DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3/ PERIKANAN A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Planktonologi
dengan judul “Euglenophyta dan Pyrophyta” dengan baik dan tepat waktu.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk
memperbaiki penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................25
3.2 Saran……………..........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk dan ciri morfologi dari euglenophyta dan
pyrrophyta
2. Untuk mengetahui habitat dari euglenophyta dan pyrrophyta
3
1.4 Manfaat
1. Dapat menglasifikasikan euglenophyta dan pyrrophyta
2. Dapat membedakan spesies dari euglenophyta dan pyrrophyta
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang kehidupan euglenophyta dan
pyrrophyta
4. Mengetahui kelebihan dari euglenophyta dan pyrrophyta
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan organik. Oleh karena itu,
Euglenophyceae sering disebut bersifat miksotrof.
Filum Pyrrophyta disebut ganggang api karena memiliki fosfor yang mampu
memendarkan cahaya pada kondisi yang gelap. Ganggang ini sebagian besar hidup di
air laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar. Beberapa contoh anggota Filum ini
antara lain Noctiluca, Ceratium dan Gonyaulax.
2.2 Euglenophyta
Organisme ini mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti
pada tumbuhan tinggi.
Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosinthesa dan tumbuh seperti halnya
pada tumbuhan tinggi. Yang berfotosintesis disebut Phototrophic Yang tidak
berfotosintesis disebut Osmotrophic (makan dengan cara diffusi) Kelompok yang
ketiga disebut Phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan). Jumlah
genus hanya 40 dan jumlah spesies -/+ 800.
Semua euglenoid mempunyai satu atau dua flagella yang menyebabkan mereka dapat
bergerak secara aktif. Selnya telah mempunyai bentuk yang tetap, dinding sel bukan
terdiri dari selulosa melainkan suatu selaput tipis yang dapat mengikuti gerakan sel
6
a. Alat Gerak
Flagella dari Euglenophyta pangkalnya
tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang
sitofarinx dan sitostoma.Yang mempunyai satu
flagella, tumbuh ke muka. Genera yang
mempunyai dua flagella, flagellanya sama
panjang dan tumbuh ke arah depan tetapi lebih
banyak genera yang flagellanya tidak sama
panjang (Heterokontae). Flagelnya mempunyai
rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel). Gambar 1. Alat Gerak Flagella
Sumber : biologi-note.com
b. Cadangan Makanan
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakarida,
jadi bukan berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada
binatang.
7
c. Bentuk Hidup
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit; tidak
dapat hidup dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi
akan cepat tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino.
Beberapa jenis hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof,
disamping ada yang hidup secara holozoik yaitu dapat menangkap dan menelan
mangsanya seperti pada binatang.
Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
a) Myxomycota (jamur lendir) Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan
sel-sel yanghidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan,
sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk
spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.
b) Oomycota (jamur air) Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-
sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Secara seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan
zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa
baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam
keadaan istirahat. Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel)
protoplast membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast
keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di
dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak
aktif, pembelahan memanjang sel dan dimulai dari ujung anterior.
Sumber : biologi-note.com
2.2.4 Klasifikasi
1. Euglenales
a. Phacus longicauda
Sel memiliki kloroplas banyak hijau bulat, dan eye spot merah. Habitatnya di
rawa dan kolam. Phacus longicausa memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Famili: Euglenaceae
Genus: Phacus
b. Euglena viridis
Euglena viridis memiliki ukuran tubuh 35-60 mikron. Ujung tubuhnya
meruncing dengan satu bulu cambuk. Euglena viridis ini memiliki stigma
(bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan
terang. Selain itu, memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk
berfotosintesis. Euglena viridis banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering
memberikan warna hijau pada air kolam. Hal tersebut karena Euglena viridis
ini memiliki kloroplas dalam tubuhnya. Euglena viridis memiliki klasifikasi
sebagai berikut:
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo :Euglenales
Famili: Euglenaceae
Genus: Euglena
Spesies: Euglena viridis
2. Peranemales/Eutreptiales
12
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Peranemales/Eutreptiales
Famili: Eutreptiaceae
Genus: Astacia
b. Rhabdomonadales
c. Colacium calvum
Filum : Euglenophyta
Kelas : Rhabdomonadales
Ordo : Rhabdomonadales
Famili: Rhabdomonadaceae
Genus: Colacium
Spesies : Colacium calvum
b) Peran merugikan
14
2.3 Pyrrophyta
Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga uniseluler
yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam hari karena sel-
selnya mengandung fosfor. Pyrrophyta atau Dinophyta disebut juga Dynoflagellata
(Yunani, dinos = berputar, flagel = cambuk) karena memiliki flagella yang tidak
sama panjang (heterokontae), kosmopolitan, tipe Pyrrophyta yaitu holofitik dan
holozoik, Pyrrophyta bersifat saprofit dan parasit.) Pada 1753 dinoflagellata
modern pertama dideskripsikan oleh Baker dan dinamai oleh Muller pada tahun
1773. Istilah ini berasal dari kata Yunani δῖνος (dinos), yang berarti 'berputar-
putar', dan bahasa Latin 'flagellum', istilah kecil untuk cambuk atau momok.
Dinoflagellata yang sama ini pertama kali didefinisikan oleh Otto Bütschli pada
tahun 1885 sebagai dinoflagellida ordo flagellate. Ahli botani memperlakukan
mereka sebagai pembagian ganggang, bernama Pyrrhophyta ("alga api"; pyrrhos
Yunani, api) setelah bentuk bioluminscent, atau Dinophyta.
. Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel, memiliki dinding sel berupa lempengan
selulosa yang berbentuk poligonal dengan alur membujur dan melintang, memiliki
klorofil a, klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan xantofil, serta dua flagela yang
15
terletak di bagian samping atau ujung sel sehingga dapat bergerak aktif (Ahmad,
2014). Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung
pigmen (klorofil A, C2 dan pirimidin, sementara yang lain memiliki klorofil A, C1,
C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya Dynoflagellata yang memiliki
kemampuan untuk berfotosintesis (Susyawati, 2011). Pyrophyta disebut juga
Dynoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu sel, memiliki dinding sel
berdinding tebal (theca) terbuat dari selulosa, ada tidak berdinding dan dapat
bergerak aktif serta habitat di laut, bersifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang
memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent (dapat
menghasilkan cahaya sendiri). Nama Dynoflagellata berasal dari gerakan berputar
dari sel swimming. Meskipun kebanyakan Dynoflagellata adalah flagellata
uniselular, koloni dari sel flagellata, sel non-flagellata, pengumpulan palmelloid,
dan filamen telah diketahui. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak
(Susyawati, 2011). Inti sel Dynoflagellata peralihan antara prokariot dan eukariot
(eukariot yang primitif). Dynoflagellata merupakan komponen penting dari
fitoplankton laut dan air tawar. Terdapat sekitar 3000 spesies, masing-masing
memiliki bentuk yang khas. Bentuk dari masing-masing spesies, ditentukan oleh
plat selulosa keras yang terletak di bawah vesikel membran plasma (Nabors, 2004).
Gambar 3. Pyrrophyta
16
Sumber : biologi-note.com
2.3.1 Ciri-ciri
a. Struktur Sel
Sebagaian besar spesiesnya merupakan organisme uniseluler dan ada
yang membentuk koloni.Sel Dynoflagellata ditutupi oleh cangkang dari
selulosa, beberapa diantaranya juga mengandung silica yang memberikan
kekuatan terhadap cangkangnya.Sebagian besar Dynoflagellata merupakan
organisme fotosintetik dan memiliki pigmen klorofil a, klorofil c, dan
karotenoid.Keistimewaannya, karotenoid kuning-coklat, fucoxanthin, hanya
terdapat pada Dynoflagellata dan beberapa diantaranya pada beberapa
kelompok alga (diatom dan alga coklat). Akan tetapi, Dynoflagellata yang lain
ada yang tidak berwarna (atau bukan Dynoflagellata fotositetik) dan memakan
organisme lain untuk dijadikan makanan. (Berg, 2008).
b. Alat Gerak
17
c. Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Dynoflagellata biasanya disimpan dalam bentuk
minyak atau polisakarida.
d. Bentuk Hidup
2.3.2 Habitat
18
2.3.3 Klasifikasi
Sumber : biologi-note.com
-Motil
Contoh spesies :
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Desmophyceae
Ordo : Prorocentrales
Famili : Prorocentraceae
Genus : Prorocentrum
Spesies : Prorocentrum micans
2. Dinophyceae
Ciri-ciri:
-Flagelnya keluar dari posisi ventral. Satu flagel terletak pada bagian sulcul,
yang lainnya pada bagian cingulum.
-Salah satu flagella terdapat pada bagian transversal, yang lainnya pada bagian
longitudinal.
-Memiliki 6 ordo:
a. Dinophysiales
Dinophysiales Bersifat motil, hidupnya soliter, memiliki dinding sel,
berbentuk pipih lateral, ,mempunyai tutup cingulum pada bagian
ujunganterior, Epitheca pendek, menghasilkan toksin. Contoh spesies:
Dinophysis sp dan Ornithocercus thurni. Ehrenberg (1833)
mengklasifikasikannya sebagai berikut:
Filum :Dinoflagellate
Kelas : Dinophyceae
20
Ordo :Dinophysiales
Famili :Dinophysiaceae
Genus :Dinophysis
Spesies : Dinophysis sp
Filum : Dinoflagellate
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Dinophysiales
Famili : Dinophysaceae
Genus : Ornithocercus
Spesies : Ornithocercus thurni
b. Gymnodiniales
Selnya motil, tidak memiliki dinding sel, berbentuk oval, memliki
girdle berbentuk spiral, kosmopolitan, beberapa diantaranya holozik, tidak
menghasilkan toksin. Contoh spesies :Gymnodinium sp, Amphidinium sp.
Stein (1878) mengklasifikasikannya sebagai berikut:
Phylum: Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Gymnodiniales
Family : Gymnodiniaceae
Genus : Amphidinium
Species: A. Carterae
Phylum: Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Gymnodiniales
Family : Gymnodiniaceae
Genus : Gymnodinium
Spesies: Gymnodinium sp.
21
c. Noctilucales
Ukuran organisme ini sekitar 200 hingga 2000 µm. Menghasilkan
cahaya à bioluminescent, memiliki vacuola besar berperan sebagai
pelampung. Pada umumnya holozoik, hidup di air Laut, memiliki tentakel
panjang, dan tidak menghasilkan toksin. Contoh spesies: Noctiluca
Scintillans.
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Noctilucales
Famili : Noctilucaceae
Genus : Noctiluca
Species: N. Scintillans
d. Peridiniales
Berdinding sel à tidak dapat berubah-ubah, motil, holozoik, sebagian
besar hidup di laut, dan beberapa spesies memiliki tanduk. Contoh spesies:
Peridinium sp.
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridiniales
Famili : Peridiniaceae
Genus : Peridinium
Spesies: Peridinium sp.
22
e. Gonyaulucales
Memiliki dinding yang keras, menghasilkan cahaya, dan
Kosmopolitan. Epitecha membentuk sebuah tanduk, hipotheca membentuk
dua atau tiga tanduk, mengalami cyclomorfosis, sebagian besar holofitik.
Contoh genus Ceratium, Gonyaulax.
Filum :Dinoflagellata
Class :Dinophyceae
Order : Gonyaulacales
Famili :Gonyaulaceae
Genus :Ceratium
Spesie : Ceratium sp.
Filum :Dinoflagellata
Class :Dinophyceae
Order : Gonyaulacales
Family : Gonyaulacaceae
Genus : Gonyaulax
Spesies:Gonyaulax sp.
f. Pyrocystales
Phylum: Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Pyrocystales
Family : Pyrocystaceae
Genus : Pyrocystis
Spesies : Pyrocystis lunula
2.3.4 Reproduksi
Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah diri secara
berlipat, dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya.
Setiap satu sel dapat menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu. Pada
saat nutrisi telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel
gamet. Setiap dua sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru
yang berkembang menjadi sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini
lalu jatuh ke dasar laut dan dapat berbiak pada tahun berikutnya.
2. Membunuh invertebrata
1. Prorocentrum
2. Gymnodinium
3. Gonyaulax
4. Ceratium
Gambar 6. Ceratium
Gambar 7. Peridinium
Gambar 8. Bioluminescens
29
2.3.5 Peranan
1. Peran menguntungkan
Peran yang menguntungkan dari phyrrohyta pada perairan seperti halnya
plankton yang lain yaitu sebagai produsen primer. Selain itu, dapat
menghasilkan O2 salah satunya Alga api yang dapat berfotosintesis karena
mengandung figmen klorofil a, klorofil c dan fucosantrin (Edhy W.A et al.
2003). Sebagai makanan ikan. Jika terjadi red tide. Kompetitor bagi ikan
dalam memperoleh fitoplankton dan oksigen
2. Peranan Merugikan
a. Menyebabkan redtide. Red tide yang disebabkan oleh suatu adanya
blooming dari genera Gymnodium brevis, Gymnodium sanguines, Gonyaulax
xantella dan Noctiluca yang memberikan dampak ditimbulkan yang
menyebabkan perairan menjadi kekurangan oksigen. Selain itu, menghasilkan
racun sehingga ikan bisa saja mati. Perairan Indonesia terjadi blooming di
beberapa perairan seperti di Teluk Jakarta dan Laut Arafura yaitu blooming
Noctiluca, Trichodesmium.
b. Menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan keracunan. Dalam
beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan
keracunan pada manusia yang makan makanan tersebut.
c. Menurut Adnan Quraisyin (1985) jenis gangga api yang menghasilkan
racun antara lain :
3. Cara Penanggulangan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menanggulangi red tide adalah
sebagai berikut :
3.1 Kesimpulan
Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak be
rdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas
. Sedangkan Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos= api) atauganggang api adalah alga unise
luler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam hari karen
a selnya mengandung fosfor.Pyrrophyta atau Dinophyta disebut2.Euglenophyta me
miliki habitat di air tawar, misalnya air kolam, sawah,danau, dan banyak ditemukan
diparit peternakan yang banyakmengandung kotoran hewan.
Euglenophyta terdiri dari satu kelas, yaitu Euglenophyceae. Ordonya ada tiga,
antara lain: Euglenales, Peranemales/Eutreptiales, dan Rhabdomonadales.Sedangka
n Pyrrophyta terdiri dari 2 kelas, yaitu: Desmophyceae danDinophyceae. Dinophyc
eae memiliki 6 ordo:, antara lain: Dinophysiales,Gymnodiniales, Noctilucales, Peri
diniales, Gonyaulucales, Pyrocystales4.Euglenophyta bereproduksi secara aseksual
dengan pembelahan sel.Sedangkan Pyrrophyta dengan 2 metode, yaitu metode utam
a (normal): pembelahan sel biasa dengan arah transversal, longitudinal, oblique dan
metode lain: isogamus (lebih sering), anisogamus (jarang), pembentukanresting kist
a.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang penerus bangsa dan juga tanah air sebaiknya tidak
mengabaikan keberadaan dari spesies euglenophyta dan pyrrophyta sebagai
plankton yang hidup dibumi yang sudah banyak memberi keuntungan sehingga kita
bisa lebih menjaga lingkungan kita untuk kelestarian hidup berbagai jenis
plankton,serta mengambil langkah untuk meneliti bagaimana cara memanfaatkan
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Alia, Nur. Nur, Fitriana. Muh, Badawi. Yanas, Istiqamah. dan Ika, Astriana. 2013.
Berg, Linda. 2008. Introductory Botany Plants, People, and The Environment. USA
Brooks/Cole.
Edhy W.A, Januar P, Kurniawan. 2003. Plankton Lingkungan PT Central Pertiwi
Bahari. Tulang Bawang.