Anda di halaman 1dari 18

ASAM SULFAT, FLUOROSULFONAT DAN ASAM SUPER

(Makalah Kimia Anorganik II)

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Grace Febrianti S. Sirait (1817011089)

Gustin Lestiani (1817011035)

Khairunisa (1817011006)

Nia Mardanti (1817011092)

Nia Puspita (1817011067)

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kimia Anorganik tentang
“Asam Sulfat, Fluorosulfonat Dan Asam Super” dengan tepat waktu.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Kimia Anorganik Ibu Dr. Mita
Rilyani, M.Si. yang telah membimbing kami selama mata kuliah Kimia
Anorganik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga menjadi pembelajaran bagi kami agar terciptanya makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat menjadi bahan
pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 18 November 2019

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Asam Sulfat .............................................................................................. 3
a. Sifat Fisika Asam Sulfat ........................................................................... 3
b. Reaksi Asam Sulfat ............................................................................... 4
c. Kelarutan Logam dalam Asam Sulfat ...................................................... 5
d. Reaksi Redoks Asam Sulfat .................................................................. 6
e. Aplikasi Asam sulfat ................................................................................ 7
B. Asam Fluorosulfonat ................................................................................ 8
a. Sifat fisika asam florosulfonat .................................................................. 8
b. Reaksi asam florosulfonat ..................................................................... 8
c. Kelarutan logam dalam fluorosulfonat ..................................................... 9
d. Reaksi Redoks Asam Fluorosulfonat .................................................... 9
e. Aplikasi Fluorosulfonat ............................................................................ 9
C. Asam Super .............................................................................................. 9
a. Sifat Fisik Asam Super ........................................................................... 10
b. Reaksi-Reaksi Asam Super ................................................................. 10
c. Kelarutan Logam dalam Asam Super .................................................... 11
d. Reaksi Redoks Asam Super ................................................................ 11
e. Aplikasi Asam Super .............................................................................. 12

iii
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lewis menyatakan asam tidak hany terbatas pada suatu senyawa yang
mengandung hidrogen saja. Teori asam-basa Lewis menjelaskan banyak reaksi
organik termasuk reaksi asam-basa, seperti CH3 , C2H5 , CH3CO adalah asam,
masing-masing, dengan basa H , OH-, C2H5O-bergabung untuk membentuk
CH4, C2H5OH, CH3COOC2H5.Namun, teori asam-basa Lewis juga memiliki
beberapa kelemahan. Sebagai contoh, beberapa reaksi redoks (misalnya NaH HCl
== NaCl H2) dapat disebut reaksi netralisasi asam-basa.

Setelah Teori Lewis pada tahun 1939 kimiawan dari Uni Soviet, Usanovich
juga mengusulkan baru pada reaksi asam-basa, kation dapat dilihat sebagian besar
bahan pada asam atau basa. Definisi ini merupakan perkembangan dari definisi
asam Lewis dan ditambah reaksi redoks.

Berbeda dari teori protonik bronstead Lowry , pada tahun 1939 H. lux
melukiskan tingkah laku asam-basa berkenaan dengan ion oksida , yang kemudian
diperluas oleh H.Flood dkk pada tahun 1947. Konsep ini dapat diterapkan pada
system non-protonik , misalnya pada reaksi lelehan senyawa-senyawa anorganik
pada temperature tinggi.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang teori-teori baru mengenai asam basa
yang diadopsi dari teori sebelumnya, maka kita perlu untuk membahas tentang
asam Sulfat, asam fluorosulfonat dan Asam super.

Oleh karena itu, agar lebih memahami konsep yang mempengaruhi dipilihnya
suatu pelarut dan konsep dasar asam dan basa, maka disusunlah makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Sifat Fisik asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam super ?
2. Bagaimana Kelarutan dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam
super ?
3. Apa sajakah reaksi yang terjadi pada asam sulfat, asam fluorosulfonat
dan asam super ?
4. Bagaimanakah Reaksi Redoks yang terjadi pada asam sulfat, asam
fluorosulfonat dan asam super ?
5. Bagaimanakah Aplikasi dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam
super ?
6. Bagaimanakah konsep mengenai asam sulfat, asam fluorosulfonat dan
asam super ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Sifat Fisik asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam
super.
2. Kelarutan dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan asam super.
3. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada asam sulfat, asam
fluorosulfonat dan asam super.
4. Untuk mengetahui Reaksi Redoks yang terjadi pada asam sulfat, asam
fluorosulfonat dan asam super.
5. Untuk mengetahui Aplikasi dari asam sulfat, asam fluorosulfonat dan
asam super.
6. Untuk mengetahui konsep mengenai asam sulfat, asam fluorosulfonat
dan asam super.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Asam Sulfat
Asam sulfat adalah asam yang sangat kuat. Dalam larutan air, asam sulfat
mengionisasi sepenuhnya untuk membentuk ion hidronium (H3O +) serta ion
hidrogen sulfat (H3O+). Sementara dalam larutan encer, ion sulfat hidrogen juga
terpisah. Hal ini membentuk ion hidronium dan sulfat ion (SO42-). Tak hanya
menjadi agen pengoksidasi, asam ini juga mudah bereaksi pada suhu tinggi
dengan banyak logam, sulfur, karbon, dan zat-zat lainnya. Meski sudah sangat
populer, nyatanya masih ada sebagian orang yang belum mengetahui rumus kimia
asam sulfat.

Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4. Berdasarkan dari rumus


kimianya, asam sulfat ini dibentuk dari komponen kation asam (H+) serta
komponen anion sulfat (SO42-). Melihat rumus kimia asam sulfat tersebut, proses
pembuatan asam sulfat memang tak semudah yang dibayangkan. Ada beberapa
tahapan yang perlu dilalui dalam pembuatannya. Adapun secara umum proses
pembuatan asam sulfat terdiri dari empat tahapan. Sebut saja ekstraksi belerang
dari batunya, konversi belerang sampai menjadi belerang dioksida, konversi
belerang dioksida hingga menjadi belerang trioksida, dan juga konversi belerang
trioksida menjadi asam sulfat.

a. Sifat Fisika Asam Sulfat


Titik leleh (°C) : 10
Titik didih (°C) : 290
Tekanan uap (mmHg) : 1 (146 °C)
Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)
Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami
di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat

3
merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur
dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida
adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara
dan minyak yang mengandung sulfur (belerang). Asam sulfat terbentuk secara
alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan
dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini
mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan
menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.

b. Reaksi Asam Sulfat


Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah
kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam
kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan
perbedaan densitas kedua cairan. Air kurang padu berbanding asam sulfat dan
cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi terhasil boleh dianggap sebagai
membentuk ion hidronium, seperti:

H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-.

Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen


pengeringan yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-
buahan kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia
membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau,
jarang-jarang sekali, asam Nordhausen.

Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan
air, yang berperan sebagai basa :

HA + H2O ↔ A- + H3O+

Reaksi dengan halogen :

NaCl + H2SO4 → NaHSO4 + HCl

4
Reaksi pembentukan asam fosfat untuk industri alumunium fosfat :

Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O → 5 CaSO4·2H2O + HF + 3 H3PO4

Reaksi dengan logam :

Fe(s) + H2SO4(aq) → H2(g) + FeSO4(aq)

Reaksi dengan air membentuk larutan asam kuat :

H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4−

Reaksi dengan non logam :

C + 2 H2SO4 → CO2 + 2 SO2 + 2 H2O

Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air:

Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi


berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai).
Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.

Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak
HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada
dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam
asetat adalah 1,8 × 10-5.

Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida,
HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat
ber-bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat;
mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan
asam lemah.Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya membentuk
larutan penyangga.

c. Kelarutan Logam dalam Asam Sulfat


Logam akan dapat larut pada zat yang bersifat pengoksidasi seperti asam
sulfat. Asam sulfat encer. secara teori, logam yang terletak di atas hidrogen
dalam seri reaktivitas dengan menggusur hidrogen dari asam, melepaskannya
sebagai gas dan membentuk garam sulfat dari logam. Logam yang masuk

5
dalam kategori ini antara lain logam alkali, seperti natrium dan kalium, dan
logam alkali tanah, seperti magnesium dan kalsium, serta banyak logam umum
lainnya, seperti besi, nikel, dan seng. Karena hidrogen memiliki kelarutan yang
sangat rendah dalam air dan asam, akan menghasilkan gelembung; buih yang
dihasilkan lebih besar dengan logam yang lebih reaktif. Asam sulfat encer
(H2SO4) dan magnesium, misalnya, akan bereaksi keras: Mg + H2SO4 ->
MgSO4 + H2. Asam sulfat encer bereaksi dengan logam melalui reaksi
perpindahan tunggal seperti dengan asam khas lainnya, menghasilkan gas
hidrogen dan garam (logam sulfat). Ini menyerang logam reaktif (logam pada
posisi di atas tembaga dalam seri reaktivitas) seperti besi, aluminium, seng,
mangan, magnesium, dan nikel. Aluminium, yang merupakan logam yang
sangat reaktif, tidak akan larut dalam asam pengoksidasi (mis., Nitrat), karena
ia akan mengembangkan lapisan pelindung aluminium oksida di
permukaannya.

d. Reaksi Redoks Asam Sulfat


Asam Sulfat dapat mengalamii reaksi redoks. Hal ini diberikan dari jumlah
total partikel yang dihasilkan per molekul zat terlarut. Mobilitas ion dari
1/2H3SO4 dan 1/2HSO4 sangat tinggi, dan konduktivitas dalam H2SO4
disebabkan oleh kehadiran 1/2H3SO4 dan 1/2HSO4. Ion-ion ini terbawa arus
listrik oleh mekanisme proton-switching dengan migrasi melalui pelarut kental.
Pengukuran konduktivitas menunjukkan jumlah dan 1/2H3SO4 dan 1/2HSO4
ion yang dihasilkan per molekul terlarut. Berdasarkan reaksi:

MeCOOH + H2SO4 → [MeC(OH)2]+ + [HSO4]-


Asam sulfat dapat membantuk proses oksidasi dari asam nitrat berdasarkan
reaksi:
HNO3 +2HSO4 → [NO2]+ + [H3O]+ + 2[HSO4]-
H3BO3 + 6H2SO4 → [B(HSO4)4]- + 3[H3O]+ + 2[HSO4]-

Dalam beberapa kasus, kation terbentuk dari asam lemah dengan bantuan asam
sulfat:
(COOH)2 + H2SO4 → CO + CO2 + [H3O]+ + [HSO4]-

6
e. Aplikasi Asam sulfat
Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah
dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat
pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode ini, batuan
fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya. Bahan-
bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan
fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini kemudian
diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat, hidrogen fluorida
(HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses
keseluruhannya dapat ditulis:

Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O → 5 CaSO4•2 H2O + HF + 3 H3PO4

Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja
untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri
otomobil. Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang
regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini
membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak,
ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan
menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) yang
kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru".

Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya


diproduksi sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk
produksi besi dan baja. Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada dekomposisi
termal batu bara dengan asam sulfat bekas mengizinkan amonia dikristalkan
keluar sebagai garam (sering kali berwarna coklat karena kontaminasi besi)
dan dijual kepada industri agrokimia.

Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan


aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil
sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras.
Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida.
Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:

7
Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O

Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai


contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk
mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk
membuat nilon. Ia juga digunakan untuk membuat asam klorida dari garam
melalui proses Mannheim. Banyak H2SO4 digunakan dalam pengilangan
minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan
isobutilena yang menghasilkan isooktana.

B. Asam Fluorosulfonat
Fluorosulfuric acid adalah cairan tidak berwarna yang mengalir bebas. Ini larut
dalam pelarut organik polar (misalnya nitrobenzena , asam asetat , dan etil
asetat), tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti alkana. Mencerminkan
keasamannya yang kuat, ia melarutkan hampir semua senyawa organik yang
bahkan merupakan akseptor proton yang lemah. [3] HSO 3 F terhidrolisis secara
perlahan menjadi HF dan asam sulfat . Asam triflik terkait (CF 3 SO 3 H)
mempertahankan keasaman tinggi HSO 3 F tetapi lebih stabil secara hidrolitik.

a. Sifat fisika asam florosulfonat


Melting point : 185.7 K
Boiling point : 438.5 K
Density of liquid : 1.74 g/cm³
Relative permittivity : 120 (at 298 K)
Self-ionization constan t 4 × 0 10‐⁸ (at 298 K)T

b. Reaksi asam florosulfonat


Ionisasi diri asam fluorosulfonat juga terjadi:
2 HSO 3 F ⇌ [H 2 SO 3 F] + + [SO 3 F] - K = 4.0 × 10 −8 (pada 298 K)

Fluorosulfuric acid dibuat oleh reaksi HF dan sulfur trioxide :

SO 3 + HF → HSO 3 F

8
Atau, KHF 2 atau CaF 2 dapat diobati dengan oleum pada 250 ° C. Setelah
dibebaskan dari HF dengan menyapu dengan gas inert, HSO 3 F dapat
didistilasi dalam peralatan gelas.

c. Kelarutan logam dalam fluorosulfonat


Struktur asam sulfonat diilustrasikan oleh prototipe, asam metanasulfonat.
Gugus sulfonat asam, RSO2OH memiliki pusat sulfur tetrahedral, yang berarti
bahwa belerang berada di pusat empat atom: tiga atom oksigen dan satu
karbon. Geometri keseluruhan pusat sulfur mengingatkan pada bentuk asam
sulfat.

d. Reaksi Redoks Asam Fluorosulfonat


Asam Fluorosulfonat dapat direduksi berdasarkan reaksi :
HSO3F [H2SO3F]+ + [SO3F]-
Dalam hal ini, HSO3F direduksi menjadi [SO3F]-.

e. Aplikasi Fluorosulfonat
Kegunaan asam Fluorosulfonat sebagai agen Fluorinasi, katalis dalam alkilasi,
asilasi, polimerisasi dan reaksi kondensasi. Dalam Hidrofluoronation dari
olefin dalam produk piridin. Meskipun baik asam alkil dan aril sulfonat
diketahui, sebagian besar aplikasi berhubungan dengan derivat aromatik.
Fluoro sulfonat dalam bentuk potassium fluoro sulfonat digunakan dalam
produksi logam, senyawa fluoride dapat digunakan untuk kimia organik
sintesis yang umumnya digunakan untuk paduan logam dan deposisi optik.

C. Asam Super
Asam Super adalah sejenis asam yang mempunyai keasaman lebih besar
daripada 100% asam sulfat yang mempunyai fungsi keasaman Hammett (H0)
−12. Superasam yang secara komersial tersedia meliputi asam
trifluorometanasulfonat (CF3SO3H), dikenal sebagai asam triflat, dan asam
fluorosulfat (FSO3H). Kedua senyawa tersebut memiliki keasaman sekitar seribu
kali lebih kuat (memiliki nilai H0 yang lebih negatif) daripada asam sulfat.

9
Superasam yang paling kuat dihasilkan dari kombinasi asam Lewis kuat dan asam
Brønsted kuat.

Istilah superasam pertama kali diasciptakan oleh James Bryant Conant pada
tahun 1927 untuk menjelaskan asam-asam yang memiliki keasaman lebih besar
dari asam mineral. George A. Olah diberikan penghargaan Nobel pada tahun 1994
atas investigasinya terhadap superasam dan penggunaannya dalam pemantauan
karbokation. "Asam ajaib" Olah (Bahasa Inggris: Olah's "magic acid"),
dinamakan demikian atas kemampuannya menyerang hidrokarbon, dihasilkan
dengan mencampur antimon pentafluorida (SbF5) dan asam fluorosulfat.

Superasam yang paling kuat, asam fluoroantimonat, adalah kombinasi dari


hidrogen florida dan SbF5. Dalam sistem ini, HF melepaskan unsur seiring proton
(H+) dengan pengikatan F− oleh antimon pentafluorida. Anion yang dihasilkan
(SbF6−) merupakan nukleofil yang lemah sekaligus basa lemah. Proton secara
efektif menjadi "telanjang", hal inilah yang bertanggung jawab atas keasam sistem
ini yang ekstrem. Asam fluoroantimonat 2×1019 kali lebih kuat dari 100% asam
sulfat, dan dapat menghasilkan larutan dengan nilai H0 sebesar –25.

a. Sifat Fisik Asam Super


Rumus kimia : H2SbF7
Massa molar : 256.765
Penampilan : Cairan tak berwarna
Densitas : 2.885 g/cm3
Kelarutan : SO2ClF, SO2
Keasaman (pKa) : −25
Kebasaan (pKb) : 39

b. Reaksi-Reaksi Asam Super


Dapat menunjukkan bahwa pada 140 °C, FSO3H–SbF5 akan mengubah
metana menjadi butil tersier karbokation, sebuah reaksi yang dimulai dari
protonasi metana:

CH4 + H+ → CH5+

CH5+ → CH3+ + H2

10
CH3+ + 3 CH4 → (CH3)3C+ + 3H2

Reaksi untuk menghasilkan asam fluoroantimonat adalah:

2 HF ⇌ H2F+ + F−

SbF5 + F− → SbF−6

Reaksi keseluruhan adalah:

SbF5 + 2 HF → SbF−6 + H2F+

Reaksi kedua adalah tidak setimbang, oleh karena itu reaksi ini bersifat
eksotermik.

c. Kelarutan Logam dalam Asam Super


Logam dapat larut dalam asam super hal tersebut dikarenakan asam super
merupakab salah satu asama pengoksidasi yang kuat. Superasam yang secara
komersial tersedia meliputi asam trifluorometanasulfonat (CF3SO3H), dikenal
sebagai asam triflat, dan asam fluorosulfat (FSO3H). Kedua senyawa tersebut
memiliki keasaman sekitar seribu kali lebih kuat (memiliki nilai H0 yang lebih
negatif) daripada asam sulfat. Superasam yang paling kuat, asam
fluoroantimonat, adalah kombinasi dari hidrogen florida dan SbF5. Dalam
sistem ini, HF melepaskan unsur seiring proton (H+) dengan pengikatan F−
oleh antimon pentafluorida. Anion yang dihasilkan (SbF6−) merupakan
nukleofil yang lemah sekaligus basa lemah. Proton secara efektif menjadi
"telanjang", hal inilah yang bertanggung jawab atas keasam sistem ini yang
ekstrem. Asam fluoroantimonat 2×1019 kali lebih kuat dari 100% asam sulfat
dan dapat menghasilkan larutan dengan nilai H0 sebesar –25.

d. Reaksi Redoks Asam Super


Dalam media asam super, hidrokarbon bertindak sebagai basa. Pembentukan
ion karbanium dari deprotonasi 2-metil propane menghasilkan ion trimetil
karbanium. Menurut reaksi ;

MeCH + [H2SO3F]+ [Me3C]+ + H2 + HSO3F

11
e. Aplikasi Asam Super
Asam super umumnya digunakan untuk menciptakan lingkungan yang dapat
menghasilkan dan menjaga kation, yang berguna sebagai molekul antara pada
berbagai reaksi kimia.

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah tentang Asam
Sulfat, Asam Fluorosulfonat, dan Asam Super adalah sebagai Berikut.

1. Asam sulfat adalah asam yang sangat kuat dan terionisasi sempurna dalam
air. Fluorosulfuric acid adalah cairan tidak berwarna yang mengalir bebas.
Ini larut dalam pelarut organik polar (misalnya nitrobenzena , asam asetat ,
dan etil asetat ), tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti alkane. Asam
Super adalah sejenis asam yang mempunyai keasaman lebih besar daripada
100% asam sulfat.
2. Senyawa asam sulfat,fluorosulfonat dan asam super memiliki kemampuan
untuk melarrutkan suatu logam.
3. Berdasarkan sifat fisiknya senyawa asam sulfat,fluorosulfonat dan asam
super memiliki titik didih yang sangat tinggi.
4. Senyawa asam sulfat dapat bereaksi dengan logam menghasilkan gas
hidrogen.
5. Pembuatan asam fluorosulfonat dapat di lakukan dengan mereaksikan
belerang trioksida dengan asam klorida.

13
DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia (jilid 1) Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta.

Cotton, FA; Wilkinson, G. 1980. Kimia Anorganik Tingkat Lanjut edisi ke-4.
Wiley. New York.

Cotton, dan Wilkinson. 1976. Kimia Anorganik Dasar. UI-Press. Jakarta.

Day, M. Clyde. 1987. Kimia Anorganik Teori. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta.

Day, R.A. Dan A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.


Jakarta.

Housecroft, Chaterine E., dan Alan G. Sharpe. 2005. Inorganic Chemistry.


Ashford Colour Press. England.

Miessler, Gary L dan Donald A. Tarr.1990. Inorganic Chemistry. Prentice-Hall


International. Englewood Cliffs.

14

Anda mungkin juga menyukai