Anggota :
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
2.1 Protein
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Protein merupakan komponen terbesar setelah air dalam jaringan
tubuh. Berat kering protein selnya kira-kira lebih dari 50%. Protein adalah
senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%),
hidrogen (± 7%), oksigen (±13%), dan nitrogen (±16%). Protein ada yang
mengandung belerang (S) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit yaitusekitar1-2dan
adajugayang mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Apriyantono,
1989).
Protein mempunyai peranan yang sangat penting didalam tubuh.Protein
berfungsisebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk
pembentukan kulit, otot, rambut, jantung, hati, ginjal, dan beberapa organ penting
lainnya. Protein ada yang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif.
Beberapa diantaranya enzim yang berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin
sebagai pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme tubuh dan
antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Kekurangan
protein dalam jangka waktu lama dapat mengganggu berbagai proses
metabolisme di dalam tubuh serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit (Brady, 1999).
Protein dalam tubuh manusia dapatdiperoleh dari bahan makanan, baik yang
berasal dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut
protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan,
beras, kacang, dan buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi
manusia akan dipecah menjadi asam-asam amino dalam proses pencernaan
dengan dibantu oleh enzim seperti pepsin dan tripsin. Asam-asam amino yang
dihasilkan kemudian diserap oleh usus dan dibawa ke hati atau didistribusikan ke
jaringan-jaringan yang membutuhkan. Pembentukan sel-sel tubuh protein juga
dapat digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak
terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak (Pratidina, 2008).
Menurut Wirahadikusumah (1989), menyatakan bahwa asam amino adalah
komponen penyusun protein. Asam amino dibagi menjadi dua kelompok yaitu
sebagai berikut:
1. Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat diproduksi dalam
tubuh sehingga harus ditambahkan dalam bentuk makanan
2. Asam amino non esensia, yaitu asam amino yang dapat diproduksi dalam tubuh
- diambilsebanyak 2 mL kemudian
dimasukkanpadatabungreaksi
- ditambahkanbeberapateteslarutanninhidrin 0,1 %
- dipanasakandalampenangas air mendidihselama 10 menit
- dilakukanhal yang samapadalarutansampel, gelatin,
dankasein
Hasil
- diambil 2 mL dandimasukkandalamtabungreaksi
- ditambahkan 2 mL larutannatriumhidroksida 10%
- ditambhakan 1 teteslarutantembagasulfat 0,1%
- dicampurkansampaihomogenyjikabelumterbentukwarnam
erahmudaatauunguditambahkan 1-10 tetestembagasulfat
0,1%
- dilakukanhal yang samapadalarutansampel, gelatin,
dankasein
Hasil
3.2.3 Uji Xantoprotein
Larutan Albumin
- diambil 2 mL dandimasukkandalamtabungreaksi
- ditambahkan asam nitrat pekat dengan hati-hati dan terbentuk
endapan putih
- dipanaskan sampai warna larutan berubah menjadi kuning
- didinginkan pada air kran
- ditambahkan larutan natrium hodroksida (NaOH) atau
amonium hidroksida (NH4OH)
- dilakukan hal yang sama pada larutan sampel gelatin dan
kasein
Hasil
- diambil 2 mL dandimasukkandalamtabungreaksi
- ditambah dengan pereaksi hopkins-cole
- ditambahkan dengan asam sulfat pekat secara hati-hati
melalui dinding tabung sampai terbentuk lapisan dibawah
larutan protein
- didiamkan beberapa menit dan jangan dikocok sampai
terbentuk cincin violet pada perbatasan kedua cairan
- dilakukan hal yang sama pada larutan sampel, gelatin dan
kasein
Hasil
3.2.5 Uji Millon
albumin, gelatin, dan kasein
Hasil
3.3 ProsedurKerja
3.3.1 UjiNinhidrin
Larutan yang akan di uji pada praktikum kali ini adalah albumin, kasein,
gelatin, dan sampel yang belum diketahui. Perlakuan pertama yakni larutan yang
akan diuji dimabil sebanyak 2 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan dengan beberapa tetes larutan ninhidrin 0,1%. Laruatn
kemudian dipanaskan dalam penangas air yang mendidih selama 10 menit,
kemudian diamati perubahan warna yang dihasilkan.
3.3.2 Uji Biuret
Larutan yang akan di ujipadapraktikum kali iniadalah albumin, kasein, gelatin,
dansampel yang belumdiketahui. Perlakuan yang pertamayaknilarutan yang akan diuji
diambil sebanyak 2 mL, kemudian ditambahkan dengan 1 tetes larutan tembaga sulfat
0,1% dan larutan dicampurkan dengan baik. Larutan tembaga sulfat 0,1% ditambahkan
lagi sebanyak 1-10 tetes apabila tidak terbentuk warna merah muda sampai terbentuk
warna merah muda atau merah.
3.3.3 UjiXantoprotein
Larutan yang akan di ujipadapraktikum kali iniadalah albumin, kasein,
gelatin, dansampel yang belum diketahui. Perlakuan yang pertamayaknilarutan
yang akan diuji ditambahkan dengan 1 mL asam pekat secara hati-hati akan
terbentuk endapan putih. Larutan kemudian dipanaskan sampai ada perubahan
menjadi warna kuning, kemudian didinginkan dengan air kran. Larutan kemudian
ditambahkan dengan natrium hidroksida atau amonium hidroksida.
3.3.4 Uji Hopkins_Cole
Larutan yang akan di ujipadapraktikum kali iniadalah albumin, kasein,
gelatin, dansampel yang belumdiketahui. Perlakuan yang pertamayaknilarutan
yang akandiujiditambahkan dengan asamsulfatpekat yang
dituangkanmelaluidindingtabungsehinggaterbentuksuatulapisandibawahlarutan
protein. Larutankemudiandidiamkandanjangandikocoksampaiterbentukcincin
violet padaperbatasankeduacairan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Percobaan Casein Gelatin Tirosin Triptofan
1 Uji Ninhirin - - - -
2 Uji Biuret + + - -
3 Uji Xantoprotein + + + +
4 Uji Hopskin Cole + - - +
4.2 Pembahasan
Percobaan ini mengenai analisis kualitatif dari protein. Protein adalah
makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang tersusun dari atom nitrogen,
karbon, hidrogen, dan oksigen. Uji protein kali ini menggunakan beberapa metode
percobaan, yakni metode uji ninhidrin, uji biuret, uji xantoprotein, dan uji
hopskin-cole. Uji ninhidrin digunakan untuk menentukan kandungan protein
dalam suatu bahan, uji ini merupakan uji umum dari suatu protein. Uji biruet
digunakan untuk menentukan ikatan peptida dalam suatu bahan. Uji xantoprotein
digunakan untuk menentukan keberadaan gugus benzene dalam suatu bahan. Uji
Hopskin-Cole digunakan untuk menentukan triptofan dalam bahan.
Perlakuan yang pertama adalah uji protein dengan uji ninhidrin. Uji
ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang
diuji. Ninhidrin (2,2-dyhidrokxindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang
digunakan untuk mendeteksi amina dalam asam amino. Asam amino akan
berekasi dengan ninhirin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah
dan melepaskan NH3 dan CO2. Ninhidrin yang telah berekasi akan membentuk
dihirindantin. Prinsip dari uji ninhidrin adalah suatu asam amino bereaksi dengan
triketohidrindenahidrat (ninhidrin) untuk membentuk aldehida yang lebih kecil,
dengan membebaskan karbon dioksida, ammonia, dan menghasilkan warna biru
violet seperti reaksi berikut:
Gambar 4.1 Reaksi uji Ninhidrin
(Brady, 1999)
Reaksi Ninhidrin digunakan sebagai uji umum protein. Persamaan reaksi
diatasdapat dilihat bahwa hanya atom nitrogen dari zat warna ungu yang berasal
dari asam amino, asam amino selebihnya terkonversi menjadi aldehida dan CO2.
Warna ungu yang dihasilkan setelah pemanasan dapat berbeda-beda. Pemanasan
digunakan untuk koagulasi protein sehingga akan terbentuk suatu endapan dan
tidak larut dalam air. Pemanasan dengan Ninhidrin menghasilkan produk
berwarna ungu pada semua asam amino yang mempunyai gugus L α-amino bebas.
Hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa gelatin, casein, tirosin dan triptofan
menunjukkan hasil yang negatif yakni tidak terbentuk warna ungu pada larutan.
Sampel gelatin, casein, tirosin dan triptofan menunjukkan hasil yang negatif
karena tidak mengandung asam amino.
Percbaan yang kedua adalah uji biuret. Uji Biuret digunakan untuk
mengetahui adanya ikatan peptida pada suatu bahan. Uji biuret menghasilkan
warna ungu pada larutan casein karena terbentuk senyawa kompleks antara
Cu2+dan N dari molekul ikatan peptida yaitu gugus peptida ( -CO-NH-). Ikatan
peptida yang semakin banyak atau makin panjang ikatan peptida dalam protein
maka warna ungu akan makin kuat intensitasnya. Reaksi biuret merupakan reaksi
warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-) dan protein. Reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks
antara Cu2+dan N dari molekul ikatan peptida. Asam amino yang terikat pada
ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi ini.Senyawa dengan ikatan peptida
memberikan warna violet, tripeptida ungu dan tetrapeptida serta peptida kompleks
memberikan warna merah muda. Biuret yang dihasilkan ditambah dengan 2 mL
NaOH dan 6 tetes CuSO4. Biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. Reaksi
ini disebut dengan reaksi biuret, kemungkinan terbentuknya Cu2+ dengan gugus
CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam
amino (kecuali histidina, serina dan treonina) tidak memberikan uji ini. Protein
yang mempunyai gugus –CS-NH-, -CH-NH- dalam molekulnya juga memberikan
tes warna positif dengan biuret (Brady, 1999). Reaksinya adalah sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dapat disampaikan
1. Cara identifikasi protein menggunakan uji Ninhidrin yaknireagen ninihidrin.
Asam amino akan bereaksi apabila bereaksi dengan reaksi ninnhirin dan akan
membentuk aldehida yang lebih kecil dengan membebaskan karbon dioksida,
amonia, dan akan menunjukkan hasi positif berupa warna ungu violet. Uji ini
merupakan uji umum dalam penentuan protein dari suatu bahan. Bahan yang
digunakan dalam percobaan uji ninhidrin tidak mengandung asam amino bebas
sehingga tidak menghasilkan warna ungu pada bahan yang digunakan.
2. Cara identifikasi protein dengan uji Biuret yakni didasarkan pada reaksi anara
ion Cu+dan ikatan peptida dalam suasana basa. Warna yang dihasilkan adalah
kompleks ungu apabila menunjukkan hasil yang positif. Uji ini merupakan
untuk menguji ikatan peptida dalam suatu bahan. Bahan yang digunakan dalam
percobaan menghasilkan uji biuret yang positif yaitu kasein dan gelatin.
3. Cara identifikasi protein dengan uji Xantoprotein yakni menggunakan asam
nitrat dan amonium hidroksida atau narium hidroksida. Reaksi anatara larutan
tersebut akan menyebabkan nitrasi inti benzena dalam molekul protein. Hasil
positif akan akan membentuk warna kuning sampai jingga. Uji ini digunakan
untuk menentukan keberadaan gugus benzene dalam bahan.Bahan yang
digunakan dalam percobaan menghasilkan uji Xantoprotein yang positif yaitu
gelatin,kasein,tirosin dan triptofan.
4. Cara identifikasi protein dengan uji Hopskin-Cole yakni menggunakan
pereaksi hopskin-cole dan ditambah dengan asam pekat. Reaksi tersebut akan
menunjukkan adanya triptofan dalam molekul protein. Triptofan akan
berkondensasi dengan macam-macam aldehida karena adanya asam kuat
sehingga akan terbentuk komplekks warna cincin violet pada perbatasan kedua
cairan.Bahan yang digunakan dalam percobaan menghasilkan uji Hopskin-Cole
yang positif yaitu kasein dan triptofan
5.2 Saran
Saran pada percobaan kali ini praktikan lebih memahami percobaan yang
akan dilakukan agar tidak bingung pada saat melakukan percobaan. Praktikan juga
seharusnya lebih hati-hati dalam melakukan percobaan sehingga agar hasil yang
didapat dapat sesuai dengan yang dinginkan. Kebersihan alat juga harus dijaga
agar bahan tidak bercampur dengan bahan yang lain yang akan menyebabkan
kerusakan pada bahan.
DAFTAR PUSTAKA