NIM :A1C419060
KELAS : REGULER C/ R005
MORFOLOGI SPERMATOZOA
DASAR TEORI
Spermatozoid atau sel sperma merupakan sel yang kecil yang bergerak yang terdapat
pada sistem reproduksi jantan. Sel sperma memiliki bentuk yang mirip dengan kecebong,
spermatozoa memiliki 3 bagian yaitu kepala, leher dan ekor. Kepala spermatozoa berbentuk
lonjong yang didalamnya terdapat nucleus. Pada bagian leher berfungsi untuk penghubung antara
bagian kepala dan bagian tengah dan ekor spermatozoa berfungsi untuk alat penggerak pada
spermatozoa.
Spermatozoa atau spermatozoid berasal dari bahasa yunani kuno yang artinya benih dan mahluk
hidup yang dihasilkan oleh sistem reproduksi jantan. Proses produksi spermatozoa berlangsung
di testis, untuk mendapatkan sperma yang baik maka proses spermatogenesis harus berlangsung
dengan sempurna dan maksimal dapat melakukan fertilisasi. Tahapan pada spermatogenesis
berlangsung dengan sangat spesifik. (Munarto,dkk.2016)
Proses pembentukan sperma terbentuk dari pembelahan meiosis yang terdapat dalam
saluran aperma atau spermatic tubule yang panjang namun tersusun dalam kumparan yang
ekstensif. Sel interstitial tersebar pada saluran testis yang bekerja secata terus menerus untuk
mengekskresikan testosterone endrogen utama pada jantan. Pada androgen disintetis dan
disekresikan pada laju yang tinggi srelah mengalami proses pubertas yang terjadi pada saat
kematangan seksual. Spermatozoa jika dihasilkan pada laju yang tetap pada saluran sperma
testikel disimpan di epididimis pada suatu sruktur tubular yang letaknya pada masing masing
testikal.
Spermatozoa memiliki bentuk yang abnormal, jika pada spermatozoa ada yang bentuknya
abnormal yang lebih dari satu memiliki kepala kecil, ekor yang double, ekor yang melingkar,
kepala, dan midpiece. (sudatri,dkk.2019)
Sel sperma memiliki bentuk yang sesuai dengan fungsinya. Sebagian besar spesies
memiliki kepala spermatozoa mengandung nucleus haploid yang ditudungi oleh akrosom,
akrosom ini mengandung enzim, dimana enzim ini berfungsi untuk membantuk spermatozoa
untuk menembus sel telur. Pada bagian belakang kepala spermatozoa terdapat mitokondria yang
berfungsi untuk menghasilkan ATP supaya ekor dapat bergerak yang berupa flagella.
Spermatozoa mamalia memiliki bentuk yang berfariasi ada yang memiliki bentuk kepala koma
tipis, ada yang berbentuk oval dan berbentuk bulat. Bentuk sperma yang normal yaitu memiliki
bentuk seperti kecebong.
Spermatozoa pada manusia memiliki ukuran yaitu 5 µm x 3 µm dan memiliki ukuran ekor 50
µm. pada faktor frekuensi ejakulasi adalah salah satu faktor kecil untuk mempengaruhi kualitas
dan juga abnormal morfologi spermatozoa semen yang segar. (rahmiati,dkk.2015)
Perkembangan spermatozoa berasal dari sel sel germinal primitive yang sudah
mengalami proses di testis, tahapan pada spermatozoa memiliki tahapan yang hamoir sama
dengan tahapan pada pematangan sel telur. Didalam kepala spermatozoa terdapat kromososm
dan materi inti barupa DNA yng bersenyawa dengan protein. Spermatozoa akan membawa
informasi genetic kedalam molekul DNA maka disana akan terjadi proses penerjemahan
genetic. DNA dapat diartikan sebagai penerjemah genetic yang padat.
Abnormalitas spermatozoa primer adalah terjadi saat proses spermatogenia, sedangakan
abnormalitas sekunder adalah setelah proses spermatogenesis sehingga ejakulasi juga saat proses
prosesing spermatozoa. (susilawati. 2011)
Abnormalitas sperma dibagi menjadi dua yaitu abnormalitas primer dan abnormalitas
sekunder. Abnormalitas primer yaitu pada bagian kepala kecil, besar, miring, bulat, memiliki dua
kepala, memiliki dua ekor, dan memiliki arosom yang salah bentuk leher besar. Abnormalitas
primer terjadi karna penurunan kadar testosteron yang diakibatkan oleh zat alkaloid. Jika terjadi
penurunan testosteron maka maka pembentukan protein tubulin akan menurun maka ini menjadi
komponen dasar mikrotubulin dan mikrofilamen yang penting pada spermatogenesis supaya
sitoplasma dapat begerak menuju ekor. Abnormalitas sekunder terjadi jika leher sperma patah,
leher sperma kusut, jika leher bergulung dan kepala sperma taerpisah dengan leher. (ardiansyas,
2019)
Kualitas sperma merupakan kondisi atau kualitas pada spermatozoa. Jika spermatozoa
yang berkualiatas baik harus memiliki keadaan atau kondisi yang normal sehingga spermatozoa
mampu untuk membuahi ovum sehinnga menghasilkan individu yang baru. Sperma yang
berkualitas ataupun sperma yang tidak berkualitas dapat lihat atau ditentukan dengan analisis
sperma secara mikroskopis atau dengan makroskopis. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat
jumlah spermatozoa, morfologi spermatozoa dan motilitas spermatozoa.
PROSEDUR KERJA
Mencari gambar dan video atau artikel terkait
dengan morfologi spermatozoa hewan
vertebrata (mamalia, aves, pisces, reptile dam
amfibi) dengan melampirkan sumber
hasil
HASIL PENGAMATAN
spermatozoa keterangan
Gambar
spermatozoa
Mus musculus
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/4367/389
6
Gambar
spermatozoa
Rana sp.
https://fdokumen.com/document/laporan-praktikum-perkembangan-
hewan.html
Gambar
spermatozoa ikan
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/917/252
Gambar
spermatozoa
burung
https://core.ac.uk/download/pdf/229933694.pdf
Gambar
spermatozoa
biawak
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKH/article/view/3375/3164
PEMBAHASAN
Spermatozoa yang normal terdiri dari kepala, leher dan ekor. Axial core atau sumbu ekor
terdiri dari dua fibril pusat yang dikelilingi oleh Sembilan fibril ganda yang berupa cincin ganda.
Pengamatan yang pertama adalah pengamatan pada morfologi spermatozoa Mus musculus. pada
pengamatan ini diambil dari literature. Pada literature yang saya dapat spermatozoa Mus
musculus terdapat kepala, leher dan ekor.
Spermatogenesis primernya terdapat tubulus seminiferus dan spermatosit Nampak besar,
mengandung sitoplasma yang banyak, mengandung benang yang tipis atau kromatid yang kasar
dan memiliki inti yang besar. Sedangkan pada spermatogenesis sekunder memiliki bentuk yang
sulit untuk diamati karna umur sel pendek dan pembelahan spermatid yang berlangsung dengan
sangat cepat. (nugraheni, 2013).
Dari literatur yang saya daparkan terlihat bahwa bentuk kepala Mus musculus yaitu seperti kait.
Siklus spermatogenesis pada Mus musculus yang terjadi di tubuli seminiferi berlangsung sekitar
35.5 hari atau 5 minggu. Pada Mus musculus spermatozoanya menghasilkan variasi pada
panjang, lebar dan bentuk.
Spermatozoa pada Mus musculus memiliki kepala yang bentuknya seperti sabit atau seperti kait,
pada bagia tengah spermatozoa atau miedle piece berukuran pendek sedangkan pada bagian ekor
memiliki ukran yang panjang. (Putra. 2014)
Pengamatan yang kedua adalah morfologi spermatozoa pada katak atau Rana sp. Pada
pengamatan ini diambil dari litetarur. Pada spermatozoa jatak terdapat kepala, leher dan juga
ekor atau flagel. Bentuk kepala spermatozoa katak adalah berbentuk runcing. Ekor atau flagel
pada katak lebih panjang dibandingkan flagel spermatozoa pada mamalia (mencit atau manusia).
Flagel yang panjang pada katak karena melakukan fertilisasi didalam air supaya spermatozoa
lebih bebas saat berenang didalam air untuk berenang menuju sel telur yang dileoaskan didalam
air. Sedangakan pada mamalia spermatozoa dilepaskan didalam vagina yang akan bergerak
menuju sel telur atau ovum.
Pengamatan yang ketiga yaitu pengamatam pada spermatozoa ikan pengamatan ini juga
diambil dari literatur. Pada gambar literature terlihat sperma yang berwarna merah merupakan
spermatozoa yang sudah mati sedangkan spermatozoa yang masih hidup berwarna putih.
Sel spermatozoa pada ikan terdapat tiga bagian yaitu bagian kepala dengan betuk oval, bagian
leher dan bagian ekor atau flagel. Bagian tengah atau lehar dan bagian ekor atau flagel
merupakan alat untuk mengatur kecepatan spermatozoa dalam berenang. Peregarakan pada
sperma dipengaruhi oleh panjang pendennya flagel pada spermatozoa dan jumlah mitokondria
pada bagian tengah atau leher pada spermatozoa. (maulana,2014)
Didalam kepala spermatozoa terdapat akrosoma yang mengandung enzim yang berfungsi untuk
melisiskan bungkus telur. Didalam kepala spermatozoa terdapat inti sel yang didlamnya ada
mitokondria, mitokondria ini berfungsi untuk mengahasilkan energi atau ATP supaya
spermatozoa dapat melakukan pergerakan yang dibantu oleh falgelnya. Pada leher atau sentriol
juga mengahsilkan energi untuk membantu pergerakan pukulan cambuk.
Pengamatan yang keempat yaitu pengamatan pada morfologi spermatozoa burung yang
hasil pengamatannya diambil dari literature. Spermatozoa burung memiliki bentuk panjang
silindris dan memiliki akrosom yang runcing. Kepala spermatozoa burung sedikit melengkung
dengan ukuran kira kira 12-13 miumeter dan kepala spermatozoa diselimuti oleh akrosom
dengan panjang dua miumeter. Ekor spermatozoa dibagi menjadi empat yaitu bagian leher,
bagian tengah, bagian utama dan bagian ujung. Akroso dibentuk dari apparatus golgi yaitu pada
saat spermatogenesis sedangkan di mitokondria dan sitoskelon terbentuk bagian tengah dan
bagian ekor. Penentu motilitas pada spermatozoa adalah bagian tengah dan bagian ekor
spermatozoa. Spermatozoa yang masih hidup akan berwarna putih sedangkan spermatozoa yang
sudah mati akan berwarna merah, perubahan warna merah saat sperma mati karna penyerapan
eosin kedalam spermatozoa.
Spermatozoa yang mengalami kematian akan menyerap zat yang berwana merah hal itu terjadi
karna permealitas dinding sel spermatozoa yang sudah melemah atau mengalami gangguan.
Maka zat negrosisn sirat akan masuk kedalam spermatozoa dan berubah warna menjadi merah,
sedangkan spermatozoa yang masih hidup akan tetap berwarna stransparan (lesmono, 2017)
Pengamatan yang terakhir yaitumorfologi spermatogenesis pada kadal, saya mengambil
contoh sampel biawak. Spermatogenesis melibatkan meiosis, spermatid awal pada biawal adalah
sel yang buat dengan intiselnya berwarna pucat. Spermatid yang sudah akhir atau dewasa akan
berukuran lebih kecil yang berbentuk oval memanjang , pada bagian kepala baerwarna gelap dan
bentuknya memanjang, dan bentuk ekor juga memanjang yang warnanya samar dan ekor
mengarh kerah lumen. Spermatozoa merupakan sel yang dilepaskan dari epitel seminiferous.
(mahfud, 2016).
KESIMPULAN
Spermatozoa pada Mus musculus memiliki kepala yang bentuknya seperti sabit atau seperti kait,
pada bagia tengah spermatozoa atau miedle piece berukuran pendek sedangkan pada bagian ekor
memiliki ukran yang panjang
Bentuk kepala spermatozoa katak adalah berbentuk runcing
Sel spermatozoa pada ikan terdapat tiga bagian yaitu bagian kepala dengan betuk oval, bagian
leher dan bagian ekor atau flagel. Bagian tengah atau lehar dan bagian ekor atau flagel
merupakan alat untuk mengatur kecepatan spermatozoa dalam berenang. Peregarakan pada
sperma dipengaruhi oleh panjang pendennya flagel pada spermatozoa dan jumlah mitokondria
pada bagian tengah atau leher pada spermatozoa
Spermatozoa burung memiliki bentuk panjang silindris dan memiliki akrosom yang runcing.
Kepala spermatozoa burung sedikit melengkung dengan ukuran kira kira 12-13 miumeter
Spermatid Biawak yang sudah akhir atau dewasa akan berukuran lebih kecil yang berbentuk oval
memanjang , pada bagian kepala baerwarna gelap dan bentuknya memanjang, dan bentuk ekor
juga memanjang yang warnanya samar dan ekor mengarh kerah lumen.
LAMPIRAN
file:///C:/Users/ACER/Downloads/885-1848-1-PB.pdf
https://books.google.co.id/books?
id=yYVJDwAAQBAJ&pg=PA103&dq=morfologi+spermatozoa&hl=en&sa=X&ved=2ahU
KEwj0mfj_g9TsAhXPXCsKHTKIDkYQ6AEwA3oECAEQAg#v=onepage&q=morfologi
%20spermatozoa&f=false
https://fdokumen.com/document/laporan-praktikum-perkembangan-hewan.html
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/917/252
https://core.ac.uk/download/pdf/229933694.pdf
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKH/article/view/3375/3164
https://books.google.co.id/books?
id=uYDsDwAAQBAJ&pg=PA61&dq=morfologi+spermatozoa+mencit&hl=en&sa=X&ved
=2ahUKEwigx7rE9tTsAhWa6XMBHbi6DrgQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=morf
ologi%20spermatozoa%20mencit&f=false
https://media.neliti.com/media/publications/273484-morfologi-fisiologi-preservasi-sel-
sperm-132b38f5.pdf
file:///C:/Users/ACER/Downloads/28733-1-55809-1-10-20170219.pdf
Munarto,R. Permata, E. Orlando, G. 2016. “Identitas sperma sapi normal dan abnormal
menggunakan jaringan saraf tiruan algoritma backpropagation”. Jurnal Ilmiah SETRUM. 5(1).
Putra, Y. 2014. “Pengaruh sel terhadap jumlah sel spermatozoa mencit jantan (Mus musculus,
strain jepang).” Jurnal saintek. 6(1):30-42
Rahmiati. Eriani, K. dasrul. 2015. “kualitas dan morfologi abnormal spermatozoasapi aceh pada
berbagai frekuensi ejakulasi”. Prosiding seminar nasional biotik. 1(1)