Anda di halaman 1dari 3

Personal Statement

Nadia Sartika – Teknik Lingkungan 2018 Institut Teknologi Bandung

Nama saya Nadia Sartika, saya merupakan mahasiswa sarjana aktif di Institut Teknologi
Bandung, Angkatan tahun 2018. Saya berencana menyelesaikan studi sarjana saya pada tahun
2022. Saya berasal dari Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Saya mulai tertarik dengan isu
lingkungan saat saya masih menjadi siswa SMA dan sering berhadapan dengan banjir yang cukup
merugikan banyak pihak, terutama warga yang tinggal di bantaran sungai. Selain itu, banjir ini pun
sangat sulit diatasi karena banyak faktor yang tidak dapat diselesaikan secara instan, seperti
pembenahan infrastruktur, tata ruang lahan, serta kebiasaan masyarakat. Hal inilah yang
mendorong saya untuk mengambil jurusan Teknik Lingkungan.

Di bangku kuliah, saya mulai ditunjukkan dengan berbagai macam isu lingkungan, seperti
air bersih, sanitasi, air limbah, limbah padat, polusi udara, dan bahkan perubahan iklim. Namun,
dari banyaknya topik yang disampaikan, saya sangat tertarik dengan isu limbah padat, karena isu
ini merupakan salah satu faktor penyebab saya ingin mempelajari ilmu Teknik Lingkungan. Saya
banyak mempelajari ilmu pada kelompok keahlian limbah padat seperti Pengelolaan dan
Pengolahan Limbah Padat, Aspek Teknis Daur Ulang Limbah, Energi dari Limbah, dan lain-lain.
Dari sini pula saya mengetahui bahwa tingkat pengelolaan sampah di Indonesia masih rendah,
serta teknologi yang tersedia pun masih sangat minim bila dibandingkan dengan tonase sampah
yang ada. Hal ini yang memantik saya untuk mempelajari lebih lanjut terkait sistem pengelolaan
dan pengolahan limbah padat langsung di negara yang menjadi negara percontohan agar nantinya
dapat diterapkan di Indonesia.

Semasa kuliah, saya banyak aktif di kegiatan - kegiatan AIESEC (Association


Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales), sebuah organisasi
internasional yang fokus pada pengembangan kepemimpinan pemuda. Saya berpartisipasi pada
bidang Incoming Global Volunteer, dimana pemuda-pemudi dari seluruh dunia dapat datang ke
Bandung untuk melaksanakan program sukarela selama enam minggu dengan berbagai tema, salah
satunya mengenai lingkungan. Dalam organisasi ini, saya banyak belajar mengenai cara
berkomunikasi yang efektif, saling mengayomi dalam masyarakat, serta keberagaman suku dan
bangsa. Saya banyak berperan aktif dalam hal kerja sama dengan bank sampah, sistem pengelolaan
sampah dalam taraf RT dan RW, serta edukasi terkait pemilahan sampah. Berdasarkan pengalaman
tersebut, saya terus mencoba untuk memaksimalkan potensi diri saya hingga menjadi Partnership
Manager of AIESEC in Bandung, yang bertanggungjawab untuk setiap partner yang berkolaborasi
dalam proyek-proyek AIESEC di Bandung.

Selain AIESEC, satu pengalaman lain yang membuka wawasan saya terkait lingkungan
secara nyata adalah saat saya melaksanakan magang di Waste4Change, salah satu perusahaan
start-up yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, dengan fokus pada pemulihan material
sampah. Disana, saya melihat secara langsung betapa kacaunya sistem pengelolaan sampah di
Indonesia, terutama di Bandung. Upaya-upaya pemilahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat
hampir tidak ada gunanya bila pada akhirnya sampah-sampah tersebut akan dicampurkan kembali
dan langsung berakhir ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) tanpa adanya pemilahan di TPS
(Tempat Penampungan Sementara). Hal ini sangat disayangkan karena potensi daur ulang tersebut
hilang akibat sistem yang tidak bertanggung jawab. TPA Sarimukti yang menjadi tempat
pemrosesan sampah warga Bandung pun kondisinya semakin kritis, dimana sampah - sampah yang
ada hampir memenuhi kapasitas sampah yang dapat ditampung. Maka dari itu, saya berencana
untuk lebih memfokuskan diri saya untuk mempelajari isu ini dan menemukan solusi dari
permasalahan yang terjadi saat ini dalam aspek akademik dan profesional.

Cita-cita saya untuk mengelola sampah dalam jumlah besar dan memberikan pengaruh
terhadap masyarakat umumnya di Bandung masih sangat sulit dilakukan dengan kapasitas yang
saya miliki sekarang. Sehingga, saya perlu lebih banyak tenaga dan pengetahuan sebagai langkah
awal untuk mencapai cita-cita saya di masa yang akan datang. Maka dari itu, saya memilih untuk
melanjutkan kuliah pascasarjana saya di beberapa pilihan, yaitu:

1. Seoul National University (SNU), jurusan Environmental Planning


2. Glasgow Caledonian University, jurusan Environmental Management
3. Yonsei University, jurusan Environmental Studies

Jurusan - jurusan yang saya minati dapat memfasilitasi mahasiswanya untuk dapat
mempelajari proses pengelolaan limbah secara teknis serta analisis perilaku masyarakat terhadap
kondisi persampahan. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengamati konfigurasi sistem pengolahan
sampah sebab negara-negara tersebut sudah memiliki proses pengelolaan dan pengolahan sampah
yang terpadu dengan tingkat sampah terdaur ulang yang cukup tinggi.
Saya ingin banyak mempelajari hal tersebut untuk nantinya dapat diterapkan di Indonesia.
Saya melihat potensi ini pada Beasiswa LPDP. LPDP memiliki misi, salah satunya mendorong
riset strategis dan/atau inovatif yang implementatif dan menciptakan nilai tambah melalui
pendanaan riset. Dengan bantuan dana dari LPDP, saya dapat belajar lebih jauh terkait pengelolaan
dan pengolahan sampah secara langsung di negara tersebut, melakukan riset secara mendalam
selama masa studi saya, dan membuat inovasi yang dapat dikembangkan menjadi suatu sistem
pengelolaan sampah yang lebih efektif.

Hidup di luar negeri merupakan suatu hal yang menantang bagi saya, sebab saya bukan
berasal dari keluarga berada dan belum pernah tinggal di luar negeri sebelumnya. Tetapi, dengan
berbagai pengalaman saya selama menjalankan proyek dengan orang-orang dari berbagai negara,
saya yakin saya dapat beradaptasi dengan baik dan membuat jaringan akademisi yang luas melalui
kesempatan ini. Selain itu, jaringan akademisi dan professional yang akan saya dapatkan nantinya
akan dapat membantu saya menggapai mimpi saya lebih cepat. Saya ingin berkolaborasi bersama
dengan orang – orang yang memiliki visi yang sama untuk membuat aksi yang berkelanjutan
menuju masa depan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai