Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN III

(UJI SENYAWA PROTEIN)


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Protein merupakan molekul yang sangat vital untuk organisme dan terdapat di semua
sel. Protein adalah kumpulan polimer yang tersusun dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein sebagian besar disimpan
di dalam jaringan otot (Sumardjo D, 2009). Protein berfungsi sebagai enzim katalisator
pada reaksi biokimia, sebagai protein transmembran pada pemindahan berbagai senyawa,
serta berperan pada sistem antibodi total protein adalah kadar semua jenis protein yang
terdapat dalam serum atau plasma, yang terdiri atas albumin dan globulin (Weatherby D
& Ferguson S, 2002).
Pemeriksaan total protein berguna untuk memonitor perubahan kadar protein yang
disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Pemeriksaan total protein seringkali diperiksa
secara bersama-sama dengan pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan kadar albumin, faal
hati, atau pemeriksaan elektroforesis protein. Rasio albumin atau globulin diperoleh
dengan perhitungan sehingga dapat memberikan keterangan tambahan. Peningkatan dan
penurunan kadar total protein disebabkan oleh gangguang yang terjadi di organ hati
(Bastiansah E, 2008).
Pemeriksaan kadar total protein dapat dilakukan dengan berberapa metode,
diantaranya adalah metode absorbansi langsung, metode Biuret, metode Lowry, metode
Brad Frod, dan metode BCA (Gorreti M & Purwanto., 2014). Prinsip pemeriksaan total
protein dengan metode biuret adalah senyawa dengan dua atau lebih ikatan peptide
apabila direaksikan dengan garam kupri dalam suasana basa akan membentuk warna
violet (Harrow, 1954). Pemeriksaan kadar total protein ini menggunakan alat
spektrofotometri.
Bahan uji ditampung di dalam kuvet untuk dihomogenkan dan kemudian absorbansi
dibaca pada fotometer. Kuvet yang dipakai di laboratorium terdiri dari dua macam jenis
yaitu kuvet berbahan dasar gelas dan plastik. Kuvet yang baik adalah kuvet yang terbuat
dari bahan gelas karena dapat digunakan berulangulang, sedangkan kuvet yang terbuat
dari plastik merupakan disposable atau sekali pemakaian (Menteri Kesehatan RI, 2011).
Penggunaan kuvet plastik sekali pakai bertujuan unuk meminimalkan terjadinya
kontaminasi, dari zat kimia pencuci maupun dari zat sisa pemeriksaan. Kuvet yang
dipakai secara berulang-ulang melewati proses pencucian sebelum digunakan kembali.
Pencucian kuvet menggunakan air dan bahan kimia seperti sabun dan detergen
(Sastrohamidjojo H, 2013). Penggunaan bahan kimia bertujuan untuk melarutan sisa zat
pemeriksaan, akan tetapi sabun dan atau detergen yang tertinggal pada dinding kuvet
dapat menyebabkan kontaminasi sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bahan
pencuci yang tidak dapat membersihkan zat sisa pemeriksaan secara optimal dan masih
menempel pada dinding kuvet juga dapat mempengaruhi hasil laboratorium.
1.2 Tujuan percobaan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar reaksi biokimia dalam tubuh
2. Menunjukkan adanya asam amino tirosin
3. Menentukan adanya protein dalam suatu larutan
1.3 Dasar teori
Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua
sel makhluk hidup dan virus. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut
dan penyimpan molekul lain seperti oksigen,mendukung secara mekanis sistem kekebalan
(imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerakan syaraf dan
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Peran dan aktivitas protein dalam proses
biologis antara lain sebagai katalis enzimatik, bahwa hampir semua reaksi kimia dalam
·sistem biologi dikatalis oleh makromolekul yang disebut enzim yang merupakan satu
jenis protein.Peran lainnya dari protein dalam sistem biologi adalah sebagai transport,
penyimpanan dan koordinasi gerak.
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(COOH) dan amina(NH2). Asam amino merupakan molekul yang digunakan untuk
membangun protein.Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit, keduanya
terikat pada satuatom karbon yang sama yang disebut atom C alfa. Gugus karboksil
memberikan sifatasam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam amino dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu: a). Asam amino esensial adalah asam amino yang
dibutuhkan olehtubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesa sendiri sehingga harus
diperoleh dari protein makanan. Jenis – jenis asam amino esensial adalah isoleusi (ile),
leusin (leu),lisin (lys), metionini (met), sistein (cys), valin (val), triftifan (tryp), tirosina
(tyr),fenilalanina (phe), dan treonina (tre); b). Asam amino non esensial adalah
asamamino yang dapat disintesa sendiri oleh tubuhmelalui reaksi aminasi reduktmif
asamketon atau ,melalui transaminasi, contonya alanin, asparat, glutamate, dan glutamine.
Berdasarkan bentuknya, protein terbagi menjadi 2 golongan, yaitu: a). Protein
globular, terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat)
membentuk bulat padat. Contohnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut
dalam air, asam, basa, dan etanol; b). Protein serabut (fibrous protein), terdiri dari peptida
berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang, dan memberikan peran
struktural atau pelindung. Contohnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan
bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa,maupun etanol. . Berdasarkan
komposisi kimianya, protein dibagi menjadi, yaitu: a).Protein sederhana, hanya tersusun
oleh asam amino, dan memperoleh asam-asam amino penyusunnya sendiri ketika
dihidrolisis. Contohnya albumin, glubolin, histon,dan prolamin; b). Protein majemuk
(komplek), tersusun oleh protein sederhana dan zat lain yang bukan protein yang disebut
radikal protestik. Contohnya nucleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein, kromoprotein,
metaloprotein, dan lipoprotein.Penggolongan protein berdasarkan sumbernya yaitu: a).
Protein hewani adalah protein yang berasal dari dari hewan, dimana hewan memakan
tumbuhan dan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Contohnya daging sapi,
dagingayam, susu, udang, telur, ikan, dan lain-lain; b). Protein nabati, adalah protein yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan baik secara langsung atau hasil produksi dari tumbuhan
tersebut. Contohnya, jagung, kacang-kacangan dan lain-lain.
Protein merupakan suatu polimer dari asam amino. Untuk mengetahui adanya
protein, dapat dilakukan uji, menggunakan beberapa metode yaitu: a). Uji biuret
merupakan analisis kuantitatif protein yang berdasarkan adanya ikatan peptida, maupun
sifat-sifat dari asam amino yang dikandungnya. Protein merupakan senyawa yang bersifat
amfoter, yaitu senyawa yang tidak konsiten dapat berupa asam ataubasa. (Winarno, 1997);
b). Uji hopkins cole merupakan uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan adanya
asam amino triptofan. Pereaksi yang dipakai mengandung asam glioksilat. Kondensasi 2
inti induk dari trptofan oleh asam glioksilat akan menghasilkan senyawa berwarna ungu.

BAB II
METODELOGI PENELITIAN

2.1 Alat dan bahan

Alat:

1. Pipet tetes
2. Pipet ukur
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Lampu spiritus
Bahan:

1. Larutan ninhidrin
2. Larutan putih telur
3. Reagen
4. Larutan NaoH 2N
5. CuSO₄ 0,1 N
2.2 Prosedur kerja

Uji Biuret

1. Ditambahkan 2 ml larutan uji dengan 1 ml NaoH 10%


2. Ditambahkan 2 – 3 tetes larutan CuSO₄
3. Amati, apabila positif dia akan terbentuk warna ungu atau merah
4. Jika warna biru berarti dia negatif
2.3 Hasil pengamatan

Putih telur yang dilarutkan dengan


aquadest, lalu diambil sebanyak 2 ml.
Larutan putih telur yang ditambahkan
larutan NaoH 10% dan 2-3 tetes larutan
CuSO₄ 0,1 N, menghasilkan warna ungu,
berarti menandakan bahwa dia positif
protein.
BAB III

PEMBAHASAN

Pada pratikum kali ini dilakukannya percobaan tentang uji senyawa protein yang
bertujuan untuk menentukan adanya protein dalam suatu larutan uji menunjukkan adanya
asam amino tirosin, dan mahasiswa agar dapat memahami konsep dasar reaksi biokimia
dalam tubuh.

Pada uji senyawa protein ini dilakukan dengan metode uji biuret, yaitu dengan
mereaksikan larutan putih telur 1% dengan larutan NaoH 10% dan beberapa tetes larutan
CuSO₄ 0,1 N. Berdasarkan pereaksian tersebut, larutan menunjukkan atau menghasilkan
warna ungu sesuai dengan teori bahwa pada uji biuret, dari pereaksi biuret dalam suasana
basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan peptida sehingga membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu atau violet. Jika dalam senyawa yang dijuji banyak terdapat ikatan
peptida, maka dengan uji biuret akan memberikan warna ungu, jadi dapat disimpulkan pada
percobaan ini uji senyawa protein menghasilkan warna ungu yaitu positif.
BAB IV

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Pada uji biuret yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam makanan.
Apabila bahan makanan yang diuji protein, pada uji biuret akan terbentuk warna ungu, yang
mengandung protein yaitu putih telur dan susu.

3.2 Saran

Untuk pratikum biokimia selanjutnya, dalam melakukan pengamatan, alat- alat yang
digunakan untuk mereaksikan suatu larutan harus dibersihkan terlebih dahulu. Supaya tidak
terkontaminasi, dan dalam mereaksikan bahan kimia harus hati-hati dan lebih teliti, supaya
hasil yang didapatkan lebih efesien dan sesuai dengan literatur tentang pengamatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, KA.2010. Ilmu Pangan. Jakarta : UI Press

Ghosh. 2003. Protein Bioseparation Using Ultrafiltration. London : Imperial

Collage Pers

Yazid, Estien. 2007. Penuntun Pratikum Biokimia. Yogyakarta : Penerbit Andi


PERCOBAAN IV

( ANALISIS KUANTITATIF LIPID)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Lipid dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak
mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipid" mengacu pada golongan
senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun
struktur dan menjalankan fungsi sel hidup.
Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga merupakan sumber energi yang lebih
efektif dibandingkan karbohidrat dan protein, dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9
kkal sedangkan untuk karbohidrat dan protein masing-masing hanya 4 kkal/gram. Lemak
dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-
beda. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan
lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak
jenuh (berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak susu, lemak babi,
lemak sapi). Lemak nabati yang berbentuk cair dibedakan atas 3 golongan yakni (1)
drying oil yang membentuk lapisan keras bila mengering di udara, contohnya minyak
cat/pernis, (2) semi drying oil, contohnya minyak jagung, minyak biji kapas, dan (3) non
drying oil contohnya minyak kelapa.
Lipid merupakan senyawa yang dapat disarikan dari sel dan jaringan oleh pelarut
organik tak polar. Lipid ini merupakan komponen tak larut air yang berasal dari tumbuhan
dan hewan. Bahan lipid yang paling banyak terdapat pada jasad hidup adalah turunan
gliserol. Lemak dan minyak merupakan triester gliserol yaitu triasilgliserol (sering disebut
trigliserida). Lemak dan minyak merupakan gliserol lipid yang paling umum.Lipid adalah
suatu senyawa organik berminyak atau berlemak. Secara kimiawi lipid adalah campuran
ester dari asam lemak dan gliserol.
1.2 Tujuan percobaan
Mahasiwa diharapkan mampu mendeteksi keberadaan lipid pada bahan suatu bahan,
mengetahui zat yang mampu melarutkan lipid dan mengetahui ketidak jenuhan lipid.
1.3 Dasar teori

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suau hidrokarbon atau
etil eter. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol
yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik seperti eter, aseton, klorofom, dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molkul yang sama akan tetapi terdiri dari beberapa
golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi
menjadi beberapa golongan, yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid.
Lemak dan minyak adalah trigleserida atau triasigleserol, kedua istilah ini berarti “
dari gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada
temperatur Kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat car.
Lemak digolongkan berdasarkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya
adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang
mengandung asam- asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam
lemak yang mempunyai ikatan rangkap, jenis asam lemak ini dapat di indentifikasi
dengan reaksi adisi, dimanaikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak
jenuh.Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis
kualitatif maupun kuantitatif.
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Alat dan bahan

Alat:

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Kertas saring
Bahan:

1. Jus buah
2. Minyak zaitun
3. Minyak kelapa
4. Margaring
5. Alkohol 96%
6. Eter
7. Klorofom
8. Na2Co3
9. Larutan dalam klorofom
10. Mentega
2.2 Prosedur kerja

Uji deteksi lipid

1. Disiapkan kertas saring


2. Dideteksi masing- masing kertas saring dengan bahan – bahan uji. Biarkan sampai
mengering
3. Diamati yang terjadi
Uji kelarutan lipid

1. Disiapkan 5 buah tabung reaksi


2. Diisi masing- masing tabung dengan aquadest alkohol 96%, eter, klorofom, laruan
Na2Co3 sebanyak 1 ml
3. Ditambahkan ke dalam setiap tabung 2 tetes bahan uji, homogenkan
4. Biarkan bberapa saat dan amati yang terjadi
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Hasil pengamatan

Setelah mengering tidak terdapat minyak


pada kertas saring, menandakan bahwa
jus negatif lipid

Setelah mengering tidak terdapat minyak


di kertas saring, menandakan bahwa susu
negatif lipid

Setelah mengering terdapat bekas minyak


yang tertinggal di kertas saring,
menandakan bahwa minyak zaitun positif
lipid

Setelah mengering terdapat bekas minyak


pada kertas saring , menandakan bahwa
margarin positif lipid

Kloroform 1 ml dan jus mangga larutan


menjadi tidak larut dan terbentuk
gumpalan
Alkohol 1 ml dan jus mangga larutan
tidak laru dan terbentuk gumpalan

Aquadest 1 ml dan jus mangga larutan


larut menjadi berwarna kuning muda

1 ml larutan Na2Co3 dan jus mangga


larutan menjadi larut berwarna kuning
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini yaitu, tentang analisis kualitatif lipid yang bertujuan untuk
mendeteksi keberadaan lipid pada suatu bahan uji dan juga untuk mengetahui zat apa yang
mampu melarutkan lipid.Pertama yaitu uji deteksi lipid, pada uji ini yang harus disiapkan
adalah kertas saring, bahan uji seperti minyak zaitun, margarin, mentega, susu dan jus
mangga. Kemudian bahan uji diteteskan pada masing-masing kertas yang telah disiapkan dan
dibiarkan hingga mengering. Apabila terdapat bekas minyak maka hasilnya positif
mengandung lipid dan dari hasil pengamatan yangtelah dilakukan pada bahan uji minyak
zaiun,susu, margarin, dan jus semuanya positif mengandung lipid dikarenakan meninggalkan
bekas minyak pada kertas saring.

Selanjutnya yaitu uji kelarutan lipid yang dimana pelarut yang digunakan adalah
aquadest, alkohol, eter, klorofom, dan Na2Co3 sebanyak 1 ml. Sampel yang digunakan pada
uji ini adalah minyak zaitun dan jus mangga. Pertama-tama disiapkan 5 buah tabung reaksi
yang telah terisi dengan pelarut kemudian ditambahkan 2 tetes bahan uji ke dalam tabung
reksi dan homogenkan. Pada uji ini sampel minyak zaitun , sampel minyak zaitun hanya larut
dalam pelarut klorofom dan eter sedangkan dalam pelarut alkohol, dan aqudest minyak zaitun
tidak dapat larut. Dikarenakan bahwa lemak dan minyak hanya sedikit yang larut dalam
alkohol, terutama minyak dengan berat molekul rendah, karena alkohol merupakan pelarut
semipolar dan pada aquaest tidak dapat larut dikarenakan lipid tidak bisa larut dalam air
karena air bersifat polar, dan pada uji sampel jus manngga dilakukan dengan langkah yang
sama pada uji sampel minyak zaitun.
BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pada uji deteksi lipid bahan uji yaitu minyak zaitun, margarin, jus semua
mengandung lipid.
2. Pada uji kelarutan lipid, sampel minyak zaitun hanya larut dalam pelarut klorofom
dan eter
3. Pada uji kelarutan lipid jus mangga hanya larut dalam aquadest dan Na2Co3
3.2 Saran

1. ketersediaan alat dan bahan yang diperlukan kurang banyak, harusnyamemadai agar
praktikum dapat berjalan dengan baik dan sesuai denganwaktu yang sudah di
jadwalkan
2. Kuis seharusnya diadakan setelah praktikum selesai.
3. Kesulitan kami saat membuat laporan adalah ketika lampiran foto,seharusnya untuk
praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Kataren,s. (2008). Minyak dan Lemak pangan. Penerbit Universitas Indonesia

Jakarta

Manurung, R. (2006). Transesterifikasi Minyak Nabati. Fakultas Teknik,

Universitas Sumatra Utara Medan

Winarno, G. F, (1996). Lemak dan Minyak. Penerbit PT gramedia pustaka utama

Jakarta

Anda mungkin juga menyukai