Disusun oleh:
➢ Nur Kamri (1803410016)
➢ Muh. Satrio Ramadhan (1803410015)
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun
karena materi. Materi ini tersusun atas unsur-unsur kimia diantaranya karbon (C),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), & Fosfor (P). Unsur-unsur kimia
tersebut, yang umum dijuluki materi dimanfaatkan produsen untuk membentuk
bahan organik dengan bantuan matahari / energi yang berasal dari reaksi kimia.
Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya menyangkut
perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) &
kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung memiliki mekanisme
umpan-balik yang bisa menata sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu
dalam keseimbangan.
Contoh siklus biogeokimia yakni siklus sulfur dan siklus fosfor. Kita tahu
jika sulfur lebih dikenal masyarakat dengan belerang yang terkandung di dalam
sumber mata air panas. Di sisi lain, siklus sulfur dan fosfor memiliki peran penting
dalam proses aliran energi & materi yg terjadi di alam. Selain itu, siklus sulfur dan
fosfor juga memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan ekosistem
serta keseimbangan dari proses siklus biogekimia itu sendiri.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses terjadinya siklus sulfur.
2. Untuk mengetahui fungsi dari sulfur bagi kehidupan.
3. Untuk mengetahui bakteri yang berperan dalam siklus sulfur.
4. Untuk mengetahui proses terjadinya siklus fosfor.
5. Untuk mengetahui bakteri yang berperan dalam siklus fosfor.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus Belerang
Siklus belerang/Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfide
(H2S) menjadi sulfur diokasida (SO2) lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi
hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah
sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida
dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun protein. Siklus sulfur di mulai dari
dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme
menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia
memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam
tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil
metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu
zat yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan
sulfur dalam gas maka gas akan semakin bau. Hidrogen sulfida (H 2S) berasal dari
penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri
dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah
dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida.
Gas hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal didalam
tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur
oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida
akan terlepas ke udara. Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan
air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk
hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap
pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab
korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di
pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di
makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri
menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang
tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti
tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
2
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi
senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu
melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme.
beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan
bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang
akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan
melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk
diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap
proses trasformasi adalah sebagai berikut :
H2S → S → SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
SO4 → H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.
H2S → SO4 => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
Sulfur organik → SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
3
2.1.2 Fungsi Siklus Sulfur / Belerang
Berikut adalah beberapa fungsi dari siklus belerang yaitu :
a. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih
hijau
b. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen
c. Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi)
d. Berperan penting pada proses pembulatan zat gula
e. Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus
pada tembakau omprongan)
f. Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan,
memperbesar umbi & bawang merah
4
kehidupan. Dalam beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% –
75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Fosfor
juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk
lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak
air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi
sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Siklus Belerang yaitu perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur
diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
2. Fungsi sulfur Dalam kehidupan, sulfur / belerang berperan dalam:
Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting yaitu
buat membentuk protein stabil,Berperan dlm mengaktifkan enzim, karena
aneka enzim membutuhkan gugus sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk
melakukan aktivasinya. Dengan demikian sulfur berperan dalam proses
oksidasi-reduksi / pernafasan jaringan
3. Siklus Fosfor adalah proses perubahan fosfat dari fosfat anorganik menjadi
fosfat organik dan kembali menjadi fosfat anorganik secara
kesinambungan dan tanpa jeda
4. Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari
golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof
anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian
Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof (Thiobacillus).
5. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas,
Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll. Mikroorganisme (Bacillus,
Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan
P menjadi tersedia bagi tanaman.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa Kimia, kami ditekankan untuk lebih memahami tentang
cara penggunaan berbagai bahan kimia, karena bahan kimia yang digunakan dapat
berdampak pada lingkungan dan mempengaruhi siklus yang ada. Misalnya bahan
kimia larutan yang berbahaya bagi lingkungan tanah, zat yang bereaksi dan
menguap di udara dapat merusak lingkungan. Dalam makalah ini disajikan
beberapa teori tentang siklus yaitu siklus belerang, dan fosfor, diharapkan makalah
ini dapat bermamfaat bagi yang membacanya sekaligus menjadi referensi bagi kita.
namun ini masih sangat terbatas untuk itu kritik dan saran masih sangat dibutuhkan,
agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Buchari, dkk. 2001. Kimia Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan.
Achmad Rukaesih., 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta:Penerbit ANDI