Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SIKLUS SULFUR

TUESDAY, JUNE 07, 20 16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua yg ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun karena
materi. Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia diantaranya karbon (C), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Hidrogen (H), & Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut / yg umum dijuluki
materi dimanfaatkan produsen buat membentuk bahan organik dgn bantuan matahari / energi
yg berasal dari reaksi kimia. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya
menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) &
kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung memiliki mekanisme umpan-
balik yg bisa menata sendiri (self regulating) yg menjaga siklus 1tu dlm keseimbangan.
Salah satu siklus biogeokimia yakni siklus sulfur. Kita tahu jika sulfur lebih dikenal
masyarakat dgn belerang yg terkandung di dlm sumber mata air panas. Di sisi lain, siklus
sulfur memiliki peran penting dlm proses aliran energi & materi yg terjadi di alam. Selain itu,
siklus sulfur jg memiliki berlimpah pengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan ekosistem
serta keseimbangan dari proses siklus biogekimia itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terjadinya siklus sulfur ?
2. Apa fungsi dari sulfur bagi kehidupan ?
3. Bakteri apa saja yang berperan dalam siklus sulfur?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses terjadinya siklus sulfur.
2. Untuk mengetahui fungsi dari sulfur bagi kehidupan.
3. Untuk mengetahui bakteri yang berperan dalam siklus sulfur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses siklus sulfur
Siklus sulfur / daur belerang ialah perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi
sulfur dioksida lalu menjadi sulfat & kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam
diketemukan dlm aneka wujud. Dalam tanah diketemukan dalam wujud mineral, diudara
dalam wujud gas sulfur dioksida, & dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur didahului karena pembentukan sulfur dari kerak bumi & atmosfer.
Secara alami, sulfur terkandung di dlm tanah dlm wujud mineral tanah. Dimana kerak bumi
umumnya mengandung sekitar 0,06% belerang. Sulfida-sulfida logam terdapat dlm bebatuan
plutonik, yaitu batuan yg membeku di dlm kerak bumi & tak mencapai ke permukaan bumi.
Bebatuan plutonik ini apabila hancur & mengalami pelapukan mau membebaskan sulfida ini
lewat reaksi oksidasi & menghasilkan sulfat (SO4-2) yg lalu mengalami presipitasi
(pengendapan) dlm wujud garam-garam sulfat yg larut / tak
Di atmosfer, terdapat hampir 0,05 ppm belerang dlm wujud gas belerang dioksida
(SO2) yg mewujudkan/adalah hasil emisi pembakaran bahan bakar berbelerang seperti
minyak bumi & batubara yg berlimpah dihasilkan karena asap kendaraan & pabrik / gas
belerang dari gunung berapi semisal gunung arjuno di Jawa Timur. Gas SO2tersebut lalu
terkena uap air hujan sehingga gas tersebut berubah menjadi sulfat yg jatuh di tanah, sungai
& lautan. Dimana tanah yg mengandung berlimpah belerang ialah tanah-tanah berpasir &
tanah-tanah yg cukup tinggi kandungan oksida Fe & Al seperti mineral Pirit (FeS) & rendah
kandungan bahan organik. Sedangkan produksi sulfat lewat dekomposisi bahan organik
berupa protein & senyawa organik lainnya yg mau menghasilkan senyawa-senyawa
sederhana berupa H2S & sulfida (S2) yg jika teroksidasi mau menjadi sulfat (SO4-2).
Tumbuhan lalu menyerap sulfat (SO4-2) yg mengendap pada tanah, sungai, & lautan.
Di dlm tubuh tumbuhan, sulfur diberdayakan sebagai bahan penyusun protein. Hewan &
manusia mendapatkan sulfur dgn jalan memakan tumbuhan yg jg dimanfaatkan sebagai
energi cadangan berupa protein. Jika tumbuhan & hewan mati, jasad renik (dekomposer) mau
menguraikannya menjadi gas berbau busuk yakni H2S & sulfida (S2).
Siklus sulfur di semenjak dari dalam tanah, yaitu ketika ion-ion sulfat diserap karena
akar & di metabolisme menjadi penyusun protein dlm tubuh tumbuhan, ketika hewan &
manusia memakan tumbuhan, protein tersebut mau berpindah ke tubuh manusia. Dari dlm
tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yg sisa-sisa hasil metabolisme
tersebut diuraikan karena bakteri dlm lambung berupa gas & dikeluarkan lewat kentut.
Semakin besar kandungan sulfur dlm kentut kian kentut mau semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan & tumbuhan yg mati karena
mikroorganisme seperti bakteri & jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap
berada dalam tanah & sebagian lagi dilepaskan di udara dlm wujud gas hidrogen sulfida. Gas
hidrogen sulfida di udara lalu bersenyawa dgn oksigen membentuk sulfur dioksida.
Sedangkan hidrogen sulfida yg tertinggal di dlm tanah dgn bantuan bakteri mau diubah
menjadi ion sulfat & senyawa sulfur oksida. Ion sulfat mau diserap kembali karena tanaman
sedangkan sulfur dioksida mau bereaksi dgn oksigen & air membentuk asam sulfat (H2SO4)
yang lalu jatuh ke bumi dalam wujud hujan asam. Hujan asam jg bisa dikarenakan oleh polusi
udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam bisa
menjadi penyebab korosi batu-batuan & logam. H2SO4yg jatuh kedalam tanah karena bakteri
dipecah lagi menjadi ion sulfat yg kembali diserap karena tumbuhan, tumbuhan di makan
karena hewan & manusia, makhluk hidup mati diuraikan karena bakteri menghasilkan sulfur
kembali. Begitu seterusnya. Siklus sulfur / daur belerang tak mau pernah terhenti selama
salah satu komponen penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur / daur belerang, buat merubah sulfur menjadi senyawa belerang
lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu lewat reaksi antara sulfur,
oksigen, & air serta karena aktivitas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme yg berperan
dlm siklus sulfur diantaranya ialah bakteri Desulfomaculum & bakteri Desulfibrio yg mau
mereduksi sulfat menjadi sulfida dlm wujud hidrogen sulfida (H2S). Lalu H2S diberdayakan
karena bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) & melepaskan sulfur serta oksigen. Lalu
sulfur dioksidasi yg terbentuk diubah menjadi sulfat karena bakteri kemolititrof
(Thiobacillus).
Dalam daur belerang mikroorganisme yg bertanggung jawab pada setiap proses
transformasi ialah sebagai berikut.
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
Gambar 2.6 Siklus belerang.

Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup
mati da akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri yang
terlibat dalam daur sulfur antara lain desulfomaculum dan desulfibrio yang akan mereduksi
sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium yang melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur
dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Kmolitotrof seperti Thiobacillus.
Siklus belerang relatif kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas, mineral-
mineral yang sukar larut dan beberapa spesi lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan
dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang
oksigen (SO2) sebagai bahan pencemar air. Diantara spesi-spesi yang secara signifikan
terlihat dalam siklus belarang adalah gas hidrogen sulfida (H2S), mineral-mineral seperti Pbs,
asam sulfat (H2SO4), belerang oksida (SO2) sebagai komponen utama dari hujan asam dan
belerang yang terikat dalam protein. Yang merupakan bagian dari siklus belerang yang sangat
penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas
SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang. Efek uatama
dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecendruangan untuk teroksidasi menghasilkan
asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
2.2 fungsi sulfur bagi kehidupan
Dalam kehidupan, sulfur / belerang berperan dlm:
a. Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting yaitu buat membentuk protein
stabil.
b. Berperan dlm mengaktifkan enzim, karena aneka enzim membutuhkangugus sulfurhidril (-
SH) yg bebas, buat melakukan aktivasinya. Dengandemikian sulfur berperan dlm proses
oksidasi-reduksi / pernafasan jaringan.
c. Berperan dlm metabolisme energi dgn cara membentuk senyawa dengan ko-enzim A.
d. Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yg aktif bersenyawadengan racun 1tu
sehingga menjadi senyawa yg tak berbahaya, lalu dikeluarkan lewat urin.
e. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau
f. Menambah kandungan protein & vitamin hasil panen.
g. Meningakatkan jumlah anakan yg di hasilkan (pada tanaman padi).
h. Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
i. Memperbaiki warna,aroma, & kelenturan daun tembakau (khusus pada tembakau omprongan
).
j. Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selamapenyimpangan, memperbesar umbi & b
awang merah
k. Sulfur sangat berperan dlm pembentukan klorofil & menaikkan ketahanan tanaman terhadap
serangan jamur. Sulfur jg membentuk senyawa minyak yg menghasilkan aroma seperti pada
jenis bawang & cabe. Pada tanaman kacang sulfur merangsang pembentukan bintil akar
didalam tanah, sulfur berperan buat menurunkan PH tanah alkali.
2.3 Bakteri yang berperan dalam siklus sulfur
Ada banyak bakteri yang berperan dalam proses siklus sulfur.berikut ini 2 bakteri yang
berperan dalam siklus sulfur:
1. Bakteri Thiobacillus
Thiobacillus berukuran kecil, bakteri Gram negatif, selnya berbentuk
batang (0,5x1,04,0μm) dengan beberapa spesies bersifat motil dengan flagel
polar. Energi didapatkan dari oksidasi satu atau lebih reduksi senyawa sulfur,
termasuk sulfida, sulfur, thiosulfida, polithionat, dan thiosionat. Sulfat merupakan produk
akhir dari oksidasi senyawa sulfur, tetapi sulfur, sulfit, atau polithionat mungkin terakumulasi
oleh kebanyakan spesies. Spesies tertentu juga mendapatkan energi dari mengoksidasi besi
ferro menjadi besi ferri. Seluruh spesies dapat mengikat karbondioksida lewat lingkaran
BensonCalvin dan mampu tumbuh secara autotropik; beberapa spesies adalah obligat
khemolitotropik. Bakteri ini hidup pada pH optimal 28 dan suhu optimal 2043˚C.
Genus Thiobacillus juga dikenal dengan nama Acidithiobacillus. Genus ini
bersifat termofilik, hidup pada suhu 4550˚C.Genus ini juga termasuk dalam
genus asidofil, yang hidup pada pH 1,52,5.Beberapa spesies hidup pada pH netral.Beberapa
bakteri khemolithotrof dapat mengoksidasi sulfur dan memperoleh energi dari reduksi
CO2.khemolithotrof meliputi sejumlah genera:Thiobacillus, Sulfolobus, dan Leptospirillum,
dan kemungkinan besar masih banyak yang lain.
Thiobacillus ferrooxidans mampu mengoksidasi Fe(II) menjadi
Fe(III) dan mengoksidasi senyawa senyawa belerang tereduksi serta
memanfaatkan oksidasi ini sebagai sumber energinya .sedangkan
Sulfolobus acidocaldarius merupakan khemolithotrof yang hidup di tempat
dengan suhu optimum 70˚C dan suatu pH optimum 23. Bakteri ini juga mampu
mengoksidasi Fe(II) dan senyawa senyawa sulfur.
Di perairan seperti sungai, danau, dan pantai spesies
Thiobacillus tampaknya menjadi pengoksidsi sulfur paling penting.
Thiobacillus tidak berwarna, berbentuk lonjong, bakteri Gram negatif yang
berflagel polar. Bakteri ini dapat mengoksidasi besi, yang menyebabkan mereka dapat
memetabolisme ionion metal seperti besi ferro:
Fe2+ + ½ O2 + 2H+ > Fe3+ + H2O
Reaksi oksidasi pirit menurut Boyd (1982) adalah sebagai berikut:
1. FeS2 + H2O + 3,5 O2 → FeSO4 + H2SO4
2. 2 FeSO4+ ½ O2 + H2SO4 → Fe2(SO4)3 + H2O
3. FeS2 + 7 Fe2(SO4)3 + 8 H2O → 15 FeSO4 + 8 H2SO4
2. Bakteri Desulfovibrio desulfuricans
Mikroorganisme Desulfovibrio desulfuricans yang tergolong Sulfate Reducing
Bacteria (SRB) yang dapat mengurangi sulfat dalam keadaan anaerob dan akan dapat
membentuk logam sulfide bila atom S berikatan dengan kation dari logam yang bebas di air.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa reduksi sulfat pada oleh
bakteriDesulfovibrio desulfuricans dipengaruhi oleh jenis sumber karbon yang ditambahkan
dimana etanol merupakan sumber karbon yang paling bagus. Persentase reduksi sulfat dengan
asam formiat sebesar 34,27%; dengan asam laktat sebesar 56,64% dan dengan etanol sebesar
68%.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di tarik dari makalah ini adalah:
1. Siklus sulfur / daur belerang ialah perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur
dioksida lalu menjadi sulfat & kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam
diketemukan dlm aneka wujud. Dalam tanah diketemukan dalam wujud mineral, diudara
dalam wujud gas sulfur dioksida, & dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
2. Fungsi sulfur Dalam kehidupan, sulfur / belerang berperan dlm: Menstabilkan struktur
protein. Ikatan sulfida sangat penting yaitu buat membentuk protein stabil,Berperan dlm
mengaktifkan enzim, karena aneka enzim membutuhkangugus sulfurhidril (-SH) yg bebas,
buat melakukan aktivasinya. Dengan demikian sulfur berperan dlm proses oksidasi-reduksi /
pernafasan jaringan
3. Bakteri yang berperan dalam siklus sulfur banyak sekali diantaranya adalah
bakteri Desulfovibrio desulfuricans dan bakteri Thiobacillus
4. DAFTAR PUSTAKA
5. Buchari, dkk. 2001. Kimia Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan .
6. Darmawan,rully. Pengaruh Ion Kalsium Terhadap Kinerja BakteriDesulfovibrio
desulfuricans Untuk Mereduksi Sulfat Pada Air Limabah Buangan Industri Minyak
Bumi.fakultas Teknologi INdustri ITS
7. Fardiaz. 1992. Polusi Air & Udara. Gramedia: Jakarta
8. Jumin, H.B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologis. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.

9. Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Penerbit ANDI: Yogyakarta.

10. Putro,Bramantyo.2008.Isolasi dan Karakterisasi Thiobacillus Ferrooxidans dari Berbagai


Jenis Tanah.Bogor: Fakultas Pertanian IPB

Soemirat.2002. Epidemiologi Lingkungan. Gramedia:Jakarta


Syamsuri, Istamar, dkk. Biologi Buat SMA Kelas X Semester 2. 2007. Malang: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai