0
PENGANTAR
Buku ke-1 ini, merupakan salah satu dari serial buku paket
sosialisasi pengelolaan lintas batas negara, yang terdiri dari 7 (tujuh)
buku, dengan substansi disajikan sedemikian rupa sehingga akan
membantu dan mengantarkan dan para pembaca dengan mudah
untuk : (1) memahami regulasi pengelolaan perbatasan, (2) pokok-
pokok kebijakan umum pengeloaan perbatasan, (3) arah kebijakan
pengelolaan lintas batas negara, (4) manajemen lintas batas negara
(Tasbara), dan (5) peran strategis BNPP dalam manajemen Tasbara.
1
DAFTAR ISI
PENGANTAR.................. 1
DAFTAR ISI.................. 2
1. WILAYAH NEGARA........................................... 3
2. PULAU-PULAU KECIL TERLUAR......................... 8
3. REGULASI PENGELOLAAN PERBATASAN........... 13
4. MANAJEMEN TASBARA ................. . 19
5. PERAN STRATEGIS BNPP ................................ 28
PENUTUP............................................................ 32
2
WILAYAH NKRI
KR
I
Menurut prinsip hukum internasional, uti possidetis
juris, wilayah Indonesia meliputi semua bekas wilayah
jajahan Hindia Belanda. Dengan kata lain, setiap jengkal
wilayah jajahan Hindia Belanda di Nusantara ini adalah
wilayah NKRI, termasuk batas-batasnya dengan negara
tetangga.
3
hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari
garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas
hilir mudik melayari laut yang memisahkan pulau-pulau
tersebut (lihat Gambar 1).
4
Indonesia berganda 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km menjadi
5.193.250 km dengan pengecualian Irian Barat yang walaupun
wilayah Indonesia tetapi pada waktu itu masih belum diakui secara
internasional.
5
mengenang Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 yang
menjadi cikal bakal doktrin Wawasan Nusantara.
6
terluarnya (outer limit) dengan batas-batas maksimum
sebagai berikut:
7
PULAU-PULAU KECIL
TERLUAR
8
Gambar 2 : REZIM PERAIRAN LAUT INDONESIA
9
Beberapa kondisi yang perlu mendapatkan
perhatian karena membahayakan keutuhan wilayah
jika terjadi perubahan pada pulau-pulau kecil terluar
(PPKT), antara lain adalah:
- Hilangnya pulau secara fisik akibat abrasi,
tenggelam atau karena kesengajaan dirusak oleh
manusia.
- Hilangnya pulau karena berpindahnya status
kepemilikan akibat adanya pemaksaan militer atau
karena keputusan hukum, misalnya Sipadan dan
Ligitan.
- Hilang secara sosial dan ekonomi, akibat praktek
ekonomi dan sosial dari masyarakat secara turun
temurun di pulau tersebut atau penguasaan
ekonomi suatu pulau oleh kekuatan Transnasional.
10
PERAN DUKUNG MASYARAKAT
11
Rakyat adalah pemegang kedaulatan, dan Rakyat
pula yang seharusnya digerakkan untuk bersama-
sama mengelola dan membangun perbatasan. ***
12
REGULASI
PENGELOLAAN PERBATASAN
13
2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)
14
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun
2011 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Pengelola Perbatasan di Daerah
15
Hingga tahun 2025 ditetapkan 187 Kecamatan
sebagai Lokasi Prioritas (Lokpri) penanganan yang
berada di 64 Kab/Kota sebagai WKP (Wilayah
Konsentrasi Pengembangan) pada kawasan
perbatasan darat maupun laut RI ( di 12 provinsi
sebagai CWA (Cakupan Wilayah Administrasi).
Lokasi Prioritas
(LOKPRI)
Wilayah Konsentrasi
Pengembangan (WKP)
Cakupan
Kawasan
Perbatasan
(CKP)
16
Satu hal yang penting, bahwa untuk mencapai
Visi dan Misi 2025, dirumuskanlah 7 Strategi yang
dikenal dengan Strategi 7 Re, yang inti sarinya
adalah sebuah pengembangan paradigma baru
pengelolaan perbatasan RI : Merubah Wajah
Kawasan Perbatasan Menjadi Halaman Depan
Negara. Ketujuh Re tersebut adalah Reorientasi,
Reposisi, Reformulasi, Rekonsolidasi, Restrukturisasi,
Revitalisasi, dan Reformasi. Secara terinci,
kejelasannya telah diuraikan dalam dokumen
pengelolaan perbatasan yang diterbitkan BNPP yaitu,
Grand Design dan Rencana Induk Pengelolaan Batas
wilayah Negara dan Pembangunan Kawasan
Perbatasan.
17
Administrasi) dimana berbagai input program
digiring masuk secara terpadu.
18
MANAJEMEN TASBARA
19
b) Keberadaan garis batas wilayah yang ditetapkan atas
dasar kesepakatan bersama dalam perundingan.
c) Keterkaitan dan ketergantungan kedua Negara dalam
berbagai aspek kehidupan ber-Bangsa dan ber-Negara.
20
sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi) dan yang
tradisional disebut dengan Pos Lintas Batas.
21
(Quarantine-1, pemeriksaan Kesehatan Manusia;
Q2(Quarantine-2), pemeriksaan kesehatan Hewan/
tumbuhan Q3 (Quarantine-3), pemeriksaan kesehatan
ikan.
Unsur S (Security), yang meliputi pemeriksaan
keamanan melalui jajaran TNI/POLRI merupakan unsur
pelayanan pendukung yang sangat penting dan sebagai
back up atas unsur pelayanan utama PLBN (CIQ).
JALUR TASBARA
22
1) Jalur A, adalah jalur di mana para pelintas batas
menggunakan gerbang Pos Lintas Batas Negara
(PLBN) Tipe A secara resmi dengan membawa
dokumen paspor atau Pas Lintas Batas.
2) Jalur B, adalah jalur di mana para pelintas batas
menggunakan gerbang Pos Lintas Batas Negara
(PLBN) Tipe B secara resmi dengan membawa Pas
Lintas Batas.
3) Jalur C (=Jalur tikus) adalah jalur di mana para
pelintas batas menggunakan jalur yang tidak resmi
(bukan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Tipe A
ataupun B.
MANAJEMEN TASBARA
23
kebutuhan dan permasalahan pelintas batas wilayah
negara secara efisien dan efektif sesuai kaidah hukum
dan kesepakatan kedua negara bertetangga yang berlaku.
a) Unit Pelayanan
- Unsur Pelayanan Utama PLBN terdiri dari
Customs, Imigration, Quarantine,
- Unit Pelayanan Lain PLBN (securities, asuransi,
perhubungan dsb sesuai kebutuhan)
LINTASAN JALUR C
24
pelintas batas darat maupun laut. Jalur C, yaitu jalur
lintasan tidak resmi melalui jalur tikus yang illegal dan
merupakan sebuah pelanggaran.
25
penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana
PLBN,
penguatan keterpaduan pelayanan dan pengawasan
CIQ di PLBN,
penguatan Unit Manajemen Pendukung PLBN,
peningkatan kapasitas sumber daya manusia di PLBN,
pengembangan sistem monitoring, evaluasi, dan
pengawasan Tasbara,
serta pengembangan standarisasi PLBN.
26
pengelolaan perbatasan melalui pembentukan Garda
Batas dan pelatihannya. Penyelenggaraan Bimbingan
Teknis Manajemen Lintas Batas Negara (Bintek
Manajemen Tasbara) dilaksanakan dalam tiga tingkatan,
yaitu tingkat dasar, tingkat terampil, dan tingkat
managerial.
27
Peran Strategis BNPP
BNPP merupakan BADAN PENGELOLA, yang
salah satu tugasnya adalah melakukan KOORDINASI
PELAKSANAAN, sehingga BNPP merupakan institusi
yang bersifat koordinatif dan sekaligus operasional.
BNPP lahir sebagai amanah dari UU 43 tahun
2008 tentang Wilayah Negara dan dibentuk berdasarkan
Perpres No 12 tahun 2010 tentang BNPP. Secara efektif
BNPP beroperasi mulai tanggal 17 September 2010, yang
kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi BNPP.
Sebagai lembaga baru, dalam grand design telah
ditetapkan tahapan pengembangannya. Tahap I adalah
tahap Inisiasi (2010), disusul Tahap Instalasi (2011)
dimana jaringan kemitraan BNPP mulai digalang,
dipupuk, dan diperkuat; Selanjutnya Tahap Konsolidasi
(2012) dimana seluruh upaya ditahun 2011 akan
dikonsolidasikan sehingga menjadi kekuatan dan
peluang BNPP yang terdeteksi secara lebih terukur dan
terarah. Tahap berikutnya adalah Tahap Stabilisasi (2013)
dimana seluruh proses yang telah dikonsolidasikan pada
28
tahun sebelumnya kemudian dibuat lebih stabil melalui
berbagai cara; Tahap terakhir adalah Tahap Akselerasi
(2014) dimana seluruh sistem yang dibangun pada tahap
sebelumnya telah stabil dan siap untuk dilakukan
berbagai percepatan-percepatan dalam pengelolaan batas
wilayah Negara dan pembangunan kawasan perbatasan.
Secara keseluruhan tahapan ini, akan Nampak dalam
gambar tahapan pengembangan kelembagaan BNPP
berikut ini.
29
BNPP memainkan peran strategis dalam
menetapkan kebijakan program dan merencanakan
kebutuhan anggaran pengelolaan perbatasan setiap
tahunnya, yang dilakukan berkoordinasi dengan
Bappenas dan Kementerian. Melalui program-
programnya BNPP memainkan peran (a) mengisi celah-
celah yang belum ditangani K/L atau Daerah; (b)
mendukung urusan sektoral tertentu yang mendesak
namun tak terakomodasi anggaran K/L; (c) melaksanakan
program yang sifatnya khas menjadi urusan yang
ditangani BNPP (contoh : PLBN).
Pengelolaan Lintas Batas Negara (Tasbara)
merupakan tugas strategis BNPP untuk mengelola
pembangunan garis batas dan berbagai persoalan lintas
batas Negara terkait dengan aspek kedua prioritas BNPP
yaitu penguatan pertahanan keamanan dan penegakan
hukum di perbatasan. Manajemen Lintas Batas Negara
(Manajemen Tasbara) merupakan operasionalisasi dari
misi pengelolaan lintas batas Negara guna meningkatkan
pertahanan keamanan dan penegakan hukum khususnya
di perbatasan wilayah negara. Garda Batas (GB)
merupakan instrumen manajemen Tasbara dalam bentuk
penciptaan kader-kader masyarakat yang dilatih dan
berperan sebagai kekuatan pendukung dalam sistem
pertahanan semesta. Menjaga, memelihara, dan
menggerakkan pembangunan kawasan perbatasan,
30
merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama
Pemerintah dan masyarakat perbatasan, dimana
masyarakat dalam beberapa hal tertentu dapat
memainkan peran dukungnya. Melalui GB dalam
kerangka Manajemen Tasbara, peran tersebut dapat
direalisasikan secara lebih nyata di kawasan perbatasan.
Pembenahan manajemen Tasbara, juga mencakup
penguatan keterpaduan pelayanan dan pemeriksaan
CIQS di Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Pembentukan
Unit Manajemen Pendukung PLBN yang sedang digagas
BNPP, diharapkan menjadi stimulan dan sekaligus
perekat unsur CIQS di PLBN yang selama ini berjalan
sendiri-sendiri. Terkait dengan ini, langkah BNPP untuk
membenahi dan menata ulang sarana prasarana PLBN,
akan memperkuat citra dan martabat bangsa Indonesia di
perbatasan dengan tampilan gedung terpadu PLBN yang
lebih dari memadai.
Dukungan penanganan pembangunan kawasan,
yang merupakan sisi dalam Indonesia, secara lebih
intensif dan efektif akan sangat membantu
mempermudah percepatan pembenahan dan penguatan
manajemen Tasbara, yang pada gilirannya akan
memperkokoh keutuhan NKRI dan sekaligus diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia di
kawasan perbatasan Negara. Semoga berhasil ***
31
PENUTUP
ooOoo
32
K O N S E P P E N G E M B A N G A N K A W A S A N P O S L IN T A S B ATA S A R U K
P L B A r u k d ip r o g r a m s e b a g a i
t p in t u l i n t a s b a t a s n e g a ra
y a n g d a p a t m e n ja d i p e m i c u
p erc ep at an p e rt u m u b u h an
p en ge m b an gan ka w as an
p e r b a ta s a n
33