PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat membtuktikan unsur unsur apa saja yang ada dalam protein.
2. Mahasiswa dapat membuktikan kelarutan albumin terhadap macam macam pelarut.
3. Mahasiswa dapat menunjukkan/membuktikan ikatan peptida yang membentuk
protein.
4. Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu ikatan asam amino.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti perta,a atau utama. Protein
ialah ikatan peptide yang terjadi antara atom C dari gugus COOH dengan atom N dari gugus
NH2. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.
Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita
memperoleh protein berasal dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan
disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telu, susu, ikan,
beras, kacang kedelai, gandum, jagung, dan buah buahan (Poedjadi, 1994).
Protein mengontrol sifat sel dan juga mendukung struktur molekulnya. Sedang fungsi
protein dalam tubuh seperti fungsi struktur, sintesis, glukosa, mengatur fungsi, menyediakan
energi. Fungsi protein dalam struktur, mulai dari sel sel individu sampai struktur tubuh
secara keseluruhan, kuliy, rambut, dan otot terbentuk sebagian besar oleh protein. fungsi
protein didalam mengatur fungsi tubuh yaitu, enzim (merupakan katalisator), transport
molekul didalam darahdan sel sel, sistem iun (sebagai pembentuk antibodi), hormone
(contoh: hormone insulin, GH), molekuk yang membantu proses kontraksi otot,
keseimbangan cairan, keseimbangan asam dan transmisi saraf (Page, 1997).
Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel hidup,
yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel manusia. Protein
dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini, protein mempunyai peranan
penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai zat pembenfuk, transport, katalisataor
reaksi kimia, hormon, racun, dan yang lainnya. Protein ini mempunyai empat fungsi
utamanya yaitu untuk memperbaiki jaringan yang rusak untuk pertumbuhan jaringan baru,
sebagai enzim, dan sebagai hormone. (Mandle, 2012).
Dalam hubungannya dengan asam amino, protein merupakan polimer dari sekitar
asam amino yang berlainan disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai pendek.
Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam-asam amino tersebut disambung3
sambungkan, protein yang berbeda dapat mempunyai sifat kimia yang berbeda dan struktur
sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping itu dapat bersifat polar atau
nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein meningkatkan
kelarutannya dalam air. Rantai samping yang paling polar ialah rantai samping amino basa
dan asam amino asam. Asam-asam amino ini terdapat dalam albumin dan globulin yang larut
dalam air dengan aras yang tinggi (Kuchel, dan Gregory, 2002).
Hampir semua asam amino, kecuali glisin mempunyai atom karbon kiral. Asam
amino kiral memiliki dua bentuk isomeri. Memiliki kemiripan sifat fisika dan kimia, kecuali
kemampuan membedakan arah putar bidang polarisasi. Protein yang tersusun dari rantai asam
amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein.
Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan
struktur kuartener. Struktur primer merupakan struktur yang urutan asam aminonya tersusun
secara linear dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur sekunder merupakan kombinasi
antara struktur primer yang linear dan memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang
terlilit. Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola
struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai
samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur kuarterner adalah protein membentuk
molekul kompleks, beberapa rantai protein bergabung membentuk seperti bola (Carey 2006).
Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk ionik.
Warna hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam
(kecuali prolin). Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan
dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R
bermuatan positif. Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam
amino dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan
lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin)
(Sumardjo, 2006).
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
b.
Albumin
-
NaCO 3
0,2
Albumin 2%
-
Amati kelarutannya
biuret
0,01 M
biuret
0,01 M
3 ml larutan
protein
- Di masukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambah 1 ml larutan NaOH 10%
- Dimasukkan 3 tetes larutan biuret 0,01 M
- Diaduk, jika timbul warna, tambahkan lagi 1-2 tetes biuret
Amati perubahan
warna
0,1 %
ke dalam 1 ml
Amati
perubahan
warna
BAB IV
PEMBAHASAN
Bahan yang
Di Uji
Prosedur
Sebelum
ditambah
NaOH
Setelah
ditmabah
NaOH
Albumin
dipanaskan
Bau: Amis
Warna :
bening
kekuningan
Bau: Warna: -
Albumin +
NaOH
dipanaskan
Bau: Amis
Warna :
bening
kekuningan
Bau: Amis
Warna :
tidak
berwarna
Susu cair
dipanaskan
Bau: Seperti
susu
Warna: putih
Bau: Warna: -
Susu cair +
Bau: Seperti
Bau:
Albumin
Susu Cair
Setelah
dipanaskan
Bau : seperti
rambut
terbakar
Warna: Putih
Uap air: (++
++)
Gelembung:
(+++)
Arang: (++
+)
Bau : seperti
rambut
terbakar
Warna:
kuning
keemasan
Uap air: (+
+)
Gelembung:
(++++++)
Arang: (-)
Bau: susu
Warna: putih
Uap air: (++
+)
Gelembung:
(-)
Arang: (-)
Bau: seperti
Hasil uji
dengan
kertas
lakmus
merah
Merah
Biru
Merah
Biru
9
NaOH
dipanaskan
susu
Warna: putih
Larutan tempe
dipanaskan
Bau: seperti
kedelai
Warna: putih
keruh
Larutan tempe
+ NaOH
dipanaskan
Bau: seperti
kedelai
Warna: putih
Larutan
Tempe
rambut
terbakar
Warna:
kuning,
Seperti
kemudian
susu
menjadi
Warna:
orange
putih keruh Uap air: (+
+)
Gelembung:
(+++++)
Arang: (-)
Bau: tempe
Warna: putih
Uap air: (++
Bau: ++)
Warna: Gelembung:
(-)
Arang: (-)
Bau: tempe
busuk
Warna:
Bau: seperti
kuning
kedelai
keruh
Warna:
Uap air: (+)
putih keruh
Gelembung:
(++++++)
Arang: (-)
Merah
Biru
Keterangan:
Gelembung dan Uap Air: (++++++) sangat banyak, (+++++) banyak, (++++) sedang
(+++) cukup, (++) sedikit, (-) tidak ada.
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Albumin
a. Pertama albumin (putih telur) bewarna putih kekuningan dan berbau amis
dipanaskan dengan buret di dalam tabung reaksi. Setelah dibakar, diamati
yang terjadi pada larutan, seperti bau, warna, uap air, gelembung, dan
arang. Larutan albumin pada percobaan ini terdapat perubahan. Bau
larutan menjadi seperti rambut terbakar, warna menjadi putih, terdapat uap
air (++++), muncul gelembung (+++) dan terdapat arang (+++). Setelah
diuji dengan dipanaskan, larutan di uji dengan menggunakan kertas
lakmus merah. Tetapi hasilnya kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
10
perubahan
warna,
hal
tersebut
12
Albumin + aquades
Prosedur
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Albumin: putih
Warna: tidak
keruh
bewarna (+)
Aquades: tidak
Kelarutan: larut
bewarna
dalam aquades
Albumin + aquades:
tidak berwarna
Albumin: putih
Warna: tidak
keruh
berwarna (++)
NaOH 0,2 %: tidak
Kelarutan: larut
berwarna
dalam NaOH 0,2 %
Albumin + NaOH
0,2 %: tidak
berwarna
Albumin: putih
Warna: keruh (+++
keruh
+)
HCl 0,2 %: tidak
Kelarutan: larut
berwarna
dalam HCl 0,2 %
Albumin + HCl 0,2
%: tidak berwarna
Albumin: putih
Warna: tidak
keruh
berwarna (+++)
NaCO3 0,2 %: tidak
Kelarutan: larut
berwarna
dalam NaCO3 0,2 %
Albumin + NaCO3
0,2 %: tidak
berwarna
13
b. Uji kelarutan yang kedua adalah larutan albumin + NaOH 0,2 %. Larutan
albumin semula putih keruh setelah ditambah dengan NaOH 0,2 % yang
tidak bewarna menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan di vorteks selama 1
menit 20 detik dengan kecepatan 1500 putaran dan larutan menjadi tidak
bewarna serta albumin larut terhadap NaOH 0,2 %.
c. Uji kelarutan yang ketiga adalah larutan albumin + HCl 0,2 %. Larutan
albumin semula putih keruh setelah ditambah dengan HCl 0,2 % yang tidak
bewarna menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan di vorteks selama 1 menit
20 detik dengan kecepatan 1500 putaran dan larutan menjadi keruh (++++)
serta albumin larut terhadap HCl 0,2 %.
d. Uji kelarutan yang keempat adalah larutan albumin + NaCO 3 0,2 %. Larutan
albumin semula putih keruh setelah ditambah dengan NaCO 3 0,2 % yang
tidak bewarna menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan di vorteks selama 1
menit 20 detik dengan kecepatan 1500 putaran dan larutan menjadi tidak
bewarna (++++) serta albumin larut terhadap NaCO3 0,2 %.
Pada keempat percobaan yang dilakukan hasil akhir menunjukkan bahwa tidak
adanya endapan. Ini menunjukkan bahwa albumin larut pada berbagai macam
jenis zat pelarut. Mulai dari pelarut air, asa, basa, dan larutan garam encer.
Ketika albumin dicampur dengan air, maka albumin akan larut dalam air, dan
keduanya tidak dapat dipisahkan. Ini karena gugus karbohidrat akan melepas H +
sedangkan gugus amino akan menerima H+. ini juga terjadi pada saat albumin
dicampur dengan basa (NaOH) hasilnya akan sama dengan aquades. Pada
pencampuran antara albumin dengan HCl, albumin akan tetap larut dalam pelarut
HCl. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ion H+ yang tingi dapat berikatan
dengan ion COO sehingga terbentuklah gugus COOH. Albumin yang dicampur
dengan NaCO3 tetap menunjukkan bahwa albumin larut dalam pelarut NaCO3.
C. Diskusi
1. Mengapa sifat protein tergantung pada jenis protein serta jenis dan macam
macam pelarut?
Kelarutan protein diatas disebabkan karena protein mempunyai sifat amfoter,
sifat ion switzer, dan optis aktif. Sifat-sifat inilah yang menyebabkan kelarutan
protein bergantung pada jenis protein serta jenis dan macam-macam pelarut.
14
No
.
1
Bahan
Albumin
Prosedur
Sebelum
Hasil Pengamatan
Sesudah
Setelah
ditambahkan ditambahkan
NaOH 10% Biuret 3 tetes
Putih
Ungu (+)
kekuningan
Setlah
ditambahkan
biuret lagi
Ungu (+)
Albumin +
Putih
NaOH 10% kekuninga
+ biuret
n
Susu Cair
Susu Cair + Putih
Putih
Merah muda Merah muda
NaOH 10%
(+)
(+)
+ biuret
Larutan tempe Larutan
Putih
Putih
Putih
Keungunan
tempe +
kekuninga kekuningan
kekuningan
(+) setelah
NaOH 10% n
(+)
ditetsi > 30
+ biuret
tetes
Keterangan: (+) pudar, (++) sedikit pudar, (+++) pekat, (++++) sangat pekat.
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Albumin (putih telur) sebelum ditambahkan NaOH 10% dan biuret berwarna
putih kekuningan. Setelah ditambahkan NaOH 10% tetap putih kekuningan.
Setelah itu larutan di vorteks dengan waktu 1 menit 20 detik dengan
kecepatan 1500 putaran. Setelah itu ditambahkan biuret sebanyak 3 tetes dan
larutan menjadi ungu (+) di bagian bawah. Setelah ditambahi dengan biuret
lagi larutan tetap bewarna ungu (+).
2. Susu cair sebelum ditambahkan NaOH 10% dan biuret berwarna putih.
Setelah ditambahkan NaOH 10% tetap putih. Setelah itu larutan di vorteks
dengan waktu 1 menit 20 detik dengan kecepatan 1500 putaran. Setelah itu
ditambahkan biuret sebanyak 3 tetes dan larutan menjadi merah muda (+).
Setelah ditambahi dengan biuret lagi larutan tetap bewarna merah muda (+).
3. Larutan tempe sebelum ditambahkan NaOH 10% dan biuret berwarna putih
kekuningan. Setelah ditambahkan NaOH 10% tetap putih kekuningan. Setelah
itu larutan di vorteks dengan waktu 1 menit 20 detik dengan kecepatan 1500
putaran. Setelah itu ditambahkan biuret sebanyak 3 tetes dan larutan menjadi
putih kekuningan (+). Setelah ditambahi dengan biuret lagi (lebih dari 30
tetes) larutan tetap bewarna keunguan (+).
15
Dalam uji biuret bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
larutan albumin, susu cair, dan larutan tempe. Pertama bahan larutan yang diuji
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kemudian ditambahkan NaOH. Setelah
itu divorteks dengan waktu dan kecepatan tertentu. Setelah itu, larutan uji
ditambahkan dengan biuret. Pertama 3 tetes, kemudian bisa ditambahkan lagi. Ini
bertujuan untuk memebentuk suatu kompleks dengan nitrogen dan karbon dari
ikatan ikatan peptida dalam larutan basa.
Pendeteksian ada tidaknya ikatan peptida yang membentuk
suatu protein dilakukan dengan uji biuret. Uji positif ditandai
dengan munculnya warna merah muda sampai ungu. Pada uji
biuret berfungsi untuk menguji kandungan protein dalam suatu
zat (makanan). apabila setelah ditetesi biuret, makanan atau sari
makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi
berwarna ungu. Pada uji biuret tidak spesifik terhadap protein
dikarenakan semua Cu2+ dapat berikatan dengan amida bukan
hanya protein (Winarno 1992).
Pada larutan albumin yang sudah ditambah NaOH 10% serta larutan biuret
menghasilkan larutan yang bewarna ungu. Warna ungu yang dihasilkan disini
sangat muda (+). Kemudia pada larutan uji susu cair yang sudah ditambahkan
dengan NaOH 10% + biuret menunjukkan hasil berupa larutan menjadi merah
muda (+). Merah muda yang dihasilkan disini sangat pudar dan tidak pekat.
Selajutnya pada larutan tempe yang sudah ditambahkan NaOH 10% + biuret pada
awalnya tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Tetapi setelah
ditambahkan larutan biuret lebih dari 30 tetes baru terdapat perbedaan. Larutan
menjadi ungu. Hal ini disebabkan karena larutan tempe yang digunakan terlalu
pekat sehingga pereaksi NaOH dan biuret kurang bekerja dengan maksimal.
Warna ini disebabkan oleh Cu2+ beraksi dengan 4 asam amino
sehingga membentuk kompleks warna. Sesuai dengan rujukuan, bahwa
uji biuret ini positif apabila larutan yang diuji menunjukkan rekasi berupa
perubahan warna dari merah muda sampai ungu. Jadi dapat disimpulkan bawha
ke empat bahan uji tersebut memang positif terhadap uji biuret.
16
C. Diskusi
1. Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti protein telah
selesai? Jelaskan!
Dapat, karena uji biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui ikatan
peptida suatu protein. Ikatan peptida yang membangun rantai polipeptida dalam
protein dapat diputus (dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau enzim. Pada
percobaan ini digunakan suatu basa yaitu NaOH. Pemecahan ikatan peptida
dalam kondisi asam atau basa kuat merupakan proses hidrolisis kimia.
(Juniarso dki, 2007). Dengan begitu dapat dikatakan bahwa uji biuret dapat
digunakan untuk mengetahui suatu proses hidrolisis.
No.
Bahan
Prosedur
Arginin
Arginin +
larutan
ninhidrin
dipanaskan
Susu cair
Susu cair +
larutan
ninhidrin
dipanaskan
Albumin
Albumin +
larutan
ninhidrin
dipanaskan
Hasil Pengamatan
Setelah
Setelah
ditambahkan
dipanaskan
Sebelum
larutan
kemudian
Ninhidrin
didinginkan
Arginin: tidak Arginin +
Warna: biru
bewarna
ninhidrin:
keunguan (+
Ninhidrin:
tidak
+)
tidak
berwarna
Uap air: ada
berwarna
(+++)
Endapan:
tidak ada (-)
Susu cair:
Susu cair +
Warna:
putih
ninhidrin:
keunguan (++
Ninhidrin:
putih susu
+)
tidak
Uap air: ada
berwarna
(+++)
Endapan:
tidak ada
Albumin:
Albumin +
Warna:
bening
ninhidrin:
keunguan (+
kekuningan
kuning jernih +)
Ninhidrin:
Uap air (+++
17
tidak
berwarna
Larutan tempe
Larutan tempe
+ ninhidrin
dipanaskan
Larutan teme:
putih
kekuningan
Ninhidrin:
tidak
berwarna
Larutan tempe
+ ninhidrin:
putih
kekuningan
+)
Endapan: ada,
warna putih
keunguan (++
+)
Warna:
keunguan (+
+)
Uap air: ada
(++)
Endapan: ada,
warna putih
keunguan (+
+)
Keterangan:
a. Endapan
b. Uap
c. Warna
endapan.
3. Albumin berwarna bening kekuningan + ninhidrin tidak berwarna menjadi
larutan albumin + ninhidrin kuning jernih. Kemudian dipanaskan. Setelah
dipanaskan larutan menjadi keunguan (++), terdapat uap air (++++) dan ada
endapan warna putih keunguan (+++)
4. Larutan tempe putih kekuningan + ninhidrin tidak berwarna menjadi larutan
tempe + ninhidrin putih kekuningan. Kemudian dipanaskan. Setelah
dipanaskan larutan menjadi keunguan (++), terdapat uap air (++) dan ada
endapan putih keunguan (++)
Uji ninhidrin adalah uji paling umum untuk menentukan adanya
protein dari suatu bahan. Semua asam amino dan peptida yagn
mengandung
gugus
-amino
bebeas
memberikan
reaksi
18
pereaksi
ninhidrin
dapat
digunakan
untuk
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada uji pembuktian unsur unsur yang terdapat dalam protein apabila larutan ditemui
tercium bau seperti rambut terbakar yang menunjukkan bau khas dari nitrogen, terdapatnya
endapan yang merupakan ciri khas dari karbon, serta pada dinding tabung reaksi yang
terdapat uap air yang menandakan adanya unsur hidrogen maka percobaan ini dapat
dikatakan berhasil. Dalam percobaan ini, bahan uji yang digunakan adalah albumin, susu cair,
dan larutan tempe semuanya positif terhadap uji ini.
Pada praktikum kali ini juga terdapat uji biuret, kelarutan albumin, serta uji ninhidrin
yang bahan uji menunjukkan hasil positif terhadap uji yang dilakukan. Salah satu contoh
adalah uji biuret dengan menggunakan bahan uji susu cair, penambahan reagen NaOH dan
Biuret ke dalam larutan dapat menunjukkan ada atau tidaknya ikatan peptida. Dimana ion
Cu2+ (pereaksi biuret) salam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida yang menyusun
protein dan membentuk senyawa kompleks bewarna biru hingga ungu.
Selain itu pada uji kelarutan albumin, ternyata larut pada berbagai jenis macam
pelarut, diantara, aquades, NaOH 0,2 %, HCL 0,2 %, dan
NaCO3
2%.
5.2 Saran
Agar pada saat pelaksanaan praktikan lebih memperhatikan hal-hal seperti kebersihan
alat, ketepatan ukuran larutan, waktu percobaan dan lainnya, karena kesalahan sedikitpun
bisa mempengaruhi hasil pengamatan, larutan yang disediakan oleh laboratorium, terkadang
dalam peracikannya ditemukan human error, sehingga juga mempengaruhi hasil, suhu
ruangan dan peletakan/ penyimpanan cairan dalam laboratorium itu sendiri.
21
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sahito. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Bandung: PT Gramedia Pustaka Utama.
Carey, 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia Press.
Kuchel, Philip dan Gregory B Ralston. 2002. Schaums Easy Outlines Biochemistry. USA :
McGraw-Hill Companies.
Lidya dan Djenar. 2000. Dasar Bioproses Direktorat Pembinaan dan Fenolinin dan
Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidkatn Tinggi. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Mandle, Ari Kumar., Pranita Jain., Shailendra K.S. 2012. Protein Structure Prediction Using
Support Vector Machine. International Journal on Soft Computing ( IJSC ) Vol.3,
No.1.
Sumardjo, Damin. 2006. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Progam Srata 1
Bioeksakta. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Winarno, F.G.1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum.
22
LAMPIRAN
Praktikum 1 Membuktikan Unsur-unsur dalam Protein
Albumin
Larutan Tempe
Larutan Susu
Dipanaskan
Dipanaskan
Dipanaskan
Albumin + NaOH
Dipanaskan
23
24
25
26