Anda di halaman 1dari 11

ESTIMASI KEANEKARAGAMAN JENIS INVERTEBRATA PERAIRAN

Rosarida Purba
A1C419060

ABSTRAK
Invertebrata merupakan kelompok binatang yang tidak mempunyai tulang belakang (vertebrae).
Invertebrata digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai sifat hidup yang relatif menetap
dalam jangka waktu yang lama, sifat infertebrata tersebut yang memungkinkan untuk merekam
kualitas suatu perairan. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam. Praktikum ini dilakukan dengan
menggunakan link http://virtualbiologylab.org mengamati 16 spesies pada tingkat pencemaran
yang berbeda dapat disimpulkan bahwa. Tingkat pencemaran pada suatu lingkungan atau
perairan dapat berpengaruh terhadap keberagaman spesies biota yang terdapat di dalamnya
adanya beberapa spesies yang mengalami penurunan drastis namun ada juga salah satu spesies
yang tidak mengalami penurunan contohnya itu pada spesies Gill snail kemudian untuk beberapa
spesies lainnya itu mengalami sedikit penurunan.

PENDAHULUAN menempati suatu ekosistem. Indonesia kaya


Kelompok yang hidup secara akan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan
bersama telah menyesuaikan diri dan maupun hewan. Sampai dengan tahun 2010
menghuni suatu tempat alami disebut tercatat 38.000 spesies tumbuhan termasuk
komunitas. Karakteristik komunitas pada 27.500 spesies tumbuhan berbunga
suatu lingkungan adalah keanekaragaman. (Mardianti, 2013: 25).
Makin beranekaragam komponen biotik, Invertebrata merupakan kelompok
maka makin tinggi keanekaragaman. binatang yang tidak mempunyai tulang
Sebaliknya makin kurang beranekaragaman belakang (vertebrae). Invertebrata digunakan
maka dikatakan keanekaragaman rendah sebagai bioindikator karena mempunyai sifat
Keanekaragaman tumbuhan merupakan hidup yang relatif menetap dalam jangka
keanekaragaman spesies tumbuhan yang waktu yang lama, sifat infertebrata tersebut
yang memungkinkan untuk merekam maupun makhluk hidup lainnya.
kualitas suatu perairan. Karakteristik biota Makroinvertebrata dapat dijadikan indikator
indicator pencemaran adalah: mudah dalam menentukan kulaitas air (Sativa, 2018
diidentifikasi; mudah diambil untuk : 104).
dijadikan sampel; pola distribusi biota Pencemaran lingkungan adalah
kosmopolitan; mudah menyerap atau masuknya atau dimasukkannya mahluk
penyimpan bahan pencemar; dan peka hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
terhadap perubahan lingkungan. Kadar dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
pencemar fisika kimia dalam ekosistem lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
perairan dapat menyebabkan turunnya proses alam sehingga kualitas lingkungan
diversitas hewan invertebrate. Kelimpahan turun sampai ke tingkat tertentu yang
jumlah invertebrata di suatu perairan sangat menyebabkan lingkungan menjadi kurang
dipengaruhi oleh beberapa faktor kimia dan atau tidak dapat berfungsi lagi. Zat atau
fisika yang terdapat pada lingkungan bahan yang dapat mengakibatkan
tersebut. Beberapa faktor yang pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat
mempengaruhi diantaranya adalah suhu, suatu zat disebut polutan bila keberadaannya
kuat arus, Ph dan terjadinya runoff sungai dapat menyebabkan kerugian terhadap
yang membawa beberapa bahan kimia yang makluk hidup.
dihasilkan dari daratan. Semakin banyak Sifat polutan adalah:
bahan kimia yang mencemari lingkungan, 1. Merusak untuk sementara, tetapi bila
maka semakin sedikit organisme yang dapat telah bereaksi dengan zat lingkungan
hidup atau toleran di lingkungan perairan tidak merusak lagi.
tersebut (Luthfi,2018: 138). 2. Merusak dalam waktu lama.
Air yang berkualitas baik merupakan Contohnya Pb tidak merusak bila
kebutuhan dasar manusia demikan juga konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dengan udara yang mengandung oksigen di dalam jangka waktu yang lama, Pb
dalamnya. Keberadaan air tidak hanya diten dapat terakumulasi dalam tubuh
ukan oleh jumlah tetapi juga mutu atau sampai tingkat yang merusak
kualitasnya. Dalam kehidupan sehari-hari air (Muslimah, 2015: 12).
yang berkualitas baik sangat menentukan Tujuan dari dilakukannya percobaan ini
kualitas kehidupan baik untuk manusia ialah untuk mengetahui keanekaragaman
jenis invertebrata pada perairan dengan simulasi. Hentikan simulasi pada satuan
tingkat pencemaran yang berbeda. waktu (sampling time) 100 dengan cara
men-klik “Go”.
METODE KERJA Selanjutnya amati dan catat jumlah individu
Prktikum ini dilakukan di jln Dr. Purwadi setiap spesies yang muncul di kotak masing-
lorong rumah sakit jiwa pada kamis, 3 mei masing spesies. Lanjutkan simulasi di atas
2022. Praktikum ini dilakukan dengan untuk waktu sampling 200, 300, 400, dan
menggunakan link 500. Ulangi percobaan (simulasi) yang sama
http://virtualbiologylab.org Langkah pada tingkat pencemaran berikutnya yaitu
pertama yang dilakukan dalam percobaan ini “moderate” dan “severe. Analisis data yang
ialah pilih menu “Ecology Models” lalu Klik digunakan dalam percobaan ini ialah :
judul “Biodiversity Ecology”. Klik Launch
Model pada Model 2. “Estimating Stream Rumus menghitung kelimpahan relative:
Biodiversity. Kemudian pilih opsi “None” KR=ni N x 100%
untuk simulasi pertama. Atur “sampling-
time”pada bagian layar menjadi 500. Rumus menghitung indeks keanekaragaman
Kemudian Buka perangkap dengan klik Shanon Wiener di hitung per pencemaran :
“open siene” dan klik “go”untuk memulai H’= -Σ (Pi ln Pi)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
NO TOTAL INDIVIDU
SPESISES
NONE MODENATE SEVERE
10 20 30 40 500 total 10 20 30 40 500 ttl 10 200 30 40 50 ttl
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 Caddisfly 1 2 3 4 4 13 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 4

2 Mayfly 0 0 1 1 3 5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

3 Stonefly 3 5 7 10 11 36 0 2 2 2 2 8 0 0 0 0 0 0

4 Rif. Betlle 0 0 1 2 2 5 0 0 1 3 3 7 0 0 0 0 0 0

5 w. penny 2 3 3 4 4 16 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0

6 Gill snail 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Dobsonfly 0 1 1 2 3 7 2 4 6 7 8 2 1 3 3 3 4 1
7 4
8 Cranefly 0 0 0 0 1 1 1 2 6 6 7 2 1 1 2 3 4 1
2 1
9 Dragonfly 0 0 2 2 3 7 1 2 4 5 7 1 1 1 1 2 3 8
8
10 Crayfish 1 2 2 2 2 9 3 7 12 14 16 5 0 0 2 3 4 9
2
11 Snowbug 0 1 2 2 4 9 0 0 2 13 4 1 2 4 4 4 5 1
9 9
12 Worn 0 2 4 5 5 16 1 4 6 7 9 2 3 8 15 18 25 6
7 9
13 Blackfly 3 3 3 4 4 17 2 3 5 6 6 2 3 8 9 13 14 4
2 7
14 Midge 0 0 1 2 3 6 0 0 1 1 1 3 0 0 2 4 5 1
1
15 Leech 0 1 1 3 4 9 1 1 3 3 4 1 1 1 1 1 3 7
2
16 Lung 4 5 5 8 10 32 3 7 0 9 14 3 1 1 2 5 6 1
3 5
snail
Tota 18 2 2
8 5 1
lN
7 4

Kelimpahan relative (none) 16


KR. W. penny= x 100 %=8 %
13 188
¿
KR. Caddisfly= N x100% = x 100 %
188 0
KR. Gill snail= x 100 %=0
188
= 11%
7
5 KR. Dobsonfly= x 100 %=3 %
Kr. Mayfly= x 100 % = 2% 188
188
1
36 KR. Cranefly= x 100 %=0.5 %
KR. Stonefly= x 100 % = 19% 188
188
7
5 KR. Dragonfly= x 100 %=3 %
KR. Rif beetle= x 100 %=2 % 188
188
9 7
Kr. Crayfish= x 100 %=4.7 % Kr. Riff bletle= 100 %=¿ 27%
188 257
9 2
Kr. Snowbug= x 100 %=4.7 % Kr. W.penny= x 100 %=0.7 %
188 257
16 0
Kr. Worn= x 100 %=8.5 % Kr. Gill snail= x 100 %=0
188 257
17 27
Kr. Blackfly= x 100 %=9 % Kr. Dobsonfly= x 100 %=10 %
188 257
6 22
Kr. Midge= x 100 %=3.1 % Kr. Cranefly= x 100 %=8.5 %
188 257
9 18
Kr. Leech= x 100 %=4.7 % Kr. Dragonfly= x 100 %=7 %
188 257
10 52
Kr. Snail= x 100 %=5.3 % Kr. Crayfish= x 100 %=20 %
188 257
19
Kr. Snowbug= x 100 %=20 %
257
Indeks keanekaragaman shanon wiener
27
H’= Σ (Pi ln Pi) Kr. Worn= x 100 %=10 %
257
(0.69 ln o.69)+(0.26 ln 0.26)+(0.19 ln
22
Kr. Blackfly= x 100 %
0.19)+(0.026 ln 0.026)+(0.085 ln 0.085)+(0 257
ln 0)+(0.037 ln 0.037) +(0.0053 ln 0.0053)+ 3
Kr. Midge= x 100 %=2.7 %
(0.37 ln 0.37) +(0.047 ln 0.047)+(0.047 ln 257

0.047)+(0.085 ln 0.085)+(0.090 ln 0.090)+ 12


Kr. Leech= x 100 %=4.6 %
257
(0.031 ln 0.031)+(0.047 ln 0.047)+(0.053 ln
33
0.053) Kr. Lingsnail= x 100 %=12 %
257
= -2.54

Indeks keanekaragaman
Kelimpahan relative (modenate) H’= Σ (Pi ln Pi)
1
Kr. Caddisfly= x 100 %=0.06 % (0.006 ln 0.006)+(0,03 ln 0,03)+(0,027 ln
257
0,027)+(0.007 ln 0,007)+(0.10 ln
1
Kr. Matfly= x 100 %=0.06 %
257 0.10)+(0.085 ln 0.085)+(0.07 ln 0.07)+(0.20
8 ln 0.20)+(0.10 ln 0.10)+(0.085 ln
Kr. Stonefly= 100 %=3 %
257 0.085)+(0.027 ln 0.027)+(0.046 ln 0.046)+
(0.012 ln 0.012)
= -2.06 ln 0.27)+(0.051 ln 0.051)+(0.032 ln 0.032)+
(0.07 ln 0.037)
= -2.25
Kelimpaham relatif (severe)
Makroinvertebrata perairan adalah hewan
4
Kr. Caddisfly= x 100 %
214 tidak bertulang belakang yang hidup di
0 substrat dasar air laut atau sungai yang
Kr. Mayfly= x 100 %=0
214 menempel pada air maupun lumpur.
0
Kr. Stonefly= x 100 %=0 Makroinvertebrata perairan merupakan
214
hewan invertebrata yang hidup dalam
0
Kr. Riff beetle= x 100 %=0 wilayah perairan, dapat dilihat secara
214
0 langsung tanpa menggunakan alat bantu
Kr. W penny= x 100 %=0
214 seperti mikroskop.. Makroinvertebrata
0 sebagai bioindikator karena hidup melekat
Kr. Gill snail= x 100 %=0
214
14 pada substrat dan motilitasnya rendah
Kr. Dobsonfly= x 100 %=6.5 %
214 sehingga dia tidak mudah bergerak
11
Kr. Cranefly= x 100 %=5.1% berpindah. Tjokrokusumo (2006) juga
214
8 mengungkapkan makroinvertebrata
Kr. Dragonfly= x 100 %=3.7 %
214
9 merupakan mahluk hidup yang menempati
Kr. Crayfish= x 100 %=4.2 %
214 dalam air secara alami (indigenous
19
Kr. Snowbug= x 100 %=9 % residence).
214
69 Dari percobaan yang telah dilakukan
Kr. Worn= x 100 %=32 %
214 menggunakan web link
47
Kr. Blackfly= x 100 %= 21%
214 http://virtualbiologylab.org maka dapat
11 diketahui bahwa terdapat beberapa spesies
Kr. Midge= x 100 %=5.1%
214
7 yang tertangkap dengan Kelimpahan
Kr. Leech= x 100 %=3.2 %
214 Rentang (KR) spesies tersebut yaitu
15
Kr. Lingsnail= x 100 %=7 % Candisfly dimana pada tingkat pencemaran
214
none nilai KR yang didapat yaitu 11%, pada
Indeks keannekaragaman
H’= Σ (Pi ln Pi) tingkat pencemaran moderate didapat nilai
(0.018 ln 0.018)+(0,065 ln 0.065)+(0.051 ln KR 0.06% dan pada tingkat pencemaran
0.051)+(0.037 ln 0.037)+(0.042 ln
severe didapat nilai KR yaitu 1.8%.
0.042)+(0.09 ln 0.09)+(0.32 ln 0.32)+(0,27
Kemudian spesies mayfly pada tingkat Jika batas tersebut terlampau maka hewan
pencemaran none diperoleh nilai KR 2%, tersebut akan mengalami keracunan
pada tingkat pencemaran moderate diperoleh kemudian mati. Punahnya spesies tertentu
nilai KR 0.06 % dan tingkat pencemaran dapat mengubah pola interaksi dalam suatu
severe diperoleh nilai KR 0 %. Selanjutnya ekosistem. Rantai makanan, jaring – jaring
yaitu Stonefy, pada tingkat pencemaran makanan dan aliran energy mengalami
none diperoleh nilai KR 19%, tingkat perubahan sehingga dapat merusak
pencemaran moderate diperoleh nilai KR keseimbangan lingkungan (Winarni, 2015:
3% dan tingkat pencemaran severe diperoleh 153).
nilai KR 0 %. Kemudian Rif.Bettle, pada Pemantauan kualitas perairan sungai-sungai
tingkat pencemaran none diperoleh nilai KR umumnya dilakukan dengan menggunakan
2%, tingkat pencemaran moderate diperoleh parameter fisikmdan kimia. Tetapi ini
nilai KR 2,7% dan tingkat pencemaran pemantauan dengan menggunakan biota
severe diperoleh nilai KR 0%. Kemudian lebih diperhatikan, mengingat biota lebih
ada W.Penny pencemaran none diperoleh tegas dalam mengekspresikan kerusakan
nilai KR 8%, pada tingkat pencemaran sungai. Pengamatan dan pemeriksaan secara
moderate diperoleh nilai KR 0.7 % dan biologi merupakan cara yang paling baik
tingkat pencemaran severe diperoleh nilai dan cepat untuk mendeteksi adanya
KR 0 %. Dan yang terakhir yaitu lung snail, kerusakan pada kehidupan akuatik
pada tingkat pencemaran none diperoleh (Dwirastina, 2019:123).
nilai KR 5.3%, tingkat pencemaran
moderate diperoleh nilai KR 12% dan KESIMPULAN
tingkat pencemaran severe diperoleh nilai Berdasarkan percobaan dengan mengamati
KR 7%. 16 spesies pada tingkat pencemaran yang
Berbagai spesies yang memiliki kekebalan berbeda dapat disimpulkan bahwa. Tingkat
yang tidak sama, ada yang peka dan ada pencemaran pada suatu lingkungan atau
yang tahan. Ada hewan yang mampu perairan dapat berpengaruh terhadap
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan keberagaman spesies biota yang terdapat di
pencemar. Meskipun hewan mampu dalamnya adanya beberapa spesies yang
beradaptasi namun harus diketahui bahwa mengalami penurunan drastic namun ada
tingkat adaptasi hewan juga ada batasnya. juga salah satu spesies yang tidak
mengalami penurunan contohnya itu pada
spesies Gill snail kemudian untuk beberapa
spesies lainnya itu mengalami sedikit
penurunan. Hewan invertebrata pada
ekosistem perairan dapat menjadi indikator
yang menunjukkan bahwa perairan tersebut
mengandung polutan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Dwirastina, M., & Sudarmo, A. P. (2019). Keanekaragaman Avertebrata Air di Perairan Rawa
Pulau Salah Nama Sungai Musi Bagian Hilir Sumatera Selatan. Sainmatika: Jurnal Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(2), 122-129.
Luthfi, O. M., Dewi, C. S., Sasmitha, R. D., Alim, D. S., Putranto, D. B. D., & Yulianto, F.
(2018). Kelimpahan invertebrata di Pulau Sempu sebagai indeks bioindikator, ekonomis
penting konsumsi, dan komoditas koleksi akuarium. JFMR (Journal of Fisheries and
Marine Research), 2(3), 137-148.
Mardiyanti, D. E., Wicaksono, K. P., & Baskara, M. (2013). Dinamika keanekaragaman spesies
tumbuhan pasca pertanaman padi. Jurnal Produksi Tanaman, 1(1): 24- 36.
Muslimah, M. S., & Si, S. (2017). Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan. J.
Penelit. Agrisamudra, 2(1), 11-20.
Sativa, Denianto Yoga. 2018. “Makroinvertebrata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Waduk
Batujai di Lombok Tengah”. Journal of Tropical Biology. 6(3) : 104.
Winarni, Inggit. 2016. “Peran Mikroba sebagai Biomonitoring Kualitas Perairan Tawar pada
Beberapa Situs”. Jurnal Energi dan Lingkungan. 8(2) : 153.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai