukuran protein dalam urine

METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat-alat gelas
2. Bunsen
3. Penjepit kayu
4. Pipet tetes

B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Urine
2. Asam asetat encer

C. Cara Praktikum
1. Mengambil tabung reaksi, masukkan 4 ml urine
2. Kemudian memanaskan di atas api sampai mendidih. Perhatikan apakah ada
kekeruhan atau tidak. Bila perlu tambah asam asetat encer 1-2 tetes melalui
dinding tabung untuk mencapai p.i dari albumin, sambil dipanaskan lagi.
Bila terlihat keruh berarti ada koagulasi albumin dan ini berarti urine
tersebut mengandung banyak protein (+). Tergantung dari banyaknya
albumin yang terdapat di dalamnya, dikatak positif 1 (+), positif 2 (++) dan
seterusnya positif 4 (++++).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Dari praktikum pemeriksaan protein dalam urine, hasil yang didapatkan
adalah negatif karena tidak terjadi endapan atau koagulasi. Setelah ditetesi larutan
asam asetat encer juga tidak terjadi koagulasi. Ini menandakan tidak ada protein
dalam urine.

B. Pembahasan
Protein merupakan satu-satunya kelas biomolekul dalam sel yang paling
banyak; lebih dari setengah massa kering sel berupa protein. Nama protein berasal
dari kata yunani (Greek) protelos yang berarti penting/yang utama ( importance or
first rank). Dikatakan yang utama karena protein secara langsung berperan hamper
semua aktivitas kimia dan struktur fisik sel. Juga protein berperan sebagai bahan
perekat antar sel dan transport antar sel, juga sebagai pengangkut bahan-bahan
yang sukar larut dalam air, sebagai alat pengenal dan penerus informasi sel,
sebagai pemelihara kesetimbangan cairan tubuh, zat anti pelapis tulang rawan
sendi, cairan sendi, struktur jaringan ikat dan masih banyak fungsi lain dari tubuh
selain juga merupakan salah satu bahan makanan pokok pembentuk energi [1].
Protein merupakan senyawa makromolekul yang terdiri dari satuan-satuan
asam amino dengan ikatan peptida. Semua protein merupakan polipeptida dengan
berat molekul besar. Protein adalah makromolekul biologi yang paling melimpah
di dalam sel hidup Protein ditemukan di dalam semua sel dan semua bagian sel.
Protein merupakan instrumen molekuler yang mengekspresikan informasi genetik
dan mempunyai berbagai peranan biologis seperti katalisator, transpor, nutrien dan
penyimpan, kontraksi, peranan struktural, proteksi, pengatur, regulasi, hormonal
dan pengaturan gen [2].

Protein berupa polimer (rangkaian banyak) asam amino-asam amino alfa


yang satu dengan yang lain dirangkaikan dengan ikatan peptide (ikatan antar
gugus amino) NH2 asam amino satu dengan gugus karboksil (COOH) asam amino
yang lain. Dalam setiap molekul protein, struktur primer ditentukan oleh jumlah,
jenis dan urutan asam amino penyusunnya. Perlu diingat bahwa suatu protein itu
baru berfungi dalam bentuk struktur tersier atau kwartener [1].

Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan menggantikan


jaringan tubuh yang rusak. Protein merupakan instrumen molekuler yang
mengekspresikan informasi genetik dan mempunyai berbagai peranan biologis
seperti katalisator, transpor, nutrien dan penyimpan, kontraksi, peranan struktural,
proteksi, pengatur, regulasi, hormonal dan pengaturan gen [3].

Protein tubuh yang beraneka ragam itu disusun dari kurang lebih 20 jenis
asam amino dengan melalui proses translasi. Namun tubuh manusia tidak dapat
disintesa oleh tubuh dengan melalui proses transaminasi senyawa-senyawa
amfibolik baik yang berasal dari lemak atau karbohidrat. Berdasarkan kemampuan
tubuh dalam mesintesa asam amino tersebut, maka asam amino dapat digolongkan
menjadi dua kelompok yaitu asam amino non essensial yang dapat dibuat oleh
tubuh sendiri dan asam amino essensial yang perlu didatangkan dari luar tubuh
dalam bentuk makanan/minuman sehari-hari baik yang berasal dari hewani
maupun nabati. Sedangkan jenis dan jumlah asam amino yang dikandung suatu
protein dalam makanan tidaklah sama. Karena itu dalam menyusun makana
sehari-hari perlu pengetahuan tentang berbagai sumber protein, baik yang berasal
dari hewan maupun dari nabati guna memenuhi keperluan asam amino protein
yang bervariasi secara lengkap [1].
Urine merupakan cairan eksresi utama yang dikeluarkan lewat perantaraan
ginjal. Sebagian besar produk sisa tersebut dibuang melalui urine yang
mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik . Komposisi urine sangat
bervariasi dan terutama tergantung pada sifat alami diet yang dilakukan oleh
individu. Komposisi urine normal mengandung senyawa yang dinamakan
komponen normal. Dalam keadaan patologis, senyawa-senyawa lain dapat
dijumpai dalam urine (komponen abnormal). Perubahan yang besar dapat terjadi
pada komponen urine normal [1].
Dengan menggunakan proses-proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi
diproduksi sekitar 500-2000 ml urine setiap hari. Glomerulus berfungsi dalam
filtrasi. Fungsi utama tubulus proksimal adalah reabsorpsi [1].
Kreatinin serum dan urin konsentrasi dan konsentrasi protein urin diukur
pada suatu lokasi pusat, dengan penggunaan Coomassie biru untuk mengukur
tingkat protein dan Jaffe reaksi yang telah dimodifikasi untuk pengukuran
kreatinin. Laju filtrasi glomerular diperkirakan dengan menggunakan rumus
Schwartz, 14 dengan menggunakanpengukuran kreatinin serum dan tinggi dan ak
konstanta 0,55; konstan ini disahkan di pusat laboratorium dan digunakan seluruh
studi. Proteinuria diungkapkansebagai rasio protein untuk kreatinin, seperti yang
ditetapkan 24-jam dalam sampel urin. Jika koleksi urin sampel tidak layak karena
pasien usia atau enuresis, protein ke rasio kreatinin ditentukan di tempat sampel
air seni (14% darisampel) [5].
Tanggapan lengkap ditentukan oleh tidak adanya monoclonal
imunoglobulin (protein M) dalam serum dan urin, seperti ditegaskan oleh
immunofixation. Sebagian respons didefinisikan oleh pengurangan M protein
dalam serum yang paling sedikit 50 persen dan pengurangan dalam air seni di
sedikitnya 90 persen. Tanggapan minimal didefinisikan oleh pengurangan M
protein dalam serum 25-49 persen dan pengurangan dalam urin terdiri dari 50
sampai 89 persen. Penyakit progresif ditentukan oleh salah satu dari berikut:
peningkatan M protein dalam serum atau urin lebih dari 25 persen, peningkatan
sumsum tulang sel-sel plasma lebih dari 25 persen, baru atau tulang meningkat
luka atau plasmacytomas, atau baru hypercalcemia. Lengkap, parsial, dan minimal
tanggapan dikonfirmasi oleh pengukuran ulang M protein dalam serum dan urin
setelah enam minggu, dan penyakit progresif dikonfirmasi oleh diulang
pengukuran M protein dalam serum dan urin setelah satu sampai tiga minggu.
Hampir-respon lengkap, subkategori respons parsial, didefinisikan sebagai
respons lengkap dengan positif immunofixation test (deteksi batas lebih rendah,
0,15-0,25 mg per mililiter) [6].
Reaksi dengan asam amino, dipeptides memiliki absorbansi tinggi
maksimal (warna biru) dibandingkan dengan peptida dan protein yang lebih besar
(ungu). Amida asam amino, peptida dipeptides dan lagi telah substansial
reaktivitas, kecuali yang mengandung polipeptida, proline, protein dan biuret
kesamaan reaktivitas per peptida obligasi, namun kinetika reaksi yang lebih
lambat untuk protein dari peptida. spesimen urin ultrafiltered melalui 3-kDa-
cutoff biuret membran telah sustantial reaktivitas, tapi absorbansi maxima itu
consistance dengan lintas-reaktif ketimbang asam amino peptida [7].
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum, maka dapat tarik
simpulan sebagai berikut :
1. Tidak ada kandungan protein dalam urine probandus. Hal ini disebabkan
karena sisa protein yang tidak diserap oleh saluran pencernaan kembali diserap
oleh ginjal. Sehingga hanya sedikit sekali sisa protein yang ikut larut dalam
urine.
2. Probandus normal.

B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan penelitian praktikan harus teliti dan hati-hati
agar mendapat hasil yang akurat. Praktikan hendaknya menjaga dan merawat
kebersihan alat-alat praktikum dan laboratorium. Saat melakukan praktikum,
praktikan diharapkan dapat memperhatikan prosedur yang ada dalam buku
petunjuk praktikum. Hal ini mungkin dianggap mudah namun dapat berpengaruh
sekali terhadap hasil yang didapatkan pada praktikum. Oleh sebab itu,
pemahaman dari prosedur yang dijalankan dapat mengurangi kesalahan hasil
praktikum yang didapat. Ketelitian dan kerapian praktikan dalam mengerjakan
percobaan ini juga sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi data yang
didapat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. 2009. Modul Praktikum Biokimia kedokteran. Bagian Biokimia


Kedokteran FK UNLAM, Banjarbaru.

2. Mayes, Peter. Biokimia harper, Edisi 20. Jakarta : EGC, 1987.h. 216 – 231.
3. Murray, Robert K . Biokimia Harper . Jakarta : EGC , 2003 . h . 22-55.
4. Widmann, Frances K. 1989. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. EGC, Jakarta.

5. The ESCAPE Trial Group. Strict Blood-Pressure Control and Progression of


Renal Failure in Children. N Engl J Med. 2009:361:1639-50.

6. Richardson PG, Sonneveld P, Schuster MW, et al. Bortezomib or High-Dose


Dexamethasone for Relapsed Multiple Myeloma. N Engl J Med.
2005:352:2487-98.

7. Hortin GL, Meilinger B. Cross-Reactivity of Amino Acids and Other


Compounds in the biuret Reaction: Interference with Urinary peptide
Measurements. Clinical Chemistry. 2005:51:8:1411-19.

Anda mungkin juga menyukai