Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN IV

KARAKTERISASI LIPID

OLEH

NAMA : VITA

STAMBUK : F1C1 18 008

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN : ZULKIFLI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia tersusun dari banyak komponen penting. Umumnya dalam

tubuh manusia terdapat beberapa komponen diantaranya air, karbohidrat, lemak,

protein, zat besi, vitamin, mineral dan masih banyak lagi. Lemak merupakan

komponen yang paling dibutuhkan oleh tubuh bersama protein dan karbohidrat.

Tak hanya pada tubuh manusia saja, lemak juga di butuhkan oleh organisme

hidup yang lain. Sumber lemak dapat diperoleh melalui makanan yang banyak

mengandung glukosa seperti karbohidrat pada makanan pokok dan buah, serta

dapat diperoleh melalui daging hewan dalam bentuk kolesterol.

Lipid sendiri merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk

diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan disebut sebagai kolesterol.

Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau sfingosina.

Serebrosida mengandung glukosa dan galaktosa serta dengan kerangka sfingosina

termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain

yang disintesis oleh tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang berperan

penting seperti hormone korteks adrenal serta hormone seks, vitamin D, dan asam

sempedu. Lipid juga memiliki komponen makanan utama bagi organisme hidup

yang terpenting dan merupakan bagian terbesar, yakni lemak dan minyak.

Ada berbagai macam lipid di alam dengan rumus struktur yang tidak

serupa sehingga sukar untuk terdefinisi. Serta beberapa sifat dan karakteristik

lipid yang juga berbeda-beda seperti tingkat kelarutan yang berbeda dengan

pelarut organik lainnya. Sehingga pentingnya dilakukan pengujian terhadap lipid,


untuk menentukan karakteristik dari lipid tersebut. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka dilakukanlah percobaan karakterisasi lipid.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diberikan pada percobaan karakterisasi lipid yakni

bagaimana cara mengetahui karakteristik lipid melalui uji kelarutan lipid, uji

pembentukan emulsi dan uji salkowski?

C. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai pada percobaan karakterisasi lipid yakni

untuk mengetahui karakteristik lipid melalui uji kelarutan lipid, uji pembentukan

emulsi dan uji salkowski.

D. Manfaat

Manfaat yang dicapai pada percobaan karakterisasi lipid yakni dapat

mengetahui karakteristik lipid melalui uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi

dan uji salkowski.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lipid

Lipid adalah kelas metabolit yang tidak larut dalam air. Estimasi dari

jumlah spesies molekuler berkisar dari 10.000 hingga jutaan. Meskipun

heterogenitas lipid umumnya tersusun dari asam lemak dan kolesterol. Asam

lemak adalah hidrokarbon alifatik dengan gugus kepada karboksilat yang bersifat

polar. Namun berbeda dalam jumlah karbon dan karenanya, panjang rantai asil

dan jumlah serta posisi ikatan rangkap menjadi tak jenuh. Asam lemak pada lipid

digunakan sebagai penyusun lipid yang kompleks termasuk fosfolipid yang

bersama-sama dengan kolesterol (Butler dkk., 2020).

B. Minyak

Minyak merupakan zat makanan yang berperan penting dalam menjaga

kesehatan tubuh manusia, dimana sumber energi dari minyak lebih efektif apabila

dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak sebanyak 1 gram memiliki

kandungan sebesar 9 kkal. Terdapat beberapa macam minyak, salah satunya ialah

minyak nabati. Minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial, seperti

asam linoleat, lenolenat dan arakidonat yang kegunaannya dapat mencegah

penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak juga

berfungsi sebagai sumber dan pelarut vitamin-vitamin A, D, E dan K (Marofi

dkk., 2017).

C. Emulsi

Emulsi adalah campuran dari dua atau lebih cairan yang tidak bercampur

dalam satu larutan misalnya minyak yang tersebar secara kontinu ke fase lainnya
misalnya air. Surfaktan bisa digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan

antar dua fluida yang berbeda dan meningkatkan stabilitas kinetik sistem.

Surfaktan merupakan molekul kecil amfifilik seperti natrium dodesil sulfat (SDS)

yang terdiri dari muatan gugus kepala dan ekor hidrofobik. Bagaimana pun itu,

partikel padat bisa berfungsi sebagai surfaktan (Luo dkk., 2018).

D. Uji Salkowski

Tes salkowski adalah jenis analisis kualitatif untuk menguji adanya steroid

dalam sampel yang diekstraksi. Steroid hadir sebagai warna kemerahan yang

muncul di lapisan atas seperti pada larutan kloroform. Kehadiran steroid ditandai

dengan terbentuknya warna merah kecokelatan pada bagian lapisan atas larutan

(Noormazlinah dkk., 2019).

E. Kloroform

Kloroform juga dikenal sebagai triklorometana atau CHCl 3 adalah suatu

cairan tidak berwarna, berbau manis, mudah menguap pada suhu kamar. Saat ini

kloroform biasanya digunakan dalam produksi berbagai bahan kimia lain,

beberapa yang paling terkenal menjadi refrigerant berfluorinasi dan pelapis

teflon. Kloroform juga terjadi sebagai produk sampingan dari pemutihan kertas

trihalometana paling umum yang di produksi dalam proses disinfektan air, yang

diatur oleh badan perlindungan lingkungan (Williams dkk., 2018).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan karakterisasi lipid dilakukan pada hari Selasa, 01 Desember

2020, pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Biokimia, Jurusan

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari, secara online.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan karakterisasi lipid yakni tabung

reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, spatula, gelas kimia dan hot plate.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan karakterisasi lipid yakni,

akuades ( H 2 O ), etanol (C 2 H 5 OH ¿, kloroform (CHCl 3 ¿ , n-heksan (C 6 H 14 ), asam

klorida (HCl) pekat, minyak zaitun, mentega, santan kelapa, minyak kelapa dan

sabun.
C. Prosedur Kerja

1. Uji Kelarutan Lipid

1 mL Minyak Zaitun
- dimasukkan ke dalam masing-
masing tabung reaksi

tabung 1 tabung 2 tabung 3 tabung 4

- ditambah - ditambah - ditambah - ditambahk


kan 1 mL kan 1 mL kan 1 mL an 1 mL
akuades etanol n-heksan kloroform

- dihomogenkan
- didiamkan beberapa saat
- diamati perubahan yang terjadi
- perlakuan yang sama juga dilakukan
pada mentega, santan kelapa dan
minyak kelapa

Hasil Pengamatan

2. Uji Pembentukan Emulsi

1 mL Minyak Zaitun
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan 1mL akuades
- ditambahkan beberapa tetes sabun
- dihomogenkan
- diamati
- dilakukan perlakuan yang sama pada
minyak kelapa, santan kelapa dan
mentega.

Hasil Pengamatan
3. Uji Salkowski
3 mL minyak zaitun

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- ditambahkan 1 mL kloroform
- dihomogenkan
- diamati
- dilakukan percobaan yang sama pada
minyak kelapa, santan kelapa dan
mentega.

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Data Pengamatan

a. Uji Kelarutan Lipid

Fraks
No. Jenis uji Perlakuan Hasil Pengamatan
i
1. Uji Fraks 1 mL minyak zaitun + 1 Tidak larut (terbentuk

Kelarutan i I mL akuades dua fase) lapisan atas

Lipid minyak zaitun, lapisan

bawah akuades.
1 mL minyak zaitun + 1 Sedikit larut (masih

mL etanol membentuk dua fase)


1 mL minyak zaitun + 1 Larut

mL n-heksan
1 mL minyak zaitun + 1 Larut

mL kloroform
Fraks 1 mL mentega cair + 1 Tidak larut (terbentuk

i II mL akuades dua fase) lapisan atas

mentega, lapisan bawah

akuades
1 mL mentega cair + 1 Sedikit larut (Terbentuk

mL etanol dua fase) Lapisan atas

alkohol, Bawah mentega


1 mL mentega cair + 1 Larut

mL n-heksan
1 mL mentega cair + 1 Larut
mL kloroform
Fraks 1 mL santan kelapa + 1 Tidak larut (terbentuk

i III mL akuades dua fase)


1 mL santan kelapa + 1 Larut

mL etanol
1 mL santan kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk

mL n-heksan dua fase) Lapisan atas n-

heksan, Bawah santan

kelapa
1 mL santan kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk

mL kloroform dua fase) Lapisan atas

santan kelapa, Bawah

Kloroform
Fraks 1 mL minyak kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk

i IV mL akuades dua fase) Lapisan atas:

Minyak kelapa, Bawah:

Aquades
1 mL minyak kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk

mL etanol dua fase) Lapisan atas:

etanol, Bawah: minyak

kelapa
1 mL minyak kelapa + 1 Larut

mL n-heksan
1 mL minyak kelapa + 1 Larut

mL kloroform
b. Uji Pembentukan Emulsi

No Jenis Uji Perlakuan Hasil Pengamatan


Sebelum Sesudah
.
2. Uji 1 mL Minyak Tidak larut Teremulsi

Pembentu zaitun + 1 mL (sampel dengan

kan Aquades + akuades dan

Emulsi beberapa tetes sabun

Sabun tercampur)
1 mL Mentega Cair

+ 1 mL Aquades

+beberapa tetes

Sabun
1 mL Santan

Kelapa + 1 mL

Aquades +

beberapa tetes

Sabun
1 mL Minyak

Kelapa + 1 mL

Aquades +

beberapa tetes

Sabun

c. Uji Salkowski

No. Jenis Uji Perlakuan Hasil Pengamatan


3. Uji 3 mL Minyak zaitun + 1 Terbentuk dua warna dalam

Salkowski mL Kloroform + 1 mL larutan ( bagian atas:


Asam Sulfat berwarna kuning kehijauan,

Bagian bawah : berwarna

Coklat)
3 mL Mentega Cair + 1 mL larutan berwarna kuning

Kloroform + 1 mL Asam kehijauan

Sulfat
3 mL Santan Kelapa + 1 Tidak mengalami perubahan

mL Kloroform + 1 mL warna

Asam Sulfat
3 mL Minyak Kelapa + 1 Terbentuk dua warna dalam

mL Kloroform + 1 mL larutan (bagian atas: berwarna

Asam Sulfat Hijau muda, Bagian bawah :

berwarna Coklat)

B. Pembahasan

Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak

larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar,

seperti kloroform dan eter. lipid merupakan komponen terpenting dalam membran

sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah

kolesterol. Pada percobaan karakterisasi lipid digunakan tiga macam uji, yakni uji

kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi dan uji salkowski untuk mengidentifikasi

karakteristik dari lipid.

Perlakuan pertama diawali dengan penentuan empat fraksi larutan, yakni

larutan minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak kelapa. Ke-empat

fraksi tersebut akan di tetesi masing-masing 1 mL akuades, 1 mL etanol, 1 mL, n-


heksan dan 1 mL kloroform. Bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid

pada beberapa pelarut organik dengan tingkat kelarutan yang berbeda-beda.

Setelah dicampur, kemudian didapatkan hasil yakni pada minyak zaitun dan air

tidak saling bercampur atau terbentuk dua fase larutan. Hal ini juga terjadi pada

santan kelapa, minyak kelapa dan mentega yang jika dilarutkan dengan akuades

tidak akan saling melarut. Hal ini di karenakan santan kelapa dan mentega

memiliki karakteristik seperti minyak dan bersifat non polar sehingga jika

dilarutkan dengan air yang sifatnya non polar tentu tidak akan saling melarutkan.

Kemudian pada fraksi minyak zaitun, mentega dan minyak kelapa yang

dicampurkan dengan larutan n-heksan dan kloroform dapat saling melarutkan

karena masing-masing zat bersifat non polar. Namun hal ini tidak terjadi pada

santan kelapa. Ketika santan kelapa dicampurkan dengan masing-masing n-heksan

dan kloroform, campuran tidak saling melarutkan. kemungkinan yang terjadi

adalah dalam larutan santan memiliki kandungan air yang sifatnya polar sehingga

ketika di campur dengan kloroform, sebagian dari larutan santan ada yang tidak

bisa larut bersama kloroform, juga kemungkinan bisa disebabkan oleh massa

larutan yang berbeda.

Perlakuan selanjutnya adalah pada percampuran antara etanol dengan

masing-masing fraksi yakni minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak

kelapa. Hasil dari percampuran masing-masing fraksi dengan etanol menunjukkan

kecenderungan tidak saling melarutkan seperti pada fraksi minyak kelapa yang

dicampur dengan etanol. Hal ini jelas dikarenakan etanol bisa polar serta memiliki

tingkat kepolaran yang tinggi sedangkan pada minyak kelapa bersifat non polar.
Sementara pada fraksi minyak zaitun dan mentega, hanya sedikit saja yang larut,

kemungkinan yang terjadi adalah adanya massa zat yang tidak berbeda jauh dari

massa etanol sehingga ketika didiamkan, ada sedikit zat etanol yang bisa larut

dengan minyak zaitun dan mentega.

Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut, untuk

larut dalam suatu pelarut. Lipid berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang

tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan pelarut non

polar seperti kloroform dan eter. Hasil uji kelarutan menunjukkan bahwa sebagian

besar lipid larut dalam pelarut non polar seperti eter dan kloroform, hanya gliserol

yang tidak larut dalam eter dan margarine yang tidak larut dalam klorform.

Sementara itu, seluruh sampel lipid tidak dapat larut dalam air, hanya gliserol

yang larut dalam air, hal ini terjadi karena struktur molekul gliserol sederhana

sehingga gliserol dapat larut dalam air. Hal ini membuktikan bahwa benar lipid

larut pada pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air dan sejenis pelarut polar

lainnya.

Perlakuan ke-dua adalah pembentukan emulsi, dengan menggunakan

empat fraksi seperti pada uji kelarutan lipid sebelumnya dan ditambahkan sampel

berupa akuades dan sabun cair. Masing-masing fraksi ditambahkan 1 mL akuades

dan beberapa tetes sabun cair. Pada campuran larutan sabun cair, akuades dan

minyak zaitun, campuran saling melarutkan. Hal ini dikarenakan sabun terbuat

dari campuran minyak atau lemak (nabati, seperti minyak zaitun atau hewani,

seperti lemak kambing) dengan alkali atau basa (seperti natrium atau kalium

hidroksida) pada suhu tertentu melalui proses saponifikasi. Sehingga ketiba sabun
dan akuades dilarutkan dengan masing-masing fraksi dapat larut dengan

sempurna.

Perlakuan ke-tiga adalah uji salkowski dengan menggunakan 3 mL fraksi

yang sama seperti perlakuan sebelumnya, yang kemudian akan ditetesi masing-

masing 1 mL asam sulfat pekat dan kloroform. Dari hasil percobaan didapatkan

untuk fraksi minyak zaitun terbentuk dua warna dalam larutan yakni bagian atas

berwarna kuning kehijauan dan bagian bawah berwarna cokelat sedangkan untuk

mentega cair berwarna kuning kehijauan. Selanjutnya pada santan kelapa tidak

terdapat perubahan warna. Hal ini dikarenakan santan kelapa. Pada fraksi minyak

kelapa terbentuk dua warna dalam larutan yakni bagian atas berwarna hijau muda

dan bagian bawah berwarna coklat. Warna coklat pada larutan terbentuk karena

Uji salkowski digunakan untuk mengetahui adanya kolesterol dalam lipid

atau dalam sampel lain yang diuji, seperti pada percobaan karakterisasi lipid yang

menggunakan sampel minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak kelapa.

Pada uji salkowski, bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam

molekulnya di reaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan

memberikan warna yang terkarakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi

dengan tergantung pada kondisi percobaan. Reaksi positif yang menandakan

adanya kolesterol untuk uji salkowski yakni timbul warna merah di bagian

kloroform sedangkan di bagian asam berwarna kuning dengan florosensi hijau

bila dilihat dengan sinar refleksi.

Warna merah kebiruan sampai merah cerah dan ungu merupakan hasil dari

reaksi antara kloroform dan kolesterol yang berupa kolestadiena. Fluorensi hijau
merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam sulfat yang berupa asam

sulfonat. Warna kuning, merupakan sisa asam sulfat yang tidak terdapat kolesterol

dalam larutan tersebut yang ditandai dengan adanya fluorens kuning setelah

direaksikan dengan asam sulfat. Pada bagian kloroform terbentuk warna merah

dan pada lapisan asam terbentuk warna kuning. Hal ini menunjukkan reaksi

positif artinya larutan tersebut mengandung kolesterol.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan karakterisasi

lipid dapat disimpulkan bahwa karakterisasi lipid dapat dilakukan dengan tiga uji

yaitu uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi dan uji salkowski dengan empat

fraksi yakni minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak kelapa.

B. Saran

Saran yang diberikan pada percobaan ini adalah sebaiknya asisten

memberikan penjelasan yang lebih lagi mengenai percobaan agar praktikan lebih

paham lagi mengenai praktikum karakterisasi lipid.


DAFTAR PUSTAKA

Butler, L.M., Ylenia P., Jonas D., Leslie E.L.Vincent de L., Ali T., Massimo L.,
William B.K. dan Johannes V.S., 2020, Lipids and Cancer:
Emerging Roles in Pathogenesis, Diagnosis and Therapeutic
Intervention, Advanced Drug Delivery Reviews, 1(1).
Luo, Q., Yifei W., Esther Y., Peiran W. dan Emily P., 2018, Ionic Liquid-
Containing Pickering Emulsions Stabilized Oxide-Based Surfactants,
Langmuir, 34(34).
Marofi, M.N., Dahnial S. danHurriyatul F., 2017, Rancang Bangun Sistem
Klasifikasi Frekuensi Penggunaan Minyak Goreng dengan
Menggunakan Metode Bayes, Jurnal Perkembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer, 1(11).
Noormazlinah, Norlaili H., Abdurrahman H.N., Mimi S.A.M., Maria P.A. dan
Nurul B., 2019, Extraction of Phytosterol Concentration in Different
Legume Pods by Using Microwave-Assisted Hydrodistillation,
Indones. J. Chem., 19(3).
Williams, A.L., Christopher A.B., Nelson D.P., Megan J.L., Ellen T.C. dan John
M.D., 2018, Impact of Chloroform Exposures On Reproductive and
Developmental Outcomes: A Systematic Review of The Scienteific
Literature, Birth Defects Research, 110(17).

Anda mungkin juga menyukai