Anda di halaman 1dari 35

PENGERTIAN SIKLUS SULFUR DAN PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR

Siklus Sulfur

Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu
menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam
bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme
sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di
metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia
memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh
manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut
diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung dalam gas
tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka gas akan semakin
bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap
berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen
sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk
sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan
bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap
kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran
kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam.
H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali
diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati
diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur
belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti
tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi senyawa belerang
lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur,
oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme.
beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri,
antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi
sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh
bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian
Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
(Thiobacillus).
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap proses
trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.
3. H2S → SO4 => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur organik → SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR

Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau
terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapai, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau
udara sulfur oksida itu akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4,
awan akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan
hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat
peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang
mampu berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan
sulfat oleh akar .Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur
dioksida atau hidrogen sulfida.
Fungsi Siklus Sulfur
Ø Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
Ø Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
Ø Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).
Ø Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
Ø Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau
omprongan).
Ø Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi
& bawang merah

DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF SULFUR

1. Dampak Positif
Belerang dapat digunakan untuk industry kertas sulfit, pupuk,fungisida, mengsterilkan
alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering dan , merupakan insulator yang baik.

2. Dampak Negatif
Belerang juga memiliki dampak negatif yaitu pencemaran udara dan merusak atmosfer.

Daur/Siklus Sulfur
Sebelum beranjak pada pembahasan mengenai daur sulfur. Kita harus terlebih dahulu
mengetahui apa itu Biogeokimia, karena daur sulfur termasuk dalam macam-macam daur
Biogeokimia.
Pengertian Biogeokimia
Biogeokimia merupakan perubahan atau pertukaran yang terjadi secara terus menerus antara
komponen biosfer yang tak hidup dengan yang hidup.

Pada ekosistem, materi di setiap tingkat trofik tidaklah hilang. Materi yang berupa unsur-
unsur penyusun untuk bahan organik tersebut didaur ulang, dimana unsur-unsur tersebut
masuk dalam kompoenen biotik lantaran udara, air dan tanah. Daur ulang materi ini disebut
juga dengan Daur Biogeokimia, hal ini dikarenakan dalam perubahan tersebut melibatkan
beberapa makhluk hidup serta batuan (geofisik).
Fungsi Daur Biogeokimia
Perubahan atau daur ulang unsur-unsur yang sudah dikenal dengan sebutan Daur
Biogeokimia ini mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menjaga kelangsungan
hidup dibumi, hal ini karenakan semua materi hasil daur beogeokimia tersebut dapat
digunakan oleh semua yang ada di muka bumi ini, termasuk komponen biotik ataupun
komponen abiotik.
Kesimpulan
Daur Biogeokimia :
- pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup
dengan tak hidup.
- Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.
- Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang.
- Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air.
- Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik)

Fungsi Daur Biogeokimia sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun
komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Hal yang penting yang perlu dipahami dalam siklus biogeokimia :

1. Unsur/materi/senyawa (kimia) akan terdapat di bumi (geo) dan dalam tubuh organisme
2. perpindahan dari geo ke geo terjadi misalnya dari udara diserap oleh tanah atau lautan
dengan perantara hujan, pelapukan (perubahan batuan menjadi tanah), erosi (pengikisan) dan
pengendapan
3. unsur/senyawa kimia dari bumi (geo) ke organisme (bio) digunakan untuk berbagai proses
metabolisme
4. penyerapan/perpindahan unsur/senyawa melibatkan berbagai jenis mikroorganisme yang
berperan sebagai dekomposer
Macam-macam daur biogeokimia :

a. daur Air/siklus hidrologi


b. daur Karbon
c. daur Nitrogen
d. daur Fosfor
e. daur sulfur/belerang
Nah, pada kesempatan kali ini, dari sekian macam daur biogeokimia yang akan kita bahas
adalah daur sulfur/belerang.

DAUR / SIKLUS SULFUR (BELERANG)


Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida
dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen
sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari
penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan
akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof
anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi
sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik
membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa
H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi
adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya
ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni
bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio
dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam
bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri
Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen.
Bakteri kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi
menjadibentuksulfat.

Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari
dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan
sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas
H2S atau menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk
mineral tanah. Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh
gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif
dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat
dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh
lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk
membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur.

Kesimpulan-kesimpulan
- sulfur merupakan unsur non logam - bentuk aslinya adalah sebuah zat padat kristal
berwarna kuning
- di alam ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat
- sulfur teradapat di udara karena adanya aktifitas gunung berapi dan penggunaan dari bahan
bakar fosil (menghasilkan SO2)
- unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino
- tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat organik (SO4 ).
- sulfur berpindah ke organisme heterotrof dalam proses rantai makanan
- penguraian organisme yang mati mengasilkan gas H2S atau menjadi sulfat lagi.
- Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk
sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
- Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
- Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan ulfur dan oksigen.
- Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

Siklus sulfur-iodin merupakan sederet proses termokimia yang digunakan untuk


mendapatkan hidrogen. Ia terdiri dari tiga reaksi kimia yang keseluruhan reaktannya adalah
air dan keseluruhan produknya adalah hidrogen dan oksigen.
2 H2SO4 → 2 SO2 + 2 H2O + O2 (830 °C)
I2 + SO2 + 2 H2O → 2 HI + H2SO4 (120 °C)
2 HI → I2 + H2 (320 °C)
Senyawa sulfur dan iodin didaur dan digunakan ulang. Proses ini bersifat endotermik dan
haruslah terjadi pada suhu yang tinggi. Siklus sulfur iodin sekarang ini sedang diteliti sebagai
metode yang praktis untuk mendapatkan hidrogen. Namun karena penggunaan asam korosif
yang pekat pada suhu yang tinggi, ia dapat menimbulkan risiko bahaya keselamatan yang
besar apabila proses ini dibangun dalam skala besar. (Wikipedia)
Kesimpulan Dari Sumber Lain
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabrl pereodik yang memiliki lambang S dan
nomor atom 16.

 Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau .


 Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
 Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral
sulfide dan sulfate .
 belerang ( S) adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam bentuk
senyawa asam amino unit kecil dari protein.
 Protein ini penting pertumbuhan .

 Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat an organik (SO4 )
 Dari mekanismemetabolism ditubuhnya dibentuklah sulfat organik entah dalam
protein atau yang lainnya yang kemudian bisa berpindah ke tingkat tropi kehidupan
lainnya
 Tumbuhan yang mengandung sulfat organik itu jika dimakan hewan sehingga sulfur
berpindah ke hewan lewat rantai makanan begitu seterusnya , jika masih berada di
Tubuh mahkluk hidup maka sulfat masih dalam kondisi Sulfate Organik OK
 Jika manusia , hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi
sulfat an organnik lagi. gitu ....
 Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam
bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
 Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada
umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
 Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
 Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup
mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
 Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen
sulfida (H2S).
 Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen.
 Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
 Begitu seterusnya

 Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah.
 Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.

 Sulfur / belerang diudara karena adanya aktifitas gunung berapi


 juga karena pembakaran bahan bakar fosil batu bara berupa gas SO2
 dari udara Sulfur oksida berada di awan terjadi hidrolisis air membentuk H2SO4 , di
awan terjadi kondensasi kemudian turun hujan dikenal dengan hujan asam
 hujan itu akan dibawa ke daratan kembali untuk dirubah menjadi Sulfat yang penting
untuk tumbuhan .
 Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik (SO4), Sulfur dalam bentuk sulfat an
organik inilah nanti akan dipindahkan dari bumi / alam ke tubuh tumbuhan lewat
penyerapan sulphate oleh akar OK
 Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam
bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
Siklus Carbon

Tanaman menggunakan karbon dioksida dan sinar matahari untuk tumbuh dan membuat
makanan mereka sendiri. Karbon menjadi bagian dari tanaman. Tanaman yang mati dan
terkubur dapat berubah menjadi bahan bakar fosil yang terbuat dari karbon seperti batubara
dan minyak selama jutaan tahun. Ketika manusia membakar bahan bakar fosil, sebagian besar
karbon dengan cepat memasuki atmosfer sebagai karbon dioksida.

Dan untuk lebih jelasnya berkaitan dengan pengertian siklus atau daur karbon berikut ini
merupakan paparan dari pengertian siklus/daur karbon, semoga bermanfaat!

Siklus karbon adalah proses pemanfaatan CO2 diudara untuk keperluan fotosintesis
tumbuhan dan pembentukan CO2 kembali sebagai hasil dari proses respirasi makhluk hidup.
CO2 atau karbondiokasida merupakan gabungan dari satu molekul karbon dan 2 molekul
oksigen.

CO2 merupakan gas penyusun atmosfer yang ditemukan dalam jumlah sedikit yaitu sekitar
0,03%. Kadar CO2 di atmosfer berbanding terbalik dengan banyaknya tumbuhan hijau yang
ada di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena CO2 merupakan komponen utama dalam proses
fotosintesi tumbuhan.

Siklus karbon diawali dengan pembentukan karbon (CO2) diudara. CO2 dapat terbentuk
karena 2 hal, aktivitas organisme dan aktivitas alam. Aktivitas organisme termasuk respirasi,
dekomposisi makhluk hidup yang mati, pembakaran batubara, asap pabrik, dll. Aktivitas
alam meliputi erupsi vulkanik. Semua aktivitas diatas merupakan sumber CO2 di alam ini.
Terlalu banyak CO2 di udara akan menyebabkan efek rumah kaca.

CO2 diudara kemudian dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Hasil akhir
proses fotosintesis adalah amilum dan Oksigen. Oksigen yang dihasilkan kemudian
digunakan oleh manusia dan hewan untuk bernafas. Proses pernafasan manusia dan hewan
menghasilkan H2O dan CO2. CO2 tersebut kemudian di manfaatkan oleh tumbuhan lagi..
begitu seterusnya.

Dalam ekosistem air, pertukaran CO2 di air dengan diatmosfer berjalan secara tidak
langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi
makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Begitu pula sebaliknya,
saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat.

Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi makhluk hidup merupakan sumber utama
karbondiokasida. Tinggi rendahnya kadar CO2 dan O2 diatsmosfer secara berkala disebabkan
oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Semakin banyak populasi manusia dan hewan, maka
kadar karbon dalam udara semakin meningkat. Untuk menjada keseimbangan kadar karbon
dan oksigen maka harus diimbangi dengan penanaman tumbuh-tumbuhan sebagai penghasil
oksigen.

Memahami Langkah Siklus Karbon

Siklus karbon pada dasarnya adalah proses dua langkah yang melibatkan fotosintesis dan
respirasi. Tanaman hijau mengalami baik fotosintesis dan respirasi. Jamur dan hewan hidup
hanya bernafas. Karbon “berputar” dari tanaman hijau ke atmosfer dan kembali ke tumbuhan.

1. Fotosintesis

Selama fotosintesis, tumbuhan hijau menggunakan energi radiasi untuk mengubah air dan
karbon dioksida menjadi karbohidrat, yang merupakan molekul energi tinggi.

2. Respirasi
Selama langkah respirasi, tanaman mengubah karbohidrat kembali ke air dan karbon
dioksida, melepaskan energi yang digunakan untuk membangun karbohidrat. Ini adalah
energi yang tanaman menggunakan untuk hidup pada malam hari.

Hewan juga menjalani proses respirasi. Ketika manusia dan hewan memakan tanaman,
karbohidrat diubah kembali menjadi air dan karbon dioksida, yang keduanya dihembuskan.
Energi yang dilepaskan selama respirasi digunakan untuk membuat Adenin trifosfat (ATP),
yang diperlukan untuk sel manusia dan hewan untuk berfungsi.

Diagram siklus karbon berfungsi untuk menunjukkan bagaimana berbagai persediaan karbon
pada formulir perubahan bumi dan akhirnya dilepaskan ke atmosfer dalam jumlah yang
berbahaya, menambah efek rumah kaca dan pemanasan global.

Gambar siklus karbon

Penyimpanan karbon

Karbon yang tersimpan dalam berbagai bentuk di bumi. Di bawah tanah, itu disimpan sebagai
bahan bakar fosil banyak digunakan untuk energi. Ada lebih dari 1.500 miliar metrik ton
karbon yang tersimpan di berbagai tingkatan dalam tanah. Lebih dari 41 lebih miliar metrik
ton yang disimpan di bawah permukaan lautan. Berbagai tingkat karbon ditemukan di udara
juga. Sebagian besar ini ditemukan secara alami.

Fungsi Karbon
Fungsi karbon sangat banyak antara lain :

 bahan baku fotosintesis


 Sebagai komponen penyusun makanan (karbohidrat, lemak, protein)
 Bahan penyusun tulang dan gigi

Sumber Karbon

Sumber karbon sangat melimpah di bumi. Respirasi makhluk hidup menghasilkan senyawa
karbon (CO2). Penggunaan bahan bakar fosil (seperti: minyak bumi, batubara, dan gas alam)
menghasilkan karbon. Kebakaran hutan hingga erupsi vulkanik gunung api yang
memuntahkan larva juga menjadi sumber karbon bumi. Gas karbon yang melimpah bisa
mengakibatkan polusi udara dan panas. Kendaraan bermotor dan pabrik berbahan bakar fosil
adalah penyumbang terbesar polusi karbon di bumi.

Daur Karbon

Karbon mengalami siklus/daur biogeokimia.

1. Karbon di atmosfer berbentuk gas karbondioksida (CO2). Karbondioksida dihasilkan


dari berbagai proses pembakaran seperti respirasi makhluk hidup, bahan bakar fosil,
erupsi gunung, dan kebakaran hutan.
2. Karbondioksida di atmosfer diikat (fiksasi) oleh tumbuhan pada saat fotosintesis. CO2
menjadi sumber karbon utama untuk menyusun bahan makanan. Bahan makanan
yang dimaksud adalah senyawa karbon organik yang disebut Glukosa (C6H12O6).
Kemudian glukosa disusun menjadi amilum (pati) dan senyawa lain seperti lemak,
protein, dan vitamin. Hasil fotosintesis tersebut disimpan di dalam tubuh tumbuhan
seperti buah, batang, akar, dan daun.
3. Hewan memperoleh kebutuhaan karbon dari tumbuhan melalui rantai makanan.
Herbivora memakan tanaman, kemudian karnivora memangsa herbivora, dan
seterusnya.
4. Jasad hewan yang mati maupun urin-fesesnya hancur menjadi detritus. Detritivor
memakan detritus untuk memperoleh kebutuhan karbon. Bakteri pengurai
menguraikan karbon organik jasad mati menjadi karbon anorganik. Karbon anorganik
dikembalikan lagi ke alam.
5. Karbon anorganik yang terurai dari jasad mati tertimbun terus-menerus di lapisan
bumi membentuk bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil digunakan sebagai sumber
energi. Aktivitas industri dan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar
fosil menghasilkan CO2 ke udara.
6. Daur karbon juga terjadi di dalam ekosistem air. Karbon di dalam air diikat oleh
tumbuhan dan ganggang. Berbeda dengan di darat, karbon dalam air tersedia dalam
bentuk ion-ion bikarbonat (HCO3-). Ion-ion bikarbonat berasal dari penguraian asam
karbonat (H2CO3) yaitu hasil ikatan CO2 dan air (H2O). Tiap-tiap hewan air yang
bernafas menghasilkan bikarbonat. Ion-ion bikarbonat ini menjadi bahan baku
fotosintesis tumbuhan air dan alga.
7. Saat fotosintesis dan respirasi membentuk dasar untuk siklus karbon, mereka tidak
mendapatkan gambaran lengkap segala sesuatu yang terjadi selama proses tersebut.
Dalam rangka untuk memahami siklus karbon, penting untuk memahami apa yang
terjadi ketika karbon dioksida dilepaskan dan bagaimana bahan bakar fosil terbentuk
8. Ketika tanaman hijau mati, karbohidrat biasanya diuraikan oleh jamur atau bakteri,
sebagai pengurai. Jamur dan bakteri menjalani respirasi, yang memungkinkan mereka
untuk melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai karbon dioksida.
9. Bahan bakar fosil terbentuk pada tanaman hijau atau protista mirip-tumbuhan
(organisme bersel tunggal) yang menjalani fotosintesis dan kemudian mati. Mereka
tenggelam ke dasar laut. Beberapa protista dimakan oleh dekomposer. Seiring waktu,
mereka yang tidak dimakan menjadi apa yang kita kenal sebagai bahan bakar fosil.
Ketika lapisan kaya bahan karbohidrat menumpuk di dasar laut, mereka tertutup oleh
sedimen yang jatuh ke bawah. Seiring waktu, tekanan lapisan membantu mengubah
karbohidrat menjadi minyak dan gas alam.
10. Batu bara juga merupakan bahan bakar fosil yang terjadi sebagai akibat dari langkah-
langkah siklus karbon, terbentuk saat tanaman mati dalam rawa bukan di laut.
Lingkungan air rawa sangat asam, hangat, dan miskin oksigen, menciptakan kondisi
di mana dekomposer tidak dapat bertahan hidup. Dalam ekosistem ini, lapisan bahan
tanaman undecomposed dibangun, dan tekanan memaksa hidrokarbon kehilangan
atom hidrogen mereka. Hasil akhir dari tekanan ini dari waktu ke waktu adalah
batubara antrasit.
Pengertian dan Gambar Siklus Karbon (Lengkap) - Karbon merupakan unsur
dasar penyusun makhluk hidup, oleh karena itu karbon disebut sebagai senyawa
organik. Karbon merupakan unsur dalam bentuk gas. Pergerakannnya di dalam suatu
ekosistem berbarengan dengan aliran energi pada rantai makanan serta poses kimiawi
yang berlangsung pada makhluk hidup. Karbon terdapat dalam bentuk gas berasosiasi
dengan oksigen membentuk karbondioksida dan karbonmonoksida.

Kadar gas karbondioksida di atmosfer sekitar 0,03% dari total semua gas yang
ada, namun siklus karbon berlangsung sangat cepat. Jumlah karbondioksida ini sangat
bervariasi tergantung musim, konsentrasi karbodioksida ketika musim panas akan
turun, sedangkan ketika musim dinginjumlah meningkat. Tumbuhan sangat
bergantung dengan gas karbondioksida di atmosfer untuk menghasilkan senyawa
karbon komplek (glukosa) melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis dipengaruhi
oleh suhu, suhu yang rendah (dingin) akan membuat enzim- enzim fotosintesis tidak
aktif oleh karena itu, ketika suhu dibawah optimum, maka proses fotosintesis
menurun, dengan demikian kadar karbon di atmosfer semakin meningkat. Siklus
karbon tak hanya berasal dari satu proses kehidupan, namun juga oleh proses abiotik
yang terjadi di alam. Berikut uraian lengkap mengenai siklus karbon.

Gambar siklus karbon


Respirasi merupakan reaksi pembakaran yang berlangsung pada semua organisme.
Dalam proses ini membutuhkan senyawa karbon kompleks (glukosa) yang merupakan
hasil fotosintesis tumbuhan. Kelompok organisme heterotrof (organisme yang tidak
mampu berfotosintesis) memperolah asupan karbon kompleks dari organisme lain.
Dengan demikian terjadi aliran dari satu organisme (komponen biotik) ke organisme lain.
Pada respirasi ini akan menghasilkan senyawa karbon buanngan dalam bentuk
karbondioksida yang dibuang ke atmosfer. Melalui reaksi respirasi, aliran senyawa
karbon di atmosfer yang diambil untuk fotosintesis akan dikembalikan.
b. Fotosintesis

Berbeda dengan respirasi, fotosintesis haya dilakukan oleh organisme berklorofil


(tumbuhan, alga). Reaksi fotosintesis memerlukan senyawa karbon yang terdapat di
atmosfer (dalam bentuk karbondioksida) untuk membentuk senyawa karbon yang lebih
kompleks, glukosa, yang merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh semua
organisme hidup. Senyawa karbon di atmosfer berasal dari berbagai proses biotik
(rspirasi, penguraian) maupun dari proses abiotik (pembakaran).

Dalam lingkungan akuatik, senyawa karbon akan bereaksi dengan senyawa air
membentuk senyawa asam bikarbonat yang merupakan sumber karbon bagi organisme
autotrof perairan . asam bikarbonat akan dipecah kemblai menjadi senyawa penyusunnya
(air, dan karbondioksida), ketika akan digunakan untuk berfotosintesis oleh tumbuhan air
dan alga. Secara keseluruhan, jumlah senyawa karbon dalam bentuk anorganik (hasil
perombakan) di dalam lautan sekitar 50 kali lebih banyak dibanding di atmosfer. Oleh
karena itu, lautan dapat berfungsi sebagai penyangga yang akan menyerap sejumlah
karbon yang ditambahkan di atmosfer melalui pembakaran.
c. Penguraian

Dekomposisi atau penguraian dilakukan organisme pengurai (dekomposer), yaitu


bakteri dan juga jamur. Sejumlah karbon dapat berpindah dari suatu komponen abiotik ke
kemoponen biotik, dan komponen biotik satu ke komponen biotik lainnya melaui rantai
makanan. Dalam aliran rantai makanan juga terjadi aliran materi senyawa karbon.
Namun, tak semua senyawa karbon berpindah dari satu komponen ke komponen lain.
Akumulasi senyawa karbon dalam jumlah besar masih ditemukan pada suatu organisme,
contoh senyawa karbon tersimpan dala jaringan kayu yang relatif tahan lama (dapat
ratusan tahun). Oleh karena itu, perpindahan senyawa karbon dalam siklus ini akan
menjadi sangat lama. Proses penguraian (perombakan) senyawa karbon tersebut menjadi
komponen yang paling kecil (detritus) yang dilakukan oleh detritivora menjadi alternatif
pengembalian senyawa karbon ke atmosfer.
d. Pembakaran
Pembakaran kayu serta bahan bakar fosil merupakan penyumbang senyawa
karbondioksida yang paling cepat ke atmosfer. Kandungan senyawa karbon yang
terakumulasi di dalam sebuah batang pohon bersifat tahan lama, proses pembakaran akan
mengembalikan senyawa karbon yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kadar karbon
di atmosfer akan meningkat tajam. Fosil (sisa kerangka, atau organisme yang telah mati)
masih menyimpan senyawa karbon.
Sisa-sisa fosil jutaan tahun yang lalu, membentuk seyawa karbon lain yang dapat
menjadi bahan bakar, seperti batu bara, minyak bumi. Proses ini merupakan hasil dari
perombakan yang dilakukan oleh dekomposer yang berlangsung sangat lama. Proses
pembakaran merupakan jalur tercepat pengembalian senyawa karbon ke atmosfer. Terlalu
banyak menggunakan bahan bakar fosil serta pembakaran pohon batang akan meningkatkan
kadar karbondioksida yang sangat tajam. Tingginya angka karbondioksida di atmosfer akan
menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab global warming.

Siklus Nitrogen

Nitrogen (N) adalah komponen penting dari DNA, RNA, dan protein, blok bangunan
kehidupan. Semua organisme membutuhkan nitrogen untuk hidup dan tumbuh. Meskipun
sebagian besar udara yang kita hirup adalah N2, sebagian besar nitrogen di atmosfer tidak
tersedia untuk digunakan oleh organisme. Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi
senyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang
lain.

Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting
pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, de-nitrifikasi.

Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Walaupun terdapat sangat
banyak molekul nitrogen di dalam atmosfer, nitrogen dalam bentuk gas tidaklah
reaktif. Hanya beberapa organisme yang mampu untuk mengkonversinya menjadi senyawa
organik dengan proses yang disebut fiksasi nitrogen.

Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen
dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).

Fiksasi nitrogen yang lain terjadi karena proses geofisika, seperti terjadinya kilat. Kilat
memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, tanpanya tidak akan ada bentuk
kehidupan di bumi. Walaupun demikian, sedikit sekali makhluk hidup yang dapat menyerap
senyawa nitrogen yang terbentuk dari alam tersebut. Hampir seluruh makhluk hidup
mendapatkan senyawa nitrogen dari makhluk hidup yang lain. Oleh sebab itu, reaksi fiksasi
nitrogen sering disebut proses topping-up atau fungsi penambahan pada tersedianya cadangan
senyawa nitrogen.

Gas nitrogen tidak dapat digunakan secara langsung oleh sebagian besar organisme sebelum
ditransformasi yang melibatkan menjadi senyawa NH3, NH4, dan NO3 sebelum digunakan
dalam siklus. Pada tumbuhan dan hewan, senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun
protein dan klorofil. Dalam ekosistem terdapat suatu daur antara organisme dan lingkungan
fisiknya.

Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar
tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang
dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan
Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga
mampu menambat nitrogen.

Di dalam setiap daur, terdapat gudang cadangan utama unsur yang secara terus menerus
bergerak masuk dan keluar melewati organisme. Selain itu, terdapat pula tempat pembuangan
sejumlah unsur kimia tertentu yang tidak dapat didaur ulang melalui proses biasa. Dalam
waktu yang lama, kehilangan bahan kimia tersebut menjadi faktor pembatas, kecuali apabila
tempat pembuangan itu dimanfaatkan kembali. Pada akhirnya, daur bolak balik ini cenderung
mempunyai mekanisme umpan balik yang dapat mengatur dirinya sendiri (self regulating)
yang menjaga siklus tersebut agar tetap seimbang.

Diantara beberapa siklus biogeokimia lainnya seperti siklus fosfor dan sulfur, siklus nitrogen
adalah siklus biokimia yang sangat kompleks.

Bentuk-bentuk Nitrogen di alam

1. Amonia

Amonia dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber amonia di perairan
adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat
di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic oleh mikroba dan jamur
(amonifikasi).

Sumber amonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer,
limbah industri dan domestik. Amonia yang terdapat dalam mineral masuk ke badan air
melalui erosi tanah. Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk senyawa
kompleks dengan beberapa ion logam. Amonia juga dapat terserap kedalam bahan-bahan
tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia di perairan dapat
menghilang melalui proses volatilisasi karena tekanan parsial amonia dalam larutan
meningkat dengan semakin meningkatnya pH.

2. Nitrit

Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan
relatif karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001
mg/liter. Di perairan, nitrit ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit
daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan
bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas nitrogen
(denitrifikasi) yang terbentuk dalam kondisi anaerob.

3. Nitrat

Nitrat adalah sumber utama nitrogen di perairan, namun amonium lebih disukai oleh
tumbuhan. Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi daripada kadar
amonium. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran
antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrogen yang lebih
dari 0,2 mg/liter menggambarkan terjadinya eutrofikasi perairan.

Nitrat adalah bentuk nitrogen sebagai nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga.
Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari
proses oksidasi sempurna di perairan. Secara umum siklus nitrogen dilaut dapat dilihat pada
Gambar 1.

Proses dalam Siklus Nitrogen


Gambar berikut memperlihatkan tiga diagram siklus nitrogen yang sangat kompleks
tersebut. Nitrogen di perairan sebagai molekul N2 terlarut, amonium ( ), Nitrit ( ), Nitrat ( )
dan sebagai bentuk organik seperti urea, asam amino, serta range berbeda.

Gambar 1. Siklus Nitrogen di Alam

Beberapa tanaman mempunyai nodul pada akarnya yang di dalamnya terdapat bakteri
pengikat nitrogen. Bakteri mengubah banyak nitrogen menjadi asam amino yang dilepaskan
ke jaringan tumbuhan. Tanaman dengan nodul ini mampu hidup dalam kondisi tanah yang
miskin nitrogen, misalnya ercis, tanaman dengan daun menjari dan tanaman lain yang
termasuk dalam keluarga kacang-kacangan (legume).

Kadang-kadang tanaman ini digunakan untuk mengisi lahan yang miskin nitrogen selama
masa perputaran setelah panen padi.. Kemampuan yang secara besar dapat mengurangi
kebutuhan pemupukan pertanian. Dalam ekosistem air, alga hijau-biru juga mampu menyerap
nitrogen. Nitrogen juga dapat terikat di atmosfer melalui masuknya energi elektrik misalnya
melalui penyinaran.
Gambar 2 Akar kacang-kacangan

Bakteri pemecah memecah protein dalam tubuh organisme mati atau hasil sisa mereka
menjadi amonium, kemudian nitrit atau nitrat dan akhirnya menjadi gas nitrogen yang mana
akan dilepaskan ke atmosfer dari mulai nitrogen diikat dan berputar lagi.

Gambar 3 Akar kacang-kacangan

Semua hewan hanya memperoleh nitrogen organik dari tumbuhan atau hewan lain yang
dimakannya. Protein yang dicerna akan menjadi asam amino yang selanjutnya dapat disusun
menjadi protein-protein baru pada tingkat trofik berikutnya. Ketika makhluk hidup mati,
materi organik yang dikandungnya akan diuraikan kembali oleh dekomposer sehingga
nitrogen dapat dilepaskan sebagai amonia. Dekomposisi nitrogen organik menjadi amonia
lagi disebut amonifikasi. Proses tersebut dapat dilakukan oleh beberapa bakteri dan mahkluk
hidup eukariotik.

Contoh beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam daur nitrogen ialah :

1. Nitrosomanas mengubah amonium menjadi nitrit.

2. Nitrobacter mengubah nitrit menjadi nitrat

3. Rhizobium menambat nitrogen dari udara

4. Bakteri hidup bebas pengikat nitrogen seperti Azotobakter (aerobik) dan Clostridium
(anaerobik)

5. Alga biru hijau pengikat nitrogen seperti Anabaena, Nostoc dan anggota-anggota lain
dari ordo Nostocales

6. Bakteri ungu pengikat nitrogen seperti Rhodospirillum

Tahap-tahap dalam siklus nitrogen

Secara Umum Proses Daur Nitrogen di alam adalah sebagai berikut:

Nitrogen bebas merupakan 79% dari udara. Unsur nitrogen hanya dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan, umumnya dalam bentuk nitrat, dan pengambilannya khususnya lewat akar.
Terbentuknya nitrat karena bantuan mkroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara
bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.

Beberapa genera bakteri yang hidup bebas di dalam tanah mampu mengikat molekul-
molekul nitrogen untuk dijadikan senyawa-senyawa pembentuk tubuh tanaman, misalnya
protein. Jika sel-sel tanaman mati, timbullah zat hasil urai seperti karbondiosida dan gas
amoniak. Sebagian besar dari amoniak terlepas di udara, dan sebagian lain dapat
dipergunakan oleh genus bakteri untuk membentuk nitrit. Nitrit dapat dipergunakan oleh
genus bakteri yang lain untuk memperoleh energi. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan
oksidasi nitrit berlangsung di dalam lingkungan yang aerob. Peristiwa seluruhnya
disebut nitrifikasi. Tahap pertama yaitu pengoksidasian amoniak menjadi nitrit dilakukan
oleh Nitrosomona, Nitrosococcus dan beberapa spesies lainya, sedang pengoksidasian nitrit
menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.

Belum diketahui pasti adanya penyusunan amoniak langsung dari nitrogen di udara. Reduksi
dari nitrogen menjadi amoniak disebut Amonifikasi. Genus Bacillus yang hidup anaerob
dapat melakukan amonifikasi ini.

Penguraian protein dengan mikroorganisme dimulai dengan hidrolisis protein secara


enzimatik menjadi asam amino masing-masing, selanjutnya asam amaino yang dibebaskan
dimetabolisme lebih lanjut. Selama jalannya metabolisme ini gugusan amino paling sering
dibebaskan sebagai amoniak

Karena tumbuhan dapat memanfaatkan amoniak yang dibebaskan ini sebagai sumber
nitrogen, siklus ini dapat terhenti karena menyangkut keseimbangan alam. Akan tetapi
terdapat sejumlah besar bakteri autotrof yang memperoleh satu-satunya sumber energinya
dari oksidasi amoniak menjadi nitrit. Oksidasi ini diselenggarakan oleh sekelompok
mikroorganisme aerob gram negatif yang sangat erat hubungannya. Pada tingkat ini
kelompok bakteri autotrof mengambil alih, bakteri ini memperoleh energinya dengan
oksidasi nitrit menjadi nitrat. Akibatnya bentuk nitrogen utama dalam tanah ialah nitrat, yang
juga dapat diguakan oleh tanaman sebagai sumber nitrogen.

Banyak bakteri mampu menggunakan nitrat sebagai penerima elektron terakhir mengantikan
oksigen (“pernapasan anaerob”) dan bakteri ini mereduksi nitrat kembali menjadi nitrit. Jauh
lebih kritis terhadap ekologi adalah organisme yang mampu mereduksi nitrit menjadi gas
nitrogen, yang kemudian lepas ke udara. Gas nitrogen bebas tidak dapat diasimilasi oleh
tanaman jadi produksi gas nitrogen dari sumber nitrogen anorganik merupakan kerugian
langsung dalam kesuburan. Proses ini yang disebut denitrifikasi, dilakukan oleh banyak
bakteri.

Daur nitrogen yang telah dibahas menggambarkan banyak bakteri yang mengubah senyawa-
senyawa nitrogen menjadi gas nitrogen, suatu unsur yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
tanaman hijau. Jadi apabila tidak ada mekanisme mikroorganisme untuk mengubah gas
nitrogen kembali menjadi senyawa nitrogen yang dapat dimanfaatkan keseimbangan alam
akan terganggu. Untungnya banyak bakteri mempunyai kemampuan menambat nitrogen
atmosfer dan membuatnya tersedia kembali bagi tanaman hijau sebagai amoniak atau nitrat.
Bakteri yang menambat nitrogen atmosfer dapat dikategorikan sebagai penambat ntrogen
hidup bebas atau sebagai penambat nitrogen simbiotik. Penambat nitrogen hidup yang bebas
yang paling penting terdapat diantara sianobakteri dan dalam bakteri Azetobacter. Banyak
bakteri lain seperti Clostridium dan bakteri fotosintesis juga mampu menambat nitrogen
atmosfer.

Penambat nitrogen simbiotik adalah bakteri gram negatif yang kecil yang diklasifikasikan
dalam marga rhizobium. Rhizobium mampu menginfeksi akar kelas tanaman leguminosa
(kacang-kacangan, kedelai, dan sebagainya). Setelah menginfeksi akar, bakteri menjadi sel
yang berbentuk tidak teratur (bakteroid) dan membentuk bintil akar pada tempat infeksi. Di
dalam bintil ini bakteroid menambat nitrogen atmosfer (membantu tanaman) dan sebagai
gantinya menerima hara dari tanaman yang dapat digunakan dalam metabolismenya sendiri
(muncullah istilah simbiotik). Istilah simbosis umunya diartikan sebagai adanya kemitraan
yang saling menguntungkan antara dua organisme. Penambat nitrogen simbiotik agaknya
jauh lebih penting daripada penambat nitrogen yang hidup bebas dalam keseluruha
penambatan nitrogen diseluruh dunia

Proses penambatan utama terdiri atas dua reaksi yang terpisah: (1) pembentukan reduksi (2)
pengikatan gas nitrogen. ATP diperlukan untuk reaksi yang pertama, yang elektronnya
diteruskan dari feredoksin tereduksi ke reduktan yang hingga kini belum diketahui. Pada
reaksi kedua gas nitrogen ditambatkan pada protein (nitrogase) yang mengandung
molibdenum dan besi. Molibdenum penting dalam metabolsme nitrogen dan mikrorganisme.
Penyediaan molibdenum yang cukup sangat penting untuk mempercepat fiksasi nitrogen oleh
legum yang membentuk bintil.
Gambar 4 Daur Nitrogen

Protein dan sampah hasil metabolisme hewan dan tanaman didekompoisisi oleh bakteri
menjadi amonia. Amonia diubah menjadi nitrat oleh Nitrosomonas dan Nitrobacter, yang
akan digunakan oleh tanaman. Beberapa nitrat terakumulasi pada nitrogen atmosfer yang
akan kembali pada tanman legum melalui fiksasi nitrogen oleh mikroorganisme (umumnya
rhozobium) menjadi nitrat, melalui konversi amonia. Hewan (termasuk juga manusia)
memakan tanaman meliputi protein yang mengadung nitrogen. (sumber: Wesley, 1983:778)

Gambar 5 Peran Hewan dalam Daur Nitrogen

Meskipun pengikatan secara alami menghasilkan cukup nitrogen untuk proses yang
berlangsung secara alami, namun pembentukan nitrogen oleh industri yang digunakan untuk
pemupukan dan produk lain melampui kebutuhan ekosistem darat.
Penjelasan Siklus Nitrogen Beserta Gambar (Lengkap) - Nitrogen merupakan unsur terbesar
yang terdapat di atmosfer (80 %). Nitrogen merupakan salah satu unsur penyusun asam
amino yang merupakan protein yang temukan pada semua organisme bahkan sampai ke
virus. Protein merupakan salah satu senyawa kimia utama yang dibutuhkan oleh tubuh.
Protein memiliki peranan vital bagi organisme, seperti fungsi struktural maupun fungsi
dungsional di dalam tubuh.
Protein bahkan menyusun materi genetik yang berperan sebagai pengatur di dalam tubuh
serta yang akan diwariskan kepada keturunannya. Nitrogen di alam dalam bentuk gas N2
yang tidak dapat digunakan baik oleh tumbuhan maupun hewan. Berbeda dengn tumbuhan
dan hewan, bakteri mapu menggunakan nitrogen dalam bentuk gas (N2) untuk
metabolismenya, dan menghasilkan senyawa nitrogen dalam bentuk lain, amonium (NH4)
dan nitrat (NO3).
Dua jalur utama masuknya nitrogen ke dalam suatu ekosistem. Jalur pertama nitrogen besaral
dari deposit nitrogen atmosfer yang berjumlah sekitar 5% samai 10%. Dalam jalur inii baik-
amonium maupun nitrat yang terlarut air hujan maupun yang terbawa oleh debu- debu dapat
memasuki suatu ekosistem untuk selanjutnya digunakan oleh tumbuhan. Sedangkan jalur
yang kedua masuknya nitrogen ke dalam suatu ekosistem ialah melalui serangkaian reaksi
kimia yang dibantu oleh mikroorganisme.

Gambar Siklus Nitrogen

1. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi (pengikatan) nitrogen hanya dapat dilakukan oleh prokariota (bakteri dan alga)
tertentu yang mampu mengikat senyawa nitrogen dalam bentuk N2 (nitrogen anorganik)
menjadi nitrogen organik dengan mengubahnya menjadi asam amino yang merupakan
penyusun protein. Keberadaan prokariota pengikat nitrogen amat penting bagi suatu
ekosistem mengingat peranan nitrogen ialah struktural senyawa protein yang menjalankan
banyak fungsi vital di dalam tubuh.
Nitrogen difiksasi oleh bakteri di ekosistem terestrial dan juga bakteri yang bersimbiosis
dengan akar tanaman Leguminoceae, Rhizobium leguminosa. Sedangkan pada ekosistem
akuatik terdapat populasi sianobakteria (alga prokariot) yang mampu mengikat nitrogen
bebas dari atmosfer masuk ke badan air yang dapat digunakan oleh tmbuhan air dan alga
untuk nutrisi pertumbuhan.
Mikroorganisme pengikat nitrogen menggunakan senyawa tersebut untuk reaksi metabolisme
di dalam tubuhnya. Hasil samping dari reaksi fiksasi ini akan menghasilkan senyawa
amoniayang menjadi prekursor pertama kali nitrogen organik yang dapat digunakan oleh
tumbuhan.
2. Nitrifikasi
Merupakan reaksi kimia metabolisme amonium (NH4) oleh bakteri nitrit (Nitrosomonas,
Nitrosococus) yang menghasilkan senyawa nitrit (NO2). Amonia (NH3) hasil fiksasi N2 yang
dibebaskan ke dalam tanah akan bereasi dengan ion Hidrogen sehingga membentuk senyawa
amonium (NH4) yang bersifat asam dan dapat digunakan secara langsung oleh tumbuhan.
Amonia (NH3) merupakan senyawa nitrogen dalam bentuk gas, sehingga dapat menguap ke
atmosfer. Pada saat ini amonia mampu membentuk amonium dengan berikatan dengan ion
hidrogen. Amonium yang terbentuk di atmosfer akan ikut terbawa dengan aliran hujan yang
akan membasahi bumi. Kandungan amonium ini akan mempengaruhi pH tanah di suatu
ekosistem.

Amonium yang terakumulasi ditanah sebagian besar dimanfaatkan oleh bakteri nitrit untuk
menghasilkan energi dan akan menghasilka senyawabuangan NO2. Selanjutnya senyawa
nitrit akan digunakan oleh bakteri nitrat (Nitrobacter) yang menghasilkan senyawa nitrat
(NO3). Senyawa nitrat jauh lebih “ramah” dibanding senyawa nitrogen lainnya. Senyawa ini
dapat digunakan oleh tumbuhan secara langsung untuk diasimilasi menjadi senyawa nitrogen
organik, asam amino yang akan menyusun protein. Hewan mendapat asupan nitrogen dengan
cara memakan tumbuhan atau hewan lain melalui rantai makanan pada suatu ekosistem.
3. Denitrifikasi
Adalah suatu reaksi kimia yang merombak senyawa nitrat menjadi senyawa N2 ke atmosfer.
Denitrifikasi dilakukan oleh bakteri denitrifikans yang membantu pengembalian senyawa
nitrogen ke atmosfer.
4. Amonifikasi
Sedangkan amonifikasi ialah penguraian nitrat menjadi amoniun (NH4) melalui proses
penguraian yang dibantu oleh dekomposer (bakteri dan jamur). Pembebasan akumulai
nitrogen pada organisme yang telah mati akan sangat lama siklusnya jika tidak dibantu oleh
dekomposer. Sang pengurai menggunakan senyawa nitrogen organik kompleks (protein/asam
amino) untuk memenuhi nutrisinya) dan dalam reaksi ini mengembalikan senyawa amonium
yang akan menggantikan senyawa amonium yang telah digunakan bai oleh mikroorganisme
maupun tumbuhan.
Nitrogen merupakan komponen penting dari banyak molekul organik. Nitrogen adalah tetap
pada saat itu berubah menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh organisme. Bakteri dan
beberapa jamur memperbaiki nitrogen organik menjadi amonia dan bakteri nitrifikasi
mengoksidasi ke nitrat. Kacang lentil, apa ada yang tahu? Mengapa kacang-kacangan penting
untuk siklus biologis? Gas Nitrogen, seperti yang ditemukan di atmosfer, tidak berguna bagi
organisme.
Kacang-kacangan memiliki bakteri pada akar nodul mereka yang memperbaiki nitrogen.
Menempatkan kacang-kacangan ke dalam rotasi penanaman tumbuhan akan mengurangi
biaya pupuk dan membuat tanah dan tumbuhan sehat.

Nitrogen sebagai nutrisi penting


Nitrogen (N2) sangat penting bagi kehidupan di Bumi sebagai komponen penting dari bahan
organik, seperti asam amino, klorofil, dan asam nukleat seperti DNA dan RNA (Gambar di
bawah). Molekul klorofil, yang penting untuk fotosintesis, mengandung nitrogen.
Proses-Proses Dalam Daur Nitrogen
Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen organik,
amonium (NH4+), nitrit (NO2–), nitrat (NO3–), dan gas nitrogen (N2). Nitrogen organik dapat
berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam produk antara dekomposisi bahan organik
atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia ke
bentuk kimiawi yang lain. Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk
menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.
1. Fiksasi nitrogen
(a) asam nukleat mengandung nitrogen (b) molekul Klorofil mengandung nitrogen
Meskipun nitrogen adalah gas di atmosfer dengan kelimpahan yang tinggi, tetapi tumbuhan
tidak bisa menggunakannya secara langsung. Untuk menjadi berguna, nitrogen harus
“menetap,” atau diubah menjadi bentuk yang lebih berguna. Meskipun beberapa nitrogen
dirubah oleh petir atau ganggang biru-hijau, banyak yang diubah oleh bakteri di dalam tanah.
Bakteri ini akan menyatukan nitrogen dengan oksigen atau hidrogen untuk sehingga
terbentuk nitrat atau amonia (Gambar di bawah).

siklus nitrogen
Bakteri pengikat nitrogen baik hidup bebas atau dalam hubungan simbiosis dengan tumbuhan
polongan (kacang polong, kacang-kacangan, kacang tanah). Bakteri simbiotik menggunakan
karbohidrat dari tumbuhan untuk menghasilkan amonia yang berguna untuk tumbuhan.
Tumbuhan menggunakan nitrogen tetap ini untuk membangun asam amino, asam nukleat
(DNA, RNA), dan klorofil. Ketika kacang-kacangan ini mati, nitrogen tetap mengandung
menyuburkan tanah.
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen di udara
menjadi amonia (NH3). Mikroorganisme yang memfiksasi nitrogen disebut diazotrof.
Milroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan
nitrogen. Reaksi untuk fiksasi Nitrnitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain: Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga
dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap),
telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh
mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses nonbiologis, contohnya sambaran
petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer
menjadi bentuk yang lebih reaktif :
a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman
polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki nitrogen sebagai
nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium
mutualistik, yang hidup dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah
contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.
b. Industri fiksasi: Di bawah tekanan besar, pada suhu 600° C, dan dengan penggunaan
katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas alam atau minyak
bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH3). Dalam proses Haber-Bosch,
N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang
digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang
melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan terutama petir,
dapat memfiksasi nitrogen.
Hasil penelitian tentang fiksasi N ini menunjukkan bahwa ada cukup banyak genera bakteri
yang dapat mem-fiksasi N termasuk spesies dari Bacillus, Clostridium, dan Vibrio. Pada
habitat perairan, cyanobacteria adalah kelompok utama yang melakukan fiksasi N (Anabaena,
Nostoc, Gloeotrichia, Oscillatoria, Lyngbya, dll). Komponen yang berperan dalam fiksasi N
di habitat perairan adalah heterocyst, tapi ada cyanobacteria yang tidak memiliki heterocyst
yang juga dpt fiksasi N. Fiksasi N memerlukan cukup banyak energi dalam bentuk ATP dan
koenzim.
Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk ion nitrat
atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka
makan. Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya.
Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium
untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang
memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk
ion amonium laangsungdari nodul. Hewan, jamur dan organism heterotrof lain mendapatkan
nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
Asimilasi merupakan Penyerapan dan penggabungan dengan unsur lain membentuk zat baru
dengan sifat baru. Senyawa Nitrat (NO3)– diserap oleh tumbuhan mengalami proses asimilasi
menjadi bahan penyusun organ pada tumbuhan. Tumbuhan sebagai Produsen dikonsumsi
oleh manusia dan hewan. Nitrogen pada biomassa tumbuhan masuk ke dalam proses
biokimia pada manusia dan hewan. Jumlah relatif NO3– dan nitrogen organik dalam xylem
bergantung pada kondisi lingkungan. Jenis tumbuhan yang akarnya mampu mengasimilasi N,
dalam cairan Xylem dijumpai banyak asam amino, amide an urine, tidak dijumpai NH4+.
Sedangkan jika di dalm cairan xylem mengandung NO3– berarti akar tumbuhan itu tidak
mampu mengasimilasi NO3–. Kalau dlam lingkungan perakaran NO3– terdapat dalam jumlah
besr, cairan xylem akan mengandung NO3– juga.
Reduksi Nitrogen
Reaksi kedua dari proses reduksi nitrat adalah pengubahan nitrit menjadi NH4. Nitrit yang
ada di sitosol diangkut ke dalam kloroplas di daun atau ke dalam proplastid di akar. Di daun,
reduksi NO2menjadi NH4 memerlukan enam elektron yang diambil dari H2O pada sistem
pengangkutan elektron non siklik, pada kloroplas selama pengangkutan elektron ini, cahaya
mendorong pengangkutan elektron dari H2O ke feredoksin (fd). Proses keseluruhan reduksi
NO3– menjadi NH4 yaitu :
a. Reduksi Nitrat
NO3– + NADH -> NO2+ + NAD + H2O
Reaksi ini berlangsung di sitosol, enzim yang mengkatalis adalah nitrat reduktase, enzim
yang memindahkan dua elektron dari NADPH2, hasilnya adalah nitrite, NAD (NADP) dan
H2O. Nitrat reduktase adalh suatu enzim besar dan kompleks yang terdiri dari FAD, satu
sitokrom dan Molibdenum (Mo) yang semuanya akan tereduksi dan teroksidasi pada waktu
elektron diangkut dari NADH2 ke atom nitrogen dalm NO3
b. Reduksi Nitrit
NO2 + 3 H2O + 6 Fd +2 H+ + cahaya -> NH4+ + 1,5O2 +3 H2O + 6 Fd
Reaksi ini berlangsung di kloroplas (pada daun) atau pada proplastida (pada akar), dengan
enzim Nitrit reduktase. Meskipun Fd tereduksi merupakan donor elektron yang khas bagi
nitrit reduktase di daun.
Pengubahan NH4+ mejadi senyawa organik
NH4+ (ammonium) yang diserap langsung dari tanah atu yang dihasilkan oleh fiksasi N2 tidak
pernah dijumpai tertimbun dalam tubuh tumbuhan. Ammonium ini bersifat racun, mungkin
menghambat pembentukan ATP dalam kloroplas maupun dalam mitokndria. Ammonium ini
segera ditangkap oleh asam glutamat untuk menjadi glutamine dengan enzim glutamine
sintetase, glutamin direaksikan dengan asam α keto glutarat menjadi 2 molekul asam
glutamate. Untuk reaksi ini juga diperlukan elektron yang bersal dari Fd (dalam kloroplas)
dan NADH atau NADPH2 dalam proplastida dari sel-sel non-fotosintetik. Salah satu dari
kedua glutamate yang terbentuk diperlukan untuk mempertahankan reaksi 1, sedang glutamat
yang kedua dapat berubah langsung menjadi protein atau asam amino lain yang diperlukan
untuk sintesis protein, klorofil, asam nukleat dan lain-lain.
Selain membentuk glutamate, glutamine dapat memberikan gugus amide-nya kepada asam
aspartat untuk menjadi asparagin yang dikatalis oleh enzim asparagin sintetase. Glutamin dan
asparagin menjadi senyawa nitrogen organik pertama yang terbentuk, selanjutnya gugus
NH2dapat diberikan kepada α keto karboksilat, membentuk asam amino. Proses ini
dinamakan transaminasi. Dengan transaminasi berbagai asam amino dapat dibuat, tergantung
pada α keto karboksilatnya.
Rantai Makanan akan meningkat
Hewan yang memakan tumbuhan dalam jaring makanan akan menciptakan jaringan hewan.
Setelah tumbuhan atau hewan atau binatang mati mengekresikan limbah, bakteri dan
beberapa jamur di dalam tanah memperbaiki nitrogen organik dan mengembalikannya ke
tanah sebagai amonia. Bakteri nitrifikasi mengoksidasi amonia menjadi nitrit, sedangkan
bakteri lain mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, yang dapat digunakan oleh generasi tumbuhan
berikutnya. Dengan cara ini, nitrogen tidak perlu kembali ke gas. Dalam kondisi ketika tidak
ada oksigen, beberapa bakteri dapat mengurangi nitrat menjadi nitrogen molekul.
Siklus Fosfor
Pengertian dan Gambar Siklus Fosfor (Lengkap) - Fosfor merupakan salah satu unsur penting
bagi semua organisme. Fosfor memiliki fungsi struktural dan fungsional tubuh organisme.
Fosfor merupakan salah satu unsur yang dibutuhkan dalam menyusun asam nukleat, ATP,
membran sel, pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan akan fosfor sama pentingnya dengan
kebutuhan mineral lainya. Fosfor tidak ditemukan dalam atmosfer bumi, hal ini karena fosfor
bukan gas. Fosfor ditemukan dalam bentuk anorganik yang berasosiasi dengan unsur lain
membentuk senyawa fosfat (PO4) yang terdeposit dalam tanah dan aliran air.

Dengan demikian, siklus fosfor dapat digolongkan ke dalam siklus lokal, yaitu yang dapat
mengalir di suatu ekosistem tertentu. Senyawa fosfat inilah yang dapat digunakan oleh
tumbuhan sebagai bahan untuk sintesis organik, sedangkan hewan memperolehnya dengan
memakan tumbuhan atau hewan lain yang memakan tumbuhan. Itulah mengapa tumbuhan
disebut sebagai produsen, melalui tumbuhanlah senyawa- senyawa anorganik yang
dibutuhkan oleh tubuh organisme (terutama hewan dapat terpenuhi. Siklus fosfor diperoleh
melalui proses biologis serta geologis pada suatu ekosistem.

Siklus Fosfor

Pelapukan sedimen dan bebatuan secara perlahan seiring dengan proses alam, dapat
menambah konsentrasi fosfat ke dalam tanah. Fosfat dalam tanah digunakan leh tumbuhan
dan produsen lainnya untuk nutrisi pertumbuhan serta pembentukkan senyawa organik di
dalam tubuh. Energi yang dibutuhkan oleh organisme terbentuk jika ada unsur fosfor. Para
konsumen (hewan) memperoleh unsur fosfor dari aliran materi yang terjadi pada rantai
makanan. Fosfor dikembalikan ke alam dari organisme melalui proses pengeluaran serta
penguraian yang dibantu oleh dekomposer (bakteri dan jamur).

Senyawa fosfor yang masuk ke dalam tanah akan diikat oleh partikel tanah, sehingga siklus
fosfor cenderung terlokalisir pada suatu ekosistem. Amun demikian, resapan air tanah akan
melarutkan senyawa fosfat. Sehingga fosfat akan terbawa oleh badan air sampai ke lautan
secara perlahan. Selain dari pelapukan, senyawa fosfat dapat diperoleh dari aktivitas
pertanian. Penambahan pupuk pospat pada ekosistem sawah, menambah konsentrasi senyawa
ini dan dapat terbawa ke aliran air.

Masuknya senyawa fosfat ke dalam suatu badan air akan menambah kekayaan mineral yang
terkandung di dalamnya. Senyawa fosfat yang masuk ke dalam lautan akan berakumulasi dan
mengendap. Endapan ini akan tertimbun dan kian tertimbun, sehingga akan terjadi proses
sedimentasi (pemadatan, pembentukan batu) oleh proses alam. Proses geologis mampus
meningkatkan dasar laut dan menurunkan permukaan laut. Dengan proses demikian, maka
sedimen yang terbentuk dapat terangkat dan akan mengulangi proses yang sama. Dengan
demikian, dapat dikatakn bahwa sebagian besr siklus fosfat berlangsung terlokalisir antara
daratan, tumbuhan , dan organisme lain. Sementara itu, sedimentasi mengembalikan senyawa
fosfor yang masuk ke dalam badan air akibat proses geologis.
Namun demikian, meningkatnya konsentrasi senyawa fosfat dalam suatu badan air
yang tidak bergerak, seperti kolam, dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan organisme
dan keseimbangan ekosistem. Penggunaan pupuk pada lahan pertanian menimbulkan masalah
bai lingkungan akuatik di dekatnya. Limbah pertanian yang masih mengandung senyawa
fosfat terbawa oleh aliran air dan mengendap di suatu badan air. Senyawa fosfat sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Masuknya senyawa fosfat
dalam suatu perairan bergerak, tak menimbulkan masalah besar, namun masuknya senyawa
fosfat dalam jumlah besar (atau akumulasi) ke dalam badan air yang tergenang (misal sungai
aliran air pada musim kering, atau waduk, kolam, dsb) akan menmbulkan maslah. Adalah
eutrofikasi yaitu suatu peristiwa dimana pertumbuhan tumbuhan air dan alga sangat cepat
sehingga akan menutupi badan air. Senyawa fosfat di suatu badan air membuat air sangat
kaya akan fosfat, sehingga membuat pertumbuhan tumbuhan air sangat cepat.
Pertumbuhan tumbuhan yang cepat ini akan membahayakan bagi biota akuatik di dalamnya,
contoh pertumbuhan eceng gondok atau alga yang menutupi badan air. Efek buruk dari
eutrofikasi ialah, kadar oksigen akan menurun, cahaya akan sulit menembus masuk ke dalam
karena tertutupi tumbuhan. Dengan demikia, suhu perairan akan turun (dingin), oleh karena
itu situasi yang demikian tidak mendukung kehidupan biota akuatik di dalamnya. Banyak
ditemukan ikan- ikan atau lainnya mati akibat eutrofikasi pada badan air yang tidak bergerak.

Fosfor adalah salah satu unsur penting yang menunjang kehidupan di bumi. Tulang dan gigi
kita mengandung fosfor, pupuk, feses hewan (terutama unggas) juga mengandung fosfor.
Fosfor memiliki banyak fungsi. Beberapa fungsi unsur yang dilambangkan dengan huruf P
ini antara lain sebagai penyusun protein, inti sel, dinding sel, ATP, DNA, dan RNA. Adapun
ketersediaan fosfor di ekosistem dapat terjaga karena adanya daur yang berlangsung secara
terus menerus. Daur fosfor, itulah pokok bahasan yang akan disampaikan pada artikel ini.
Daur Fosfor
Daur fosfor adalah salah satu daur biogeokimia yang berlangsung paling lama dibandingkan
daur air, daur nitrogen, dan daur lainnya. Di alam ini, fosfor bersenyawa dengan beberapa
unsur lain, misalnya dengan oksigen untuk membentuk ion-ion fosfat (PO4). Adapun
tumbuhan menyerap fosfor hanya dalam dalam bentuk senyawa fosfat ini.
Daur fosfor berlangsung melalui beberapa tahapan panjang meliputi pelapukan batuan fosfor,
penggunaan fosfor oleh tanaman dan hewan, penguraian fosfor organik, dan sedimentasi
fosfor. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut.
1. Pelapukan Batuan Fosfor
Sebagian besar ketersediaan fosfor di alam bersumber dari hasil pelapukan batuan fosfat.
Batuan fosfat melapuk karena pengaruh perubahan cuaca, suhu, dan air hujan. Air hujan
membawa ion-ion fosfor yang berasal dari batuan ke tanah sehingga bisa dimanfaatkan oleh
tanaman.
2. Daur Fosfor pada Tanaman dan Hewan
Ion-ion fosfat anorganik dari hasil pelapukan batuan yang dibawa oleh air hujan akan terserap
ke tanah. Ion-ion fosfor ini kemudian diserap tumbuhan melalui perakaran dan digunakan
untuk pertumbuhannya. Beberapa hewan dan manusia yang memakan tumbuhan juga secara
tidak langsung telah memasukan fosfor ke dalam tubuhnya. Begitupun dengan tahapan rantai
makanan selanjutnya.
3. Penguraian Fosfor Organik
Tumbuhan, hewan, organisme yang mati, serta feses, dan urinenya terurai menjadi fosfat
organik melalui bantuan bakteri. Dalam daur fosfor, fosfat ini kemudian akan kembali
tersimpan ke dalam tanah untuk kemudian diserap oleh tumbuhan sebagai hara bagi
pertumbuhannya.
4. Sedimentasi Fosfor
Sebagian kecil fosfor yang dihasilkan dari proses pelapukan juga terbawa oleh aliran air
menuju tempat terendah. Laut, dalam hal ini adalah tempat terjadinya sedimentasi fosfor yang
dibawa air melalui alirannya. Sedimentasi ini dimanfaatkan oleh ganggang dan beberapa
tumbuhan air untuk pertumbuhannya. Ikan-ikan dan organisme tingkat tinggi yang memakan
hasil dari tumbuhan air dan ganggang juga telah mengambil bagian dalam daur fosfor ini.
Mereka memanfaatkan fosfor untuk pertumbuhannya, tersimpan di dalam jaringan tubuhnya,
dan akan terurai saat mereka mati.
5. Pengangkutan Fosfor dari Laut ke Darat
Di tempat-tempat tertentu, burung guano yang memakan ikan-ikan laut telah berhasil
mengangkut fosfor dari lautan ke darat. Mereka memangsa ikan di ekosistem laut yang
mengandung banyak fosfor dan mengubahnya menjadi feses yang sangat kaya akan fosfor.
Feses guano ini biasa ditemukan di goa-goa di daratan dan sangat baik digunakan sebagai
pupuk tanaman.

Anda mungkin juga menyukai