PENDAHULUAN
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
Alat:
1. Pipet tetes
2. Pipet ukur
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Lampu spiritus
Bahan:
1. Larutan ninhidrin
2. Larutan putih telur
3. Reagen
4. Larutan NaoH 2N
5. CuSO₄ 0,1 N
2.2 Prosedur kerja
Uji Biuret
PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini dilakukannya percobaan tentang uji senyawa protein yang
bertujuan untuk menentukan adanya protein dalam suatu larutan uji menunjukkan adanya
asam amino tirosin, dan mahasiswa agar dapat memahami konsep dasar reaksi biokimia
dalam tubuh.
Pada uji senyawa protein ini dilakukan dengan metode uji biuret, yaitu dengan
mereaksikan larutan putih telur 1% dengan larutan NaoH 10% dan beberapa tetes larutan
CuSO₄ 0,1 N. Berdasarkan pereaksian tersebut, larutan menunjukkan atau menghasilkan
warna ungu sesuai dengan teori bahwa pada uji biuret, dari pereaksi biuret dalam suasana
basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan peptida sehingga membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu atau violet. Jika dalam senyawa yang dijuji banyak terdapat ikatan
peptida, maka dengan uji biuret akan memberikan warna ungu, jadi dapat disimpulkan pada
percobaan ini uji senyawa protein menghasilkan warna ungu yaitu positif.
BAB IV
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Pada uji biuret yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein dalam makanan.
Apabila bahan makanan yang diuji protein, pada uji biuret akan terbentuk warna ungu, yang
mengandung protein yaitu putih telur dan susu.
3.2 Saran
Untuk pratikum biokimia selanjutnya, dalam melakukan pengamatan, alat- alat yang
digunakan untuk mereaksikan suatu larutan harus dibersihkan terlebih dahulu. Supaya tidak
terkontaminasi, dan dalam mereaksikan bahan kimia harus hati-hati dan lebih teliti, supaya
hasil yang didapatkan lebih efesien dan sesuai dengan literatur tentang pengamatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Collage Pers
PENDAHULUAN
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suau hidrokarbon atau
etil eter. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol
yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik seperti eter, aseton, klorofom, dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molkul yang sama akan tetapi terdiri dari beberapa
golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi
menjadi beberapa golongan, yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid.
Lemak dan minyak adalah trigleserida atau triasigleserol, kedua istilah ini berarti “
dari gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada
temperatur Kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat car.
Lemak digolongkan berdasarkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya
adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang
mengandung asam- asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam
lemak yang mempunyai ikatan rangkap, jenis asam lemak ini dapat di indentifikasi
dengan reaksi adisi, dimanaikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak
jenuh.Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis
kualitatif maupun kuantitatif.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Kertas saring
Bahan:
1. Jus buah
2. Minyak zaitun
3. Minyak kelapa
4. Margaring
5. Alkohol 96%
6. Eter
7. Klorofom
8. Na2Co3
9. Larutan dalam klorofom
10. Mentega
2.2 Prosedur kerja
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini yaitu, tentang analisis kualitatif lipid yang bertujuan untuk
mendeteksi keberadaan lipid pada suatu bahan uji dan juga untuk mengetahui zat apa yang
mampu melarutkan lipid.Pertama yaitu uji deteksi lipid, pada uji ini yang harus disiapkan
adalah kertas saring, bahan uji seperti minyak zaitun, margarin, mentega, susu dan jus
mangga. Kemudian bahan uji diteteskan pada masing-masing kertas yang telah disiapkan dan
dibiarkan hingga mengering. Apabila terdapat bekas minyak maka hasilnya positif
mengandung lipid dan dari hasil pengamatan yangtelah dilakukan pada bahan uji minyak
zaiun,susu, margarin, dan jus semuanya positif mengandung lipid dikarenakan meninggalkan
bekas minyak pada kertas saring.
Selanjutnya yaitu uji kelarutan lipid yang dimana pelarut yang digunakan adalah
aquadest, alkohol, eter, klorofom, dan Na2Co3 sebanyak 1 ml. Sampel yang digunakan pada
uji ini adalah minyak zaitun dan jus mangga. Pertama-tama disiapkan 5 buah tabung reaksi
yang telah terisi dengan pelarut kemudian ditambahkan 2 tetes bahan uji ke dalam tabung
reksi dan homogenkan. Pada uji ini sampel minyak zaitun , sampel minyak zaitun hanya larut
dalam pelarut klorofom dan eter sedangkan dalam pelarut alkohol, dan aqudest minyak zaitun
tidak dapat larut. Dikarenakan bahwa lemak dan minyak hanya sedikit yang larut dalam
alkohol, terutama minyak dengan berat molekul rendah, karena alkohol merupakan pelarut
semipolar dan pada aquaest tidak dapat larut dikarenakan lipid tidak bisa larut dalam air
karena air bersifat polar, dan pada uji sampel jus manngga dilakukan dengan langkah yang
sama pada uji sampel minyak zaitun.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pada uji deteksi lipid bahan uji yaitu minyak zaitun, margarin, jus semua
mengandung lipid.
2. Pada uji kelarutan lipid, sampel minyak zaitun hanya larut dalam pelarut klorofom
dan eter
3. Pada uji kelarutan lipid jus mangga hanya larut dalam aquadest dan Na2Co3
3.2 Saran
1. ketersediaan alat dan bahan yang diperlukan kurang banyak, harusnyamemadai agar
praktikum dapat berjalan dengan baik dan sesuai denganwaktu yang sudah di
jadwalkan
2. Kuis seharusnya diadakan setelah praktikum selesai.
3. Kesulitan kami saat membuat laporan adalah ketika lampiran foto,seharusnya untuk
praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
Jakarta