Anda di halaman 1dari 65

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN POROS


KENDARI-TORONIPA TERHADAP PENDAPATAN DAN MATA
PENCAHARIAN MASYARAKAT

OLEH
SADDAM AL FACHRY
B1A118134

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022
SKRIPSI

Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Poros Kendari-Toronipa


Terhadap Pendapatan Dan Mata Pencaharian Masyarakat

Oleh
SADDAM AL FACHRY
NIM : B1A118134

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL PENELITIAN INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI


PADA, ............................

Oleh :
SADDAM AL FACHRY
NIM. B1A1 18 134

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Syamsir Nur, S.E., M.Si Syamsul Anam, S.E., M.Ec,Dev


ABSTRAK
NIP. 19810824 200812 1 001 NIP. 19760417 200604 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala sang pencipta alam

semesta, manusia dan kehidupan, sang pengatur seluruh perjalanan dan aspek

kehidupan manusia dari lahir sampai kembali keharibaannya, shalawat serta salam

kepada Nabiyullah Muhammad SAW, Rasulullah tauladan umat yang telah

mengantarkan cahaya kebenaran untuk dijadikan petunjuk bagi seluruh umat

manusia, semoga kita termasuk bagian orang-orang yang istiqomah menjalankan

risalahnya

Rasa syukur kepada Allah SWT tiada terkira bagi penulis yang telah

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan

bantuan serta dukungan, maka sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tinnginya terutama kepada:

1. Kedua orang tuaku Bapak Jabaruddin dan Ibunda Sitti Rahmatia tercinta yang

telah mencurahkan kasih sayangnya tanpa henti dan pengrobanan nyata tak

terhingga pada penulis.

2. Bapak Rektor Universitas Halu Oleo Kendari yang telah memberikan dukungan

sarana dan fasilitas serta kebijakan yang mendukung penyelesaian studi.

3. Prof. Dr. H. Arifuddin Mas'ud, S.E., M.Si, selaku Dekan beserta para staf Dekan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari yang telah

iii
memberikan dukungan sarana dan pra sarana serta kebijakan serta mendukung

untuk penyelesaian mahasiswa.

4. Dr. Tajuddin, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi

Pembangunan dan Asrianti Dja’wa, SE., M.Ec.Dev selaku sekretaris Jurusan

Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan yang telah banyak membantu penulis

menyelesaikan studi.

5. Dr. Syamsir Nur, S.E., M.Si, selaku pembimbing I dan Syamsul Anam, S.E.,

M.Ec,Dev, selaku pembimbing II yang tak pernah bosan dan lelah dalam

memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Dr. Ernawati S.,M,Si, Dr. Nur Asizah, SE., M.Si, dan Drs. Ek. Sabir Ahmad.

M.Si selaku Tim Penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam

penulisan skripsi ini.

7. Segenap dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Ilmu

Ekonomi Dan Studi Pembangunan yang telah membimbing, mengarahkan dan

memberikan ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan.

8. Para masyarakat Kecamatan Kendari dan Kecamatan Soropia yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa mereka penelitian ini tidak akan

terselesaikan.

9. Sahabat-sahabat saya dari kecil Rama, Adam, Asjun, Reza, Riko ,Andi, Fira,

Alwi, Lala, Pian, Dio, Nasrun, dan Rafli yang selalu menemani Penulis ketika

iv
penulis butuh teman untuk bicara serta membantu penulis menyelesaikan hasil

penelitian.

10. Terima kasih untuk Frischa Aulia Yusuf, yang selalu setia menemani ketika

penulis butuh nasihat.

Perjalanan yang di lalui penulis penuh dengan cerita, cerita itulah yang akan

selalu menjadi kenangan penulis di hari kemudian nanti,

‘’ Janganlah menganggap remeh hal-hal yang terdekat dengan hati Anda.

Rangkullah mereka seperti sama berharganya dengan hidup Anda, karena tanpa

mereka hidup adalah sia-sia’’.

Kendari,……….2022
Penulis

Saddam Al Fachry
Nim: B1A118134

v
ABSTRACT

The Analysis of Road Construction of Impact Kendari-Toronipa on Community


Income and Livelihoods. S1 Program, Department of Economics and Development
Studies, Faculty of Economics and Business, Haluoleo University. Guided by
Syamsir Nur and Syamsul Anam.
This purpose of study aims to describe and analyze how much influence the
development of the Kendari – Toronipa road infrastructure has on changes in people's
incomes and livelihoods. The research method used is qualitative research. The
sample of this research is the Community of Kec. Kendari and Kec. Soropia with a
total of 95 respondents by using purpose sampling.
The results of this study are: 1) The construction of the Kendari-Toronipa axis
road infrastructure has an impact on changes in people's livelihoods. It can be seen
that there was a shift in livelihoods before and after the construction of the Kendari-
Toronipa axis road. 2) The construction of the Kendari-Toronipa axis road
infrastructure has an impact on the income of some people after the Kendari-Toronipa
axis road construction. It can be seen that there was a change in income before and
after the construction of the Kendari-Toronipa Axis Road.
Keywords: Infrastructure, Income, Livelihood

vi
ABSTRAK

Saddam Al Fachry, 2022. Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Poros


Kendari-Toronipa Terhadap Pendapatan Dan Mata Pencaharian Masyarakat. Program
S1, Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Universitas Haluoleo. Di bimbing oleh Syamsir Nur dan Syamsul Anam.
Penelitian ini bertujuan Untuk mendeskripsikan dan menganalisis dampak
infrastruktur pembangunan infrastruktur jalan Kendari – Toronipa terhadap
perubahan pendapatan dan mata pencaharian masyarakat. Metode penelitian yang di
gunakan adalah penelitian kualitatif. Sampel penelitian ini adalah Masyarakat Kec.
Kendari dan Kec. Soropia dengan jumlah 95 responden dengan menggunakan
purpose sampling. Analisis yang di gunakan adalah deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Pembangunan infrastruktur jalan poros
Kendari-Toronipa berdampak pada perubahan mata pencaharian masyarakat. Terlihat
adanya pergeseran mata pencaharian sebelum dan sesudah pembangunan jalan poros
Kendari-Toronipa. 2) Pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa
berdampak pada pendapatan sebagian masyarakat pasca pembangunan jalan poros
Kendari-Toronipa. Terlihat adanya perubahan pendapatan sebelum dan sesudah
pembangunan Jalan Poros Kendari-Toronipa.
Kata kunci : Infrastruktur, Pendapatan , Mata Pencaharian

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
ABSTRACT.................................................................................................................vi
ABSTRAK..................................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................x
DAFTAR TABEL........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................9
2.1. Tinjauan Teoritis.................................................................................................9
2.1.1. Pengertian Pembangunan.............................................................................9
2.1.2. Pengertian Infrastruktur.............................................................................11
2.1.3. Pengertian Jalan.........................................................................................11
2.1.4. Dampak Pembangunan Infrastruktur.........................................................13
2.1.5.Pengertian Pendapatan................................................................................15
2.1.6. Pengertian Mata Pencaharian.....................................................................18
2.1.7. Pengertian Masyarakat...............................................................................25
2.2. Penelitian Terdahulu.........................................................................................26
2.3. Kerangka Pemikiran..........................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................29
3.1. Lokasi Penelitian...............................................................................................29
3.2. Populasi, Sampel Penelitian..............................................................................29

viii
3.2.1. Populasi......................................................................................................29
3.2.2. Sampel Penelitian......................................................................................30
3.3. Sumber Data Dan Jenis Data............................................................................31
3.3.1. Sumber data...............................................................................................31
3.3.2. Jenis data....................................................................................................31
3.4. Metode Penelitian Data.....................................................................................31
3.5. Metode Analisis Data........................................................................................33
3.6. Definisi Operasional Variabel...........................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................36
4.1.Gambaran Umum...............................................................................................36
4.1.1. Gambaran Umum Pembangunan Jalan Poros Kendari-Toronipa..............36
4.1.2. Gambaran umum Daerah Penelitian..........................................................37
4.2. Karakteristik Respoden....................................................................................39
4.3. Hasil Penelitian.............................................................................................42
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................45
4.4.1. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Mata Pencaharian Masyarakat
Kecamatan Kendari Dan Kecamatan Soropia.....................................................45
4.4.2. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Pendapatan Masyarakat.........47
BAB V PENUTUP......................................................................................................50
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................50
5.2. Saran.................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................52

DAFTAR GAMBAR

ix
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran..........................................................................................29

Gambar 4. 1 Peta Kecamatan Kendari- Kecamatan Soropia..................................................38

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1.....................................................................................................................40
Tabel 4. 2.....................................................................................................................41
Tabel 4. 3.....................................................................................................................42
Tabel 4. 4.....................................................................................................................42
Tabel 4. 5.....................................................................................................................43
Tabel 4. 6 ....................................................................................................................45

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan adalah suatu usaha yang terencana dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Jaringan jalan merupakan salah satu

faktor pendukung keberhasilan suatu pembangunan karena jalan berperan untuk

pemindahan barang dan manusia sehingga diperlukan jaringan jalan yang memadai

dan lebih mengedepankan kecepatan. Pembangunan jalan ini merupakan alternatif

untuk mempercepat sarana transportasi, perkembangan industri pariwisata,

menunjang pertumbuhan dan percepatan proses ekonomi yang kerap terhambat

karena kendala transportasi, mengurangi kemacetan akibat pasar tumpah, pasar

tradisional, penyempitan jalan, jembatan rusak, jalan yang berlubang dan lain-lain

adalah hal yang menghambat proses ekonomi secara merata dan cepat.

Sebagai Negara berkembang Indonesia di hadapkan pada masalah

pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang makin berkembang dan makin

bertambah luas, karena semakin banyak segi-segi yang harus diperhatikan dalam

mengevaluasi suatu proses pembangunan ekonomi dan infrastruktur. cukup dan

melihat perkembangan tingkat pendapatan per kapita masyarakat, tapi cenderung

untuk melihat adanya pembagian hasil akibat perkembangan ekonomi dan

infrastruktur baik secara sektor maupun secara wilayah. Pembangunan sangat

1
2

strategis dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan

ekonomi Negara Indonesia.

Dengan adanya pembangunan ini maka akan terjadi perubahan kondisi

ekonomi dan sosial masyarakat. Menurut Soediono (dalam Adisasmita 2012) bahwa

pembangunan merupakan perubahan susunan dan pola masyarakat yang akan

merangsang lapisan-lapisan masyarakat dan dengan adanya teknologi maka

pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat. Selain itu menurut Salim (1980)

mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat berdampak positif maupun

negative. Dampak positif dari pembangunan adalah dapat meningkatkan kualitas

hidup yang terdiri dari meningkatnya kualitas fisik, turunnya angka kematian, dan

meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan dampak negative dari pembangunan yaitu

berkurangnya sumber daya, pencemaran lingkungan, dan redistribusi penduduk.

Untuk itu apabila pemerintah ingin melakukan pembangunan maka mereka

akan berhadapan dengan masyarakat pemilik lahan yang akan digunakan sebagai

jalan tersebut. Dengan adanya pembangunan tersebut pemerintah membutuhkan tanah

yang akan dijadikan sebagai tempat pembangunannya. Dalam hal ini pemerintah

harus mengganti tanah yang terpakai, pohon-pohon yang terkena dalam

pembangunan, serta penggantian rumah atau bangunan yang terkena dalam jalur

pembangunan tersebut.
3

Pembangunan jalan poros Kendari – Toronipa terus sementara proses

pembangunan. Di sejumlah titik, alat berat terus membuka jalur, rumah-rumah di

gusur satu per satu yang terkena dampak pembangunan jalan infrastruktur tersebut .

Pembangunan jalan tersebut merupakan salah satu mega proyek pada masa jabatan

Gubernur Sulawesi Tenggara (SULTRA) Ali Mazi dan Wakil Guberur Sultra

Lukman Abu Nawas. Jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas darat.

Lancarnya arus jalan akan sangat menunjang perkembangan perekonomian dan sosial

suatu daerah. Sehingga pembangunan prasarana dan prasarana transportasi (jalan)

akan mempermudah dan mempercepat arus mobilitas barang dan jasa.

Menurut Kadis Sumberdaya Air dan Bina Marga Sultra Burhanuddin yaitu

“tujuan dari pembangunan jalan Kendari – Toronipa bertujuan sebagai pendukung

pengembangan pariwisata unggulan. Di mana, pembangunan jalan Kendari-Toronipa

sebagai akses pendukung pengembangan pariwisata unggulan di Sultra. Lanjutnya,

dalam program pendukung pengembangan tersebut, terdapat empat poin utama dalam

pembangunan jalan Kendari Toronipa. Pertama, Kota Kendari menjadi Pusat

Kegiatan Nasional (PKN), kedua RTRW Provinsi yaitu Kendari dan sekitarnya

menjadi Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN). Ketiga, mendukung

perwujudan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, yaitu kawasan Teluk

Kendari yang indikasi wilayahnya meliputi wilayah Teluk Kendari dan sekitarnya

(Kendari-Konawe-Konawe Selatan). Kemudian yang empat yakni potensi tumbuh

dan berkembangnya kegiatan ekonomi pada koridor jalan dan pantai (kegiatan
4

pariwisata-obyek wisata dan pendukung pariwisata termasuk infrastuktur penghubung

ke pulau)”.

Infrastrukur jalan juga dapat dikatakan sebagai sebuah pembangunan

karena akses jalan diperlukan untuk melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat

lain guna kepentingan masyarakat daerah yang berada di sekitarnya. Jalan menjadi

penting keberadaannya karena jalan yang memiliki penerangan yang baik dan akses

yang mudah dijangkau akan membuat masyarakat menjadi lebih mudah untuk

melakukan segala aktivitas perpindahan terutama untuk arus pertukaran ekonomi dari

satu tempat ke tempat lain. Pengertian infrastruktur sendiri merupakan segala sesuatu

yang berhubungan dengan fasilitas umum dan menjadi kepentingan bersama yang

disediakan oleh pemerintah pusat maupun daerah dan bertujuan untuk menunjang

aktivitas ekonomi maupun sosial masyarakat menjadi lebih baik.

Dalam hubungan infrastruktur dengan pembangunan ekonomi, beberapa

ekonom juga memberikan pendapatnya mengenai infrstruktur. Hirschman (1958)

mendefinisikan infrasturuktur sebagai sesuatu yang di butuhkan. Tanpa infrastruktur,

kegiatan produksi pada berbagai sektor kegiatan ekonomi (industri) tidak dapat

berfungsi. Todaro (2006) juga mendefinisikan infrastruktur sebagai salah satu faktor

yang penting menentukan pembangunan ekonomi

Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan pembangunan jalan poros

Kendari-Toronipa adalah meningkatkan PAD melalui sektor wisata. Objek wisata


5

yang menjadi tujuannya adalah Pantai Nipa-Nipa, dan Pulau Bokori. Oleh karena itu

pariwisata memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berapa jalur

(Brida et al,2010). Pertama, sektor pariwisata sebagai penghasil devisa untuk

memperoleh barang modal yang di gunakan dalam proses produksi

(McKinnon,1964). Kedua , pengembangan pariwisata menstimulusu investasi di

bidang infrastruktur (Sakai, 2006). Ketiga , pengembangan sektor pariwisata

mendorong pengembangan sektor-sektor ekonomi yang lainnya melalui direct,

indirect dan induced effect (Spurr, 2006). Ke-empat , pariwisata ikut berkontribusi

dalam peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan (Lee & Chang ,

2008). Kelima pariwisata menyebabkan positive economic of scale (Weng & Wang,

2004). Pariwisata juga merupakan factor penting dalam penyebaran technical

knowledge, mendorong research and deveploment, dan akumulasi modal manusia

(Blake et al , 2006).

Di lain pihak mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Kendari sampai

dengan Kecamatan Soropia pada umumnya masih bekerja di bidang pertanian dan

perikanan . Hal ini sesuai dengan potensi wilayah kota Kendari sampai dengan

toronipa sebagian besar masih merupakan lahan pertanian dan perikanan. Terlebih

lagi daerah Konawe terdapat kampung Bajoe Indah yang mayoritas mata

pencahariannya berada di laut,selain menjadi nelayan masyarakat di sana juga

menyediakan layanan penyebrangan ke pulau bokori.


6

Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, otomatis dibutuhkan pembebasan

lahan yang dimiliki warga. Adanya tanah atau lahan yang berkurang karena proyek

jalan poros ini juga menimbulkan beberapa permasalahan bagi warga yang tinggal

disekitar jalan poros, khusus nya bagi mereka yang lahannya terkena pembangunan

jalan. Sebagai contoh, permasalahan yang muncul yaitu banyak lahan sawah yang

tergusur oleh pembangunan jalan, menyebabkan matapencaharian warga berubah

bahkan sampai hilang. Berubahnya matapencaharian warga tersebut sudah pasti

menyebabkan pendapatan mereka juga berubah.

Daerah yang dilewati oleh jalan adalah meliputu Kecamatan Kendari, dan

Kecamatan Soropia. Kedua kecamatan berikut beberapa masyarakat desa

didalamnya, harus “merelakan” tanahnya untuk pembangunan jalan poros ini,

dengan catatan mendapatkan ganti dari pemerintah. Dan harapannya pergantian yang

digunakan oleh pemerintah tersebut digunakan dan dimanfaatkan untuk hal yang

positif demi perkembangan ekonomi masyarakat yang lebih baik lagi.

Peran pemerintah sebagai mobilisator pembangunan sangat strategis dalam

mendukung tingkat kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi negaranya.

Pertumbuhan ekonomi mmerupakan salah satu indikator untuk melihat hasil

pembangunan yang telah di lakukan dan juga berguna untuk menentukan arah

pembangunan di masa yang akan datang. Proses dari pembangunan biasanya akan

menimbulkan perubahan dan juga memiliki dampak positif maupun negatif bagi

kehidupan masyarakat. Dampak positif dapat terlihat saat kebutuhan manusia menjadi
7

tercukupi karena pembangunan tersebut. Selain itu dampak negatifnya dapat di lihat

dari mulai menurunnya kualitas lingkungan yang di akibatkan oleh adanya

pembangunan yang tidak berkelanjutan serta tidak ramah lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat di rumuskan, bahwa

permasalahan yang akan di kaji pada penelitian ini adalah: Apakah pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari- Toronipa brerdampak terhadap perubahan

pendapatan dan mata pencaharian masyarakat.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan dan menganalisis

dampak infrastruktur pembangunan infratruktur jalan Kendari – Toronipa terhadap

perubahan pendapatan dan mata pencaharian masyarakat.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan: Penelitian ini bermanfaat untuk

menambah wawasan bagi penulis dalam mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

pembangunan infratruktur jalan Kendari – Toronipa terhadap perubahan pendapatan

dan mata pencaharian masyarakat.


8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat dampak pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa terhadap pendapatan dan mata

pencaharian masyarakat di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Soropia sebelum dan

sesudah pembangunan jalan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Pembangunan

Di era modernisasi saat ini, pembangunan merupakan hal yang sangat penting

dan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu Negara. Oleh sebab itu

konsep-konset serta definisi-definisi pembangunan dapat memunculkan teori seiring

dengan perkembangan jaman.

Menurut Widodo (2006) Pembangunan adalah upaya multidimensional yang

meliputi perubahan pada berbagai aspek yang didalamnya terdapat structural sosial,

sikap masyarakat serta intitusi nasional dengan tidak mengesampingkan tujuan awal

yaitu pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta perluasan

kesempatan kerja. Pembangunan juga sebagai proses untuk mensejahterakan

kehidupan masyarakat secara terencana dan berkelanjutan yang akan berlangsung

dalam jangka panjang

Menurut Todaro (2000:18), menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya

fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi

materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Todaro dalam bukunya mendefinisikan

pembangunan merupakan suatu proses multidimensial yang meliputi perubahan-

perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-lembaga nasional, sekaligus

9
10

peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan

kemiskinan.

Menurut Gant dalam Suryono (2001:31), tujuan pembangunan ada dua tahap.

Pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan.

Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap kedua adalah

menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan

terpenuhi segala kebutuhannya. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut,

maka banyak aspek atau hal-hal yang harus diperhatikan, yang di antaranya adalah

keterlibatan masyarakat di dalam pembangunan.

Menurut Moch Solekhan (2014:70) mengatakan bahwa pembangunan

kawasan Perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antara Desa dalam satu

Kabupaten /Kota, yang meliputi:

1. Penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa rangka penetapan kawasan

pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;

2. Pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

perdesaan.

3. Pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan

pengembangan teknologi tepat guna; dan

4. Pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap

pelayanan dan kegiatan ekonomi.


11

2.1.2. Pengertian Infrastruktur

Canning dan Pedroni (2004:11) menyatakan bahwa infrastuktur memiliki

sefat ekstenalitas. Berbagai infrastruktur seperti jalan, pendidikan kesehatan dan

sebagainya memiliki sifat eksternalitas positif. Memberikan dukungan bahwa fasilitas

yang diberikan oleh berbagai infrastruktur merupakan eksternalitas positif yang dapat

meningkatkan produktivitas semua input dalam proses produksi.

Menurut Mankiw (2003:38) infrastruktur merupakan wujud dari public capital

(modal publik) yang dibentuk dari inverstasi yang dilakukan pemerintah, infrastruktur

dalam penelitian ini meliputi jalan, jembatan, dan sistem saluran pembuangan.

Menurut Grigg dalam Kodoatie (2003:32), bahwa sistem infrastruktur dapat

didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-

peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya

sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat.

2.1.3. Pengertian Jalan

Menurut Adji Adisasmita (2011:79), mengatakan bahwa jalan merupakan

prasarana transportasi darat yang meliputi bagian jalan termasuk bangunan pelengkap

dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada

permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air serta

di atas permukaan air. Menurut Rinaldi Mirsa (2011:54), mengatakan bahwa dalam

suatu kota, pola jaringan jalan biasanya terbentuk melalui proses yang sangat panjang

dan merupakan bagian atau kelanjutan dari pola yang ada sebelumnya.
12

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (4) menjelaskan bahwa

jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

jalan lori dan jalan kabel.

Sebagaimana dalam pasal 5 Undang-Undang No. 38 Tahun 2004, peran jalan

ialah sebagai bagian sarana dan prasarana transportasi yang mempunyai peran

penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan

dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; jalan

sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan

masyarakat, bangsa dan negara; serta jalan yang merupakan satu kesatuan sistem

jaringan jalan yang menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik

Indonesia

Dari beberapa definisi diatas yang telah diuaraikan, penulis dapat mengambil

suatu kesimpulan bahwa pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu

program utama pemerintah desa sebagai struktur dasar dalam penataan elemen

lingkungan. Dengan adanya sarana transportasi darat, maka pertumbuhan ekonomi

meningkat, serta peningkatan akses terhadap pelayanan masyarakat desa berjalan

dengan lancar dan cepat.


13

2.1.4. Dampak Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur pada umumnya dapat meningkatkan mobilitas

penduduk, mempercepat laju pengangkutan barang, memperbaiki kualitas dari jasa

pengangkutan tersebut, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pembangunan,

serta meningkatkan efisiensi penggunaan sarana pembangunan. Perbaikan

infrastruktur akan meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan

ekonomi ini serta banyaknya investasi yang masuk akan menyerap tenaga kerja.

Infrastruktur yang baik akan merangsang peningkatan pendapatan masyarakat, karena

aktifitas ekonomi yang semakin meningkat sebagai akibat mobilitas faktor produksi

dan aktivitas perdagangan yang semakin tinggi.

Todaro (2000) mengatakan bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur disuatu

daerah merupakan faktor penting dan akan menentukan tingkat kecepatan serta

perluasan pembangunan ekonomi. Lebih lanjut J’afar (2007) menyatakan bahwa,

infrastruktur mempunyai peranan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi

dengan jangka pendek akan menciptakan lapangan kerja dari sektor konstruksi dan

jangka menengah serta panjang akan mendukung peningkatan efisiensi juga

produktivitas sektor sektor terkait.

Pembangunan infrastruktur merupakan aspek yang sangat penting bagi

pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena infrastruktur yang baik akan

menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga akan menciptakan lapangan


14

kerja baru, serta akan menyebabkan turunnya tingkat kemiskinan dan pendapatan

perkapita semakin meningkat.

Pembangunan infrastruktur dapat dijadikan mobil penggerak pembangunan

nasional. Keberadaan infrastruktur yang memadai akan berkontribusi pada kelancaran

produksi maupun distribusi barang dan jasa yang dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga dan menungkatkan

pemerataan ekonomi di wilayah-wilayah.

Pada dasarnya kegiatan pembangunan infrastruktur jalan pasti mengakibatkan

dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif, sebagai

contoh pembangunan jalan pada daerah yang tidak stabil dapat mengakibatkan

kejadian tanah longsor . Dampak positif dan negatif yang sering kita temui dalam

pembangunan jalan adalah :

a.      Dampak Positif

1. Kelancaran lalu lintas.

Manfaat langsung dari pembangunan Jalan adalah meningkatnya kelancaran

arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang khususnya dalam

menghubungkan Daerah satu kedaerah lainnya.Dengan semakin lancarnya

arus lalu lintas berarti lebih mengefisiensikan waktu dan biaya.

2. Merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian.

Manfaat langsung ini sudah terasa ketika pertama kali jalan sudah bisa di

akses. Diantaranya adalah banyak masyarakat yang membuka toko atau

warung di koridor jalan.


15

3. Pertumbuhan PDRB (Produk Domestic Regional Bruto) daerah.

Semakin lancarnya transportasi akan menimbulkan dampak pergerakan

orang maupun barang.  Dengan demikian akan memicu peningkatan jumlah

penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya

permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang meningkatnya

kegiatan perekonomian, terutama di sektor pariwisata.

b.      Dampak Negatif

1. Menurunnya pendapatan pedagang di jalan poros sebelumnya

2. Adanya pengurangan luasan lahan terbuka hijau.

3. Rusaknya lingkungan hidup di sekitar pembangunan infrastruktur jalan.

2.1.5.Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan

laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah

pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat

juga diartikan sebagai income, maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan

kata revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan. Pendapatan sangat

berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang

diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala

pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu

pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam

laporan laba rugi maka, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan
16

Sadono Sukirno (2006), Pendapatan adalah pendapatan uang yang diterima

dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan

yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan

dan pendapatan dari kekayaan. Besarnya pendapatan seseorang bergantung pada jenis

pekerjaannya.

Soekartawi (2012) menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya

barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya

pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas

barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan

pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi

setelah adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang

lebih baik.

Pendapatan dapat di golongkan didalam kedudukan sosial ekonomi rendah,

sedang, dan tinggi:

1. Golongan Ekonomi Rendah

Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang

menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup

yang minimal, golongan ekonomi rendah memiliki pendapatan kurang dari satu juta

lima ratus ribu rupiah per bulan (< Rp. 1.500.000)


17

2. Golongan Ekonomi Sedang

Golongan masyarakat berpenghasilan sedang yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup namun hanya pas-pasan. Menjadikan pendidikan sebagai

acuan kehidupan, golongan ekonomi sedang memiliki pendapatan dari satu juta lima

ratus ribu rupiah hingga dua juta lima ratus ribu rupiah per bulan (Rp. 1.500.000 –

Rp. 2.500.000)

3. Golongan Ekonomi Tinggi

Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan jangaka pendek maupun jangka panjang

tanpa ada rasa khawatir. Menjadikan pendidikan bukan sebagai acuan kehidupan,

menjadikan budaya dalam keluarga untuk menjaga marwah, golongan ekonomi

tinggi memiliki pendapatan lebih dari dari tiga juta lima ratus ribu rupiah per bulan

(>Rp. 3.500.000)

a.Jenis-Jenis Pendapatan

Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan

laba rugi terdiri dari dua jenis, yaitu:

1) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama)

perusahaan.
18

2) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok (usaha

sampingan) perusahaan.

b.Sumber Pendapatan

Pendapatan seseorang harus dapat digunakan untuk menentukan tingkat

kesejahteraan sebab dengan pendapatan seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber

pendapatan masyarakat terdiri dari:

1) Di sektor formal berupa gaji dan upah yang diperoleh secara tetap dan jumlah

yang telah ditentukan

2) Di sektor informal berupa pendapatan yang bersumber dari perolehan atau

penghasilan tambahan seperti: penghasilan dagang, tukang, buruh, dan lain-lain .

3) Di sektor subsisten merupakan pendapatan yang bersumber dari hasil usaha

sendiri berupa tanaman, ternak, kiriman dan pemberian orang lain.

2.1.6. Pengertian Mata Pencaharian

Mata pencaharian sendiri dapat didefinisikan sebagai pekerjaan pokok yang

dilakukan oleh masyarakat. Selain itu penjelasan mengenai mata pencaharian, yaitu;

The term livelihood attempts to capture not just what people do in order to

make a living, but the resources that provide them with the capability to build a

satisfactory living, the risk factors that they must consider in managing their
19

resources, and the institutional and policy context that either helps or hinders them in

their pursuit of a viable or improving living (Frank Ellis, 2004).

Maksud dalam istilah mata pencaharian tersebut adalah tidak hanya apa yang

dilakukan manusia untuk hidup, tetapi juga sumber daya yang menyediakan mereka

dengan kapabilitas untuk membangun kehidupan yang memuaskan, faktor yang

beresiko adalah mereka harus memperhatikan dalam mengurus sumber daya, dan

lembaga serta hubungan politik yang juga membantu dan menghalangi dalam tujuan

mereka agar dapat hidup dan meningkatkan taraf hidup.

Merujuk dari definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan mengenai definisi mata pencaharian itu sendiri yang nantinya akan

digunakan dalam penelitian ini. Mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang

dilakukan manusia untuk hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun

kehidupan yang memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan faktor

seperti mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik. Dalam

perkembangannya, mata pencaharian seseorang seringkali berubah baik karena faktor

internal, eksternal, ataupun kombinasi dari keduanya (Wahyu, 2007).

Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup

yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai

dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya (Daldjoeni, 1987:89).

Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata
20

pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk

memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan

mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian pokok

di sini adalah sebagai bakul. Mata pencaharian sampingan adalah mata pencaharian di

luar mata pencaharian pokok (Susanto, 1993:183). Mata pencaharian adalah

keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya

yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan

produksi, distribusi dan konsumsi (Mulyadi, 1993:79).

Mata pencaharian menurut Mubyarto (1985:207-209) meliputi:

1) Petani/nelayan meliputi sawah, tegalan, tambak, kebun/perkebunan,

peternakan;

Petani merupakan jenis mata pencaharian yang mayoritas digeluti oleh

masyarakat Indonesia. Berdasarkan pendekatan geografis, petani menurut Scott

(1981) adalah mereka yang mode of production-nya di bidang pertanian dan tinggal

di pedesaan. Selanjutnya, Scott menambahkan bahwa desa bagi para petani

merupakan suatu kolektifitas (desa koorporat) yang kerjanya tipikal untuk menjamin

suatu pendapatan minimum bagi para warganya, serta merupakan suatu unit

fungsional fungsi-sungsi internalnya untuk meratakan kesempatan-kesempatan hidup

dan resiko-resiko hidup para warganya.

2) Nelayan
21

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan

ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang

secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang

melakukan pekerjaan seperti membuat Jaring, mengangkut alat-alat penangkapan

ikan ke dalam perahu/kapal motor, mengangkut ikan dari perahu/kapal motor, tidak

dikategorikan sebagai nelayan. (Departemen Kelautan dan Perikanan,2002).

3) Buruh tani meliputi buruh tani, ternak, tambak, pengemudi traktor;

Keberadaan buruh tani dapat diidentifikasi dari jumlah penduduk yang tidak

memiliki tanah pertanian. Keterbatasan informasi menyebabkan kepemilikan tanah

dijadikan sebagai dasar penentuan status sebagai buruh tani. Namun yang perlu

ditekankan bahwa ciri terpenting dari buruh tani bukan pada kepemilikan tanah tetapi

pada sikapnya yang menyerahkan diri kepada orang lain, dalam hal ini pemilik tanah.

Buruh tani memperoleh penghasilan dari upah bekerja pada tanah pertanian milik

orang lain atau petani penyewa tanah. Sebagian besar buruh tani bekerja lepas dengan

upah harian, hanya sebagian kecil yang bekerja untuk jangka satu tahun atau lebih.

Kegiatan ekonomi buruh tani berkisar pada pekerjaan pertanian yang mereka lakukan

untuk tuan tanah besar dengan upah harian.

Selepas masa panen, buruh tani dibebaskan untuk menanami tanah pertanian

tersebut dengan sistem bagi hasil (maro). Sewaktu senggang ketika mereka tidak

dipekerjakan sebagai buruh, mereka melakukan usaha perdagangan kecil-kecilan

dengan keuntungan yang kecil.


22

4) Buruh industri meliputi buruh kasar industri, buruh pengrajin, operasi

mesin, buruh pengolahan hasil pertanian;

Definisi buruh berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan adalah mereka yang bekerja atau menerima upah/imbalan dalam

bentuk lain. Terminologi atau istilah buruh ini kemudian diganti dengan tenaga kerja

pada era Orde Baru karena konotasi "buruh" yang dinilai negatif (sosialis/komunis).

Tenaga kerja sendiri, adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat. Buruh atau tenaga kerja ini bisa dibagi ke dalam

kelompok pekerja kerah putih dan kerah biru. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(BPS), sekitar 75 persen tenaga kerja di Indonesia adalah pekerja kerah biru (pekerja

yang melakukan pekerjaan dengan tangannya atau mencari nafkah dengan tenaga

fisik).

5) Usaha industri/penjual meliputi pengelolaan hasil pertanian, tekstil, batik,

jahit, industri plastik, industri makanan dan minuman, pande besi;

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi

adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga

dalam bentuk jasa.


23

6) Pedagang/penjual meliputi pemilik toko, pelayan toko, pedagang keliling

(hasil pertanian, pedagang es dan pedagang bakso), kios/warung;

Pedagang dapat dibagi menjadi beberapa jenis:

a. Pedagang Besar / Distributor / Agen Tunggal

Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk barang

dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung. Pedagang besar

biasanya diberikan hak wewenang wilayah / daerah tertentu dari produsen. Contoh

dari agen tunggal adalah seperti ATPM atau singkatan dari agen tunggal pemegang

merek untuk produk mobil.

b. Pedagang Menengah / Agen / Grosir

Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangannya

dari distributor atau agen tunggal yang biasanya akan diberi daerah kekuasaan

penjualan / perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor.

Contoh seperti pedagang grosir beras di pasar induk kramat jati.

c. Pedangan Eceran / Pengecer / Peritel

Pengecer adalah pedangan yang menjual barang yang dijualnya langsung ke

tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran. Contoh

pedangang eceran seperti alfa mini market dan indomaret.

7) Pekerjaan angkutan yaitu sopir, kenek, tukang becak, pengusaha angkutan,

ojek;
24

Pengertian angkutan dalam Undang-Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk

digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

8) Pekerjaan bangunan yaitu pengusaha bangunan, tukang/buruh bangunan,

tukang kayu dan mandor bangunan;

Mata pencaharian di bidang konstruksi antara lain tukang kayu,, tukang batu,

tukang besi, tukang las, tukang cat, tukang bor, tukang listrik, tukang pipa ledeng ,

tukang kapur, pekerja, mandor, pengawas / ahli teknik, ahli ukur, asisten ahli ukur,

sopir, masinis, kernet / pembantu sopir, buruh, tukang gali, juru godog aspal, dan

penjaga.

9) Profesional meliputi tenaga kesehatan (PLKB, bidan), seniman, guru/dosen,

Pegawai Negeri, pamong, polisi, TNI, tenaga lain (termasuk guru mengaji,

pengurus masjid);

Yang termasuk sebagai matapencaharian profesional antara lain tenaga

kesehatan, guru, dosen, pegawai negeri, Polisi, tentara dan seniman. Pegawai Negeri

Sipil (PNS) adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri di samping Anggota TNI dan

Anggota Polri (UU No 43 Th 1999).

10) Pekerjaan jasa meliputi pelayan rumah makan, pembantu rumah tangga,

binatu/tukang cuci, penata rambut, dukun bayi/pijat, mencari barang di


25

alam bebas, tenaga jasa lain (tukang kebun, jasa keamanan/ bukan pegawai

negeri dan tukang pikul).

Pekerja jasa adalah pekerja yang menggunakan keahliannya untuk

menghasilkan uang. Termasuk dalam kelompok ini adalah pelayan, pembantu rumah

tangga, tukang cukur, tukang service alat elektronik, dan lain sebagainya.

2.1.7. Pengertian Masyarakat

Masyarakat merupakan wadah untuk membentuk kepribadian diri setiap

kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu

masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu wilayah

yang tidak terlalu jelas batas-batasnya, berinteraksi menurut kesamaan pola tertentu,

diikat oleh suatu harapan dan kepentingan yang sama, keberadaannya berlangsung

terus-menerus, dengan suatu rasa identitas yang sama.

Dalam bahasa ingris masyarakat disebut society, yang berasal dari kata Latin

“socius” yang berarti: teman atau kawan. Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab

“syirk” sama-sama menunjuk pada apa yang kita maksud dengan kata masyarakat,

yakni sekelompok orang yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu

proses pergaulan, yang berlangsung secara berkesinambungan. Pergaulan ini terjadi

karena adanya nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur serta harapan dan

keinginan yang merupakan kebutuhan bersama. Hal-hal yang disebut terakhir inilah

merupakan tali pengikat bagi sekelompok orang yang disebut masyarakat (Antonius

Atosokhi Gea dkk, 2003 : 30-31).


26

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini di lakukan oleh Triana Rosalina Noor, dkk (2017) tentang

dampak sosial ekonomi pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Penelitian ini

menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian adalah Pengaruh

pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto warga yang terkena dampak

pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto di Kec. Wringinanom, Kec. Kedamean

dan Kec. Driyorejo dilihat dari mata pencaharian sebelum dan setelah pembangunan

jalan tol menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap mata

pencaharian pokok maupun mata pencaharian sampingan masyarakat Kec.

Wringinanom, Kec. Kedamean dan Kec. Driyorejo. Hal ini dikarenakan tidak semua

warga di ketiga kecamatan tersebut bekerja sebagai petani, melainkan karyawa swasta

wirausaha ataupun PNS. Artinya efek perubahan mata pencaharian warga yang

dulunya petani sekarang berubah pasca pembangunan tol yakni hanya sekitar 7%.

Penelitian ini di lakukan oleh Mesak Lek (2013). Dengan judul “Analisis

Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat Di

Pedalaman May Brat Provinsi Papua Barat ( Studi Kasus Di Distrik Ayamaru,

Aitinyo Dan Aifat)”. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil analisis

membuktikan bahwa pembangunan jalan sebagai pemicu utama tumbuhnya lapangan

kerja baru diluar sektor pertanian (nonfarm) dan ini berdampak pada sumber

penerimaan masyarakat yang bervariasi. Selain itu, hasil uji beda pendapatan dapat

membuktikan bahwa pembangunan jalan mempunyai dampak yang sangat positif dan
27

signifikan terhadap perubahan pendapatan usaha ekonomi masyarakat lebih tinggi di

bandingkan dengan sebelum pembangunan jalan dan berdampak lanjut pada

pemanfaatan lembaga bank oleh masyarakat yang menabung.

Penelitian ini di lakukan oleh Ompusunggu, Vina Maria (2018). Dengan judul

“Dampak Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap pertumbuhan Ekonomi

Masyarakat Di Desa Semangat Gunung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara”.

Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif. Hasil dari penelitian ini

yaitu Terdapat beberapa dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak

positif yang diterima masyarakat adalah meningkatnya perekonomian mereka

dengan adanya pembangunan dan perbaikan jalan yang membuat jarak dan waktu

tempuh yang cepat, begitu halnya bagi para wisatawan cenderung semakin tertarik

mengunjungi tempat-wisata yang ada di desa tersebut. Sedangkan, dampak negatif

yang ada yaitu trotoar terkadang menjadi beralih fungsi menjadi tempat untuk

berdagang, retribusi yang tidak dipergunakan dengan baik.

Penelitian ini di lakukan oleh Lesmana Muhammad Boby (2019)dengan judul

“Dampak Pembangunan Jalan Tol Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa

Weringinanom Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo” Jenis penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini

yaitu (1) Pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo tidak memiliki dampak

terhadap perubahan jenis mata pencaharian utama maupun ada tidaknya mata

pencaharian sampingan yang digeluti oleh masyarakat Desa Weringinanom tetapi


28

yang berubah adalah jumlah pekerja yang menggeluti dari setiap mata

pencahariannya, (2) Kondisi tingkat pendapat warga Desa Weringinanim sebeum

adanya pembangunan jalan tol yaitu persentase pendapatan Rp.3000.000 sebesar 8%.

Sedangkan setelah adanya pembangunan jalan tol, kondisi pendapatan warga Desa

Weringinanom mengalami kenaikan dan perubahan jumlah warga pada tiap tingkat

pendapatan yaitu persentase pendapatan Rp.3000.000 sebesar 12%.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dampak Pembangunan Jalan Poros Kendari


Terhadap Masyarakat

Perubahan Mata Pencaharian dan


Pendapatan

Sebelum Sesudah

Analisis Deskriptif Kualitatif

Kesimpulan dan Saran

GAMBAR 2. 1 KERANGKA PEMIKIRAN


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat sumber data yang digunakan oleh

peneliti, dimana peneliti tersebut akan dilaksanakan serta memperoleh sumber data.

Lokasi penelitian ini Kec. Kendari dan Kec. Soropia yang terkena dampak langsung

dari pembangunan infrstruktur jalan.

Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian

Sumber : Data Primer, 2022

3.2. Populasi, Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi

Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu

dengan kualitas tertenu yang akan diamati/diteliti. Pada penelitian ini populasi yang

akan diteliti adalah semua warga yang tinggal di Kec. Kendari dan Kec. Soropia yang

berjumlah 19.641 orang.

29
30

3.2.2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan

serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Perhitungan sampel di lakukan

dengan rumus Frank Lynch (Sugiarto,2001,60):

2
N Z P (1−P)
n=
N E2 + Z 2 P(1−P)

Keterangan:

N = jumlah populasi (berjumlah 19.641 orang)

Z = nilai standar sesuai dengan tingkat kepercayaan (dalam hal ini bernilai

1,96 pada tingkat kepercayaan 95 %)

E = error yaitu tingkat kesalahan yang ditentukan (dalam hal ini penulis

menetapkan 10 % atau 0,10)

P = proporsi atau presentasi yang mempunyai karakteristik tertentu (dalam

hal ini penulis menetapkan 50 % atau 0.50). Berdasarkan rumus tersebut

ditetapkan jumlah sampel (n) sebagai berikut:

19641. 1,962 .0,5(1−0,5)


n=
19641. 0,12 +1,962 .0,5 (1−0,5)

18863,22
n= = n=95,57
197,38
31

Jika dibulatkan, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95

responden. Tekhnik pengambilan sampel dengah menggunakan tekhnik Purposive

Sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85).

3.3. Sumber Data Dan Jenis Data

3.3.1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dengan 95 responden. Sedangkan

data sekunder berupa data jumlah penduduk yang diperoleh dari instansi terkait

seperti BPS (Badan Pusat Statistik).

3.3.2. Jenis data

Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan

dalam bentuk angka.yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu

gambaran umum obyek penelitian, meliputi: Sejarah singkat berdirinya, letak

geografis,dan gambaran objek penelitian.

Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara

langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan

atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah: Jumlah

masyarakat Kecamatan Kendari- Kecamatan Soropia,dan Jumlah Pendapatan

sebelum dan sesudah pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa


32

3.4. Metode Penelitian Data

Untuk mendapatkan informasi data penelitian ini di lakukan beberapa proses

atau penindakan dalam pengumpulan data yaitu:

1) Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang

di teliti langsung pada lokasi penelitian. Observasi ini dilakukan dengan mengamati

dan mencatat langsung terhadap objek penelitian dengan mengamati pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa. Sehingga peneliti dapat menentukan

responden yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan

penelitian.

2) Wawancara

Dalam teknik pengumpulan data menggunakan wawancara langsung kepada

masyarakat Kelurahan Kampung Salo-Toronipa. Dalam meneliti, peneliti

menggunakan daftar pertanyaan untuk memperjelas panduan dalam melakukan

wawancara terhadap responden. Selanjutnya, teknik wawancara terbagi menjadi dua

macam yaitu tertutup dan terbuka. Wawancara tertutup adalah semua pertanyaan

tertuju pada satu jawaban, yaitu iya atau tidak, setuju atau tidak dan

sebagainya. Wawancara terbuka adalah wawancara yang arah pertanyaannya

memberikan peluang kepada informan untuk berargumen dan tidak membatasi hanya

menjawab iya atau tidak saja.

3) Dokumentasi
33

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengambil data dari

catatan dokumentasi yang digunakan peneliti yang berupa foto, gambar, serta data-

data mengenai pembangunan infrastruktur jalan Kendari-Toronipa. Sehingga, hasil

penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya

apabila didukung dengan dokumentasi.

3.5. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang terpenting untuk memperoleh temuan-

temuan hasil penelitian. Analisis data yaitu proses pengumpulan data agar dapat

ditafsirkan. Analisis data dilakukan pada saat mengumpulkan data dan setelah

pengumpulan data. Analisis data di sini merupakan upaya mencari data dan menata

catatan hasil observasi dan wawancara serta hasil lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang di teliti dan menyajikan sebagai penelitian.

Analisis data di lakukan oleh para peneliti agar mendapatkan makna yang terkandung

dalam sebuah data, sehingga interprestasinya tidak hanya deskripsi belaka. Tekhnik

analisa data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dalam

model ini ada 3 komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Untuk lebih jelas masing- masing tahap di jabarkan sebagai berikut:

1) Reduksi data atau penyederhanaan (Reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data yang kasar yang
34

muncul dari catatan di lapangan dan reduksi data dapat di lakukan dengan membuat

ringkasan, mengembangkan system pengkodean, menelusuri tema, membuat gugus

dan menuliskan memo. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya

dapat di tarik.

2) Paparan dan sajian data (Data display)

Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks ke dalam

bentuk- bentuk sistematis, sehingga lebih sedehana dan selektif, serta dapat di pahami

maknanya. Menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Tekhnik penyajian data dalam

penelitian kualitatif dapat di lakukan dalam berbagai bentuk seperti table,grafik, dan

sejenisnya. Hal tersebut akan membantu peneliti untuk melihat gambaran keseluruhan

atau bagian tertentu dari data hasil penelitian.

3) Penarikan kesimpulan(Conclusion)

Penarikan kesimpulan adalah kegiatan penyimpulan makna yang muncul dari

data yang di uji kebenarannya,kekokohan dan kecocokannya. Penarikan kesimpulan

adalah langkah terakhir yang di lakukan oleh peneliti dalam menganalisis data secara

terus menerus baik saat pengumpulan data atau setelah pengumpulan data.
35

3.6. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih

menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Variabel-

variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Masyarakat

Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

terkena dampak dari pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa yang

berdomisili di Kecamatan Kendari-Kecamatan Soropia.

2. Perubahan mata pencaharian

Perubahan mata pencaharian di lihat dari perubahan pekerjaan pokok

masyarakat sebelum dan sesudah pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-

Toronipa.

3. Perubahan Pendapatan

Perubahan Pendapatan dilihat dari nilai ekonomi yang di dapatkan rumah

tangga di hitung dalam bulanan sebelum dan sesudah adanya pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum

4.1.1. Gambaran Umum Pembangunan infrastruktur Jalan Poros Kendari-

Toronipa

Pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa merupakan salah

satu mega proyek pada masa jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara (SULTRA) Ali

Mazi dan Wakil Guberur Sultra Lukman Abu Nawas. Pembangunan jalan poros

Kendari-Toronipa terus sementara proses pembangunan. Di sejumlah titik, alat berat

terus membuka jalur, rumah-rumah di gusur satu per satu yang terkena dampak

pembangunan jalan infrastruktur tersebut . Progres pengerjaan Jalan Wisata Kendari-

Toronipa  sepanjang 14 kilometer masih berjalan. Pembangunan jalan yang

menghubungkan destinasi wisata Pantai Toronipa dengan Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara (Sultra) ini telah mencapai 90 persen. Meski tahap pengerjaan

fisik hampir rampung, namun jalan masih dilakukan rigid beton,dan belum tahap

pengaspalan. Pada tahap pertama anggaran pembangunan ini memakan biaya sebesar

Rp. 144.994.000.000,- dan pada tahap 2 memakan biaya sebesar Rp.

799.258.216.000,-. Pengerjaan fisik jalan wisata ini diprediksi selesai di Agustus

2022 mendatang dan langsung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

36
37

4.1.2. Gambaran umum Daerah Penelitian

Deskripsi daerah penelitian digunakan untuk menggambarkan keadaan pada

daerah penelitian yang meliputi keadaan geografis, keadaan demografi, dan keadaan

sosial ekonomi dan karakteristik responden pada daerah yang di teliti . Penelitian ini

di fokuskan pada pembangunan jalan poros Kendari-Toronipa yang di lewati 2

kecamatan yaitu Kecamatan Kendari dan Kecamatan Soropia.

Gambar 4. 1 Peta Kecamatan Kendari- Kecamatan Soropia

Sumber : Data Primer, 2022

Kecamatan Kendari adalah salah satu kecamatan di Kota Kendari yang

memiliki luas 14,48 km² atau 5,33% dari luas daratan Kota Kendari, secara

astronomis Kec. Kendari berada di antara 3°56’27” - 3°58’44” Lintang Selatan dan

122°34’40” - 122°37’37” Bujur timur. Kecamatan Kendari terdiri dari 9 kelurahan

yaitu Kelurahan Gunung Jati, Kelurahan Jati Mekar, Kelurahan Kandai, Kelurahan

Kampung Salo, Kelurahan Kendari Caddi, Kelurahan Kessilampe, Kelurahan Mata,


38

dan Kelurahan Purirano. Jumlah penduduk Kec. Kendari yaitu sebanyak 29.556 jiwa

penduduk yang terdiri dari 14.996 jiwa penduduk laki-laki dan 14.560 jiwa penduduk

perempuan.

Adapun Kecamatan Soropia secara geografis merupakan daerah pantai dengan

topografi datar dan berbukit sehingga sangat potensial untuk pengembangan sektor

perikanan. Tahun 2009 telah terjadi Pemekarana Kecamatan Soropia menjadi

Kecamatan Lalolanggasumeeto dan Kecamatan Soropia sehingga terjadi perubahan

batas wilayah Kecamatan Soropia dimana sebelah utara berbatasan dengan Laut

Banda, sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Lalolanggasumeeto, Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kota Kendari dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan

Bondoala dan Kecamatan Kapoiala. Luas Kecamatan Soropia yaitu 61,73 km² atau

0,92% dari luas daratan Kabupaten Konawe. Secara astronomis, Kecamatan Soropia

terletak pada 3°54’577” Lintang Selatan, serta 122°39’608” Bujur Timur. Jumlah

penduduk Kec. Soropia yaitu sebanyak 9.847 jiwa.

Berdasarkan data di lapangan di ketahui bahwa Kelurahan/Desa yang terkena

dampak dari pembangunan jalan Kecamatan Kendari terdiri dari Kel. Kendari Caddi,

Kel. Kessilampe, Kel. Mata,dan Kel. Purirano, sedangkan di Kecamatan Soropia

terdiri dari Desa Sorue Jaya, Desa Tapulaga, Desa Bajon Indah, Desa Telaga Biru,

Desa Leppe, Desa Mekar, dan Kel. Toronipa.


39

4.2. Karakteristik Respoden

Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan gambaran dari

masyarakat sebanyak 95 responden dari Kec. Kendari dan Kec. Soropia. Analisis data

ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai identitas individu yang meliputi:

Domisili, Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan , Mata pencaharian, dan Pendapatan.

1. Domisili

Domisili merupakan tempat seorang individu selalu hadir untuk melaksanakan

hak dan kewajiban individu. Domisili masing-masing responden ada dua yaitu Kec.

Kendari dan Kec. Soropia Hasil dari domisili responden pada penelitian ini

selengkapnya pada tabel berikut:

Tabel 4. 1
Domisili Responden

Kecamatan Responden Persentase (%)


Kec. Kendari 53 55,79
Kec. Soropia 42 44,22
Jumlah 95 100
Sumber : Data Primer, 2022

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang bertempat tinggal di Kec.

Kendari sebanyak 53 responden dengan presentase sebesar 55,79 persen, sedangkan

pada Kec.Soropia sebanyak 42 responden dengan presentase 44,21 persen.


40

2. Usia

Kelompok usia responden dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi

beberapa kelompok yang dimulai dari kelompok usia 21–30 tahun hingga kelompok

usia > 51, sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 2
Usia Responden

Usia Responden Persentase (%)


17- 30 4 4,21
31- 40 13 13,68
41 – 50 33 34,74
51≥ 45 47,37
Jumlah 95 100
Sumber : Data Primer, 2022

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia17- 30 tahun sebanyak

4 responden dengan persentase sebesar 4,21 persen, usia 31-40 tahun sebanyak 13

responden dengan persentase sebesar 13,68 persen , usia 41-50 tahun sebanyak 33

responden dengan persentase sebesar 34,74 persen, dan usia di atas 51 tahun

sebanyak 45 responden dengan persentase 47,37 persen.


41

3. Jenis Kelamin

Keragaman responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada

tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4. 3
Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Responden Persentase (%)


Laki-laki 91 95,75
Perempuan 4 4, 21
Jumlah 95 100
Sumber : Data Primer, 2022

Tabel 4.3 menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 91 responden dengan persentase sebesar 95,75 persen, sedangkan berjenis

perempuan sebanyak 4 responden dengan persentase 4,21 persen.

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden yang di kaji dalam penelitian adalah tingkat

pendidikan formal dari 95 responden yang di sajikan dalam pada tabel berikut:

Tabel 4. 4
Pendidikan Responden

Pendidikan Responden Persentase (%)


SD – SMP 18 18,95
SMA 65 68,42
Diploma 3 3,16
Sarjana 9 9,47
Jumlah 95 100
Sumber : Data Primer, 2022
42

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 65 responden dengan presentase 68,42

persen, tingkat pendidikan SMP sebanyak 18 responden dengan presentase 18,95

persen, tingkat pendidikan Diploma sebanyak 3 responden dengan presentase 3,16

persen, dan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 9 responden dengan presentase 9,47

persen.

4.3. Hasil Penelitian

1. Dampak Terhadap Mata pencaharian

(Basrowi dan Juariyah, 2010) menyatakan bahwa kondisi sosial adalah semua

orang yang mempengaruhi kita. Salah satu indikator kondisi sosial adalah mata

pencaharian. Kondisi sosial dalam penelitian ini merupakan pergeseran mata

pencaharian masyarakat akibat dari pembangunan infrastruktur Jalan Poros Kendari-

Toronipa. Sesuai hasil penelitian yang terlampir. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

sebagai berikut :

Tabel 4. 5 Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Setelah Adanya


Pembangunan infrastruktur Jalan Poros Kendari-Toronipa

Sebelum Pembangunan Setelah adanya


Presentase
Jalan Poros Kendari – Pembangunan Jalan Poros Jumlah
(%)
Toronipa Kendari –Toronipa
Pedagang Pedagang 61 64,21
Wiraswasta Karyawan 1 1,05
Jasa Penyeberangan Bokori Jasa Penyeberangan Bokori 18 18,95
Karyawan Pedagang 15 10,53
Jumlah 95 100
Sumber : Data Primer, 2022
43

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa setelah adanya pembangunan infrastruktur

jalan poros Kendari-Toronipa,terdapat 61 orang atau 64,21 persen yang tetap bermata

pencaharian sebagai Pedagang. Salah satu responden yang bermata pencaharian

sebagai pedagang mengungkapkan bahwa “Tetap melanjutkan usaha rumahan

karena optimis setelah pembangunan selesai wisatawan yang berpergian ke Pantai

Toronipa akan semakin ramai”.

Selain itu terdapat pelaku usaha yang tetap melanjutkan usahanya ditempat

lain mengungkapkan bahwa “tetap menjalankan usaha ditempat yang baru,

pendapatannya lumayan cukup”

Terdapat salah satu pelaku usaha sebagai tukang cukur yang menjadi

karyawan yaitu 1 orang atau 1,05 persen . Responden tersebut mengungkapkan

bahwa “menjadi kayawan di variasi mobil gajinya lumayan cukup, dan tetap

melayani apabila ada oang yang mau cukur pada hari minggu (libur)”

Terdapat sebanyak 18 orang atau 18,95 persen yang tetap menjadi Jasa

Penyeberangan Bokori setelah adanya pembangunan. Salah satu responden

mengungkapkan bahwa “meskipun adanya pembangunan jauh dari bibir pantai atau

dermaga pelaku usaha tetap melanjutkan usahanya,karena wisatawan tetap ramai

berdatangan”.

Terdapat Karyawan yang berubah menjadi pedagang atau pelaku usaha yaitu

sebanyak 15 orang atau 15,79 persen setelah adanya pembangunan jalan tersebut.
44

Salah satu responden mengungkapkan bahwa “berjualan di pinggir jalan dengan

modal yang kecil dan pendapatannya lumayan “

2. Dampak Terhadap Pendapatan

Pendapatan adalah pendapatan uang yang diterima dan diberikan kepada

subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa

pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan

dari kekayaan. Besarnya pendapatan seseorang bergantung pada jenis pekerjaannya.

Untuk lebih jelasnya pendapatan sebelum dan setelah adanya pembangunan

selengkapnya ada pada tabel di berikut:

Tabel 4. 6 Perubahan Pendapatan Masyarakat Setelah Adanya Pembangunan


infrastruktur Jalan Poros Kendari-Toronipa

Sebelum Pendapatan Setelah adanya Pendapatan


Jumla Presentas
Pembangunan Rata-Rata Pembangunan Rata-Rata h e (%)
(Rp) / Bulan (Rp) / Bulan
Pedagang 3.277.049 Pedagang Rp.3.286.885 61 64,21
Wiraswasta 3.500.000 Karyawan Rp.2.500.000 1 1,05
Jasa Jasa
Rp. 3.250.000
Penyeberangan 3.150.000 Penyeberangan 18 18,95
Bokori Bokori
Karyawan 2.480.000 Pedagang Rp.3.133.333 15 15,79
Jumlah 95 100
Sumber : Data Primer, 2022

Table 4.6 menunjukkan sebanyak 61 responden atau 64,21 persen dari total

responden yang bermata pencaharian sebagai Pedagang, sebelum pembangunan jalan

poros Kendari-Toronipa memiliki pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp.


45

3.286.885 dan setelah adanya pembangunan memiliki pendapatan rata-rata

Rp.3.286.885.

Terdapat 1 orang atau 1,05 persen dari total responden memiliki pendapatan

sebesar 3.500.000 sebagai tukang cukur dan setelah adanya pembangunan memiliki

pendapatan sebesar Rp.2.500.000 sebagai kayawan.

Sebanyak 18 orang jasa penyeberangan bokori atau 18,95 persen dari total

responden memiliki pendapatan rata-rata sebesar Rp.3.150.000 dan setelah adanya

pembangunan rata-rata pendapatan dari jasa penyeberangan bokori meningkat yaitu

sebesar Rp. 3.250.000.

Sebanyak 15 responden atau 15,79 persen dari total responden memiliki

pendapatan rata-rata sebesar Rp. 2.480.000 sebagai karyawan sedangkan setelah

adanya pembangunan jalan memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp.3.133.333

sebagai pedagang atau pelaku usaha.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisa data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.4.1. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Mata Pencaharian Masyarakat

Kecamatan Kendari Dan Kecamatan Soropia

Mata pencaharian yang di tekuni seseorang akan berpengaruh pada jumlah

pendapatan yang mereka peroleh tiap bulan. Mata pencaharian adalah suatu usaha
46

atau kerja ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari

atau untuk memperoleh bahan kehidupan untuk jangka waktu tertentu. Seiring

perkembangan zaman, kehidupan manusia terus berkembang dengan cepat, begitu

pula dengan mata pencaharian mereka yang berkembang dengan cepat meskipun

tidak dalam waktu yang bersamaan. Pesatnya perkembangan atau perubahan mata

pencaharian dapat pula dipicu karena adanya suatu pembangunan di suatu wilayah

tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini melihat dampak dari

pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa terhadap mata pencaharian

masyarakat Kcamatan Kendari dan Kecamatan Soropia.

Dari hasil wawancara bersama 95 kepala keluarga yang berdomisili di

Kecamatan Kendari dan Kecamatan Soropia bahwa terdapat 61 orang yang tetap

bermata pencaharian sebagai wiraswasta dan 18 orang yang tetap bermata

pencaharian sebagai nelayan. Sedangkan terdapat 16 orang yang memiliki mata

pencaharian baru setelah pembangunan jalan poros Kendari-Toronipa.

Dari hasil penelitian Mata Pencaharian yang paling banyak di tekuni adalah

pedagang yang mncapai 64,21 persen dari total responden dan setelah adanya

pembangunan jalan pedagang masih menjadi pekerjaan yang paling banyak ditekuni

yaitu mencapai 80 persen dari total responden. Pertambahan presentase di sebabkan

responden memilih menjadi pedagang karena melihat adanya peluang usaha dari

pembangunan jalan poros Kendari-Toronipa. Sedangkan mata pencaharian sebagai


47

jasa penyebrangan ke pulau Bokori tidak mengalami perubahan mata pencaharian

dengan presentase sebesar 18,95 persen.

Dari hasil penelitian yang telah di lakukan dapat dilihat bahwa pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa memberikan dampak terhadap perubahan

mata pencaharian masyarakat. Hal ini dapat dilihat terjadi pergeseran mata

pencaharian saat sebelum dan sesudah pembangunan jalan poros Kendari -Toronipa.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh

Lesmana Muhammad Boby (2019) dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Tol

Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Weringinanom Kecamatan Tongas

Kabupaten Probolinggo, bahwa Pembangunan jalan tidak memiliki dampak terhadap

perubahan jenis mata pencaharian utama maupun ada tidaknya mata pencaharian

sampingan yang digeluti oleh masyarakat.

4.4.2. Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Pendapatan Masyarakat

Dari adanya mata pencaharian, manusia dapat memiliki pendapatan yang

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. . Tetapi setiap manusia

menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda tergantung mata pencaharian yang

dimilikinya.

Menurut Mahyu Danil (2013) mengemukakan bahwa pendapatan seseorang

dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata

uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.
48

Namun menurut Mubyarto(2012) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil

berupa uang atau Material lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini melihat dampak dari pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa terhadap pendapatan masyarakat

Kecamatan Kendari dan Kecamatan Soropia.

Dari hasil wawancara bersama kepala keluarga yang bertempat tinggal

dikoridor-koridor jalan poros sebelumnya di Kecamatan Kendari sampai Kecamatan

Soropia terdapat 5 kepala keluarga atau 5,26 persen dari total rseponden yang

mengalami penurunan pendapatan setelah adanya pembangunan jalan poros Kendari-

Toronipa. Hal ini di sebabkan karena adanya peralihan ke jalan poros yang baru di

bangun sehingga banyak wisatawan atau masyarakat jarang mampir ke warungnya.

Sebaliknya terdapat 24 kepala keluarga atau 25,26 persen dari total responden

yang mengalami peningkatan setelah adanya pembangunan jalan poros Kendari-

Toronipa, hal ini disebabkan karena mata pencaharian yang ditekuni semakin

menguntungkan, yaitu pedagang. Pada saat kondisi seperti sekarang pedagang sangat

di untungkan karena banyaknya wisatawan yang tertarik menuju berwisata ke pantai

Toronipa maupun pulau Bokori sehingga toko dan warung yang berada di jalan poros

yang baru di bangun sering di singgahi, dan terdapat sebanyak 66 kepala keluarga

atau 69,47 persen dari total responden yang pendapatannya tetap setelah adanya
49

pembangunan jalan poros Kendari-Toronipa sehingga tidak memberikan dampak

pada pendapatan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa memberikan dampak terhadap

pendapatan sebagian masyarakat setelah pembangunan jalan poros Kendari-

Toronipa. Hal ini dapat dilihat terjadi perubahan pendapatan saat sebelum dan

sesudah pembangunan Jalan poros Kendari-Toronipa

Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Mesak (2013). Dengan

judul “Analisis Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi

Rakyat Di Pedalaman May Brat Provinsi Papua Barat ( Studi Kasus Di Distrik

Ayamaru, Aitinyo Dan Aifat)”. Hasil dari penelitian yaitu menunjukkan bahwa

pembangunan jalan mempunyai dampak yang sangat positif dan signifikan terhadap

perubahan pendapatan usaha ekonomi masyarakat lebih tinggi di bandingkan dengan

sebelum pembangunan jalan.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah di lakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa

pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa memberikan dampak

terhadap perubahan mata pencaharian masyarakat. Hal ini dapat dilihat terjadi

pergeseran mata pencaharian saat sebelum dan sesudah pembangunan jalan poros

Kendari -Toronipa.

2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pembangunan infrastruktur jalan poros Kendari-Toronipa memberikan dampak

terhadap pendapatan sebagian masyarakat setelah pembangunan jalan poros

Kendari-Toronipa. Hal ini dapat dilihat terjadi perubahan pendapatan saat

sebelum dan sesudah pembangunan Jalan poros Kendari-Toronipa

50
51

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mencoba memberikan rekomendasi

yang dapat bermanfaat untuk pemerintah dan masyarakat yang terkena pembangunan

infrastruktur jalan poros Kendari – Toronipa yaitu sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti variabel-variabel yang belum

diteliti dalam penelitian ini agar dapat menghasilkan gambaran yang lebih luas

terhadap masalah yang diteliti meskipun penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna dan tentunya masih banyak kekurangan.

2. Kepada masyarakat agar memanfaatkan akses jalan poros Kendari-Toronipa

untuk melakukan usaha-usaha ekonomi serta perlu membangun mitra usaha

dengan pihak luar.

3. Kepada Pemerintah Sulawesi Tenggara agar pembangunan jalan poros Kendari-

Toronipa memberikan manfaat Ekonomi yang lebih meningkat pada masyarakat,

maka sebaiknya pemerintah memberikan pembinaan dan pendampingan terhadap

usaha-usaha kecil dan usaha industri .


52

DAFTAR PUSTAKA

Affifudin, & Saebani, A. (2009). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Pustaka


Setia.
Bungin, Burhan. (2011). Metode penelitian kualitatif . Jakarta: Raja Grafindo
Dewitasari, T. (2016). Dampak pembangunan jalan tol surabaya. Surabaya.
Furchan, A. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha
Nasional.
Idris, M. (2007). Metode ilmu-ilmu sosial (pendekatan kualitatif&kuantitatif).
Yogyakarta.
ireyena, p., naukoko, a. t., & siwu, h. f. (2019). analisis pengaruh infrastrtuktur jalan
terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten kaimana. kaimana.
Lek, M. (2013). Analisis Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Pertumbuhan Usaha
Ekonomi Rakyat Di Pedalaman May Brat Provinsi Papua Barat (Studi Kasus Di
Distrik Ayamaru, Aitinyo Dan Aifat). Papua Barat: jurnal ekonomi kuantitatif
terapan.
Lesmana, M. B. (2019). Dampak Pembangunan Jalan Tol Terhadap Pendapatan
Masyarakat di Desa Weringinanom Kecamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo. Malang: Fakultas Ekonomi UM.
Manueke, B. B. (2019). Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadah
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pantai Di Kecamatan Tuminting
Kota Manado. Manado: jurnal akrab juara.
Moleong, L. J. (2002). Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Mulyawan, s. (2015). dampak sosial ekonomi pembangunan infrastruktur jalan.
bandung.
Noor, T. R., Ali, H., & Saifuddin. (2017). ANALISIS DAMPAK SOSIAL EKONOMI
PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA-MOJOKERTO (Studi Kasus
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kec. Wringinanom, Kec. Kedamean,
Kec. Driyorejo Kabupaten Gresik). Surabaya: Prosiding.
Nurida, Marfi’ah Ayu (2018) Identifikasi Dampak Sosiol Ekonomi Terhadap
Masyarakat Akibat Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai. Other thesis,
Universitas Islam Riau.
53

Ompusunggu, V. M. (2018). Dampak pembangunan infrastruktur jalan terhadap


pertumbuhan ekonomi masyarakat di desa semanagat gunung. Kab. Karo,
sumatera utara: jurnal.stkippgritulungagung.
Praja. (2015). Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Desa. Kabupaten Subang: celotehpraja.com.
Prapti, R. L., Suryawardana, E., & Triyani, D. (2015). Analisi Dampak Pembangunan
Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat Di Kota
Semarang (Vol. 17). Semarang: J.Dinamika Sosbud.
Satori, D., & Komariah, A. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Soekartawi. (2012). Faktor-faktor Produksi. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, S. (2006). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Suminar Hati A, dkk. (2016). Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap
Pendapatan Regional Kabupaten Jember. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan.

Wahyu, & Waskito, S. (2007). Pergeseran Mata Pencaharian Masyarakat Desa.


Surakarta.

https://publiksatu.co/2021/08/23/2022-jalan-kendari-toronipa-rampung-dibangun-
216317
http://epengendalian-sultraprov.org/proyek-strategis/16
https://sultra.tribunnews.com/2022/02/22/pengejaan-jalankendari-toronipa-rampung-
76-persen-diresmikan-agustus-oleh-presiden-jokowi
https://plus.kapanlagi.com/arti-domisili-menurut-kbbi-dan-para-ahli-pahami-juga-
hak-kewajiban-yang-meliputi-347b37.html
https://kendarikota.bps.go.id/
https://konawekab.bps.go.id/

Anda mungkin juga menyukai