Dosen Pengampu
Muhammad Zulfajrin, S.H., LL.M
Disusun oleh
Nama : St Raodah
Nim : I0120368
Kelas : Ilmu Hukum A
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………….3
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………………………………….,…4
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………..15
B. Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum laut merupakan cabang hukum internasional. Semenjak berakhirnya perang Dunia
II, hukum laut mengalami revolusi atau perubahan- perubahan mendalam sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Saat ini peran hukum laut sangat menonjol dalam
mengatur sejauh mana kekuasaan suatu negara terhadap laut dan tentang kekayaan yang ada
di dalamnya. Laut menurut definisi hukum adalah keseluruhan air laut yang berhubungan
secara bebas di seluruh permukaan bumi. Jadi Laut Mati, Laut Kaspia,dan Great Salt Lake yang
ada di Amerika Serikat dari segi hukum tidak dapat dikatakan laut, karena laut-laut tersebut
tertutup dan tidak mempunyai hubungan dengan bagian-bagian laut lainnya di dunia.
Laut merupakan bagian terluas di permukaan bumi sebab 3⁄4 permukaan bumi ialah laut
yang menghubungkan suatu negara dan negara lain. Selain itu, laut juga penting dalam
hubungan antar bangsa dan negara untuk mengatur kompetisi antar bangsa dan negara
dalam mencari dan mendayagunakan kekayaan laut. Saat ini, pemanfaatan dan
pengembangan perikanan serta pertambangan yang terkandung di kawasan dasar laut (Sea
Bed) semakin hari pertumbuhannya semakin pesat. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan
yang mengatur tentang pelaksanaan hukum laut maupun pemanfaatan kawasan dasar laut.
Hal tersebut, menyebabkan penting pula adanya Hukum Laut Internasional untuk mengatur
jalur pelayaran dan perdagangan Internasional.
Secara geografis Indonesia merupakan negara maritim. Negara maritim merupakan suatu
konsep dimana negara dalam hal ini Indonesia mampu memanfaaatkan semua potensi laut
baik itu perikanan, kelautan, pertambangan, wisata bahari maupun pertahanan negara.
Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki wilayah perairan terbesar di dunia dan dua
pertiga dari luas wilayahnya adalah perairan. Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia
dipandang dari segi fisik, terdiri dari Perairan Kepulauan seluas 2,9 juta km2, Laut Teritorial
seluas 0,3 juta km2, luas ZEE sekitar 3,0 juta km2, panjang garis pantai lebih dari 81.00 km87
dan disamping itu Indonesia memiliki pulau berjumlah 17.504 pulau.
Hukum laut pada pokoknya hanya mengatur kegiatan-kegiatan di atas permukaan laut,
dasar laut, serta kekayaan mineral yang terkandung didalamnya. Hukum laut menjadi penting
untuk mengatur sumber daya alam serta untuk mengatur hal-hal tertentu, seperti jalur
tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen. Dalam konteks hukum nasional,
Wilayah Perairan diatur melalui Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia. Wilayah Perairan Indonesia adalah segala perairan sekitar, di antara, dan yang
menghubungkan pulau-pulau atau bagian-bagian pulau yang termasuk dataran Negara
Republik Indonesia yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Praktik
masyarakat internasional membuktikan bahwa laut merupakan wilayah yang kompleks dan
menimbulkan banyak permasalahan dalam pengukuran batas wilayahnya. Oleh karenanya
Hukum Internasional mengatur secara tersendiri wilayah laut dan pemanfaatannya di dalam
United Nations Convention Of The Law On The Sea tahun 1982 (Selanjutnya disebut UNCLOS
1982).
B. Identifikasi Masalah
1. Sejarah perkembangan hukum laut di Indonesia.
2. Sumber – sumber hukum laut.
3. Sistem penegakan hukum di perairan Indonesia.
4. Zona ekonomi eksklusif (zee) dalam UNCLOS 1982.
C. Tujuan
1. Agar kita mengetahui bagaimana sejarah perkembangan hukum laut di Indonesia.
2. Agar kita mengetahui sumber – sumber hukum laut.
3. Agar kita mengetahui bagaiman sistem penegakan hukum di perairan Indonesia.
4. Agar kita mengetahui tentang Zona Ekonomi Eksklusif dalam UNCLOS 1982.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terluas di dunia, sebagai negara
dengan kepulauan dan garis pantai terpanjang didunia, ini menjadi salah satu
keuntungan bagi negara indonesia, sektor maritim dan laut indonesia sangat strategis
baik dari faktor pariwisata, perdagangan, dan juga menjadi jalur lintas nasional
maupun internasional.
Res Communis, yang menyatakan bahwa laut adalah milik Bersama masyarakat
dunia, dan karena itu tidak dapat diambil atau dimiliki oleh masing-masing negara. Res
Nulius, yang menyatakan bahwa laut tidak ada yang memiliki dan karena itu dapat
diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara.
Zona ekonomi eksklusif (ZEE) adalah salah satu fitur paling revolusioner dari
UNCLOS 1982 dan memberi dampak yang signifikan pada pengelolaan dan konservasi
sumber daya laut. Rezim ZEE menertibkan klaim-klaim sepihak (unilateral) atas
perairan oleh negara-negara di masa sebelumnya, dengan memberi hak kepada
Negara pantai untuk eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumber
daya alam hayati dan non hayati dari dasar laut dan tanah di bawahnya serta air di
atasnya dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk eksplorasi dan eksploitasi ekonomis zona
tersebut, seperti pembangkitan energi dari air, arus laut dan angin.
Daftar Pustaka
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19405/1/T1_312015139_BAB
%20I.pdf
http://eprints.umm.ac.id/50222/3/BAB%20II.pdf
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MMPI530202-M1.pdf
http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxxii(1)1-13.pdf