Disusun Oleh :
Kelompok IV
Khairunisa (1817011006)
Jurusan Kimia
Universitas Lampung
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kimia Anorganik tentang
“Asam Sulfat, Fluorosulfonat Dan Asam Super” dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Kimia Anorganik Ibu Dr. Mita
Rilyani, M.Si. yang telah membimbing kami selama mata kuliah Kimia
Anorganik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga menjadi pembelajaran bagi kami agar terciptanya makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat menjadi bahan
pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lewis menyatakan asam tidak hany terbatas pada suatu senyawa yang
mengandung hidrogen saja. Teori asam-basa Lewis menjelaskan banyak reaksi
organik termasuk reaksi asam-basa, seperti CH3 , C2H5 , CH3CO adalah asam,
masing-masing, dengan basa H , OH-, C2H5O-bergabung untuk membentuk
CH4, C2H5OH, CH3COOC2H5.Namun, teori asam-basa Lewis juga memiliki
beberapa kelemahan. Sebagai contoh, beberapa reaksi redoks (misalnya NaH HCl
== NaCl H2) dapat disebut reaksi netralisasi asam-basa.
Setelah Teori Lewis pada tahun 1939 kimiawan dari Uni Soviet, Usanovich
juga mengusulkan baru pada reaksi asam-basa, kation dapat dilihat sebagian besar
bahan pada asam atau basa. Definisi ini merupakan perkembangan dari definisi
asam Lewis dan ditambah reaksi redoks.
Berbeda dari teori protonik bronstead Lowry , pada tahun 1939 H. lux
melukiskan tingkah laku asam-basa berkenaan dengan ion oksida , yang kemudian
diperluas oleh H.Flood dkk pada tahun 1947. Konsep ini dapat diterapkan pada
system non-protonik , misalnya pada reaksi lelehan senyawa-senyawa anorganik
pada temperature tinggi.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang teori-teori baru mengenai asam basa
yang diadopsi dari teori sebelumnya, maka kita perlu untuk membahas tentang
asam Sulfat, asam fluorosulfonat dan Asam super.
Oleh karena itu, agar lebih memahami konsep yang mempengaruhi dipilihnya
suatu pelarut dan konsep dasar asam dan basa, maka disusunlah makalah ini.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sifat Fisik asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam super ?
2. Bagaimana Kelarutan dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam
super ?
3. Apa sajakah reaksi yang terjadi pada asam sulfat, asam fluorosulfonat
dan asam super ?
4. Bagaimanakah Reaksi Redoks yang terjadi pada asam sulfat, asam
fluorosulfonat dan asam super ?
5. Bagaimanakah Aplikasi dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam
super ?
6. Bagaimanakah konsep mengenai asam sulfat, asam fluorosulfonat dan
asam super ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Sifat Fisik asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam
super.
2. Kelarutan dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam super.
3. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada asam sulfat, asam
fluorosulfonat dan asam super.
4. Untuk mengetahui Reaksi Redoks yang terjadi pada asam sulfat, asam
fluorosulfonat dan asam super.
5. Untuk mengetahui Aplikasi dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan
asam super.
6. Untuk mengetahui konsep mengenai asam sulfat, asam fluorosulfonat
dan asam super.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Asam Sulfat
Asam sulfat adalah asam yang sangat kuat. Dalam larutan air, asam sulfat
mengionisasi sepenuhnya untuk membentuk ion hidronium (H3O +) serta ion
hidrogen sulfat (H3O+). Sementara dalam larutan encer, ion sulfat hidrogen juga
terpisah. Hal ini membentuk ion hidronium dan sulfat ion (SO42-). Tak hanya
menjadi agen pengoksidasi, asam ini juga mudah bereaksi pada suhu tinggi
dengan banyak logam, sulfur, karbon, dan zat-zat lainnya. Meski sudah sangat
populer, nyatanya masih ada sebagian orang yang belum mengetahui rumus kimia
asam sulfat.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami
di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat
3
merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur
dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida
adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara
dan minyak yang mengandung sulfur (belerang). Asam sulfat terbentuk secara
alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan
dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini
mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan
menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan
air, yang berperan sebagai basa :
HA + H2O ↔ A- + H3O+
4
Reaksi pembentukan asam fosfat untuk industri alumunium fosfat :
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak
HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada
dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam
asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida,
HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat
ber-bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat;
mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan
asam lemah.Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya membentuk
larutan penyangga.
5
dalam kategori ini antara lain logam alkali, seperti natrium dan kalium, dan
logam alkali tanah, seperti magnesium dan kalsium, serta banyak logam umum
lainnya, seperti besi, nikel, dan seng. Karena hidrogen memiliki kelarutan yang
sangat rendah dalam air dan asam, akan menghasilkan gelembung; buih yang
dihasilkan lebih besar dengan logam yang lebih reaktif. Asam sulfat encer
(H2SO4) dan magnesium, misalnya, akan bereaksi keras: Mg + H2SO4 ->
MgSO4 + H2. Asam sulfat encer bereaksi dengan logam melalui reaksi
perpindahan tunggal seperti dengan asam khas lainnya, menghasilkan gas
hidrogen dan garam (logam sulfat). Ini menyerang logam reaktif (logam pada
posisi di atas tembaga dalam seri reaktivitas) seperti besi, aluminium, seng,
mangan, magnesium, dan nikel. Aluminium, yang merupakan logam yang
sangat reaktif, tidak akan larut dalam asam pengoksidasi (mis., Nitrat), karena
ia akan mengembangkan lapisan pelindung aluminium oksida di
permukaannya.
Dalam beberapa kasus, kation terbentuk dari asam lemah dengan bantuan asam
sulfat:
(COOH)2 + H2SO4 → CO + CO2 + [H3O]+ + [HSO4]-
6
e. Aplikasi Asam sulfat
Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah
dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat
pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan
fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-
bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan
fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini kemudian
diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat, hidrogen fluorida
(HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses
keseluruhannya dapat ditulis:
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja
untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri
otomobil. Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang
regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini
membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak,
ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan
menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang
kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru".
7
Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O
B. Asam Fluorosulfonat
Fluorosulfuric acid adalah cairan tidak berwarna yang mengalir bebas. Ini larut
dalam pelarut organik polar (misalnya nitrobenzena , asam asetat , dan etil
asetat), tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti alkana. Mencerminkan
keasamannya yang kuat, ia melarutkan hampir semua senyawa organik yang
bahkan merupakan akseptor proton yang lemah. [3] HSO 3 F terhidrolisis secara
perlahan menjadi HF dan asam sulfat . Asam triflik terkait (CF 3 SO 3 H)
mempertahankan keasaman tinggi HSO 3 F tetapi lebih stabil secara hidrolitik.
SO 3 + HF → HSO 3 F
8
Atau, KHF 2 atau CaF 2 dapat diobati dengan oleum pada 250 ° C. Setelah
dibebaskan dari HF dengan menyapu dengan gas inert, HSO 3 F dapat
didistilasi dalam peralatan gelas.
e. Aplikasi Fluorosulfonat
Kegunaan asam Fluorosulfonat sebagai agen Fluorinasi, katalis dalam alkilasi,
asilasi, polimerisasi dan reaksi kondensasi. Dalam Hidrofluoronation dari
olefin dalam produk piridin. Meskipun baik asam alkil dan aril sulfonat
diketahui, sebagian besar aplikasi berhubungan dengan derivat aromatik.
Fluoro sulfonat dalam bentuk potassium fluoro sulfonat digunakan dalam
produksi logam, senyawa fluoride dapat digunakan untuk kimia organik
sintesis yang umumnya digunakan untuk paduan logam dan deposisi optik.
C. Asam Super
Asam Super adalah sejenis asam yang mempunyai keasaman lebih besar
daripada 100% asam sulfat yang mempunyai fungsi keasaman Hammett (H0)
−12. Superasam yang secara komersial tersedia meliputi asam
trifluorometanasulfonat (CF3SO3H), dikenal sebagai asam triflat, dan asam
fluorosulfat (FSO3H). Kedua senyawa tersebut memiliki keasaman sekitar seribu
kali lebih kuat (memiliki nilai H0 yang lebih negatif) daripada asam sulfat.
9
Superasam yang paling kuat dihasilkan dari kombinasi asam Lewis kuat dan asam
Brønsted kuat.
Istilah superasam pertama kali diasciptakan oleh James Bryant Conant pada
tahun 1927 untuk menjelaskan asam-asam yang memiliki keasaman lebih besar
dari asam mineral. George A. Olah diberikan penghargaan Nobel pada tahun 1994
atas investigasinya terhadap superasam dan penggunaannya dalam pemantauan
karbokation. "Asam ajaib" Olah (Bahasa Inggris: Olah's "magic acid"),
dinamakan demikian atas kemampuannya menyerang hidrokarbon, dihasilkan
dengan mencampur antimon pentafluorida (SbF5) dan asam fluorosulfat.
CH4 + H+ → CH5+
CH5+ → CH3+ + H2
10
CH3+ + 3 CH4 → (CH3)3C+ + 3H2
2 HF ⇌ H2F+ + F−
SbF5 + F− → SbF−6
Reaksi kedua adalah tidak setimbang, oleh karena itu reaksi ini bersifat
eksotermik.
11
e. Aplikasi Asam Super
Asam super umumnya digunakan untuk menciptakan lingkungan yang dapat
menghasilkan dan menjaga kation, yang berguna sebagai molekul antara pada
berbagai reaksi kimia.
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah tentang Asam
Sulfat, Asam Fluorosulfonat, dan Asam Super adalah sebagai Berikut.
1. Asam sulfat adalah asam yang sangat kuat dan terionisasi sempurna dalam
air. Fluorosulfuric acid adalah cairan tidak berwarna yang mengalir bebas.
Ini larut dalam pelarut organik polar (misalnya nitrobenzena , asam asetat ,
dan etil asetat ), tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti alkane. Asam
Super adalah sejenis asam yang mempunyai keasaman lebih besar daripada
100% asam sulfat.
2. Senyawa asam sulfat,fluorosulfonat dan asam super memiliki kemampuan
untuk melarrutkan suatu logam.
3. Berdasarkan sifat fisiknya senyawa asam sulfat,fluorosulfonat dan asam
super memiliki titik didih yang sangat tinggi.
4. Senyawa asam sulfat dapat bereaksi dengan logam menghasilkan gas
hidrogen.
5. Pembuatan asam fluorosulfonat dapat di lakukan dengan mereaksikan
belerang trioksida dengan asam klorida.
13
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia (jilid 1) Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta.
Cotton, FA; Wilkinson, G. 1980. Kimia Anorganik Tingkat Lanjut edisi ke-4.
Wiley. New York.
Day, M. Clyde. 1987. Kimia Anorganik Teori. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta.
14