PERCOBAAN IV
KARAKTERISASI LIPID
OLEH
NAMA : VITA
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : ZULKIFLI
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
protein, zat besi, vitamin, mineral dan masih banyak lagi. Lemak merupakan
komponen yang paling dibutuhkan oleh tubuh bersama protein dan karbohidrat.
Tak hanya pada tubuh manusia saja, lemak juga di butuhkan oleh organisme
hidup yang lain. Sumber lemak dapat diperoleh melalui makanan yang banyak
mengandung glukosa seperti karbohidrat pada makanan pokok dan buah, serta
diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan disebut sebagai kolesterol.
termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain
yang disintesis oleh tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang berperan
penting seperti hormone korteks adrenal serta hormone seks, vitamin D, dan asam
sempedu. Lipid juga memiliki komponen makanan utama bagi organisme hidup
yang terpenting dan merupakan bagian terbesar, yakni lemak dan minyak.
Ada berbagai macam lipid di alam dengan rumus struktur yang tidak
serupa sehingga sukar untuk terdefinisi. Serta beberapa sifat dan karakteristik
lipid yang juga berbeda-beda seperti tingkat kelarutan yang berbeda dengan
B. Rumusan Masalah
bagaimana cara mengetahui karakteristik lipid melalui uji kelarutan lipid, uji
C. Tujuan
untuk mengetahui karakteristik lipid melalui uji kelarutan lipid, uji pembentukan
D. Manfaat
mengetahui karakteristik lipid melalui uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi
A. Lipid
Lipid adalah kelas metabolit yang tidak larut dalam air. Estimasi dari
heterogenitas lipid umumnya tersusun dari asam lemak dan kolesterol. Asam
lemak adalah hidrokarbon alifatik dengan gugus kepada karboksilat yang bersifat
polar. Namun berbeda dalam jumlah karbon dan karenanya, panjang rantai asil
dan jumlah serta posisi ikatan rangkap menjadi tak jenuh. Asam lemak pada lipid
B. Minyak
kesehatan tubuh manusia, dimana sumber energi dari minyak lebih efektif apabila
kandungan sebesar 9 kkal. Terdapat beberapa macam minyak, salah satunya ialah
dkk., 2017).
C. Emulsi
Emulsi adalah campuran dari dua atau lebih cairan yang tidak bercampur
dalam satu larutan misalnya minyak yang tersebar secara kontinu ke fase lainnya
misalnya air. Surfaktan bisa digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan
antar dua fluida yang berbeda dan meningkatkan stabilitas kinetik sistem.
Surfaktan merupakan molekul kecil amfifilik seperti natrium dodesil sulfat (SDS)
yang terdiri dari muatan gugus kepala dan ekor hidrofobik. Bagaimana pun itu,
D. Uji Salkowski
Tes salkowski adalah jenis analisis kualitatif untuk menguji adanya steroid
dalam sampel yang diekstraksi. Steroid hadir sebagai warna kemerahan yang
muncul di lapisan atas seperti pada larutan kloroform. Kehadiran steroid ditandai
dengan terbentuknya warna merah kecokelatan pada bagian lapisan atas larutan
E. Kloroform
cairan tidak berwarna, berbau manis, mudah menguap pada suhu kamar. Saat ini
teflon. Kloroform juga terjadi sebagai produk sampingan dari pemutihan kertas
trihalometana paling umum yang di produksi dalam proses disinfektan air, yang
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
1. Alat
reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, spatula, gelas kimia dan hot plate.
2. Bahan
klorida (HCl) pekat, minyak zaitun, mentega, santan kelapa, minyak kelapa dan
sabun.
C. Prosedur Kerja
1 mL Minyak Zaitun
- dimasukkan ke dalam masing-
masing tabung reaksi
- dihomogenkan
- didiamkan beberapa saat
- diamati perubahan yang terjadi
- perlakuan yang sama juga dilakukan
pada mentega, santan kelapa dan
minyak kelapa
Hasil Pengamatan
1 mL Minyak Zaitun
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan 1mL akuades
- ditambahkan beberapa tetes sabun
- dihomogenkan
- diamati
- dilakukan perlakuan yang sama pada
minyak kelapa, santan kelapa dan
mentega.
Hasil Pengamatan
3. Uji Salkowski
3 mL minyak zaitun
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
Fraks
No. Jenis uji Perlakuan Hasil Pengamatan
i
1. Uji Fraks 1 mL minyak zaitun + 1 Tidak larut (terbentuk
bawah akuades.
1 mL minyak zaitun + 1 Sedikit larut (masih
mL n-heksan
1 mL minyak zaitun + 1 Larut
mL kloroform
Fraks 1 mL mentega cair + 1 Tidak larut (terbentuk
akuades
1 mL mentega cair + 1 Sedikit larut (Terbentuk
mL n-heksan
1 mL mentega cair + 1 Larut
mL kloroform
Fraks 1 mL santan kelapa + 1 Tidak larut (terbentuk
mL etanol
1 mL santan kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk
kelapa
1 mL santan kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk
Kloroform
Fraks 1 mL minyak kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk
Aquades
1 mL minyak kelapa + 1 Tidak larut (Terbentuk
kelapa
1 mL minyak kelapa + 1 Larut
mL n-heksan
1 mL minyak kelapa + 1 Larut
mL kloroform
b. Uji Pembentukan Emulsi
Sabun tercampur)
1 mL Mentega Cair
+ 1 mL Aquades
+beberapa tetes
Sabun
1 mL Santan
Kelapa + 1 mL
Aquades +
beberapa tetes
Sabun
1 mL Minyak
Kelapa + 1 mL
Aquades +
beberapa tetes
Sabun
c. Uji Salkowski
Coklat)
3 mL Mentega Cair + 1 mL larutan berwarna kuning
Sulfat
3 mL Santan Kelapa + 1 Tidak mengalami perubahan
mL Kloroform + 1 mL warna
Asam Sulfat
3 mL Minyak Kelapa + 1 Terbentuk dua warna dalam
berwarna Coklat)
B. Pembahasan
larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar,
seperti kloroform dan eter. lipid merupakan komponen terpenting dalam membran
sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah
kolesterol. Pada percobaan karakterisasi lipid digunakan tiga macam uji, yakni uji
kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi dan uji salkowski untuk mengidentifikasi
larutan minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak kelapa. Ke-empat
Setelah dicampur, kemudian didapatkan hasil yakni pada minyak zaitun dan air
tidak saling bercampur atau terbentuk dua fase larutan. Hal ini juga terjadi pada
santan kelapa, minyak kelapa dan mentega yang jika dilarutkan dengan akuades
tidak akan saling melarut. Hal ini di karenakan santan kelapa dan mentega
memiliki karakteristik seperti minyak dan bersifat non polar sehingga jika
dilarutkan dengan air yang sifatnya non polar tentu tidak akan saling melarutkan.
Kemudian pada fraksi minyak zaitun, mentega dan minyak kelapa yang
karena masing-masing zat bersifat non polar. Namun hal ini tidak terjadi pada
adalah dalam larutan santan memiliki kandungan air yang sifatnya polar sehingga
ketika di campur dengan kloroform, sebagian dari larutan santan ada yang tidak
bisa larut bersama kloroform, juga kemungkinan bisa disebabkan oleh massa
masing-masing fraksi yakni minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak
kecenderungan tidak saling melarutkan seperti pada fraksi minyak kelapa yang
dicampur dengan etanol. Hal ini jelas dikarenakan etanol bisa polar serta memiliki
tingkat kepolaran yang tinggi sedangkan pada minyak kelapa bersifat non polar.
Sementara pada fraksi minyak zaitun dan mentega, hanya sedikit saja yang larut,
kemungkinan yang terjadi adalah adanya massa zat yang tidak berbeda jauh dari
massa etanol sehingga ketika didiamkan, ada sedikit zat etanol yang bisa larut
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut, untuk
larut dalam suatu pelarut. Lipid berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang
tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan pelarut non
polar seperti kloroform dan eter. Hasil uji kelarutan menunjukkan bahwa sebagian
besar lipid larut dalam pelarut non polar seperti eter dan kloroform, hanya gliserol
yang tidak larut dalam eter dan margarine yang tidak larut dalam klorform.
Sementara itu, seluruh sampel lipid tidak dapat larut dalam air, hanya gliserol
yang larut dalam air, hal ini terjadi karena struktur molekul gliserol sederhana
sehingga gliserol dapat larut dalam air. Hal ini membuktikan bahwa benar lipid
larut pada pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air dan sejenis pelarut polar
lainnya.
empat fraksi seperti pada uji kelarutan lipid sebelumnya dan ditambahkan sampel
dan beberapa tetes sabun cair. Pada campuran larutan sabun cair, akuades dan
minyak zaitun, campuran saling melarutkan. Hal ini dikarenakan sabun terbuat
dari campuran minyak atau lemak (nabati, seperti minyak zaitun atau hewani,
seperti lemak kambing) dengan alkali atau basa (seperti natrium atau kalium
hidroksida) pada suhu tertentu melalui proses saponifikasi. Sehingga ketiba sabun
dan akuades dilarutkan dengan masing-masing fraksi dapat larut dengan
sempurna.
yang sama seperti perlakuan sebelumnya, yang kemudian akan ditetesi masing-
masing 1 mL asam sulfat pekat dan kloroform. Dari hasil percobaan didapatkan
untuk fraksi minyak zaitun terbentuk dua warna dalam larutan yakni bagian atas
berwarna kuning kehijauan dan bagian bawah berwarna cokelat sedangkan untuk
mentega cair berwarna kuning kehijauan. Selanjutnya pada santan kelapa tidak
terdapat perubahan warna. Hal ini dikarenakan santan kelapa. Pada fraksi minyak
kelapa terbentuk dua warna dalam larutan yakni bagian atas berwarna hijau muda
dan bagian bawah berwarna coklat. Warna coklat pada larutan terbentuk karena
atau dalam sampel lain yang diuji, seperti pada percobaan karakterisasi lipid yang
menggunakan sampel minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak kelapa.
Pada uji salkowski, bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam
molekulnya di reaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan
adanya kolesterol untuk uji salkowski yakni timbul warna merah di bagian
Warna merah kebiruan sampai merah cerah dan ungu merupakan hasil dari
reaksi antara kloroform dan kolesterol yang berupa kolestadiena. Fluorensi hijau
merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam sulfat yang berupa asam
sulfonat. Warna kuning, merupakan sisa asam sulfat yang tidak terdapat kolesterol
dalam larutan tersebut yang ditandai dengan adanya fluorens kuning setelah
direaksikan dengan asam sulfat. Pada bagian kloroform terbentuk warna merah
dan pada lapisan asam terbentuk warna kuning. Hal ini menunjukkan reaksi
A. Kesimpulan
lipid dapat disimpulkan bahwa karakterisasi lipid dapat dilakukan dengan tiga uji
yaitu uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi dan uji salkowski dengan empat
fraksi yakni minyak zaitun, mentega, santan kelapa dan minyak kelapa.
B. Saran
memberikan penjelasan yang lebih lagi mengenai percobaan agar praktikan lebih
Butler, L.M., Ylenia P., Jonas D., Leslie E.L.Vincent de L., Ali T., Massimo L.,
William B.K. dan Johannes V.S., 2020, Lipids and Cancer:
Emerging Roles in Pathogenesis, Diagnosis and Therapeutic
Intervention, Advanced Drug Delivery Reviews, 1(1).
Luo, Q., Yifei W., Esther Y., Peiran W. dan Emily P., 2018, Ionic Liquid-
Containing Pickering Emulsions Stabilized Oxide-Based Surfactants,
Langmuir, 34(34).
Marofi, M.N., Dahnial S. danHurriyatul F., 2017, Rancang Bangun Sistem
Klasifikasi Frekuensi Penggunaan Minyak Goreng dengan
Menggunakan Metode Bayes, Jurnal Perkembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer, 1(11).
Noormazlinah, Norlaili H., Abdurrahman H.N., Mimi S.A.M., Maria P.A. dan
Nurul B., 2019, Extraction of Phytosterol Concentration in Different
Legume Pods by Using Microwave-Assisted Hydrodistillation,
Indones. J. Chem., 19(3).
Williams, A.L., Christopher A.B., Nelson D.P., Megan J.L., Ellen T.C. dan John
M.D., 2018, Impact of Chloroform Exposures On Reproductive and
Developmental Outcomes: A Systematic Review of The Scienteific
Literature, Birth Defects Research, 110(17).