Disusun Oleh:
M Hanif Resgi Putranto - 15119033
Yasmin Athirah - 15318006
Ery Nuralamsyah - 15318013
Zahrani Imtyaz - 15318020
Nadia Sartika - 15318071
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Laporan ini
diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekoteknologi Lingkungan (TL4232).
Dalam laporan mengulas tentang analisis efektivitas Kolam Retensi Cieunteung untuk
menanggulangi permasalahan banjir di Kecamatan Baleendah.
Terima kasih tim penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, yaitu dosen mata kuliah Ekoteknologi Lingkungan serta semua
orang yang telah membantu dalam observasi dan penyusunan laporan ini. Tim penyusun
berharap laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kajian
ekoteknologi lingkungan dalam penanganan banjir, khususnya di wilayah yang memiliki
kondisi kontur serupa.
Akhir kata, tim penyusun sadar bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun dalam bentuk
apapun. Tanggapan mengenai makalah ini akan sangat membantu untuk kesempurnaan pada
laporan-laporan selanjutnya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
I.3 Tujuan..................................................................................................................1
BAB II KONDISI EKSISTING.......................................................................................3
II.1 Letak Wilayah Studi.............................................................................................3
II.2 Kondisi Geografis................................................................................................4
II.3 Kondisi Hidrologi.................................................................................................7
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................................9
III.1 Data Curah Hujan..................................................................................................9
III.2 Debit Puncak Banjir............................................................................................14
III.3 Catchment Area...................................................................................................15
III.4 Luas Kolam Penampung.....................................................................................20
III.5 Analisis Efektivitas Kolam Retensi....................................................................21
III.6 Analisis Solusi.....................................................................................................24
BAB IV PENUTUP........................................................................................................27
IV.1 Kesimpulan.....................................................................................................27
IV.2 Saran...............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................29
LAMPIRAN...................................................................................................................30
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Y
Gambar III. 1 Grafik Hidrograf Debit Banjir SCS DAS Cigado....................................14
Gambar III. 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati wilayah Kecamatan
Baleendah........................................................................................................................16
Gambar III. 3 Flowchart proses penentuan Catchment Area dengan detail alur sungai 17
Gambar III. 4 Klasifikasi orde sungai berdasarkan Metode Strahler.............................18
Gambar III. 5 Catchment Area di wilayah Kecamatan Baleendah dan sekitarnya........19
Gambar III. 6 Peta Catchment Area di wilayah Kecamatan Baleendah dan sekitarnya,
beserta keberadaan Kolam Retensi BBWS Cieunteung di wilayah tersebut..................20
Gambar III. 7 Profil memanjang Sungai Cigado dengan Kolam Retensi Cieunteung...21
Gambar III. 8 Profil memanjang Sungai Cigado dengan Kolam Retensi Cieunteung...21
Gambar III. 9 Profil Hidrolis Daerah Aliran Sungai Cigado..........................................22
Gambar III. 10 Profil memanjang Sungai Cigado dengan normalisasi dasar sungai.....25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian analisis efektivitas kolam retensi Cieunteung
sebagai berikut.
1. Menganalisis kondisi eksisting wilayah studi secara geografis
2. Menganalisis debit puncak banjir di daerah pelayanan
3. Menganalisis penyebab banjir Baleendah setelah dibangunnya Kolam Retensi
Cieunteung
1
4. Menganalisis efektivitas dibangunnya kolam retensi Cieunteung untuk mengurangi
banjir di Baleendah
5. Menganalisis solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas Kolam
Retensi Cieunteung
2
BAB II
KONDISI EKSISTING
3
Banjir terakhir setelah penerapan kolam retensi terjadi pada bulan Mei 2021.
Menurut warga, banjir terjadi akibat volume air sungai sangat tinggi. Selain itu, pada
daerah tertentu elevasi tanahnya lebih rendah dibandingkan elevasi tanah kolam
retensi sehingga limpasan air sungai masih mengalir ke wilayah tersebut. Pompa juga
sering mengalami macet karena tersumbat oleh sampah. Meskipun begitu, banjir
menjadi lebih cepat surut dari berminggu-minggu menjadi hanya satu minggu. Kolam
retensi pun menjadi tempat wisata baru, termasuk menjadi tempat berenang anak-
anak.
4
dari tanah sawah 1.620,076 Ha, tanah kering 2.014,908 Ha, dan 31,827 Ha tanah
keperluan fasilitas umum.
Kecamatan Baleendah terdiri dari 3 Desa, 5 Kelurahan, 27 Dusun, 130 RW, dan
792 RT. Adapun luas administratif Kecamatan Baleendah adalah sebagai berikut :
Tabel II. Luas Administratif Kecamatan Baleendah
5
Gambar II. Peta Administratif Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot
Untuk DAS Cigado terdapat 4 jenis tutupan lahan yang terdiri dari
bangunan/business, pemukiman, kebun, dan sawah. Luas DAS Cigado sebesar 0,93
km², sedangkan tutupan lahan pada DAS Cigado sebagai berikut :
6
Gambar II. Tutupan Lahan DAS Cigado
(sumber: Peta RBI)
7
analisis, dan analisis debit banjir rencana.
8
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Rata-rata
9
10
Tabel III. Data curah hujan 2009-2014
Januari 19 27 21 27 26 27
Februari 26 25 16 25 23 17
Maret 22 31 22 20 24 25
11
Bulan Hari Hujan (hari)
April 23 17 26 24 26 22
Mei 23 21 24 20 23 23
Juni 15 18 9 10 16 20
Juli 7 20 12 6 16
Agustus 2 21 5 1 9
September 7 26 11 12 10
Oktober 21 25 16 18 21
November 19 28 26 27 19
Desember 18 26 27 29 27
2003 86
2004 76
2005 71
2006 73
2007 55
2008 74
12
Tahun Curah Hujan
Wilayah (mm)
2009 83
2010 82
2011 94
2012 98
2013 86
2014 85
2015 88
2016 95
2017 146
Maksimum 146
Minimum 55
Rata-rata 86.13333333
Standar 19.85255171
Deviasi
Sumber: PUSAIR
Debit banjir rancangan merupakan debit maksimum yang mungkin terjadi pada
suatu daerah, dengan penyesuaian terhadap karakteristik daerah pengaliran yang
ditinjau (Soemarto dalam Fitriani, 2019). Data debit banjir rencana akan diambil dari
penelitian oleh Fitriani (2019) yang menggunakan metode SCS dalam perhitungannya
karena mendekati hasil dari data debit pos duga air Citarum – Dayeuhkolot.
Dari data input unit hidrograf melalui metode SCS, didapatkan grafik hidrograf
debit banjir SCS di Das Cigado sebagai berikut.
13
Gambar III. Grafik Hidrograf Debit Banjir SCS DAS Cigado
No Periode Debit
Ulang (m3/s)
1 2 Tahun 1,89
2 5 Tahun 2,39
3 10 Tahun 2,72
4 25 Tahun 3,14
5 50 Tahun 3,45
6 100 Tahun 3,76
(Sumber: Fitriani, 2019)
14
sekitar Kecamatan Baleendah (yang berada dekat dengan lokasi Kolam Retensi BBWS
Cieunteung).
Data yang dibutuhkan untuk menentukan alur-alur sungai yaitu elevasi tanah di
area Kecamatan Baleendah dan sekitarnya. Namun, sebelum dilakukan analisis lebih
detail terkait alur sungainya, perlu dilakukan penentuan posisi Kecamatan Baleendah
terhadap daerah aliran sungai (DAS) dengan menggunakan data sekunder (berdasarkan
penelitian sebelumnya).
Gambar III. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati wilayah Kecamatan
Baleendah
15
menggunakan perangkat lunak Quantum GIS (QGIS) dan Global Mapper dengan alur
penelitian sebagai berikut :
Gambar III. Flowchart proses penentuan Catchment Area dengan detail alur sungai
Berdasarkan alur metode tersebut, terdapat dua proses utama, yaitu pembuatan
batas DAS (delineasi DAS) dan pembuatan alur sungai. Pembuatan alur sungai
dilakukan dengan menggunakan software Global Mapper untuk mendapatkan hasil alur
sungai yang smooth. Untuk menentukan batas DAS, terdapat dua metode penelitian
yang dipakai, yaitu pengisian data DEM dan klasifikasi alur sungai. Pengisian data
DEM dilakukan supaya bisa diproses lebih lanjut untuk analisis hidrologi. Metode yang
digunakan untuk pengisian data DEM yaitu metode Fill Sinks Wang & Liu.
Keunggulan metode ini selain menghasilkan data DEM yang sudah terisi, didapatkan
juga data arah aliran sungai (Flow Direction) dan cekungan DAS (Watershed Basins)
(Wichmann, 2007). Kemudian, data DEM yang sudah terisi dapat diproses lebih lanjut
untuk menentukan alur sungainya. Alur-alur sungai yang terbentuk diklasifikasikan
dengan Metode Strahler (pembagian alur sungai berdasarkan orde). Dalam metode
strahler, jika alur sungainya semakin menuju pusat (sungai utama), maka orde
sungainya semakin besar, dengan kata lain, orde sungai terkecil merupakan alur sungai
yang pertama kali menangkap air.
16
Gambar III. Klasifikasi orde sungai berdasarkan Metode Strahler
(Sumber : Purwono dkk, 2018)
17
Gambar III. Catchment Area di wilayah Kecamatan Baleendah dan sekitarnya
18
catchment area tersebut (berasal dari Kota Bandung, sebagian Kabupaten Bandung
Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung) akan mengalir menuju Sungai Citarum
yang keberadaannya dekat sekali dengan Kecamatan Baleendah.
Gambar III. Peta Catchment Area di wilayah Kecamatan Baleendah dan sekitarnya,
beserta keberadaan Kolam Retensi BBWS Cieunteung di wilayah tersebut
Berdasarkan peta catchment area tersebut, dapat dikatakan bahwa wilayah
Kecamatan Baleendah sangat berpotensi terjadi bencana banjir karena wilayah tersebut
merupakan salah satu area terkumpulnya air-air hujan yang berasal dari hulu Catchment
Area-nya.
19
Fitriani (2019) menyatakan bahwa Kolam Retensi Cieunteung hanya mampu
mengatasi banjir di bagian hilir Sungai Cigado, sedangkan pada bagian hulu air tetap
melimpas dan menimbulkan genangan. Hasil tersebut didapat melalui analisis hidrolika
dengan menggunakan program HEC-RAS 5.0.7 pada Sungai Cigado dengan debit
rencana 25 tahun.
Gambar III. Profil memanjang Sungai Cigado dengan Kolam Retensi Cieunteung
(sumber: Fitriani, 2019)
Gambar III. Profil memanjang Sungai Cigado dengan Kolam Retensi Cieunteung
(sumber: Fitriani, 2019)
20
Dari peta kontur di bawah ini, dilakukan interpolasi data untuk menentukan
elevasi pada profil hidrolis.
Dipilih 10 titik yang dianggap merepresentasikan hidrolika air Sungai Cigado.
Titik A merupakan titik tertinggi, yaitu titik awal Sungai Cigado yang masuk ke
wilayah administrasi Kecamatan Baleendah. Titik J merupakan titik terendah, yaitu titik
inlet dimana limpasan air dari Sungai Cigado masuk ke Kolam Retensi Cieunteung.
Titik Elevasi (m) Slope tanah Jarak Antar Patok Jarak Langsung
(m) (m)
A 658,4
Dari gambar di atas, terlihat bahwa elevasi menurun, tanpa ada kenaikan
ketinggian di salah satu titik sehingga air dapat mengalir secara alamiah dari hulu ke
hilir. Namun, dari hasil perhitungan slope, nilai slope antar patok sangat kecil sehingga
kecepatan aliran sungai cukup rendah.
21
III.5.2 Data Teknis Kolam Retensi
Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, berikut
beberapa data teknis Kolam Retensi.
No Keterangan Besaran
22
Perbaikan saluran/sungai meliputi normalisasi dan rehabilitasi saluran.
Normalisasi saluran dilakukan apabila dimensi saluran tidak seragam dan terjadi
penyempitan di beberapa ruas tengah yang mengakibatkan pengurangan kapasitas dan
menghambat laju aliran. Rehabilitasi diperlukan untuk mengembalikan fungsi saluran
sebagaimana mestinya yaitu dengan memperbaiki tebing/talud saluran yang rusak
misalnya. Pemeliharaan saluran memegang peranan penting dalam penanganan banjir.
Dangkalnya saluran akibat sedimentasi menyebabkan berkurangnya kapasitas saluran
yang pada akhirnya berakibat banjir.
Gambar III. Profil memanjang Sungai Cigado dengan normalisasi dasar sungai
23
3. Pengelolaan DAS dengan maksud menghemat, menyimpan, menahan air, dan
konservasi tanah merupakan bentuk upaya pencegahan banjir. Pengelolaan DAS
mencakup aktivitas-aktivitas berikut ini:
- Pemeliharaan vegetasi di bagian hulu DAS.
- Penanaman vegetasi untuk mengendalikan atau mengurangi kecepatan aliran
permukaan dan erosi tanah.
- Pemeliharaan vegetasi alam, atau penanaman vegetasi tahan air yang tepat,
sepanjang tanggul drainase, saluran-saluran dan daerah lain untuk
pengendalian aliran yang berlebihan atau erosi tanah.
- Mengatur secara khusus bangunan-bangunan pengendali banjir (misal check
dam) sepanjang dasar aliran yang mudah tererosi.
- Pengelolaan khusus untuk mengantisipasi aliran sedimen yang dihasilkan dari
kegiatan gunung berapi yang dikenal dengan nama debris flow.
Sasaran penting dari kegiatan pengelolaan DAS adalah untuk mencapai keadaan-
keadaan berikut:
- Mengurangi debit banjir di daerah hilir.
- Mengurangi erosi tanah dan muatan sedimen di sungai.
- Meningkatkan produksi pertanian yang dihasilkan dari penataan guna tanah
dan perlindungan air.
- Meningkatkan lingkungan di DAS dan daerah sempadan sungai.
4. Perbaikan pola penggunaan lahan eksisting dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan potensi dan kendala fisik alam sebagai kawasan rawan banjir dan
mengamankan kawasan sempadan sungai dan dataran banjir sebagai kawasan lindung
setempat guna menjaga kelestarian daya dukung lingkungan. Baleendah yang sudah
termasuk daerah dataran banjir harusnya lebih berhati-hati dalam pembangunan
wilayahnya karena hal tersebut dapat memperparah banjir yang secara rutin menimpa
Baleendah (Deviana, A., Kridasantausa, I., & Suryadi, Y., 2011)
24
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Kolam Retensi Cieunteung terletak di Kampung Cieunteung, Kecamatan
Baleendah, Kabupaten Bandung. Kolam tersebut berfungsi untuk menyimpan
dan menampung air sementara dari sungai Cigado sebelum dialirkan ke sungai
Citarum sehingga puncak banjir dapat dikurangi. Kolam retensi Cieunteung
memiliki volume tampungan sebesar 189.661,82 m3. Kecamatan Baleendah
sendiri memiliki tinggi pusat pemerintahan dari permukaan laut sekitar 600 M,
dengan luas Kecamatan Baleendah adalah 3.666,811 Ha yang terdiri dari tanah
sawah 1.620,076 Ha, tanah kering 2.014,908 Ha, dan 31,827 Ha tanah
keperluan fasilitas umum. Dilihat dari geografisnya, Kolam Retensi
Cieunteung belum dapat menampung banjir sepenuhnya dikarenakan
elevasinya yang lebih tinggi dibandingkan kawasan Kecamatan Baleendah.
2. Berdasarkan Fitriani (2019), debit puncak dari DAS Cigado adalah sebagai
berikut.
No Periode Ulang Debit (m3/s)
1 2 Tahun 1,89
2 5 Tahun 2,39
3 10 Tahun 2,72
4 25 Tahun 3,14
5 50 Tahun 3,45
25
4. Berdasarkan pada perhitungan pada subbab III.5.3 didapatkan nilai efektivitas
kolam retensi Cieunteung sebesar 24,35% dalam menangani banjir di
Kecamatan Baleendah. Nilai ini menunjukan bahwa kolam retensi Cieunteung
kurang efektif dalam mengatasi banjir dimana meskipun kolam retensi
Cieunteung menampung sebagian limpasan air dari Sungai Cigado, namun
kapasitas nya masih belum memenuhi debit limpasan banjir sehingga sampai
saat ini, sebagian daerah permukiman masih tergenang banjir. Oleh sebab itu,
diperlukan alternatif lain untuk mendukung mereduksi banjir sehingga
kapasitas air dapat terpenuhi.
IV.2 Saran
Pada kasus ini, banjir merupakan dampak yang didapat di hilir sungai akibat
bagian hulu yang kehilangan daya dukung lingkungannya. Meskipun begitu, upaya
pengendalian banjir kebanyakan berfokus pada penanganan di bagian hilir yang
upayanya terlihat jelas dan konkret. Akan lebih baik jika pengendalian banjir dapat
berfokus pada akar masalahnya, tidak hanya pada dampak yang diterima.
26
DAFTAR PUSTAKA
.
BPS. 2020. Kecamatan Baleendah Dalam Angka 2020. Diakses di:
https://bandungkab.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=YWU3Mzc5YmJkZTgxZDJkZDMzMGZkYTMw&xzmn=aHR0cHM6Ly9iY
W5kdW5na2FiLmJwcy5nby5pZC9wdWJsaWNhdGlvbi8yMDIwLzA5LzI4L2FlNzM3O
WJiZGU4MWQyZGQzMzBmZGEzMC9rZWNhbWF0YW4tYmFsZWVuZGFoLWRhb
GFtLWFuZ2thLTIwMjAuaHRtbA%3D
%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNS0yNyAyMDoxNTo1MA%3D%3D (27 Mei
2021)
Budimansyah, R. D. D., & Sofianto, K. (2018). BANJIR DAYEUHKOLOT: KISAH
LAMA DALAM CERITA BARU. JURNAL DIALOG PENANGGULANGAN
BENCANA, 2087, 128
Candra, D. (2017). Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS). PERKUMPULAN ELANG.
https://elang.or.id/blog/pengertian-daerah-aliran-sungai-das/.
Fitriani, Asri Annisa (2019) Evaluasi Kapasitas Kolam Retensi Cieunteung Sebagai Upaya
Mereduksi Banjir Baleendah, Kabupaten Bandung. Other thesis, Universitas Komputer
Indonesia.
Pemerintahan Kabupaten Bandung. 2021. Aspek Geografi. Diakses di:
https://www.bandungkab.go.id/arsip/aspek-geografi (27 Mei 2021)
https://eppid.pu.go.id/page/kilas_berita/2107/Pembangunan-Kolam-Retensi-Andir-dan-
Lima-Polder-Dimulai-Untuk-Pengendalian-Banjir-Cekungan-Bandung. (diakses 26/05,
12.52 WIB)
Purwono dkk. (2018). Teknik Filtering Model Elevasi Digital (DEM) untuk Delineasi Batas
Daerah Aliran Sungai. Diakses di
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10390/E-7-Nugroho%20-
%20TEKNIK%20FILTERING%20MODEL%20ELEVASI%20DIGITAL.pdf?
sequence=1&isAllowed=y (27 Mei 2021)
Tribun Jabar. 2021. Dayeuhkolot dan Baleendah Terendam Banjir, Ada yang Mencapai 15
Meter. https://jabar.tribunnews.com/2021/05/25/dayeuhkolot-dan-baleendah-terendam-
banjir-ada-yang-mencapai-15-meter (diakses 26/05, 13.15 WIB)
Wichmann, V. (2007). Modul Fill Sinks (Wang & Liu). Diakses di http://www.saga-
gis.org/saga_tool_doc/2.1.3/ta_preprocessor_4.html (27 Mei 2021)
27
LAMPIRAN
28
29