DISUSUN OLEH:
Aida Nur Azizah 1187040006
Jurusan Kimia
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2020
1. Judul Percobaan
2. Tanggal Percobaan
Selasa, 21 April 2020
3. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini diantaranya yaitu:
a. Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon dari sampel paraffin, sikloheksana,
benzene dengan uji brom, uji bayer, dan uji asam sulfat
b. Mengidentifikasi senyawa alkohol dari sampel 2-butnol, etanol, fenol,
sikloheksnaol, t-butanol dengan uji lucas, uji asam kromat (uji Bordwell-
Wellman)
c. Mengidentifikasi senyawa aldehid dan keton dari sampel aseton, sikloheksnon,
benzaldehida dengan uji asam kromat, uji iodoform dan uji 2, 4-
dinitrofenilhidrazin (2, 4-DNP)
4. Prinsip Dasar
Percobaan ketiga, dilakukan identifikasi pada senyawa aldehid dan keton yang
berprinsip pada uji asam kromat, uji iodoform dan uji 2, 4 – dinintrifenilhidrazin (2,
4 – DNP). Uji asam kromat didasarkan pada bisa atau tidaknya suatu senyawa
teroksidasi apabila ditambahkan asam kromat, keton tidak akan teroksidasi dengan
asam kromat tetapi aldehid akan bereaksi dengan asam kromat ditandai dengan
berubahnya menjadi warna hijau dari C³⁺. Uji iodoform didasarkan pada pengujian
reaksi yang spesifik terhadap senyawa yang mengandung metil keton. Uji iodoform
dapat menunjukkan hasil yang positif apabila suatu senyawa mengandung metil
keton. Gugus metil dari keton diiodinasi dalam suatu suasana basa sampai terbentuk
iodoform padat berwarna kuning. Uji 2, 4 – dinintrifenilhidrazin (2, 4 – DNP)
didasarkan pada terjadinya reaksi adisi dan eliminasi pada ikatan rangkap =O pada
gugus karbonil. Gugus =O akan disubstitusi oleh gugus =N-R dari DNP.
4.1. Alat
4.2. Bahan
7. Prosedur Kerja
No Perlakuan pengamatan
.
A. Tes pada Senyawa Hidrokarbon
1). Tes Brom - Larutan Br₂: larutan tak berwarna
- CCl₄: larutan tak berwarna
Hidrokarbon jenuh
- Reaksi pada tempat gelap cenderung
terjadi secara lambat, tetapi apabila
- Masukkan ke dalam 2 tabung diletakkan di tempat yang terang
reaksi masing-masing 1 ml rekasi yang terjadi akan lebih cepat
- (+) 1-2 tetes Br₂ dalam CCl₄
- Guncangkan
- Simpan tabung reaksi (1) di
tempat gelap selama 5 menit
- Simpan tabung reaksi (2) di
bawah sinar matahari selama 5
menit
- Lakukan hal yang sama untuk
hidrokarbon aromatis - KMnO₄: larutan ungu kehitaman
- NaCO₃: larutan tak berwarna
Hasil
Hidrokarbon jenuh: paraffin
2). Tes Beyer - Saat ditambahkan, terbentuk 2 fasa,
paraffin tidak larut, larutan
Hidrokarbon
- Masukkan jenuh
ke dalam tabung berwarna ungu
reaksi sebanyak 1 ml
Hidrokarbon jenuh: sikloheksana
- (+) 1-3 tetes KMnO₄ 0, 5 %
- Saat ditambahkan, terbentuk 1 fasa,
- (+) 3 ml Na₂CO₃ larutan berwarna ungu
- Guncangkan dan amati Hidrokarbon jenuh: benzene
- Lakukan cara yang sama untuk
- Setelah ditambahkan, terbentuk 2
hidrokarbon aromatik
fasa, larutan berwarna ungu
Hasil
Sampel berwarna)
- Masukkan setiap sampel - Setelah ditambahkan, larutan
sebanyak 0, 5 – 1 ml ke dalam mengkeruh, terdapat endapan putih,
masing-masing tabung reaksi larutan kuning
- (+) 1 ml reagen Lucas Sampel: sikloheksanol (larutan tak
- tutup tabung dengan alumunium berwarna)
foil - Setelah ditambahkan, larutan
- goyangkan dengan kuat menjadi berwarna putih
- buka tutup tabung dan biarkan Sampel: etanol (larutan tak
selama 5 menit berwarna:
- Masukkan ke dalam penangas - Setelah ditambahkan, larutan
air selama 15 menit (apabila berwarna putih, eksoterm
tidak keruh) Sampel: tert-butanol (larutan tak
Hasil berwarna)
- Setelah ditambahkan, larutan putih
dan endapan putih
Sampel: fenol (larutan merah muda)
- Setelah ditambahkan, terbentuk 2
fasa, fasa atas larutan coklat dan fasa
bawah endapan putih
- Aseton: larutan tak berwarna
2). Uji Asam Kromat (Uji - Asam kromat: larutan berwarna
Bordwell - Wellman)
jingga
- Masukkan 0, 5 – 1 ml sampel ke
Sampel Sampel: sikloheksanol (larutan tak
dalam masing-masing tabung
berwarna)
reaksi
- (+) 10 tetes aseton - Setelah ditambahkan, larutan
- (+) 2 tetes asam kromat
menjadi tak berwarna
- Tutup tabung lalu aduk
- Buka tutup lalu panaskan Sampel: etanol (larutan tak
(selama 5 menit)
- Amati berwarna:
- Setelah ditambahkan, larutan
Hasil
menjadi tidak berwarna
Sampel: fenol (larutan merah muda)
Sampel
berwarna kuning dan busanya hilang
- Masukan 0, 5 – 1 ml ke dalam - Setelah (+) KI: terbentuk 2 fasa.
tabung reaksi Fasa atas berwarna coklat dan fasa
- (+) 20 tetes 2, 4 bawah berwarna kuning
dinitrifenilhidrazin - Setelah (+) NaOH 6 M: terbentuk 2
- Panaskan sampel pada fasa. Fasa atas kuning (coklat
penangas air 60⁰C selama 5 menghiang) dan fasa bawah kuning
menit keruh
- Amati - Setelah dikeluarkan dari penangas
8. Perhitungan
Tidak ada pengolahan data.
9. Pembahasan
Berdasarkan percobaan mengenai identifikasi gugus fungsional: hidrokarbon,
alkohol, fenol, aldehid serta keton dihasilkan beberapa penjelasan diantaranya sebagai
berikut:
Gugus fungsi merupakan kelompok atom dalam molekul yang berperan dalam
memberikan karakteristik pada molekul tersebut. Untuk mengidentifikasi suatu gugus
fungsi tersebut dilakukan uji penambahan reagen tertentu ke dalam sampel.
a. Uji Brom
Berdasarkan literature, uji brom dilakukan dengan tujuan agar dapat
mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa
hidrokarbon. Rekasi pada tes brom menggunakan brom (Br₂) dalam CCl₄ yang
ditambahkan pada setiap sampel yang digunakan. Rekasi yang menggunkan
brom (Br₂) atau klor (Cl₂) disebut reaksi halogenasi atau reaksi brominasi dan
klorinasi. Bahwa reaksi pada tempat gelap cenderung terjadi secara lambat,
tetapi apabila diletakan di tempat yang terang rekasi yang terjadi akan lebih
cepat sehingga mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai hasil
terpisahnya partikel-partikel yng bertumbukan. Sehingga menghasilkan HBr
dan sebuah radikal bebas.
b. Uji Bayer
Uji Bayer, yaitu suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon terhadap
oksidator KMnO₄ 5% dan Na₂CO₃ 10% yang ditambahkan ke dalam sampel
hidrokarbon jenuh, hidrokarbon tak jenuh atau hidrokarbon aromatis. Penambahan
larutan KMnO₄ dilakukan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi. Karena
KMnO₄ merupakan zat pengoksidasi yang kuat. reaksi oksidasi yang akan terjadi
yaitu jika warna ungu yang berasal dari KMnO₄ hilang dari campuran dan
terbentuknya endapan MnO²⁻. Warna ungu MnO₄⁻ yang hilang ini disebabkan oleh
adanya reaksi ion MnO₄⁻ dengan alkena atau alkuna membentuk glikol (diol) dan
endapan coklat dari MnO₂⁻. Sedangkan penambahan Na₂CO₃ pada sampel bertujuan
agar mengoksidasi senyawa hidrikarbon tersebut.
a. Uji Lucas
Uji lucas dilakukan yaitu untuk mengetahui alcohol primer, sekunder atau
tersier. Bahwa alkohol primer tidak akan bereaksi dengan reagen lucas, alkohol
sekunder akan bereaksi dengan reagen lucas namun dengan lambat, sedangkan
alcohol tersier akan bereaksi dengan regaen lucas dengan cepat.
Sampel pertama yang digunakan yaitu sikloheksanol, setelah ditambahkan
reegen lucas dihasilkan larutan berwarna putih keruh dengan reaksi yang relatif
lambat. Karena sikloheksanol merupakan alcohol sekunder. Sampel kedua yang
digunakan yaitu etanol, setelah direaksikan dengan reagen lucas, dihasilkan larutan
berwarna putih keruh secara fisik dapat dikatakan bereaksi namun secara kimia
etanol yang merupakan alcohol primer tidak mudah bereaksi dengan reagen lucas,
sehingga dapat dinyatakan bahwa warna putih keruh yang dihasilkan adalah warna
reagen lucas itu sendiri. Hal ini terbukti dengan cara membandingkan hasil rekasi
etanol dengan hasil reaksi sikloheksanol. Hasil dari reaksi etanol dengan reagen
lucas terlihat lebih merata. Sampel ketiga yang digunkan yaitu fenol, setelah
ditambahkan dengan reagen lucas dihasilkan larutan yang berwarna putih namun
tidak merata hal ini dapat dikatakan bahwa lucas tidak mereagen fenol secara tidak
merata. Fenol bereaksi cepat dengan reagen lucas, hal ini karena fenol merupakan
alcohol tersier.
b. Uji asam kromat (uji Bordwell-Wellman)
Selanjutnya dilakukan uji asam kromat (uji bordwell-wellman) dengan
menggunakan aseton sebagai pelarut dan asam kromat sebagai pengujinya.
Berdasarkan literature, alkohol primer dan sekunder akan mudah teroksidasi dengan
asam kromat sedangkan alkohol tersier tidak. Pada sampel pertama yaitu
sikloheksanol dan sampel kedua etanol, setelah direaksikan dengan asam kromat
dihasilkan larutan yang sama yaitu larutan tak berwarna. Warna jingga yang berasal
dari asam kromat menghilang yang menunjukkan bahwa telah terjadinya rekasi
pada kedua sampel tersebut. Sampel ketiga yaitu fenol, setelah ditambahkan dengan
asam kromat dihasilkan dua lapisan warna pada larutan. Lapisan atas berupa warna
merah muda dan lapisan bawah berupa warna putih. Hal ini menunjukkan bahwa
fenol tidak larut dalam asam kromat karena kebanyakan fenol merupakan asam
lemah dan apabila asam lemah ditambahkan asam tidak akan terjadi reaksi.
c. Uji besi (III) klorida
Pada uji besi (III) klorida yaitu untuk mendeteksi adanya keberadaan fenol
pada sampel dengan penambahan ferri klorida larutan yang uji positifnya akan
menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi
gugus OH pada fenol yang bereaksi dengan ferri klorida. Dalam percobaan tidak
ada yang menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru yang termasuk fenol.
Namun fenol dalam percobaan ini menghasilkan warna larutan jingga sehingga
mendekati warna merah yang menandakan fenol.
Pada uji alkali dilakukan berdasarkan kelarutan dalam larutan NaOH. Hasil
positif dari percobaan apabila menghasilkan satu fasa, maka larutan sampel tersebut
larut dalam larutan NaOH. Sedangkan apabila terbentuk 2 fasa maka dapat
disimpilkan bahwa larutan tersebut tidak larut dalam NaOH dan bersifat polar.
Dalam pengujian menggunakan NaOH, alcohol primer yang dilarutkan dengan
NaOH dan membentuk satu fasa maka dapat dinyatakan bahwa alcohol primer larut
dalam larutan NaOH. Sedangkan dalam pengujian terhadap alcohol sekunder dan
tersier terbentuk2 fasa disebabkan karena keduanya tidak larut dalam larutan
NaOH. Hal ini menunjukkan bahwa alcohol sekunder dan tersier termasuk senyawa
yang nonpolar walaupun memiliki gugus –OH dalam strukturnya.
Pada sampel petama yaitu etanol, setelah ditambahkan NaOH membentuk satu
fasa sehingga dapat disimpulkan bahwa etanol larut dalam larutan NaOH. Hal ini
dikarenakan etanol mempunyai cincin aromatik yang realtif stabil sehingga etanol
mempunyai sifat polar dan mampu larut dalam NaOH dengan melepaskan satu
protonnya untuk menjadi satu anion yang larut dalam larutan NaOH. Hal ini sesuai
dengan literature bahwa etanol yang termasuk alcohol primer yang dapat larut
dalam NaOH. Pada sampel kedua yaitu etanol, setelah ditambahkan larutan NaOH
campuran membentuk satu fasa sehingga dapat dinyatakan bahwa fenol larut dalam
NaOH. Hal ini dikarenakan fenol mempunyai sifat polar yang mampu larut dalam
larutan NaOH dengan melepaskan satu protonnya untuk menjadi satu anion yang
larut dalam larutan NaOH. Pada sampel ketiga yaitu sikloheksanol, setelah
ditambahkan NaOH campuran membentuk dua fasa. Hal ini dikarenakan
sikloheksanol merupakan alcohol sekunder yang tidak larut dalam NaOH. Pada
sampel keempat yaitu t-butanol, setelah ditambahkan larutan NaOH larutan tidak
larut dalam larutan NaOH. Hal ini dikarenakan t-butanol merupakan alcohol tersier
yang termasuk senyawa non polar meskipun mempunyai gugus –OH dalam
strukturnya.
Persamaan rekasi beserta mekanisme reaksi untuk setiap tes uji terhadap
senyawa alkohol dan fenol:
Pada percobaan ketiga dilakukan tes pada senyawa aldehid dan keton,
dengan sampel yang digunakan yaitu aseton, sikloheksanon.
Persamaan reaksi beserta mekanisme reaksi untuk setiap tes uji terhadap
senyawa aldehid dan keton:
10. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada uji senyawa hidrokarbon dengan uji brom reaksi pada tempat gelap
cenderung terjadi secara lambat, tetapi apabila diletakan di tempat yang terang
rekasi yang terjadi akan lebih cepat. Uji bayer yang dapat diidentifikasi hanya
sampel sikloheksena dan sampel benzena. Sedangkan dengan uji asam sulfat yang
dapat di identifikasi hanya sampel sikloheksena dan sampel benena.
2. Pada uji senyawa alkohol dengan uji lucas dapat diketahui bahwa sikloheksanol
merupakan alkohol sekunder, fenol merupakan alkohol tersier dan etanol merupakan
alkohol primer. Uji asam kromat sikloheksanol dan sampel kedua etanol, setelah
direaksikan dengan asam kromat dihasilkan larutan yang sama yaitu larutan tak
berwarna dan fenol tidak larut dalam asam kromat. Uji besi (III) klorida dalam
percobaan tidak ada yang menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru yang
termasuk fenol. Namun fenol dalam percobaan ini menghasilkan warna larutan
jingga sehingga mendekati warna merah yang menandakan fenol. Serta pada uji
alkali yang dapat di identifikasi hanya sampel etanol, fenol, dan sikloheksanol.
3. Pada uji senyawa aldehid dan keton dengan uji asam kromat, uji iodoform dan uji
2, 4 – dinintrifenilhidrazin (2, 4 – DNP)dari percobaan dapat diketahui bahwa
kedua sampel merupakan keton. Secara teori pun kedua sampel merupakan keton.