SPEKTROMETRI
TURBIDIMETRI
Oleh:
Nama : Sofiatul Hasanah
NIM : 191810301049
Kelas/Kelompok : B/2
Nama Asisten : Heppy Yessya Putri
k = 2,3 C ; S = turbidans
Persamaan (2) tersebut, yang mirip dengan persamaan Lambert beer digunakan
pada analisa dengan cara turbidimetri. Kurva kalibrasi dibuat dulu yang
memberikan hubungan antara log (=S) dengan C, dengan pertolongan larutan-
larutan standar dari senyawa yang dianalisa (dengan Po=Pblanko). Kurva kalibrasi
ini digunakan untuk menetapkan konsentrasi cuplikan yang dianalisa.
2.2.4 Pengaruh ukuran dan bentuk partikel terhadap hamburan.
Ukuran besar dan bentuk dari partikel-partikel padat penghamburan sinar
sangat berpengaruh terhadap besarnya intensitas sinar yang dihamburkan ( Po - P )
dan juga mempengaruhi besarnya P. Pada pembuatan kurva kalibrasi dalam
analisa turbidimetri harus diusahakan agar ukuran besar dan bentuk partikel pada
berbagai konsentrasi larutan standar dan pada konsentrasi cuplikan tetap sama
(reproducible) yang boleh bervariasi hanya konsentrasi (C) saja. Faktor percobaan
yang mempengaruhi ukuran dan bentuk partikel penghamburan harus diusahakan
tetap (reproducible).
Faktor-faktor yang dimaksud adalah konsentrasi pereaksi, kecepatan dan
urutan dalam mencampurkan pereaksi dengan zat yang dianalisa dan juga
lamanya suspensi dibiarkan (sebelum pengukuran % T) suhu, pH dan kekuatan
ion larutan. Sinar yang digunakan dalam analisa turbidimetri menggunakan sinar
putih (sinar tampak). Jika fasa cairnya berwarna, maka harus dipilih bagian
spektrum tampak di mana absorpsi oleh fasa cair tersebut minimal (Tim, 2021).
Larutan Induk
Hasil
Larutan Cuplikan
- dipipet 10 mL kedalam labu ukur 50 mL, setelah larutan tersebut
diasamkan dengan HCl hingga pH = 1
- ditambah 200 mg BaCl2.2H2O padat
- diencerkan hingga tanda batas
- dikocok sampai BaCl2.2H2O larut dan terbentuk endapan BaSO4
- diukur turbidansnya
- dihitung konsentrasinya
Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Konsentrasi Ion Sulfat dalam Larutan Standar
Konsentrasi Sulfat
No Konsentrasi (ppm) Turbidans (NTU)
(ppm)
1. 10 13,612 18,30
2. 20 20,443 26,50
3. 30 23,559 30,24
4. 40 37,104 46,50
5. 50 55,282 68,32
4.2 Pembahasan
Turbidimetri merupakan analisis kuantitatif yang didasarkan pada
pengukuran kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya
suspensi partikel padat dalam larutan (Fahrudin, 2019). Turbiditas merupakan
tingkat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya material suspensi seperti tanah
liat, endapan lumpur, partikel organik yang koloid, plankton, dan organisme
mikroskopis lainnya. Turbiditas umumnya diukur dengan turbidimeter dimana
berprinsip pada spektroskopi absorpsi. Absorbsi yang diukur adalah partikel yang
tercampur. Turbiditas juga berprinsip pada hamburan sinar dengan peletakkan
detector pada sudut 90oC dari sumber sinar. Pengukuran prinsip ini adalah
hamburan cahaya oleh campurannya (Khopkar, 1990). Tujuan dari praktikum ini
adalah mahasiswa dapat memahami prinsip turbidimetri serta menghitung kadar
air dari sampel.
Pengenceran larutan standar K2SO4 10 ppm; 20 ppm; 30 ppm; 40 ppm; 50
ppm dengan masing volume 0,5 mL; 1 mL; 1,5 mL; 2 mL; 2,5 mL yang dilakukan
dalam labu ukur 100 mL. Larutan induk yang digunakan adalah K2SO4 500 ppm.
Pengenceran bertujuan untuk memecah molekul serta memperkecil konsentrasi
larutan dan meningkatkan volume dari suatu larutan. Larutan kemudian
ditambahkan dengan HCl 2M hingga larutan mencapai pH 1. Fungsi penambahan
HCl adalah untuk mengasamkan larutan sehingga dikenal dengan proses
pengasaman. Reaksi yang terjadi antara K2SO4 dengan HCl adalah sebagai berikut
2HCl(g) + K2SO4(s) → H2SO4(l) + 2KCl(s)………………………………...(4.2.1)
Proses pengasaman K2SO4 membentuk padatan KCl serta larutan asam sulfat
atau H2SO4. Sebelum pH meter digunakan dilakukan kalibrasi terlebih dahulu
dengan larutan pH 4 dan 7 lalu dilakukan pengukuran 10 ppm; 20 ppm; 30 ppm;
40 ppm; 50 ppm dengan penetesan larutan HCl 2M hingga pH 1. Kalibrasi alat
digunakan untuk menstabilkan suatu alat. Kalibrasi dilakukan dengan pH 4 dan 7
karena larutan yang akan diukur dengan pH meter bersifat asam. Kalibrasi pH
meter dengan pH 4 dan 7 disebut juga teknik dua titik dan merupakan teknik
kalibrasi yang dianjurkan untuk kalibrasi pH meter(Tahir, 2008).
Penetesan dilakukan perlahan-lahan dengan teknik titrasi menggunakan pH
meter dilakukan hal yang sama. Setelah K2SO4 diasamkan hingga mencapai pH 1
kemudian larutan 5 ml ditambahkan BaCl2 0,2 gram kemudian diencerkan dalam
labu ukur 25 mL. Fungsi penambahan padatan BaCl2 adalah untuk mengendapkan
ion SO42- dalam larutan H2SO4 menjadi BaSO4. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
BaCl2(s) + H2SO4(l) → BaSO4(s) + 2HCl(g)……………………………….(4.2.2)
Saat H2SO4 ditambahkan dengan BaCl2 akan menghasilkan BaSO4 dan asam
klorida.
Larutan kemudian dilakukan pengukuran untuk kadar sampel. Sampel yang
digunakan adalah air kran. Air kran merupakan sampel yang cocok untuk diukur
turbiditasnya karena mempunyai nilai kekeruhan. Langkah pertama dilakukan
dengan menambahkan HCl 2 M sampai pH 1 ke dalam sampel yang bertujuan
untuk memperoleh larutan yang bersifat asam. HCl diteteskan secara perlahan
dalam sampel air kran sambil diukur dengan alat pH meter. HC merupakan asam
kuat sehingga penetesan dilakukan secara perlahan-lahan agar tidak merusak
larutan yang akan diuji kadarnya. Larutan didiamkan beberapa saat kemudian
diukur turbiditasnya dengan turbidimeter. Selain bertujuan untuk
menyempurnakan suatu reaksi, pendiaman juga bertujuan agar partikel–partikel
yang berhamburan mengendap ke dasar larutan sehingga pada saat akan diukur
absorbansinya tidak masuk kedalam kuvet.
Alat turbidimeter merupakan analisis sinar berdasarkan kepadatan larutan.
Standarisasi dengan menggunakan larutan blanko 0 NTU. Larutan blanko
berfungsi sebagai factor koreksi terhadap pelarut dan pereaksi yang digunakan.
Pengukuran absorbansi dilakukan kalibrasi 4 NTU dan 40 NTU. Pengkalibrasian
ini bertujuan untuk mempresisikan suatu alat. Tata cara peletakan adalah tanda
panah harus lurus dengan turbidimeter. Apabila hasil tidak sesuai maka dilakuakn
standarisasi dengan memutar standard gas.
Penggunaan turbidimeter dilakukan dengan kalibrasi dengan standard yang
telah ada, dimasukkan sampel yang ingin diukur ke dalam botol yang telah
disediakan. Perlu diingat untuk selalu menutup dengan penutup hitam agar
perhitungan tidak terganggu. Anak panah diluruskan karena botol sampel belum
tentu sama distribusi bahannya. Nilai turbidans yang diperoleh berturut-turut
adalah 18,30; 26,50; 30,24; 46,50; 68,32. Berikut grafik yang dihasilkan antara
konsentrasi dengan turbidan.
60 y = 1,2004x + 1,96
50 R² = 0,9166
40
y
30
20 Linear (y)
10
10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)
V. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah
5.1 Turbiditas umumnya diukur dengan turbidimeter dimana berprinsip pada
spektroskopi absorpsi. Absorbsi yang diukur adalah partikel yang tercampur.
Turbiditas juga berprinsip pada hamburan sinar dengan peletakkan detector pada
sudut 90oC dari sumber sinar. Pengukuran prinsip ini adalah hamburan cahaya
oleh campurannya (Khopkar, 1990).
5.1 Penentuan kadar sampel dilakukan dengan pengenceran yang dilanjutkan
dengan pengukuran turbidan yang nantinya dibuat kurva perbandingan antara
konsentrasi dengan turbiditas. Dari persamaan yang dihasilkan kemudian
mensubtitusikan nilai turbiditas untuk menentukan kadar sulfat yang terkandung.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori. 2017. Penentuan Kekeruhan pada Air Reservoir di PDAM Instalasi
Pengolahan Air Sunggai Metode Turbidimetri. Jurnal Kimia dan
Lingkungan . 1. 1. 1-48.Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia
Analisa. Jakarta: UI.
Fahruddin, F., Haedar, N. H. N., Santoso, S., & Wahyuni, S. (2019). Uji
kemampuan tumbuh isolat bakteri dari air dan sedimen Sungai Tallo
terhadap logam timbal (Pb). Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 10(2).
Khopkhar, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Labchem.2021. Material Safety Data Sheet Of Hydrochloric Acid,
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11270.pdf. (diakses 7
september 2021)
Labchem.2021. Material Safety Data Sheet Of Barium Chloride Dihydrate
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11560.pdf . (diakses 7
september 2021)
Moechtar. 1989. Farmasi Fisika Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nascimento, P. A. D., Kogawa, A. C., & Salgado, H. R. N. 2020. Turbidimetric
Method: A New, Ecological, and Fast Way to Evaluate of Vancomycin
Potency. Journal of AOAC International, 103(6), 1582-1587.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
Lampiran I Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Sciencelab. 2021. Material Safety Data Sheet of Aquades. http://
www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321 (diakses 7 september
2021)
Smartlab, 2021. Material Safety Data Sheet of Pottasium Sulfate.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_POTASSIUM_SULPHATE_(IND
O).pdf (diakses 7 september 2021).
Tahir, I. 2008. Arti Penting Kalibrasi pada Proses Pengukuran Analitik: Aplikasi
pada Penggunaan pHmeter dan Spektrofotometer UV-VIS. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Tim Penyusun. 2021. Penuntun Praktikum Spektrometri. Jember: Universitas
Jember.
Yuniarti, B. 2007. Pengukuran Tingkat Kekeruhan Air dengan Turbidimeter
berdasarkan Prinsip Hamburan Cahaya. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
LAMPIRAN DATA
No Gambar Keterangan
1 Pembuatan larutan standar
K2SO4 dalam beberapa
konsentrasi
2 Pengasaman K2SO4
dengan HCl
3 Penambahan BaCl2.H2O
4 Standarisasi turbidimetri
LAMPIRAN PERHITUNGAN
50
40
y
30 Linear (y)
20
10
10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (ppm)