15318071
Selasa, 31 Maret 2020
MODUL 13
PLANKTON DAN BENTOS
I. TUJUAN UMUM
1. Menentukan ekosistem perairan secara umum
2. Menentukan kedudukan dan peran plankton dan bentos dalam ekosistem perairan
tawar
3. Menentukan klarifikasi plankton dan bentos
4. Menentukan cara penentun stasiun pengamatan
5. Menentukan teknik pengambian sampel plankton dan bentos di lapangan
6. Menentukan teknik pengawetan plankton dan bentos
7. Menentukan cara mengidentifikasi plankton dan bentos di laboratorium
8. Menentukan berbagai indeks diversitas plankton dan bentos
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan teknik pengambilan sampel plankton
2. Menentukan teknik pengawetan sampel plankton
3. Menentukan identifikasi dan pencacahan plankton
B. Literatur
Plankton merupakan organisme baik tumbuhan maupun hewan yang umumnya
memiliki ukuran relatif kecil (mikro) hidup melayang-layang di air, tidak mempunyai
daya gerak, kalau pun ada daya geraknya relatif lemah sehingga distribusinya sangat
dipengaruhi oleh daya gerak air, seperti arus dan lainnya [1]. Plankton terdiri dari
makhluk-makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan
(fitoplankton) [2].
Plankton yang merupakan tumbuhan mikroskopis disebut fitoplankton.
Fitoplankton sebagian besar merupakan organisme autotropik dan menjadi produsen
primer dari bahan organik pada habitat akuatik. Fitoplankton terdiri dari kumpulan
tanaman mikro yang hampir tidak mempunyai kemampuan melawan gerakan air.
Beberapa fitoplankton dapat menggunakan flagel, silia, dan lendir untuk gerakannya,
tetapi sebagian besar melayang bebas di perairan [3]. Pada ekosistem akuatik sebagian
produktivitas dilakukan oleh fitoplankton [4].
Zooplankton merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer
yang dihasilkan fitoplankton. Peranan zooplankton sebagai mata rantai antara produsen
primer dengan karnivora besar dan kecil dapat mempengaruhi kompleksitas rantai
makanan dalam ekosistem perairan [2]. Zooplankton merupakan plankton hewani yang
terhanyut secara pasif karena terbatas kemampuan bergeraknya [4]. Perubahan
lingkungan pada suatu perairan akan mempengaruhi keberadaan zooplankton baik
secara langsung dan tidak langsung.
A. Tujuan Percobaan
1. Menetukan Teknik pengambilan sampel bentos
2. Menentukan pencacahan dan identifikasi bentos
3. Menentukan pengukuran keragaman bentos
B. Literatur
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk
kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk kehabitatnya.
Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor
lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terdedah oleh air
yang kualitasnya berubah-ubah [1]. Di antara hewan bentos yang relatif mudah
diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang
termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan
makrobentos [2]. Makrobentos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus
nutrien didasar perairan. Dalam ekosistem perairan, makrobentos berperan sebagai
salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik
sampai konsumen tingkat tinggi [3].
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh
diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan
bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu, arus,
oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kimia (COD), serta
kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar [4].
Makrobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya
berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang [2]. Hewan
ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses
dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan [5] serta
menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan [2]. Makrobentos
membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama
yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang
hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya
menjadi nutrien bagi produsen perairan [6].
G. Daftar Pustaka
[1] Oey, B. L., R. E. Soeriaatmadja, W. Parjatmo. 1978. Faktor Lingkungan Penentu
dalam Ekosistem Sungai. Seminar Pengendalian Pencemaran Air Dirjen
Pengairan Departemen PU-RI. Bandung.
[2] Rosenberg, D. M. and V. H. Resh. 1993. Freshwater Biomonitoring and Benthic
Macroinvertebrates. New York : Chapman and Hall.
[3] Montagna, P. A., J. E. Bauer, D. Hardin and R. B. Spies. 1989. Vertical
Distribution of Microbial and Meiofaunal Populations in Sediments of Natural
Coastal Hydrocarbon Seep. Journal of Marine Science.
[4] Allard, M. and G. Moreau. 1987. Effect of Experimental Acidificaion on Lotic
Macroinverterbrate Community. US : Hydrobiologia.
[5] Lind, O. T. 1985. Handbook of Common Method in Limnology. St Louis : CV
Mosby
[6] Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos sebagai Indikator Kualitas Perairan.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama