Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI ASAM AMINO DENGAN NINHIDRIN

OLEH:
DITHA FEBBY HANDAYANI
1703051006

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019
I. Tujuan
Untuk menguji asam amino dengan pereaksi ninhidrin
II. Reaksi
Uji ninhidrin
H2N O O

OH
+ OH
H3C OH
O
asam amino ninhidrin

O O
N
O

+ H3C H
+ CO 2 + 3H2O + H
+

OO

berwarna ungu

III. Dasar Teori


Asam amino memainkan peran sentral baik sebagai building blocks (monomer)
protein dan sebagai perantara dalam metabolisme tubuh. Sifat kimia dari asam
amino protein menentukan aktivitas biologis protein. Protein tidak hanya
mengkatalisasi semua (atau sebagian besar) dari reaksi dalam sel hidup, protein juga
mengontrol hampir semua proses selular.
Asam amino adalah monomer penyusun protein. Dari struktur umumnya, asam
amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus
karboksil yang saling berhadapan, dimana keduanya terikat pada atom karbon yang
sama, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus
karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Gugus karboksil
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa Karena asam amino
mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia
yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan
esterifikasi.
Sifat asam–asam amino tidak jauh berbeda dengan sifat protein yang dibentuknya.
Sifat ini ditentukan oleh gugus α-karboksil, α-amino dan gugus-gugus yang
terdapat pada rantai samping molekulnya. Gugus α-amino dan gugus α-karboksil
bereaksi seperti layaknya reaksi senyawa organik lainnya untuk membentuk amida,
ester dan asil halida lainnya. Asam amino dan Protein dapat bereaksi dengan
beberapa pereaksi tertentu, seperti pereaksi Biuret, Hopkins-Cole, Millon dan
sebagainya. Oleh karena itu, protein dapat diidentifikasi melalui beberapa uji test
dengan menggunakan beberapa perekasi tertentu. Sifat asam amino antara lain
memiliki titik leleh di atas 200 °C, memiliki momen dipol yang besar, Bersifat
amfoter, sebagai pembawa sifat asam gugus –COOH, sebagai pembawa sifat basa
gugus ─NH2, bersifat optis aktif kecuali glisin, dalam air membentuk Zwitter ion
(ion bermuatan positif-negatif), asam amino umumnya larut dalam air (atau pelarut
polar) dan tidak melarut di dalam pelarut organic non-polar seperti hidrokarbon.
Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari monomer-monomer asam
amino yang sangat banyak sehingga mempunyai berat molekul yang besar.
Monomer-monomer asam amino ini saling terikat melalui ikatan peptide. Ikatan
peptide adalah ikatan antara gugus amina suatu asam amino dengan gugus
karboksil suatu asam amino yang lainnya. Unsur dasar penyusun molekul asam
amino adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, dan terkadang belerang. Contoh
dari asam amino adalah α-aminoethanoic acid, yang biasanya disebut glycine, dan
α-aminopropanoic acid yang biasanya disebut alanine.
Di alam, terdapat ratusan asam amino dan 20 diantaranya umum ditemukan dalam
tubuh manusia sebagai komponen protein. Protein dibangun oleh asam amino yang
diklasifikasikan menjadi asam amino esensial dan asam amino non esensial.
Keduapuluh asam amino ini penting bagi kehidupan karena diperlukan oleh semua
sel sekaligus berperan dalam proses metabolisme.
Dari sekitar dua puluhan asam amino yang kita kenal, sekitar sepuluh macam tidak
bisa dibentuk oleh tubuh manusia dan harus didatangkan dari asupan makanan.
Itulah yang disebut asam amino esensial, sering juga disebut asam amino
indispensable. Asam amino esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Jika
kekurangan kelompok asam amino ini akan menderita busung lapar (kwashiorkor).
Berbeda dengan lemak atau karbohidrat yang bisa disimpan, tubuh kita tidak dapat
menyimpan asam amino. Itu sebabnya asupan asam amino yang cukup dari
makanan selalu diperlukan setiap hari.

IV. Alat dan Bahan


Pada praktikum kali ini adapun alat-alat yang digunakan yaitu gelas ukur, gelas
kimia, pipet tetes, batang pengaduk, spatula, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
neraca analitik, kaca arloji, batang pengaduk, dan hotplate. Adapun bahan-bahan
yang digunakan yaitu larutan ninhidrin, asam amino (1 gram/L) : Glisin, tyrosin,
dan tryptopan.
V. Prosedur Kerja
Pada praktikum kali ini disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terlebih
dahulu. Dinetralkan masing-masing asam amino dengan cara menambahkan NaOH
0,1 M sebanyak 5-6 tetes sampai pH 6-7. Kemudian dimasukkan kedalam tabung
reaksi sebanyak 1 mL dan ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin. Kemudian
dipanaskan dalam penangas air hingga terbentuk warna ungu.
VI. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pengamatan seperti
dibawah ini :

No Sampel Warna
Sebelum pemanasan Sesudah pemanasan
1. Blanko Bening Warna tetap bening
2. Glisin Bening Ungu Pekat (1 menit)
3. Tryptopan Bening Ungu Pekat (1 menit, 25detik)
4. Tyrosin Bening Ungu (2 menit,23 detik)

VII. Perhitungan
0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
Ninhidrin 0,5 % =
100 𝑚𝐿
𝑀
0,5 % = × 100 %
50 𝑚𝐿
0,5 × 50
𝑀=
100
𝑀 = 0.25 𝑔𝑟
1 𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,05 𝑔𝑟
𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐴𝑚𝑖𝑛𝑜 = =
1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 1000 𝑚𝐿 50 𝑚𝐿
VIII. Pembahasan
Pada percobaan praktikum kali ini yaitu analisis asam amino dengan
ninhidrin dengan tujuan yaitu untuk menguji Untuk menguji asam amino
dengan pereaksi ninhidrin Sebelum dilakukan percobaan, dilakukan persiapan
alat bahan terlebih dahulu. Setelah disiapkan alat yang akan digunakan,
disiapkan larutan ninhidrin dan larutan asam amino yang akan digunakan dalam
percobaan kali ini.
Uji ninhidrin adalah uji yang digunakan untuk mengidentifikasi asam
amino bebas yang terdapat dalam suatu sampel. Asam amino bebas adalah asam
amino yang gugus aminonya tidak terikat. Ninhidrin adalah reagen yang
berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam
larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi
dengan asam amino akan menghasilkan kompleks berwarna ungu. Hanya atom
nitrogen dan kompleks warna ungu yang berasal dari asam amino selebihnya
terkonvensi menjadi aldehid dan karbondioksida. Zat warna ungu yang sama
dihasilkan dari semua asamalpha amino dengan gugus amino primer dan
intensitas warnanya berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada.
Fungsi larutan ninhidrin adalah oksidator yang menyebabkan
dekarboksilasi oksidatif dari asam amino yang menghasilkan CO2, NH3, dan
aldehid yang rantainya lebih pendek 1 C dari asam amino asalnya. Ninhidrin
yang tereduksi akan bereaksi dengan H3 sehingga membentuk senyawa
kompleks berwarna biru dengan adsorpsi warna maksimum pada panjang
gelombang 570nm.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus,
zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya
biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu disebut
dengan titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif
(terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan
negative (terdeprotonasi, -COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantnung pada
jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian asam amino tersebut dikatakan
zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dri larutan asam amino sebagai struktur
Kristal putih yang betitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam
amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun fisiologis
yang berada didekat netral,
Sebelum dilakukan percobaan dilakukan penetralan pH pada masing-
masing sampel uji asam amino seperti glisin, tyrosin dan tryptopan dengan
penambahan larutan basa yaitu NaOH encer untuk menetralkan pH. Reagen
asam amino yang digunakan dalam percobaan ini terbukti membuat protein
terdenaturasi. Sedangkan pemberian NaOH yang dilakukan bertujuan untuk
menetralkan larutan protein yang sudah diberi reagen asam sehingga terjadi
renaturasi. Renaturai merupakan keadaan dimana protein yang terdenaturasi
kembai seperti keadaan semula sebelum mengalami denaturasi. Ketika
ditambahkan NaOH, protein yang tadinya mengalami denaturasi dengan
indikasi adanya penggumpalan, mengalami renaturasi dengan indikasi
gumpalan tersebut berangsur-angsur mengalami pengurangan atau bahkan
hilang. Jumlah NaOH yang diberikan bervariasi pada masing-masing protein
yang diuji, ada yang diberi 4 tetes NaOH sudah mengalami renaturasi. Tetapi
ada juga yang harus diberi 6 tetes NaOH baru dapat mengalami renaturasi.
Dalam percobaan ini semua sampel yang diidentifikasi menunjukkan hasil
yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel menunjukkan hasil
yang positif. Uji ninhidrin jika ditambahkan dengan asam amino dan
dipanaskan akan membentuk kompleks berwarna ungu pekat. Pada pengujian
pertama yaitu larutan glisin menunjukkan hasil yang positif (+++) terhadap uji
ninhidrin hal ini ditandai dengan berubahnya warna larutan sebelum dan
sesudah pemanasan. Sebelum dipanaskan larutan berwarna bening, dan setelah
dilakukan pemanasan larutan berubah warna menjadi ungu pekat.Hasil poitif
yang didapatini sudah sesuai dengan literature. Hal ini terjadi karena glisin
merupakan asam amino alami yang paling sederhana. Glisin juga satu satunya
asam amino yang tidak memiliki isomer optic karena residu yang terikat pada
atom karbon alpha adalah atom hydrogen sehingga terjadi simetri. Glisin juga
merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi
karena glisin memiliki struktur yang paling sederhana hal ini lah yang
menyebabkan glisin paling cepat tereduksi dengan ninhidrin dan menunjukkan
hasil yang sangat positif (+++) glisin dapat berubah warna dalam waktu 1 menit
untuk menjadi warna ungu pekat sehingga pada percobaan ini menandakan
bahwa glisin mengandung asam amino bebas.
Pada sampel kedua yaitu tyrosin juga terbentuk hasil uji yang positif. Hal
ini ditandai dengan berubahnya warna larutan setelah dilakukan pemanasan.
Larutan yang sebelumnya berwarna bening berubah menjadi berwarna ungu tua.
Hasil positif yang didapat sudah sesuai dengan literature. Tryptopan juga
mmepunyai asam alpha-amino dalam biosintesis protein. Tryptopan memiliki
gugus fungsional yang dimiliki tryptofan indol yang tidak dimiliki oleh asam
asam amino dasar lainnya. Hal inilah yang menyebbakan Tryptofan
memberikan reaksi positif pada saat direaksikan dengan ninhdrin mampu
berubah warna dalam waktu 1 menit 25 detik dan menghasilkan warna ungu tua
(++). Dari adanya perubahan warna ini dapat dilihat bahwa tryptofan
mengandung asam amino bebas.
Pada sampel ketiga yaitu tyrosin juga menunjukkan hasil yang positif. Hal
ini ditunjukkan dengan berubahnya warna larutan pada saat sebelum dan
sesudah dilakukannya pemanasan. Sebelum pemanasan larutan berwrna bening
dan ssesaat setelah pemanaan larutan berubah warna menjadi ungu muda dan
menghasilkan hasil yang positif mengandung asam amino. Hasil positif yang
didapat sudah sesuai dengan literature. Tyrosin merupakan asam amino
penyusun protein. Tirosin memiliki satu gugus fenol (fenil dengan satu
tambahan gugus hidoksil) yang menyebabkan pada saat direaksikan dengan
ninhidrin terjadi perubahan warna pada larutan tirosin. Sampel tirosin dapat
berubah warna dari bening menjadi berwarna ungu muda setelah dilakukan
pemanasan selama 2 menit 23 detik. Hal ini menunjukkan bahwa pada tirosin
merupakan asam alpha-amino bebas..
Fungsi pemanasan pada percobaan ini adalah untuk membuat protein
mengalami denaturasi atau kerusakan, sehingga diharapkan molekul protein
mengalami denaturasi atau kerusakan sehingga diharapkan molekul protein
yang terdiri dari banyak polipeptida dapat terputus menjadi molekul-molekul
penyusunnya yang lebih kecil, sehingga hal ini dapat mempercepat terjadinya
reaksi.
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada
atom karbon alpha dari posisi gugus –COOH. Asam amino bebas adalah asam
amino dimana gugus aminonya tidak terikat.
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa semua sampel uji asam amino
tersebut terdapat alpha-amino bebas. Reaksi ninhidrin digunakan untuk
mendeteksi dan menduga asam amino secara kuantitatif dalam jumlah kecil.
Pemanasan dengan ninhidrin berlebih menghasilkan produk yang berwarna
ungu pada semua asam amino yang mempunyai gugus alpha-amino bebas.
Protein maupun asam amino yang mengandung asam alpha amino akan
memberikan reaksi dengan ninhidrin membentk wana biru. Pertama kali terjadi
oksidasi alfa amino akan memberikan reaksi dengan ninhidrin membentuk
warna biru. Pertama kali terjadi oksidasi alfa amino oleh ninhidrin dihasilkan
ninhidrin tereduksi, aldehid, ammonia, dan karbondioksida. Kemudian terjadi
kondensasi antara ammonia, ninhidrin tereduksi dan ninhidrin terbentuk
senyawa kompleks yang berwarna biru.
Warna ungu yang terbentuk ialah akibat adanya reaksi antara ninhidrin
dengan asam amino alfa bebas dari protein. Intensitas warna ungu yang
dihasilkan dalam keadaan baku merupakan dasar kualitatif untuk asam amino
alfa bebas. Sifat – sifat asam amino adalah tak berwarna, larut dalam air, tak
larut dalam alcohol atau eter, dapat membentuk garam kompleks dengan logam
berat dan dapat membentuk senyawa berwarna biru dengan nihidrin.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua
sampel mengandung asam alpha-amino bebas pada saat ditambahkan dengan
ninhidrin dan dipanaskan. Pada sampel glisin menghasilkan uji yang positif dengan
berubahnya warna larutan menjadi ungu pekat. Pada sampel tryptofan juga
menghasilkan uji yang positif dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu tua
dan sampel tyrosin yang berubah warna menjadi berwarna ungu muda.
X. Daftar Pustaka
- Masiring, Gideon Yones. 2011. Percobaan II Reaksi Uji Terhadap Asam Amino,
(online), (http://gideonyonesmasiring.blogspot.com/2011/02/percobaan-ii-reaksi-
uji-terhadap-asam.html).
- Nahraeni, Adlina Arsi. 2012. Asam Amino (online), (http://adlinna-kehidupanku
.blogspot.com /2012/06/bab-i.html,)
- Sya'bana , Muhammad Fauzi. 2011. Asam Amino dan Protein, (online),
(http://nurul. kimia.upi.edu/Web%202011/0800521/ujiprotein.html).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai