Anda di halaman 1dari 48

PERENCANAAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI

DEBIT BANJIR PADA LINGKUNGAN UNIVERSITAS


PANCASAKTI TEGAL

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka


Memenuhi Penyusunan Skripsi Jenjang S1
Program Studi Teknik Sipil

Oleh :
MUHAMMAD RYAN HANDOYO
NPM. 6517500052

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2021
LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH PROPOSAL

Judul : Perencanaan Sumur Resapan Dalam Mereduksi Banjir


Pada Lingkungan Universitas Pancasakti Tegal

Nama Penulis : Muhammad Ryan Handoyo

NPM : 6517500052

Proposal Skripsi Telah Disetujui Untuk Diseminarkan :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

(Isradias Mirajhusnita, ST.,MT.) (Teguh Haris Santoso, ST.,MT.)


NIPY. 22561051983 NIPY. 2466451973

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat AllahSWT, Karena dengan Rahmat,


Karunia, dan Kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini
hingga akhir dengan baik dan lancar.

Dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini, penulis dibantu dari berbagai


pihak, pada kesempataan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu serta penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Agus Wibowo, ST. MT. selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer Universitas Pancasakti Tegal
2. Ibu Isradias Mirajhusnita, ST. MT. selaku Dosen Pembimbing I
3. Bapak Teguh Haris Santoso, ST. MT. selaku Dosen Pembimbing II
4. Segenap Dosen dan Staf Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Pancasakti Tegal
5. Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah mendoakanku
6. Teman-teman baik di kampus maupun di maupun di rumah yang telah
memberikan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini
7. Semua pihak yang telah membantu hingga laporan ini seleasi, semoga
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dari
Allah SWT.

Akhir kata semoga Proposal Skripsi ini dapat berguna bagi fakultas teknik
demi kemajuan Universitas Pancasakti Tegal mohon maaf masih banyak
kekurangan yang masih ada pada laporan ini, harapan penulis semoga skripsi
inidapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Tegal, 15 Maret 2021

M.Ryan Handoyo
NPM. 6517500052

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
PRAKATA....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................vii
LAMBANG DAN SINGKATAN...............................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Batasan Masalah.................................................................................4
D. Tujuan Penelitian................................................................................5
E. Manfaat Penelitian..............................................................................5
F. Sistematika Penulisan.........................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA.......................8
A. Landasan Teori...................................................................................8
B. Tinjauan Pustaka...............................................................................30
BAB III METODOLOGI PENILITIAN......................................................35
A. Metodologi Penlitian........................................................................35
B. Waktu Dan Tempat Penelitian..........................................................35
C. Variabel Penelitian............................................................................36
D. Diagram Alir Penelitian....................................................................37
E. Metode Pengumpulan Data...............................................................38
F. Metode Analisa Data........................................................................38
G. Instrumen Penelitian.........................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................41
LAMPIRAN.................................................................................................43

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Skema Teknis Sumur Resapan........................................................12


Gambar 2.2 Contoh Tampak bak sumur dan cor bagian atas..............................13
Gambar 2.3 Skema Sumur Resapan....................................................................14
Gambar 2.4 Grafik Lengkung Intesitas Curah Hujan..........................................29
Gambar 3.1 Lokasi Perencanaan.........................................................................36
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian...................................................................37

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Jarak Penempatan Sumur Resapan Air Hujan.....................................10


Tabel 2.2 Nilai faktor geometrik untuk berbagai kasus......................................11
Tabel 2.3 Bahan dan Komponen Sumur Resapan Air Hujan..............................18
Tabel 2.4 Nilai Permeabilitas Beberapa Macam Tanah......................................22

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dan mahkluk hidup

lainnya (Danang, 2009).Kebutuhan terhadap sumber daya air tidak akan bisa

digantikan oleh sumber daya alam lainnya. Semisal bagi manusia dalam setiap

perjalanan hidupnya dari zaman Nabi Adam hingga saat ini menunjukkan dengan

jelas bahwa peran air seperti untuk mandi, minum tidak akan pernah bisa

digantikan oleh yang lain, begitupun pula pada hewan. Hal ini menunjukkan peran

air yang sangatlah vital bagi kita sebagai makhluk hidup.

Perkembangan teknologi sumur resapan yang dimana menambah solusi

dalam pemanfaatan lahan dalam upaya mereduksi genangan air sangatlah baik.

Penggunaan metode sumur resapan dalam hal ini mampu mengurangi debit

genangan air, hal ini sangatlah efektif dan cocok pada lingkungan yang daya serap

airnya sangatlah kecil. Sumur resapan ini di tempatkan pada lokasi yang strategis

dalam upaya penyerapan air untuk hasil yang maksimal. Oleh karena itu dalam

mengatasi permasalahan seperti banjir, kurangnya air bersih, bias dilakukanya

metode sumur resapan ini.

Kritis semakin meningkat dengan bertambahnya pengalihan fungsi lahan

hutan menjadi lahan pemukiman sehingga penutupan lahan berkurang dan hutan

gundul (Anonim. 2007). Proses pembangunan kawasan perkotaan dan perumahan

serta gedung-gedung pada lingkungan Universitas Pancasakti Tegal yang dimana

1
2

dalam hal ini sering terjadinga banjir pada lingkungan tersebut yang disebabkan

oleh curah air hujan serta air rob yang dimana lokasi kampus Universitas

Pancasakti Tehal ini memang terletak dekat dengan pinggir laut.

Penerapan teknologi tepat guna saat ini diharapkan dapat membantu

memecahkan permasalahan ini dengan mengantisipasi tingkat pemulihan lahan

kritis yang memerlukan waktu relatif panjang selama 25 tahun (Marbun. 2008)

dan keadaan iklim indonesia yang terletak di iklim tropika dimana tiap tahun

terjadi musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan tiap tahun sebesar

100-340 mm sehingga banjir akan terus terjadi tiap tahun (Atmakusuma. 2009).

Banyak manfaat yang dapat kita peroleh jikalau di lingkungan kita banyak

persedian air tanah dan salah satunya dikala pada musim kemarau, yang dimana

butuh pasokan air pada musim tersebut yang dimana membantu sekali bagi

masyarakat sekitarnya.

Menurut Departemen Kehutanan (1995), manfaat yang dapat diperoleh

dengan pembuatan sumur resapan air antara lain: (1) mengurangi aliran

permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil

kemungkinan terjadinya banjir dan erosi; (2) mempertahankan tinggi muka air

tanah dan menambah persediaan air tanah mengurangi atau menahan terjadinya

intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai mencegah

penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang

berlebihan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah,

mengurangi genangan air banjir, mencegah instrusi air laut, dan menampung air
3

untuk digunakan dikala musim kemarau sebagai persediaan air. Oleh karena itu,

pembuatan sumur resapan perlu dilakukan terutama pada pembangunan gedung,

perumahan maupun pertokoan. Manfaat yang dirasakan dari sumur resapan bisa

dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Pembuatan sumur resapan merupakan solusi yang tepat untuk pencegahan

banjir di daerah yang resapan air sedikit khususnya di Lingkungan Universitas

Pancasakti Tegal, yang terletak di Jl. Halmahera, kelurahan Mintaragen kota

Tegal ini karena dalam jaringan drainase saja belum cukup untuk mengurangi

debit banjir yang terjadi ketika musim hujan dan dibarengi dengan air rob di

lingkungan Universitas Pancasakti Tegal Akan tetapi partisipasi mahasiswa

dalam pembuatan dan perencanaan sangat diperlukan untuk kepentingan bersama

dan efektif untuk mengurangi debit banjir dan membantu ketersediaan air pada

musim kemarau. Daerah lokasi ini memang terletak didekat pinggir pantai yang

sering banjir dikarenakan adanya air rob dan curah hujan yang tinggi, oleh karena

itu dibutuhkanya solusi agar dapat mengurangi debit banjir yang melanda di

lingkungan Universitas Pancasakti Tegal ini yang dimana salah satunya dengan

adanya sumur resapan ini, yang dimana juga adanya manfaat lain sebagai

cadangan air pada musim kemarau yang bisa digunakan sebagai air bersih untuk

kebutuhan hidup, oleh karena itu Penulis merangkum dalam sebuah proposal

skripsi dengan judul “ Perencanaan sumur resapan dalam mereduksi banjir di

lingkungan Universitas Pancasakti Tegal “ diharapkan manfaat perencanaan ini

berguna dengan baik untuk lingkungan sekitar serta lingkungan Universitas

Pancasakti Tegal ini.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penulis mengajukan rumusan masalah

yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:

1. Pengaruh sumur resapan dalam upaya mengurangi debit banjir ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi debit air ?

3. Bagaimana perencanaan sumur resapan sebagai salah satu solusi banjir

pada lingkungan Universitas Pancasakti Tegal ?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah maka diperlukan batasan masalah untuk

mencegah melebarnya lingkup permasalahan. Adapun batasan permasalahannya

adalah sebagai berikut :

1. Data curah hujan yang digunakan yaitu data dari PSDA yang Berada di

Kota Tegal.

2. Tidak meninjau sedimentasi dan stabilitas struktur.

3. Lokasi yang di tinjau dalam penelitian ini adalah berada di lingkungan

Universitas Pancasakti Tegal yang berada di Kota Tegal.

4. Tidak Menghintung kekuatan struktur sumur resapan


5

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diketahuinya pengaruh sumur resapan dalam upaya mengurangi debit

banjir.

2. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi debit banjir pada

lingkungan tersebut.

3. Merencanakan sumur resapan sebagai solusi dalam mereduksi banjir

yang terjadi pada lingkungan Universitas Pancasakti Tegal

E. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berguna dalam mengurangi debit banjir yang berada di lingkungan

Universitas Pancasakti Tegal

2. Memahami faktor debit banjir dalam upaya menguranginya

3. Mengetahui dan memahami perencanaan sumur resapan sebagai solusi

dari permasalahan yang terjadi dalam upaya menangani banjir yang

terdapat di lingkungan Universitas Pancasakti Tegal.


6

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penilitian ini akan disusun dalam tiga bab dengan

sisematika sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah mengenai

pokok pikiran penelitian ini. Kemudian dilanjutkan perumusan masalah

yang diangkat serta dikemukakan dengan tujuan penelitian dan batasan

masalah dalam penulisan sistematika yang digunakan.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang landasan teori penelitian yang diambil,

dan sebagai referensi yang mendukung demi tercapainya tujuan

penelitian ini. Meliputi. Pengertian sumur resapan, dan metode atau

efektifitas sumur resapan tersebut.

Bab III. Metode Penelitian

Bab ini mengenai tentang metodologi yang digunakan dalam

menyelesaikan masalah penelitian dengan berdasarkan biaya, dan waktu

kemudian dilanjutkan dengan menganalisis pada sumur resapan pada

lingkungan tersebut
7

Daftar Pustaka

Pada isi daftar pustaka ini memuat tentang kajian ilmiah yang

bersumber dari berbagai macam buku atau artikel keilmiahan yang

membantu dalam proses penelitian proposal skripsi ini.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perencanaan Sumur Resapan

Sistem sumur resapan harus direncanakan agar dapat melewatkan debit

rencana dengan baik dalam proses penyerapanya. Pada Dalam pembuatan

perencanaan sumur resapan harus memperhatikan data curah hujan, tata guna

lahan dan lokasi. Adapun tahapan-tahapan yang digunakan dalam perencanaan

teknis saluran drainase adalah sebagai berikut menurut :

a). Persyaratan Umum

Persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

1). Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relative

datar, mempunyai beda ketinggian antara 0,03 atau (3%).

2). Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan yang

tidak tercemar.

3). Penempatan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan

keamanan bangunan sekitarnya.

4). Harus memperhatikan peraturan daerah setempat.

5). Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui oleh

instansi yang berwenang.

8
9

b). Persyaratan Sumur Resapan

Persyaratan umum sumur resapan yang harus dipenuhi berdasarkan SNI

No. 03-2453-2002 antara lain sebagai berikut:

1). Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar.

2). Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak

tercemar.

3).Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan

bangunan sekitarnya.

4). Harus memperhatikan peraturan daerah setempat.

5). Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui instansi

yang berwenang.

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

1). Kedalaman air tanah.

Kedalaman air tanah minimum 1,50 m pada musim hujan.

2). Permeabilitas tanah.

Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai

permeabilitas tanah ≥ 2,0 cm/jam, dengan klasifikasi sebagai

berikut :
10

a) Permeabilitas tanah sedang (geluh kelanauan 2,0 – 3,6 cm/jam

atau (0,48 – 0,864/hari).

b) Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus 3,6 – 36 cm/jam

atau (0,864 – 8,64/hari).

c) Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar dari 36

cm/jam atau (8,64/hari).

Tabel 2.1 : Jarak penempatan sumur resapan air hujan

N Jarak Minimum dari sumur


Jenis Bangunan
O Resapan air hujan
1 Sumur resapan air hujan 3

2 Pondasi bangunan 1

3 Bidang resapan/tangka septic 5

d) Penerapan Konstruksi Sumur Resapan

Untuk mencapai maksud di atas disajikan metode perhitungan dari

Sunjoto (1988) yang merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan

Forchheimer (1930) adalah sebagai berikut :

Qo = F. K. H.

Dimana :

Qo : Debit air yang masuk (m3 /dtk),

F : Faktor geometrik untuk berbagai kasus (m),

K : Koefisien permeabilitas tanah (m/dtk),

H : Kedalaman air dalam sumur resapan (m),


11

Tabel 2.2. Nilai faktor geometrik untuk berbagai kasus

Sumber : Teknik Drainasi Pro Air, Sunjoto

Untuk perhitungan kedalaman air dalam sumur (H),Sunjoto memberikan

persamaan sebagai berikut :

Q1 { 1−e } F . K .T
Dimana : H=
F .K ( π R2 )
H : Kedalaman air dalam sumur (m),

Qi : Debit air masuk (m3/s)

F : Faktor geometri sumur (m)

K : Koefisien permeabilitas tanah (cm/s)

T : Durasi pengaliran (s),

R : Radius/jari-jari sumuran (m),

Debit air yang masuk dari atap rumah dapat dihitung dengan formula

rational.
12

Gambar 2.1 Skema Teknis Sumur Resapan

c). Perencanaan Dimensi Sumur Resapan

Perencanaan sumur resapan perlu memperhatikan fungsi dari sumur

resapan dalam kaitannya sebagai salah satu sarana drainase perkotaan yang

dilandaskan pada konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan,

yaitu konsep yang berkaitan dengan usaha konservasi sumberdaya air.

Debit resap oleh Sunjoto(dalam Suripin, 2003). Dengan penampang

lingkaran dasar dan dinding porus, maka debit resap dinyatakan sebagai

berikut :

2. π . L . K . H
¿¿¿

dimana:

Qo = debit resap dalam sumur (m3/dt)

K = koefisien permeabilitas tanah (m/dt)

Perencanaan Sumur Resapan dan Saluran

H = kedalaman air dalam sumur resapan (m)

R = jari-jari sumur (m)


13

L = kedalaman sumur resapan (m)

Contoh Perencanaan Desain Sumur Resapan

Gambar 2.2 Contoh Tampak bak sumur dan cor bagian atas

d). Perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Perhitungan Rencana Anggaran biaya menggunakan AHSP Dinas P.U

Kabupaten Tegal tahun 2019. Dimana hal tersebut adalah acuan dalam

pembutan serta harga barang dalam merencanakan sumur resapan tersebut.

2. Sumur Resapan

Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah

yangdibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam

tanah. Sumurresapan ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan

merupakan lubanguntuk memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan

sumur air minum berfungsiuntuk menaikkan air tanah ke permukaan.

Dengan demikian konstruksi dankedalamannya berbeda. Sumur resapan


14

digali dengan kedalaman di atas muka airtanah. Sumur air minum digali

lebih dalam lagi atau di bawah muka air tanah.(Kusnaedi, 1995).

Secara sederhana sumur resapan diartikan sebagai sumur gali

yangberbentuk lingkaran. Sumur resapan berfungsi untuk menampung dan

meresapkanair hujan yang jatuh di atas permukaan tanah baik melalui atap

bangunan, jalan dan halaman (Bisri & Prastya, 2009).

Gambar 2.3 : Skema Sumur Resapan

3. Fungsi Sumur Resapan

Penurunan muka air tanah yang banyak terjadi akhir-akhir ini dapat

teratasi dengan bantuan sumur resapan. Tanda-tanda penurunan muka air

tanahterlihat pada keringnya sumur dan mata air pada musim kemarau

serta timbulnyabanjir pada musim penghujan. Perubahan lingkungan hidup

sebagai akibat dariproses pembangunan, berupa pembukaan lahan,


15

penebangan hutan, sertapembangunan pemukiman dan industri yang

diduga menyebabkan terjadinya hal tersebut.

Kondisi demikian tidak menguntungkan bagi perkembangan

perekonomian yang sedang giat-giatnya membangun. Oleh karena itu,

perhatianyang sungguh-sungguh dari semua pihak diperlukan dalam upaya

pengendalian banjir serta konservasi air tanah. Salah satu strategi atau cara

pengendalian air, baik mengatasi banjir atau kekeringan adalah melalui

sumur resapan. Sumur resapan ini merupakan upaya memperbesar resapan

air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai

penyebab banjir. Beberapa kegunaan sumur resapan, adalah sebagai

berikut: (Kusnaedi, 1995).

a). Pengendali banjir.

Sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan

sehingga terhindar dari penggenangan aliran permukaan secara

berlebihan yang menyebabkan banjir.

b). Konservasi air tanah.

Sumur resapan sebagai konservasi air tanah, diharapkan agar

air hujan lebih banyak yang diresapkan ke dalam tanah menjadi air

cadangan dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah tersebut

akan dapat dimanfaatkan melalui sumur-sumur atau mata air.

Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat penting

mengingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi


16

sebagai kosekuensi dari perkembangan penduduk dan

perekonomian masyarakat. Dengan adanya perubahan tata guna

tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk

meresapkan air. Hal ini mengingat semakin banyaknya tanah yang

tertutupi tembok, beton, aspal dan bangunan lainnya yang tidak

meresapkan air.

c). Menekan laju erosi.

Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi

pun akan menurun. Bila aliran permukaan menurun, tanah-tanah

yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya,

aliran permukaan air hujan kecil dan erosi pun akan kecil. Dengan

demikian adanya sumur resapan yang mampu menekan besarnya

aliran permukaan berarti dapat menekan laju erosi.

4. Konstruksi Sumur Resapan

Bentuk dan jenis bangunan sumur resapandapat dibuat berbentuk

segiempat atausilinder dengan kedalaman tertentu dandasar sumur terletak

di atas permukaan air tanah.

Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum menetapkan data teknis

sumur resapan air sebagai berikut:

1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter.

2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm.

3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm.

4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.


17

5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen 4

pasir tanpa plester.

6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.

7. Penutup sumur resapan dari plat betontebal 10 cm dengan campuran 1

semen: 2 pasir : 3 kerikil.

Sumur resapan air hujan harus dibuat dengan konstruksi tahan terhadapv

tekanan tanah pada kedalaman tertentu. Beberapa tipe dan konstruksi

sumur resapan air hujan dan peruntukannya Menurut Petunjuk (Teknis

Tata Cara Penerapan Drainase Berwawasan Lingkungan di Kawasan

Permukiman (2002).

1. Tipe I, dengan dinding tanah. Tipe ini diterapkan pada kedalaman tanah

1,50 m, untuk jenis tanah geluh kelanauan.

2. Tipe II, dengan dinding pasangan batakoatau bata merah tanpa diplester,

dan diantara pasangannya diberi lubang. Tipe ini diterapkan pada

kedalaman tanah maksimum 3 m, untuk semua jenis tanah.

3. Tipe III, dengan dinding buis beton porous/tidak porous dan pada ujung

pertemuan sambungannya diberi celah lubang. Tipe in diterapkan pada

kedalaman maksimum sampai dengan permukaan air tanah, untuk jenis

tanah berpasir.

4. Tipe IV, dengan buis beton berlubang. Tipe ini diterapkan pada

kedalman maksimum sampai dengan permukaan air tanah, untuk jenis

tanah berpasir. Menurut (Petunjuk Teknis Tata Cara Penerapan

Drainase Berwawasan Lingkungan di Kawasan Permukiman, 2002)


18

Menurut Petunjuk Teknis Tata Cara Penerapan Drainase

Berwawasan Lingkungan di Kawasan Permukiman(2002), dijelaskan

bahan dan konstruksi untuk sumur resapan air hujan yang dapat dilihat

pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 : Bahan dan Komponen Sumur Resapan Air Hujan.

NO Bahan Sumur Resapan Air Hujan Komponen


Plat beton bertulang tebal 10cm,
1 campuran 1 semen : 2 pasir beton : 3 Penutup sumur
kerikil
Plat beton tidak bertulang tebal 10cm,
campuran 1 semen : 2 pasir beton : 3
2. Penutup sumur
berbentuk cubung dan tidak diberi
beban diatasnya
Penutup sumur,
dinding sumur bagian
3. Ferrocement tebal 10 cm
atas, dinding sumur
bagian bawah
Pasangan ½ bata merah atau batako, Dinding sumur bagian
4. campuran 1 : 4, diplester dan diaci atas dan dinding
semen sumur bagian bawah
Pasangan ½ batako campuran 1 : 4, Dinding sumur bagian
5. jarak kosong antar batako 10 cm, tanpa atas dan dinding
plester sumur bagian bawah
Dinding sumur bagian
6. Beton bertulang pracetak Ø 80-100 cm atas dan dinding
sumur bagian bawah
Dinding sumur bagian
Beton bertulang pracetak Ø 100 cm,
7 atas dan dinding
dinding porous
sumur bagian bawah
19

8. Batu pecah ukuran 10 – 20 cm Pengisi sumur

9. Pecahan bata merah ukuran 5 – 10 cm Pengisi sumur

10. Ijuk Pengisi sumur

Pipa PVC dan perlengkapannya Ø 110


11. Saluran air hujan
mm

12. Pipa beton Ø 200 mm Saluran air hujan

13. Pipa beton ½ lingkaran, Ø 200 mm Saluran air hujan

Sumber: Petunjuk Teknis Tata Cara Penerapan Drainase Berwawasan


Lingkungan di Kawasan Permukiman, 2002.

5. Perhitungan sumur resapan air hujan

a) Volume Andil Banjir

Volume andil banjir adalah volume air hujan yang jatuh

kebidang tanah, yang akan dilimpaskan ke sumur resapan air hujan

(SNI 03-2453-2002). Volume andil banjir dapat dihitung dengan

rumus berikut:
20

Vab = 0.855 𝑥 𝐶tadah 𝑥 𝐴tadah 𝑥 𝑅

Keterangan :

Vab = Volume andil banjir yang akan ditampung sumur resapan

(m3)

Ctadah = Koefisien limpasan koefisien limpasan dari bidang tadah (tanpa

satuan)

Atadah = Luas daerah pengaliran (m2)

R = tinggi hujan harian rata-rata (L/m2 /hari)

b) Volume air hujan yang meresap

Volume Air Hujan yang Meresap adalah digunakan rumus sebagai

berikut (SNI 03-2453-2002):

te
Vrsp = ( ) x Atotal x k
24

te = 0,9 . R0,92 / 60

Dimana:

Vrsp = Volume air hujan yang meresap (m3)

te = Durasi hujan efektif (jam)

Atotal = luas dinding sumur + luas alas sumur (m2)

k = Koefisian permeabilitas tanah (m/hari)

Untuk dinding sumur yang kedap, nilai kv = kh. Untuk dinding

yang tidak kedap diambil nilai krata-rata)


21

c) Volume penampungan (storasi) air hujan, digunakan rumus

berikut:

VStorasi = Vab - Vrsp

6. Penentuan sumur resapan air hujan

Penentuan jumlah sumur resapan air hujan didahului dengan menghitung

Htotal

(SNI No. 03-2453-2002):

Vab−Vrsp
Htotal =
Ah

Htotal
N=
Hrencana

Dimana :

n = jumlah sumur resapan air hujan (buah)

Ah = Luas alas sumur (m2)

Htotal = kedalaman total sumur resapan air hujan (m)

Hrencana = kedalaman yang direncanakan < kedalaman air tanah (m)

7. Permeabilitas Tanah

Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukan kemampuan terhadap

meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikan laju

infiltrasi sehingga menurun laju air larian.

Harga koefisien permeabilitas (K) untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda.

Beberapa koefisien permeabilitas diberikan pada tabel 2.4 :


22

Tabel 2.4 : Nilai permeabilitas beberapa macam tanah

JENIS TANAH K (cm/detik)

Kerikil >10
Pasir 10 – 10-2
Lanau 10-2 – 10-5
Lempung <10-5

(Sumber : Buku Mekanika Tanah oleh John FK)

Sedangkan untuk mendapatkan koefisien permeabilitas tanah dilakukan

dengan uji labolatorium dengan metode Falling Head Permeability test.

Untuk menentukan nilai (|K) dilakukan dengan menggunakan penurunan

ketinggian air pada pipa tersebut sehingga tegangan air tidak tetap. Untuk

pengujian Falling Head Permeability, rumus perhitungan permeabilitas tanah

(Braja, 1985) :

a .(L) h1
K = 2,303 log
A (t) h2

Dimana :

K : Koefisien permeabilitas tanah (cm/detik),

a : luas penampang pipa (cm2),

L : Panjang sampel (cm),

A : Luas penampang sampel (cm2),

t : interval penurunan h1 ke h2 (detik),

h1 : ketinggian mula-mula air pada interval waktu tertentu (cm),

h2 : ketinggian akhir air pada interval waktu tertentu (cm).

8. Pengertian Hidrologi
23

Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos,

Hydrologia, "ilmu air") adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari

pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus

hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi

disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta

teknik sipil dan teknik lingkungan.

Kajian ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi (air yang berada di

udara dan berwujud gas), potamologi (aliran permukaan), limnologi (air

permukaan yang relatif tenang seperti danau; waduk), geohidrologi (air

tanah), dan kriologi (air yang berwujud padat seperti es dan salju) dan

kualitas air. Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi

teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga

mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan

karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap

bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.

Menurut (Mahmud, 2011), Hidrologi adalah cabang ilmu dari ilmu

kebumian. Hidrologi merupakan ilmu yang penting dalam asesmen,

pengembangan, utilisasi dana manajemen summber daya air yang dewasa ini

semakin meningkat realisasinya di berbagai level.

9. Analisis Hidrologi
24

Untuk melakukan perencanaan drainase diperlukan penggunaan metode

yang tepat. Ketidaksesuaian dalam penggunaan metode dapat mengakibatkan

hasil perhitungan tidak tepat digunakan pada kondisi yang sebenarnya. Analisis

hidrologi merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk merencanakan

besarnya sarana penampungan dan pengaliran. Hal ini diperlukan untuk dapat

mengatasi aliran permukaan yang terjadi agar tidak mengakibatkan terjadinya

genangan. Dalam analisis frekuensi untuk hidrologi ada beberapa bentuk fungsi

distribusi yang digunakan antara lain Distribusi Gumbel, Normal, Log-Normal

dan Log-person III dengan bentuk umum rumsnya :

Xtr = X + KT . Sx

Dimana :

Xtr : Hujan recana dengan periode ulang T Tahun

X : Nilai rata-rata dari data hujan

KT : Faktor frekuensi ( Tiap distribusi mempunyai nilai KT berbeda )

Sx : Standar devisiasi dari data hujan

Untuk menentukan jenis distribusi data digunakan pendekatan yang bertujuan

agar jenis distribusi data yang dipilih sesuai dengan keadaan data yang ada.

Adapun salah satu pendekatan yang dilakukan yaitu berdasarkan hasil

perhitungan parameter statistik seperti ditunjukan pada tabel 2.4

Tabel 2.4. Parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi

No Distribusi Persyaratan
25

Cs = 1,14
Gumbel
1 CK = 5,4
(x ± S) 68,27%

(x± 2 S) = 94,44%
Normal
Cs ≈ 0

2 CK ≈ 3
C s = C v + 3 CV
Log Normal
3 C k = C v8 + 6C v 6 + 15C v 4 +16C v 2 +3
4 Log Person III Selain dari nilai diatas

10. Infiltrasi

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu

sendiri. Di dalam tanah, air mengalir ke arah pinggir, sebagai aliran perantara

menuju mata air, danau, dan sungai atau secara vertikal yang dikenal dengan

penyaringan menuju air tanah. Laju infilltrasi umumnya dinyatakan dalam

satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu milimeter per jam

(mm/jam).

Laju infiltrasi sebagai fungsi waktu diiberikan oleh Horton (1940) dalam

persamaan berikut ini

ft = fc + (fo – fc)e-kt

Dimana :
26

ft = Kapasitas Infiltrasi pada saat ke t

fc = Kapasitas Infiltrasi konstan, yang tergantung pada tipe tanah

f0 = Kapasitas Infiltrasi Awal

e = 2,7182

k = konstanta yang menunjukan laju pengurangan

t = waktu yang dihitung dari mulainya hujan (jam)

kapasitas infiltrasi.

konstatnta k merupakan fungsi tekstur permukaan. Jika pada permukaan

ada tanaman nilai k kecil, sedangkan jika tekstur permukaan halus seperti

gundul nilai tersebut besar.

11. Curah Hujan Regional/Wilayah

Jika di dalam suatu areal terdapat beberapa alat penakar atau pencatat

curah hujan, maka dapat diambil nilai rata – rata untuk mendapatkan nilai

curah hujan areal. (Soemarto, C.D, 1995)

Ada 3 macam cara yang berbeda dalam menentukan tinggi curah hujan

rata-rata pada areal tertentu dari angka-angka curah hujan di beberapa titik pos

penakar atau pencatat. (Soemarto, C.D, 1995)

a) Metode Rerata Aljabar

Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil nilai rata-

rata hitung pengukuran hujan di stasiun curah hujan didalam catchment area

tersebut.
27

1
R= × ( R A + RB + R C + ...+ R n )
n

Dengan :

R= tinggi curah hujan rata-rata

R A , R B , RC , … , R n= tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,...,n

n = banyaknya pos penakar (Soemarto C.D, 1995)

b) Cara Poligon Thiessen

Cara ini berdasarkan rata-rata timbang (weighted average). Masing-

masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan

menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung

di antara dua buah pos penakar.

R A A A + RB A B + RC RC +…+ Rn An
R=
A A + A B + A C + …+ An

Dengan :

A = luas areal

R= tinggi curah hujan rata-rata areal

R A , R B ,… , Rn = tinggi curah hujan di pos 1,2,....,n

A A , A B , … , A n = luas daerah pengaruh pos 1,2,....,n

(Soemarto C.D,1995)

c) Cara Isohyet

Dengan cara ini, kita harus menggambar dulu kontur tinggi hujan

yang sama (isohyet).


28

R A + RB R +R P +P

R=
AA [ 2 ] [ ]
+ A B B C +…+ A n−1 n−1 n
2 [
2 ]
A A + A B + …+ A n−1

Dengan :

A = luas areal

R = tinggi curah hujan rata-rata areal

R A , R B ,… , Rn = tinggi curah hujan di pos 1,2,....,n

A A , A B , … , A n = luas daerah pengaruh pos 1,2,....,n (Soemarto C.D,1995)

12. Analisa Intensitas Curah Hujan

Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada

kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Intensitas curah hujan

dinotasikan dengan huruf I dengan satuan ( mm/Jam ), yang artinya tinggi

curah hujan yang terjadi sekian mm dalam kurun waktu per jam. Intensitas

curah hujan dapat dihitung dengan beberapa rumus, salah satunya seperti :

R 24 24 2/ 3
I= ( )
24 T

Dimana :

I = Intensitas hujan (mm/jam)

R24 = Curah hujan harian maksimum (mm)

T = Lamanya hujan(jam)

Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intesitasnya

cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula

intensitasnya (Suripin,2004:66) seperrti pada gambar 2.1 dibawah ini


29

Gambar 2.4 : Grafik Lengkung Intesitas Curah Hujan

13. Debit Air Hujan / Limpasan

Debit air hujan atau debit limpasan adalah apabila intensitas hujan yang

jatuh di suatu Daerah Aliran Sungai melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju

infiltrasi terpenuhi air akan mengisi cekungan – cekungan pada permukaan

tanah. Setelah cekungan – cekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan

mengalir diatas permukaan tanah. Debit air hujan ini dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Q = 0,278 .C. I. A

Dimana :

Q = Debit aliran air limpasan (m3/detik)

C = Koefisen run off (berdasarkan standar baku)

I = Intensitas hujan (mm/jam)

A = Luas daerah pengaliran (ha)

0,278 = Konstanta

B. Tinjauan Pustaka
30

Dalam penelitian ini, dilakukan juga pengkajian terhadap hasil-hasil

penelitian yang sudah pernah dilakukan para peneliti dan ada relevansi dengan

penelitian ini, berikut beberapa penelitian terdahulu :

1). (Damayanti, 2011) melakukan penelitian perencanaan sumur resapan di

Perumahan Graha Sejahtera 7, Boyolali. Pada penilitian ini, diperoleh

hasil perencanaan sumur resapan untuk tipe rumah 36/84 yaitu sumur

resap berbentuk lingkaran dengan diameter 0,8 meter dan kedalaman

0,8 meter. Sedangkan untuk tipe rumah 30/70 diperoleh hasil yaitu

sumur resapan berbentuk lingkaran dengan diameter 0,8 meter dengan

kedalaman 0,7 meter.

2). Edowai (2013) melakukan penelitian di Perumahan Padasuka Garden,

Bandung. Pada penelitian ini, didapatkan hasil yaitu 1 sumur resapan

dengan diameter 1 meter dan kedalaman 2 meter untuk setiap unit

rumah.

3). (Satriawansyah & Setiawan, 2018) Pada Hasil dari perencanaan sumur

resapan diperoleh dimensi sumur resapan dengan diameter 1,5 m dan

kedalaman 2 m dengan jumlah sumur resapan sebanyak 4 buah dengan

jarak 7.5 meter. Dengan perencanaan 4 buah sumur resapan pada lahan

MAN 1 Sumbawa akan bisa menanggulangi genangan yang terjadi pada

musim hujan. Hasil dari perencanaan untuk LRB diperoleh dimensi

dengan diameter 10 cm (0,1 m) dan kedalaman 100 cm (1 m) dengan

jumlah pekerjaan LRB sebanyak 12 buah dengan jarak 6 meter. Dengan


31

perencanaan 12 buah LRB bisa melindungi system air tanah (ground

water system) pada kawasan MAN 1 Sumbawa Besar.

4). (Riadi, 2016)melakukan studi perencanaan sumur resapan di perumahan

graha kota, didapatkan hasil perencanaan diperoleh kedalaman muka air

tanah di Perumahan Graha Permata Kota antara 4,73 m sampai 5,93 m.

Analisis nilai permeabilitas diperoleh antara 5,43 cm/jam sampai 6,82

cm/jam. Hasil analisis perencanaan dengan menggunakan buis beton

0,8m - 1,2 m, diperoleh kedalaman setiap tipe rumah, yaitu untuk rumah

tipe 36 diperoleh kedalaman 0,81 m – 1,81 m dan biaya sebesar Rp.

1.077.000,00 – Rp. 1.112.000,00, rumah tipe 56 diperoleh kedalaman

1,06 m – 2,38 m dan biaya sebesar Rp. 1.205.000,00 – Rp. 1.295.000,00,

dan untuk rumah tipe 73 diperoleh kedalaman 1,46 m – 3,28 m dan biaya

sebesar Rp. 1.377.000,00 – Rp. 1.588.000,00.

5). (Duppa, 2017) melakukan penelitian dengan Metode penelitian ini metode

kualitatif yaitu mengumpulkan teori dan data dari bebarapa sumber.

Mendapatkan hasil yaitu Pada musim hujan debit aliran tinggi, namun

sebaliknya pada musim penghujan debit rendah bahkan kering. Dalam pada

itu, upaya menyimpan air pada musim hujan melalui teknologi resapan

buatan merupakan cara yang efektif, untuk menekan besaran debit.

Ketersediaan air tanah yang cukup (surplus), akan mengimbangi

kekeringan pada musim kemarau dalam bentuk air aliran base flow.

6). (Dwisaputro, 2018) melakukan studi perencanaan sumur resapan air hujan

untuk lahan pekarangan di perumahan pondok indah sesela kecamatan


32

gunung sari kabupaten lombok barat, dalam upaya untuk menetukan

kebutuhan dimensi sumur resapan yang berbentuk lingkaran dan berbentuk

persegi serta jumlah bangunan resapan air hujan serta rencana anggaran

biayanya pada setiap rumah di Perumahan Pondok Indah Sesela. Penelitian

dilakukan berdasarkan analisis hujan rencana dan nilai permeabilitas tanah

setempat.

7). (Eko Rachmad Iskandar, Fameira Dhiniati, 2020)melakukan penelitian

sumur resapan di wilayah swakarya kelurahan sukorejo kota pagar alam

penelitian ini adalah menghitung debit limpasan di wilayah Swakarya dan

merencanakan kebutuhan sumur resapan di wilayah Swakarya. Metode

frekuensi mengunakan metode distribusi normal distribusi gumbell dan

distribusi log normal. Dari uji kecocokan menggunakan uji smirnov-

kolmogorov, hasil yang didapat adalah menggunakan metode Gumbell,

adapun nilai yang didapat sebesar 131,10 mm dengan periode 10 tahunan.

Dari hasil analisis di dapat debit banjir rencana dengan periode 10 tahunan

pada wilayah Swakarya adalah sebesar 0,0001 m3/det. Kebutuhan sumur

resapan wilayah Swakarya masing - masing unit rumah diperlukan sumur

resapan dengan diameter 1 m dan kedalaman 0,625 m. Setiap sumur

resapan dapat menampung kapasitas 0,639 m.

8). (Saleh, 2011) yang mengkaji penanggulangan limpasam menggunakan

sumur resapan di daerah perumnas Made Kabupaten Lamongan. Semua

peneliti terdahulu di atas mengambil metode penerapan sumur resapan

sebagai pengelola luapan saluran dalam jangka panjang guna menampung


33

air permukaan dan meningkatkan muka air tanah dengan metode

perhitungan analisis hidrologi dan hidrolika dan kemudian

memperhitungkan desain sumur menggunakan sistem pada SNI. No. 03-

2459-2002 dan SNI 8456-2017.

9). (Halik & Widodo, 2008) dengan judul “Pendugaan Potensi Air Tanah

Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal

Boto Universitas Jember” yang meneliti akuifer pembawa air di daerah

kelurahan Tegal Boto Kecamatan Sumbersari. Besarnya potensi banjir di

daerah Kabupaten Jember juga sudah diteliti oleh Tamimi dkk (2016) yang

mengkaji sistem drainase Jalan Srikoyo, Patrang Kabupaten Jember,

10).(Pekarangan & DEPARTEMEN, 2002) yang mengkaji sistem drainase Jalan

Srikoyo, Patrang Kabupaten Jember, dan (Hidayah, 2015) dengan judul

“Floods Analysis in Jember Urban Drainage System” yang meneliti titik

banjir dan besarnya debit banjir akibat luapan saluran dan rendahnya area

resap air menuju ke dalam tanah.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data terkait, baik data curah

hujan yang terdapat di wilayah tersebut, maupun data analisis hidrologi data

karakteristik saluran drainase. Dari data yang diperoleh, analisis dilakukan

untuk mengetahui debit rencana dan debit yang sudah terjadi di saluran

drainase umtuk dia amati pada di lingkungan Universitas Pancasakti Tegal.

Langkah selanjutnya menentukan kapasitas sumur resapan dan debit rencana

serta perencanaan desain sumur resapan yang cocok diterapkan pada

lingkungan tersebut lalu dapat ditentukan jumlah sumur resapan yang

diperlukan.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu

waktu atau kondisi dilakukanya penelitian yaitu pada rentang waktu dari

bulan Maret sampai dengan bulan Agustus yang dilakukan di lingkungan

Universitas Pancasakti Tegal dimana ditentukanya pengecekan analisis

tanah pada kedalaman 1.5 meter,

2. Lokasi

Lokasi atau tempat penelitian dilakukan di Lingkungan kampus

Universitas Pancasakti Tegal yang berada pada kelurahan Mintaragen

Kota Tegal seperti disajikan pada gambar 3.1 berikut ini :

34
35

Gambar 3.1 : Lokasi Perencanaan


( Sumber : Google Maps )

C. Instrumen Penelitian

Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya sebagai berikut :

1. Alat penelitian

Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah

a. Alat metode sumur uji

b. Alat pemukul

c. Stopwatch

2. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Tanah rawa yang terdapat di kedua lokasi penelitian yaitudi

lingkungan Universitas Pancasakti Tegal yang berlokasi di

Kelurahan mintaragen Kota Tegal


36

b. Air sumur/ Air bersih

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel terikat

(variabel dependen) merupakan variabel yang tergantung dengan variabel

yang lainnya serta variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel

yang tidak memiliki ketergantungan terhadap variabel yang lainnya.Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Variabel Terikat

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah pengaruh drainase serta

pengaruh permeabilitas tanah dalam proses penyterapan air

2. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi

jumlah debit air pada pemasalahan ini.

E. Metode Pengumpulan Data

Data terdiri dari dua macam yaitu data primer dan sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran

secara langsung yang dilakukan di lokasi perencanaan sedangkan data

sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait.

Dalam perencanaan ini diperlukan data primer yaitu kedalaman muka

air tanah pada lokasi perencanaan, Kemudian untuk data sekunder

diperoleh dari instansi terkait. Adapun data sekunder yang dibutuhkan

dalam perencanaan ini yaitu Data curah hujan yang diperoleh dari balai
37

stasiun Kota Tegal yang terletak di Stasiun Meteorologi Tegal, Jalan

Kolonel Soegiono No. 100, Kemandungan, Tegal Barat, Pekauman, Kec.

Tegal Bar., Kota Tegal, Jawa Tengah 52133. Stasiun hujan meteorologi

Tegal dipilih karena terdekat dengan lokasi perencanaan.

F. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan menggunakan dengan dua data yaitu data sekunder

dan data primer, berikut analysis datanya :

1. Analisis Data Primer

Pengukuran kedalaman muka tanah

a. Mengukur ketinggian dari sumur air sampai permukaan tanah

menggunakan meteran

b. Mengukur ketinggian dari sumur air sampai ke muka air tanah

menggunakan meteran

c. Mencatat hasil pengukuran

2. Analisis Data Sekunder

a. Menganalisa hasil analisa hidrologi

b. Menganalisa analisa curah hujan

G. Perencanaan Sumur Resapan

Persyaaratan umumn yang perlu di penuhi adalah sebagai berikut :

1) Sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lulus air dan tanah

longsor
38

2) Sumur resapan air hujan bebas dari kontaminasi atau pencemaran

limbah

3) Air yang masuk kedalam air sumur resapan adalah air hujan

4) Untuk daerah sanitasi lingkungan buruk, sumur resapan air hujan

hanya menampung dari atap dan saluran melalui talang

5) Mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi dan hidrologi


39

Diagram Alir Penelitian

MULAI

Pengumpulan Data

Data Sekunder : Data Primer :

Data Hidrologi Data Kedalaman Muka


Tanah

Analisis Hidrologi Analisa Hasil Pengukuran


Air Tanah

Curah Hujan Rencana

Perencanaan Sumur Resapan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 : Diagram Alir Penelitian


Diagram Alir Penelitian

MULAI

Pengumpulan Data

Data Sekunder : Data Primer :

Data Hidrologi Data Kedalaman Muka


Tanah

Analisis Hidrologi Analisa Hasil Pengukuran


Air Tanah

Intensitas Curah Hujan


Perhitungan Curah Hujan
Rencana
Perhitungan Debit Air

Perencanaan Dimensi
Sumur Resapan

Perencanaan Sumur Resapan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 : Diagram Alir Penelitian

40
DAFTAR PUSTAKA

Bisri, M., & Prastya, T. A. N. (2009). Imbuhan Air Tanah Buatan untuk

Mereduksi Genangan (Studi Kasus di Kecamatan Batu Kota Batu). Jurnal

Rekayasa Sipil, 3(67), 77–50.

CD, Soemarto. 1995. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.

Damayanti, W. D. (2011). Sumur Resapan Air Hujan Sebagai Salah Satu Usaha

Pencegahan Terjadinya Limpasan Pada Perumahan Graha Sejahtera 7

Boyolali. Surakarta. Digilib.Uns.Ac.Id.

Danang, E. (2009).No Title No Title. In Angewandte Chemie International

Edition (Vol. 6, Issue 11).

Duppa, H. (2017). Sumur Resapan Untuk Mengurangi Genangan Air Dan Banjir.

Jurnal Scientific Pinisi, 3(1), 48–54.

Dwisaputro, G. (2018). Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan.

Eko Rachmad Iskandar, Fameira Dhiniati, L. E. D. (2020). KELURAHAN

SUKOREJO KOTA PAGAR ALAM. 0(01), 25–32.

Halik, G., & Widodo, J. (2008). Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode

Geolistrik. Media Teknik Sipil, 113(2), 109–114.

Hidayah. (2015). Floods Analysis in Jember Urban Drainage System. Floods

Analysis in Jember Urban Drainage System, 1.

Mahmud, A. (2011). Analisis Debit Puncak Das Padang Guci Kabupaten Kaur

Provinsi Bengkulu. 2, 108–119.

Pekarangan, T. cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan, &

41
DEPARTEMEN. (2002). Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan

untuk lahan pekarangan.

Petunjuk Teknis Tata Cara Penerapan Drainase Berwawasan Lingkungan di

Kawasan Permukiman. (2002). Petunjuk Teknis Tata Cara Penerapan

Drainase Berwawasan Lingkungan di Kawasan Permukiman. SNI 03-2453-

2002, 60, 2453.

Riadi, S. (2016). No Title. PERENCANAAN SUMUR RESAPAN DI

PERUMAHAN GRAHA PERMATA KOTA, Edisi 1 Ji(Sumur Resapan).

Saleh, C. (2011). ( Studi Kasus Di Di Daerah Perumnas Made Kabupaten

Lamongan ). 9.

Satriawansyah, T., & Setiawan, D. (2018). Perencanaan Sumur Resapan Dan

Lubang Resapan Biopori Sebagai Alternative Penanggulangan Banjir Di

Man 1 Sumbawa Besar. 1(September), 21–30.

https://doi.org/10.31227/osf.io/kphcy

42

Anda mungkin juga menyukai