Anda di halaman 1dari 41

Anggota Kelompok :

1. Breinca Bella Rusti (20118010)


2. Dewi Wulandari (20118014)
3. Diah Paradyta (20118018)
4. Fischarina w.n (20118028)
5. Fitri Mastuti (20118029)
6. Hani Nur Indah A (20118035)
• Pengertian :
Heteropolimer dari asam-asam amino yang terikat satu sama
lain melalui ikatan peptida .

• Fungsi-fungsi :
Sebagai enzim, hormon ,maupun penyusun jaringan tertentu

• Susunan protein:
Nitrogen, oksigen, hidrogen, karbon, dan kadang kadang juga
terdapat belerang.
SUSUNAN ERLEMENTER

KELARUTAN

PENGENDAPAN DENGAN LOGAM


BERAT

PENGENDAPAN DENGAN GARAM


ALKALI
PENGENDAPAN DENGAN ASAM
KOMPLEKS

TES BIURET

TES NINHIDRIN

TES XANTOPROTEIN
• Dasar teori :Protein merupakan makromolekul.protein terbentuk
dari molekul asam aminoyang membentuk ikatan peptida
dengan molekul asam amino yang lainnya.semua protein yang
mengandung unsur nitrogen, karbon, oksigen, dan
hidrogen,protein kadang kadang mengandung fosfor dan
belerang.Dari rata-rata prosentase nitrogen dalam protein
adalah 16% dengan demikian 1/6 dari protein adalah nitrogen.
• Metode Percobaan : Kualititaf
• Tujuan : untuk mengetahui unsur-unsur penyusun protein
• Bahan : NaOH, Pb asetat, HCl
1. Uji 1 : Identifikasi unsur nitrogen, oksigen, hidrogen, dan karbon.

Cawan poselen
ditambahkan serbuk Hasil Pengamatan
albumin dan dipanaskan. Terbentuk arang
Letakkan kaca objek
diatasnya.
2. Uji 2 : Identifikasi unsur nitrogen

Hasil Pengamatan
Albumin+NaOH Mengubah warna
lakmus merah
menjadi biru
3. Uji 3 : Identifikasi unsur Belerang

Hasil Pengamatan
NaOH+Pb Larutan menghitam
asetat+HCL dan tercium bau
belerang
SAMPEL UJI 1 UJI 2 TABUNG 3
PUTIH TELUR Mengandung
Mengandung Mengandung
karbon, oksigen,
nitrogen belerang
hidrogen

Pada uji 1, larutan albumin terdapat unsur hidrogen dan oksigen karena
albumin bereaksi dan membentuk ikatan karena pemanasan maka akan
membentuk unsur dalam bentuk gas. Albumin positif positif mengandung karbon
karena adanya hasil pemansan menyisakan arang, gumpalan warna hitam inilah
yang disebut karbon.
Pada uji 2, larutan albumin terdapat unsur nitrogen karena mengubah
warna lakmus merah menjadi biru.
Pada uji 3, penambahan Pb asetat memberikan warna hitam yang
mengidentifikasikan terbentuk PbS dan adanya sulfur dengan penambahan HCl
pekat menghasilkan asap dengan bau khas belerang.
• Dasar teori : Protein mempunyai daya kelarutan yang berbeda.
Ada yang larut dalam dan ada yang tidak larut dalam air.
Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak. Molekul
protein melalui ikatan hidrogennya berinteraksi dengan molekul air
sehingga membentuk mantel air. Karena protein merupakan
makromolekul maka kelarutannya dalam air membentuk larutan
koloid. Jika protein ditambahkan alkohol maka protein akan
menggumpal karena alkohol menarik mantel air yang mengelilingi
mantel air.
• Metode Percobaan : Kualititaf
• Tujuan : untuk mengetahui daya larut protein dalam beberapa
pelarut
• Bahan : NaOH, etanol, HCl, aquadest
1.

 Siapkan 4 tabung masing-masing


ditambahkan sampel putih telur.
Tabung 1 ditambahkan aquadest
Tabung 2 ditambahkan NaOH
Tabung 3 ditambahkan HCl
Tabung 4 ditambahkan alkohol.

Diulangi percobaan seperti di atas dengan sampel yang


berbeda yaitu kasein dan gelatin
2.

Hasil Pengamatan
SAMPEL NAOH HCl ALKOHOL AQUADEST
PUTIH TELUR MENGGUMPAL MENGGUMPAL MENGGUMPAL MENGGUMPAL
SUSU LARUT LARUT LARUT LARUT
GELATIN LARUT LARUT LARUT LARUT

Terjadi gumpalan saat penambahan putih telur dengan NaOH mengakibatkan


perubahan pH sehingga ikatan-ikatan ionik menjadi terputus.
Terjadi gumpalan saat penambahan putih telur dengan HCl. Dikarenakan adanya
pereaksi antara asam dengan gugus amino dengan protein.
Terjadi gumpalan saat penambahan putih telur dengan alkohol karena alkohol
menarik mantel air yang mengelilingi molekul-molekul protein.
Terjadi gumpalan saat penambahan putih telur dengan aquadest. Molekul protein
melalui ikatan hidrogennya bereaksi dengan molekul sehingga membentuk mantel air.
Karena protein merupakan makromolekul maka kelarutannya dalam air akan membentuk
larutan koloid.
• Dasar teori : Protein cenderung mengalami beberapa perubahan
yang disebut dengan denaturasi protein. Denaturasi disebabkan
karena protein peka terhadap suhu dan tekanan tinggi, alkohol,
garam alkali, urea, KI, dan asam-asam tertentu. Protein juga
dapat mengalami denaturasi karena adanya konsentrasi asam
atau basa yang terlalu tinggi lebih dari 100o C.
• Metode Percobaan : Kualititaf
• Tujuan : untuk mengetahui pengaruh penambahan logam berat
terhadap protein.
• Bahan : AgNO3, CuSO4, FeCl3, HgCl2, Pb asetat
1.  Siapkan 5 tabung masing-masing
ditambahkan sampel putih telur.
Tabung 1 ditambahkan AgNO3
Tabung 2 ditambahkan CuSO4
Tabung 3 ditambahkan FeCl3
Tabung 4 ditambahkan HgCl2
Tabung 5 ditambahkan Pb asetat

 Tambahkan lagi larutan tersebut secara


berlebih

Diulangi percobaan seperti di atas dengan sampel yang


berbeda yaitu kasein dan gelatin
2.

Hasil Pengamatan
SAMPEL AgNO3 CuSO4 FeCl3 HgCl2 Pb asetat

Endapan
Endapan Endapan Endapan Endapan
Putih Telur biru
putih keruh orange putih putih
kehijauan

Endapan
Endapan Endapan Endapan Endapan
Susu biru
putih keruh kuning putih putih
kehijauan
Endapan
biru Kuning
Gelatin Larutan putih Larutan putih Larutan putih
kehijauan keorange
Endapan yang terjadi karena kation logam berat dapat merusak muatan
negati dari protein sehingga terjadi pengendapan. Protein yang tercampur dengan
logam berat juga akan terdenaturasi karena senyawa logam akan memutuskan
jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam protein.
Semakin besar elektrovalensi pada logam berat maka semakin banyak endapan yang
dihasilkan. Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat
yang ditambahkan.
Gelatin tidak menghasilkan endapan dikarenakan suasana larutan masih
berada di bawah titik isoelektrik sehingga larutan yang bermuatan postif tidak mampu
berikatan dengan ion logam yang bersifat positif pula.
• Dasar Teori : ditariknya mantel air yang mengelilingi molekul
protein mengakibatkan kelarutan protein berkurang sehingga
protein akan mengendap. Reaksi pengendapan protein dengan
garam alkali akan mengakibatkan protein bermuatan negatif.
• Metode : Metode kualitatif
• Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh alkali terhadap sifat
kelarutan protein.
• Bahan : NaCl, BaCl2, CaCl2, MgSO4
Tabung I Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
Putih Putih Putih Putih
telur+NaCl telur+BaCl2 telur+CaCl2 telur+MgSO4
Hasil Pengamatan
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
NaCl BaCl2 CaCl2 MgS04
Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut
Pada percobaan ini, didapatkan hasil endapan ketika putih
telur diberi pereaksi NaCl, BaCl2, CaCl2, MgSO4 secara
berlebih endapan tersebut merupakan garam berkonsentrasi
tinggi dan mengakibatkan kelarutan protein berkurang.
Penyebab mengapa penambahan garam konsentrasi tinggi
mengakibatkan berkurangnya kelarutan protein akibat
denaturasi. Warna keruh pada endapan disebabkan terjadinya
ikatan ion salisilat dengan putih telur. Ion-ion negatif dapat
menjenuhkan larutan hingga ph tersebut berada dibawah ph
isoelektrik.
• Dasar Teori : protein merupakan zat yang bersifat
amfoter, dalam suasa asam bersifat sebagai basa
sedangkan dalam suasana basa maka protein
bersifat asam

• Metode Percobaan : Metode kualitatif

• Tujuan : untuk mengetahui pengaruh asam kompleks


terhadap sifat kelarutan protein

• Bahan : asam pikrat jenuh, larutan trikloroasetat


10%, sulfosalisilat 20%, fosfowolframat 10%
Tabung 2 : Tabung 3 : Tabung 4 :
Tabung 1 :
Putih telur Putih telur Putih telur
Putih telur
+ + +
+ asam
trikloroaset sulfosalisila fosfowolfra
pikrat
at t mat
Diulangi percobaan tersebut dengan sampel
yang berbeda yaitu : gelatin dan susu

Diamati perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan
Asam Pikrat

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Putih telur Susu Gelatin
(+) Terdenaturasi (-) Tidak (-) tidak
terdenaturasi terdenaturasi

Trikloroasetat

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Putih telur Susu Gelatin
(+) terdenaturasi (+) terdenaturasi (+) terdenaturasi
Sulfosalisilat

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Putih telur Susu Gelatin
(+) terdenaturasi (+) terdenaturasi (-) tidak
terdenaturasi

Fosfowolframat

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Putih telur Susu Gelatin
(+) terdenaturasi (+) terdenaturasi (-) tidak
terdenaturasi
• Pada percobaan ini, sampel putih telur dan
susu (+) terdenaturasi. Terjadinya denaturasi
ditandai dengan adanya endapan. Adanya
edapan dikarenakan penambahan asam
organik ke dalam protein. Endapan ini masih
menunjukan sifat protein namun telah
mengalami perubahan struktur, yaitu struktur
tersier dan kuarternya. Pada suasana yang
lebih asam pada titik isoelektriknya gugus
asamnya mengalami diasosiasi sehingga
protein bersifat asam.
• Dasar Teori : reaksi positif biuret akan memberikan warna
ungu (violet), hal ini terjadi karena tebentuk senyawa kompleks
tembaga yang berikatan dengan dua atau lebih ikatan
peptida.

• Metode Percobaan : Metode kualitatif

• Tujuan : untuk mengetahui adanya melekul peptida dari


protein

• Bahan : pereaksi NaOH, CuSO4


Tabung 1 : Tabung 2 : Tabung 3 :
Putih telur + Susu + Gelatin +
NaOH + NaOH + NaOH +
CuSO4 CuSO4 CuSO4
Hasil Pengamatan
Penambahan NaOH dan
CuSO4

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Putih telur Susu Gelatin
(+) adanya ikatan (+) adanya ikatan (+) adanya ikatan
peptida peptida peptida
• Pada percobaan ini, reaksi (+) akan
memberikan warna ungu (violet). Hal ini terjadi
karena terbentuk senyawa kompleks tembaga
yang berikatan dengan dua atau lebih molekul
peptida. Ion Cu2+ berikatan atom hidrogen
dengan 2 atom oksigen dari 2 ikatan peptida
sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi
berwarna ungu, fungsi pereaksi NaOH dan
CuSO4 untuk membuat suasana larutan
menjadi basa dan untuk menghasilkan senywa
kompleks berwarna ungu.
• Dasar Teori : semua asam amino bereaksi dengan ninhindrin
membentuk aldehid yang lebih rendah dengan melepaskan NH dan
CO dan membentuk kompleks berwarna biru (untuk prolin dan
hidroksipolin berwarna kuning) yang diduga disebabkan 2 molekul
ninhindrin yang bereaksi dengan NH sesudah asam amino dioksidasi.

• Metode Percobaan : Metode kualitatif

• Tujuan : untuk mengetahui adanya asam amino bebas dalam protein.

• Bahan : larutan ninhidrin


Tabung 1 : Tabung 2 : Tabung 3 :
putih telur Susu + Gelatin +
+ reagen reagen reagen
ninhidrin ninhidrin ninhidrin
Panaskan selama 5 menit

Hasil Pengamatan
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Putih telur Susu Gelatin
(+) mengandung (+) mengandung (+) mengandung
asam amino asam amino asam amino
• Pada percobaan ini, hasil (+) ditandai dengan
terbentukya kompleks berwarna biru atau
keunguan yang disebabkan oleh molekul
ninhidrin dan hidrindantin yang bereaksi dengan
NH3 Setelah asam amino tersebut dioksidasi.
Ninhidrin merupakan senyawa hidrat dari
triketonsiklik dan bila bereaksi dengan asam
amino akan menghasilkan zat warna ungu.
Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk
koagulasi protein sehingga tidak dapat larut
dalam air yang terbentuknya endapan.
• Dasar teori : tes xantoprotein didasarkan pada nitrasi benzena
yang terdapat pada protein (tirosin, triptofan, fenilalanin). Larutan
asam nitrat oekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan
protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi
ialah nitrasi paada inti benzena yang terdapat molekul protein.
Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam
suasana alkalis terionisasi bebas kemudian berubah menjadi
jingga. Albumin, gelatin, kasein jika diuji dengan tes xantoprotein
akan membentuk endapan kuning dan bila dididihkan akan tetap
kuning. Pada bidang perbatasan antara protein dengan N
terbentuk warna jingga yang menyatakan hasil positif.
• Metode Percobaan : Kualititaf
• Tujuan : untuk mengetahui asam amino tirosin dan triptofan
• Bahan : HNO3 pekat, NaOH
1.  Siapkan 3 tabung reaksi.
Tabung 1 ditambahkan albumin
Tabung 2 ditambahkan kasein
Tabung 3 ditambahkan gelatin

 Masing-masing tabung reaksi


ditambahkan asam nitrat pekat

2.

 Panaskan beberapa menit kemudian


dinginkan di bawah air kran
3.

Masukkan dengan hati-hati


larutan NaOH sehingga
terbentuk larutan
PUTIH TELUR SUSU GELATIN
HASIL UJI positif Positif negatif

Hasil reaksi postif dinyatakan ketika pada bidang perbatasan antara protein
dengan N terbentuk warna jingga atau endapan kuning. Reaksi yang terjadi ialah
ntrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Senyawa nitro yang
terbentuk berwarna kuning dan dalam suasana alkalis terionisasi bebas kemudian
berubah menjadi warna jingga.
Fungsi HNO3 adalah agar terjadi nitrasi pada inti benzena yang terdapat
dalam molrkul protein, sehingga terjadi endapan putih yang berubah menjadi kuning
bila dipanaskan. Fungsi NaOH adalah untuk mempertegas warna kuning jingga setelah
pemanasan.

Anda mungkin juga menyukai