Anda di halaman 1dari 33

REAKSI PADA SENYAWA GOLONGAN ETER

dan EPOKSIDA

apt. Rahayu Utami, M.Sc


KIMIA ORGANIK FARMASI
REAKSI SINTESIS ETER
Eter simetrik dapat disintesis dengan mereaksikan alkohol primer
dengan asam sulfat pada suhu 140 0C

Sebagai contoh pada reaksi sintesis dietil eter yang dibuat dengan
mereaksikan etanol dan asam sulfat pada suhu 140 0C

H2 H2 H2SO4 H2 H2
H3C C OH + 3HC C OH 0
H3C C O C CH3 + H2O
140 C

Reaksi ini dapat diadaptasikan pada eter lain, metode alkohol – asam
sulfat paling sering digunakan untuk membuat eter simetrik dari
alkohol primer
REAKSI SINTESIS ETER
Mekanisme reaksi sintesis eter simetrik
REAKSI SINTESIS ETER

Soal I : Prediksikan dan buatlah reaksi lengkap sintesis dari


eter simetrik berikut ini :
1. Dipropileter
2. Dibutileter
REAKSI SINTESIS ETER

Reaksi Sintesis Williamson merupakan reaksi SN2 yang


melibatkan reaksi antara Natrium alkoksida dengan alkil halida,
alkil sulfonat atau alkil sulfat

Alkil halida primer merupakan substrat terbaik untuk dalam


sintesis eter dalam reaksinya dengan ion alkoksida 
terjadinya reaksi SN2
Alkil halida lainnya seperti alkil halida tersier, jika direaksikan
dengan ion alkoksida  terjadinya reaksi eliminasi sehingga
menghasilkan senyawa bukan eter
REAKSI SINTESIS ETER
Sebagai contoh : reaksi sintesis senyawa eter tert-butilmetil
eter.
Senyawa ini dapat disintesis melalui reaksi sintesis
Williamson dengan mereaksikan ion alkoksida tert-
butoksida dengan alkil halida primer (CH3-X) misalkan
metiliodida  terjadinya reaksi SN2 dan terbentuknya tert-
butilmetil eter.
REAKSI SINTESIS ETER
Sebagai contoh : reaksi sintesis senyawa eter tert-butilmetil
eter.
Jika yang direaksikan adalah alkil halida tersier misalkan 2-
kloro-2-metilpropoana dengan mereaksikan ion alkoksida
metoksida  terjadinya reaksi Eliminasi dan yang terbentuk
adalah senyawa alkena 2-metilpropena, bukan tert-
butilmetil eter.
REAKSI SINTESIS ETER
Soal Tugas II: Silakan prediksikan ion alkoksida dan alkil halida
yang terlibat untuk dapat direaksikan menghasilkan senyawa
eter berikut ini
1. Metilpropileter
2. Metoksibenzena
REAKSI SINTESIS EPOKSIDA

Reaksi epoksidasi adalah reaksi sintesis epoksida dengan


mereaksikan senyawa alkena dengan asam peroksida (RCO3H)
O O

+ R C O O H R H C C H R + R C O H
R H C C H R
O

Dalam reaksi ini, asam peroksida memberikan sebuah atom


oksigen ke alkena menjadi siklik, dimana mekanisme reaksi
berlangsung dalam satu tahap. Reaksi ini merupakan reaksi
adisi oksigen ke ikatan rangkap dua dan menghasilkan epoksida
serta asam karboksilat
REAKSI SINTESIS EPOKSIDA
Contoh reaksi epoksidasi;
reaksi sintesis 1,2-epoksisikloheptana dari mereaksikan
alkena sikloheptena dengan asam peroksida yang selalu
digunakan dalam reaksi epoksidasi m-
Chloroperoxy-benzoic acid (MCPBA), yang menghasilkan
epoksida 1,2-epoksisikloheptana dan asam karboksilat m-
chloro-benzoic acid
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)
Reaksi pemutusan eter dapat dilakukan dengan
penambahan asam kuat (HI dan HBr) dalam kondisi reaksi
yang kuat dan suhu tinggi. Reaksi ini akan menghasilkan
senyawa alkohol (R-OH) dan alkil halida (RX)
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah SN1 atau SN2,
tergantung pada struktur eternya.
Eter dengan alkil nya primer dan sekunder akan mengalami
jalur mekanisme SN2  dimana ion halida akan menyerang
eter yang terprotonasi pada sisi rentang yang sedikit (less
hindered). Atom eter dengan oksigen akan tetap berikatan
dengan alkil dengan rentang yang banyak (more hindered).
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage) dgn alkil berupa alkil


primer atau sekunder
Sebagai contoh : etilisopropileter direaksikan dengan HI
akan menghasilkan 2-bromo-2-metilpropana dan 1-
propanol
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)


Reaksi Sebagai contoh : t-butilpropileter direaksikan dengan
HBr akan menghasilkan 2-bromo-2-metilpropana dan 1-
propanol. Mekanisme reaksi SN1, dikarenakan t-butil
merupakan alkil tersier, alkohol 1-propanol merupakan
gugus pergi yang baik, sehingga ion bromida akan terikat
pada t-butil membentuk 2-bromo-2-metil-propana
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Soal III : Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)


Buatlah reaksi lengkap dan prediksikan produk yang
dihasilkan dari reaksi antara eter dan asam halida kuat
berikut ini
1. Metoksimetana + HI
2. Etoksisikloheksana + HBr
3. Metoksibenzena + HI
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)


Reaksi eter dengan HI atau Hbr yang berlebih akan
menghasilkan dua alkil halida, dimana alkohol yang
terbentuk akan kemudian tersubstitusi menjadi alkil halida
melalui mekanisme reaksi SN1 atau SN2
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)
Mekanisme reaksi ether cleavage dengan asam halida
berlebih
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)
Contoh reaksi ether cleavage dengan asam halida berlebih;
reaksi etilsiklopentileter dengan HBr berlebih menghasilkan
etilbromida + siklopentilbromida + air

H2
C CH3 HO
O
HBr BrH2C CH3 + Br + 2
+
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Mekansme reaksi sebagai berikut
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Mekansme reaksi sebagai berikut
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)


Reaksi fenil eter dengan HI atau Hbr yang berlebih akan
tetap menghasilkan alkohol dan 1 alkil halida, dikarenakan
fenol yang terbentuk tak bisa tersubstitusi oleh nukleofil
halida yang ada
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Soal IV : Reaksi Pemutusan Eter (Ether Cleavage)


Buatlah reaksi lengkap dan prediksikan produk yang
dihasilkan dari reaksi antara eter dan asam halida kuat
berlebih berikut ini
1. Metoksimetana + HI (excess)
2. Etoksisikloheksana + HBr (excess)
3. Metoksibenzena + HI (excess)
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Reaksi Pembukaan cincin epoksida dapat terjadi dalam dua


kondisi
Berkatalis asam (Acid catalyzed opening)
1. Dalam air (H2O)
2. Dalam Alkohol (R-OH)
3. Dengan asam halida (H-X)
Berkatalis basa (Base catalyzed opening)
1. Dengan alkoksida
2. Dengan organometalik (Reagen Grignard)
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Reaksi Pembukaan cincin epoksida berkatalis asam (Acid


catalyzed opening)
Dalam air (H2O)
Reaksi epoksida dengan air berkatalis asam akan
menghasilkan senyawa diol (glikol)
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Mekanisme Reaksi :
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pembukaan cincin epoksida berkatalis asam (Acid
catalyzed opening)
Dalam alkohol (R-OH)
Reaksi epoksida dengan R-OH berkatalis asam akan
menghasilkan senyawa alkoksi alkohol. Alkoksi (-OR) akan
terikat pada C yang lebih tersubstitusi
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Mekanisme Reaksi :
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pembukaan cincin epoksida berkatalis asam (Acid
catalyzed opening)
Dengan larutan asam halida (H-X)
Reaksi epoksida dengan larutan H-X merupakan reaksi
analog reaksi pembukaan eter oleh HI atau HBr. Epoksida
dengan larutan HX akan menghasilkan senyawa halohidrin
yang kemudian bereaksi lanjutan dengan HX membentuk 1,2-
dihalida
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pembukaan cincin epoksida berkatalis basa (Base
catalyzed opening)
Dengan alkoksida
Reaksi epoksida dengan alkoksida berkatalis basa
menghasilkan senyawa alkoksi alkohol, dimana alkoksi (-OR)
akan terikat pada atom C dari epoksida yang tersubstitusi lebih
sedikit.

Sebagai contoh
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA

Mekanisme Reaksi :
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pembukaan cincin epoksida berkatalis basa (Base
catalyzed opening)
Dengan Reagen Grignard (AlkilMgHalida : R-MgX)
Reaksi epoksida dengan reagen Grignard berkatalis basa
menghasilkan senyawa alkohol. Alkil (R) dari Grignard akan
berikatan pada C epoksida yang tersubstitusi lebih sedikit

Sebagai contoh
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Reaksi Pembukaan cincin epoksida berkatalis basa (Base
catalyzed opening)
Dengan Reagen Grignard (AlkilMgHalida : R-MgX)
REAKSI PADA ETER DAN EPOKSIDA
Soal V : Reaksi Pembukaan cincin epoksida
Buatlah reaksi lengkap dan prediksikanlah produk yang
terbentuk dari reaksi senyawa epoksida berikut dengan
reagen dan kondisi yang diberikan
1. Etilenoksida dengan
a. H2O dalam kondisi asam
b. HBr dalam kondisi asam
c. MetilMagnesium bromida dalam kondisi basa
2. Metiloksirana dengan
a. Metanol dalam kondisi asam
b. Natriumetoksida (Na+ OCH2CH3) dalam kondisi basa
c. EtilMagnesiumIodida dalam kondisi basa
References
Solomon, 2011. Organic Chemistry.
Wade, 2006. Organic Chemistry.
Fessenden and Fessenden, Kimia Organik. 1986.
Riswiyanto, 2015. Kimia Organik.

Anda mungkin juga menyukai