Anda di halaman 1dari 8

Nama : Wulan Putri Ananta

NIM : K011211265
Kelas : KESMAS E

KARAKTERISTIK BMI

Setiap zona tersebut itu masing-masing memiliki derajat kewenangan yang berbeda-beda,
derajar kepemilikan yang berbedabeda dan derajat pemanfaatan yang berbeda-beda anatra satu zona
dengan zona lainnya, semua punya aturan untuk mengexplorasi Sumber Daya Alam baik di darat, laut
maupun di udara. Dalam konteks kedaulatan Yurisdikasi, dalam konteks maritim khususnya kelautan
ini merupakan zona-zona yang penting untuk kita ketahui yang menjadi Wilayah Yurisdikasi Indonesia
yand dimiliki saat ini.

Di Indonesia, kita berada pada lima paparan laut yang memiliki potensi Sumber Daya Alam dan lain
sebagainya. Berikut laut yang memiliki potensi Sumber Daya Alam ;

1. Laut Cina Bagian Selatan


Laut Jawa
Selat Sunda
Selat Karimata Memiliki kedalaman yang dangkal
Selat Gaspar dengan dasar paparan Sunda
Selat Bangka
Selat Malaka

Dalam dua atau tiga tahun terakhir Indonesia yang menjadi bagian dari daratan Indonesia
itu diubah namanya menjadi “LAUT NATUNA SELATAN” yang namanya masuk dalam
Yurisdikasi Indonesia. Namanya diubah karena adanya konflik-konflik anatara Malaysia,
Indonesia dan beberapa negara-negara lain khususnya Cina.
Jadi, Laut Cina Selatan tersebut ada lima selat dan satu laut Jawa yang melintasinya dimana
memiliki kedalaman dangkal dengan dasar paparan Sunda. Posisi ini, menjadi posisi yang baik
bagi tempat berkembangbiaknya biota-biota laut, ikan-ikan laut, terumbu karang, dan biota-
biota lainnya yang menjadi potensi ekonomi kemaritiman di Indonesia. Hal ini menjadi
keunggulan karena beberapa daratan-daratan, beberapa kawasan pesisir di Indonesia itu
merupakan daerah-daerah dangkal yang bisa menjadi rumah bagi hewan laut yang dapat
meningkatkan potensi ekonomi kemaritiman di Indonesia.

2. Laut Sulu, berbentuk lembah empat persegi panjang dengan bagian terdalam sekitar 5.580m dan
semakin ke timur semakin dalam.
Potensi kemaritimannya tinggi, Sumber Daya Alamnya tinggi, sehingga menjadi potensi
ekonomi.

3. Perairan dalam kawasan Timur Indonesa


seperti Laut Sulawesi, Flores, Maluku, Halmahera, Laut Seram, Banda, Sawu, Timor Selat
Makassar.

4. Paparan Arafura, menghubungkan daratan Papua dengan Australia Selat Tores.

5. Bagian perairan Samudera Hindia


Laut sebelah Barat Pulau Sumatera Terdapat lembah di dasar laut dan palung laut (Palung
Laut sebelah Selatan Pulau Jawa Ganda Sunda) keadlaman 5.160 m dan 7.450 m.

KATEGORI LAUT BERDASARKAN DERAJAT dan TINGKAT KEWENANGAN PENGELOLAAN


SUMBERDAYA LAUT
(Konvensi Hukum Laut Tahun 1982)

Konvensi Hukum Laut Internasional atau Hukum Perjanjian Laut, adalah perjanjian
internasional yang dihasilkan dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang
ketiga (UNCLOS III) yang berlangsung dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1982. Konvensi Hukum
Laut ini mendefinisikan hak dan tanggung jawab negara dalam penggunaan lautan di dunia serta
menetapkan pedoman untuk bisnis, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam laut. Konvensi
disimpulkan pada tahun 1982, menggantikan perjanjian internasional mengenai laut tahun 1958.
UNCLOS diberlakukan pada tahun 1994, setahun setelah Guyana menjadi negara ke 60 untuk
menandatangani perjanjian Untuk saat ini telah ada 158 negara, termasuk Uni Eropa, telah bergabung
dalam konvensi.
Dalam perumusan konvensi ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa menerima
instrumen ratifikasi dan aksesi, sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyediakan dukungan untuk
pertemuan negara-negara peserta konvensi. PBB tidak memiliki peran operasional langsung dalam
pelaksanaan konvensi. Peran PBB hanyalah melalui organisasi-organisasi dunia yang menangani
masalah-masalah maritim dan kelautan seperti Organisasi Maritim Internasional.
Sebagai tindak lanjut atas ratifikasi UNCLOS tersebut, kini Indonesia sejak tahun 2014 telah
memiliki payung hukum yang menekankan kewilayahan laut Indonesia yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, yang disahkan pada tanggal 17 Oktober 2014, dan
dicantumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5603.

1. Wilayah Laut dengan Hak Kedaulatan Penuh

Laut Pedalaman Kedaulatan mutlak atas ruang udara dan dasar laut
Laut Nusantara
serta tanah di bawahnya.
Laut Teritorial

Laut Nusantara merupakan laut yang berada di antara gugusan kepulauan Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Sedangkan Laut teritorial itu adalah batas pesisir 12
mill dari wilayah pesisir itu merupakan laut dengan hak kedaulatan penuh. Jadi, di Indonesia
memiliki kedaulatan mutlak yang memiliki Sumber Daya Alam di wilayah tersebut itu menjadi
kewenangan penuh Indonesia untuk dikelola. Jadi negara lain tidak berhak untuk
mencampuri, mengganggu, juga terlibat dalam pengelolaan itu karena Indonesia memiliki
kedaulatan Sumber Daya Alam baik di permukaan laut, bawah laut, dan tanah di dasar laut,
bahkan sampai di udara. Jadi wilayah-wilayah tersebut menjadi kedaulatannya menjadi
mutlah atas wilayah Indonesia.

2. Wilayah Laut dengan Hak Berdaulat

Zona Tambahan Kewenangan kekayaan yang dikandung di dalamnya


Zona Ekonomi Ekslusif
dan pengaturan hal-hal tertentu.
Landas Kontinen

a. Zona Tambahan
Setiap Negara pantai mempunyai zona tambahan yang jauhnya tidak boleh melebihi 24 mil
yang diukur dari garis pangkal di mana lebar laut teritorial diukur atau sejauh 12 mil diukur
dari laut teritorial suatu Negara pantai. Di zona tambahan setiap Negara pantai dapat
melaksanakan pengawasan yang diperlukan untuk mencegah pelanggaran peraturan
perundang-undangan bea cukai, fiskal, imigrasi atau sanitasi, dan menghukum para
pelakunya.
b. Zona Ekonomi Ekslusif
Ada 15 negara yang mempunyai leading exclusive economic zone, yaitu Amerika Serikat,
Prancis, Indonesia, Selandia Baru, Australia, Rusia, Jepang, Brasil, Kanada, Meksiko, Kiribati,
Papua Nugini, Chili, Norwegia, dan India. Indonesia mempunyai ZEE (1.577.300 square
nautical miles) 3 besar setelah AS dan Prancis  Lebar ZEE bagi setiap Negara pantai adalah
200 mil dari garis pangkal di mana laut territorial diukur. Di ZEE setiap Negara pantai seperti
Indonesia ini mempunyai hak berdaulat untuk tujuan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
mengelola sumber daya alam baik hayati maupun nonhayati di perairannya, dasar laut dan
tanah di bawahnya serta untuk keperluan ekonomi di zona tersebut seperti produksi energi
dari air, arus, dan angin.  Di ZEE semua Negara baik Negara pantai maupun tidak berpantai
mempunyai hak kebebasan pelayaran dan penerbangan, kebebasan memasang kabel dan
pipa bawah laut dan penggunaan sah lainnya.
c. Landas Kontoinen
Pengertian Landas kontinen, psl 76 (1&2) KHL 1982 sebagai beriku;
1) dasar laut dan tanah di bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang
adanya kelanjutan ilmiah dari wilayah daratannya sampai ke pinggiran tepi kontinen
2) dasar laut dan tanah di bawahnya sampai jarak 200 mil laut dari garis pangkal di mana
laut teritorial diukur
3) landas kontinen dimungkinkan mencapai 350 mil laut dari garis pangkal di mana laut
teritorial diukur
4) tidak melebihi 100 mil laut dari kedalaman (isobath) 2500 meter.
5) Indonesia diperkirakan memiliki potensi untuk menetapkan batas terluar landas kontinen
sampai sejauh 350 mil di tiga tempat, yaitu Aceh sebelah Barat, Pulau Sumba sebelah
Selatan, dan Utara Pulau Irian ke arah Utara.

Landas kontinen meliputi ;


 dasar laut dan tanah di bawahnya dan berada di bawah permukaan laut serta
merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratan negara tersebut.
 Batas terdalam landas kontinen berada di luar laut teritorial suatu negara (bukan dari
pantai).
 Batas terluar Landas Kontinen ditetapkan berdasarkan tiga kriteria:
o kriteria horizontal, yaitu jarak dari dari garis pangkal;
o kriteria vertikal pada kedalaman laut 2500 meter, dan
o kriteria ketebalan sedimen dasar laut sebagai bukti adanya keterkaitan
alamiah dengan daratan (natural prolongation).

3. Wilayah Laut dimana Indonesia memiliki kepentingan tapi tidak memiliki kedaulatan
kewilayahan.
a. Laut Lepas
o KHL 1982 (psl 86) pengertian laut lepas adalah semua bagian laut yang tidak termasuk
zona ekonomi eksklusif, laut territorial atau perairan pedalaman suatu negara dan
perairan kepulauan dalam Negara kepulauan. 
o Psl 87: laut lepas adalah terbuka bagi semua Negara baik Negara pantai (costal States)
maupun Negara tidak berpantai (land-locked States).
o Semua Negara mempunyai kebebasan di laut lepas (freedom of the high seas), yaitu
sebagai berikut : kebebasan pelayaran, kebebasan penerbangan, kebebasan memasang
kabel dan pipa bawah laut, kebebasan membangun pulau buatan dan instalasi lainnya
sesuai dengan hukum internasional, kebebasan penangkapan ikan, kebebasan riset
ilmiah kelautan.
o Kebebasan di laut lepas dilaksanakan untuk tujuan-tujuan damai (peaceful purposes) dan
tidak boleh negara melaksanakan kedaulatannya di laut lepas (psl 88-89).
o Setiap kapal yang berlayar di laut lepas harus ada kebangsaannya karena ada ikatan
antara kapal dengan Negara (genuine link) dan apabila kapal menggunakan dua negara
atau lebih bendera Negara karena ingin mendapat kemudahan (flag of convenience)
dianggap sebagai kapal tanpa kebangsaan.

b. Dasar Laut Internasional di luar Landas Kontinen Indonesia

WILAYAH PESISIR
Wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan antara ekosistem
darat dan laut, serta memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya.
Wilayah pesisir dan laut Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di
dunia, yang tercermin pada keberadaan ekosistem pesisir seperti hutan mangroove, terumbu karang,
padang lamun dan berjenis-jenis ikan, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Pesisir adalah tempat
dimana daratan dan lautan bertemu. Bila garis pertemuan ini tidak bergerak/pindah, mendefinisikan
pesisir menjadi hal yang mudah, hanya akan berarti suatu garis pada peta namun proses alami yang
membentuk pesisir sangatlah dinamis, bervariasi baik dalam hal ruang maupun waktu. Jadi, garis yang
menyatukan daratan dan lautan bergerak/pindah secara konstan, dengan pasang surut ombak, dan
lewatnya badai, menciptakan suatu wilayah interaksi antara daratan dan lautan.
Daerah pertemuan antara darat dan laut dengan batas ke arah dart meliputi bagian daratan,
baik kering maupun terndam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin, laut,
pasang surut , perembesan air lau yang dicirikan oleh jenis vegetasi yang khas. Batas wilayah pesisir
ke arah laut mencakup bagaian atau batas terluar dari daerah paparan benua dengan ciriciri masih
dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar.
Wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Tempat pertemuan pengaruh antara darat, laut dan
udara dengan karakteristik
a. Memiliki tingkat kesuburan yang tinggi
b. Kya akan unsur hara
c. Sumber zat organik yang penting dalam rangkai makanan di laut
d. Ditandai oleh adanay gradient perubahan sifat ekologi yang tajam
e. Peka terhadap gangguan akibat adanya perubahan lingkungan dengan fluktuasi di luar normal
f. Zona penyangga bagi hewanhewan imigrasi

Klasifikasi Wilayah Pesisir Berdasarkan Komusitas Hayati


1. Ekosistem Litoral
 Pantai dangkal
 Pantai batu
 Pantai karang
 Pantai lumpur

2. Hutan Payau
3. Vedeta Terna Rawa Panyu
4. Hutan Rawa Air Tawar
5. Hutan Rawa Gambut

Wilayah Udara
a. Ruang Udara
Ruang udara adalah ruang yang terletak di atas ruang daratan dan atau ruang lautan serta wilayah
sekitar negara dan melekat pada bumi dimana suatu negara mempunyai hak yurisdiksi. Ruang
Udara nasional atau wilayah kedaulatan negara kolong yang pemanfaatannya dikendalikan oleh
negara tersebut.
b. Ruang Antariksa
Ruang angkasa yang pemanfaatannya secara internasional dan tidak boleh dijadikan subjek
negara kolong.

Batas Wilayah Udara


Batas udara vertikal Indonesia adalah area udara setinggi 110 km dari konfigurasi ketinggian
permukaan negara Indonesia.

Cara Menentukan ;
Dari pusat Bumi ditarik garis sampai batas ruang angkasa yang membentuk kerucut terbalik.
Luas daerah udara lebih luas darpada luas daratan dan lautan.
Batas Ketinggian Wilayah Udara Indonesia
Cooper = ditentukan oleh kemampuan teknologi suatu negara.
Schacter = 30 km atau sampai dengan balon dan pesawat terbang dapat mengapung dan
diterbangkan.

INDONESIA
Berada dibawah garis khatulistiwa sehingga memiliki
jalur Geostationary Satellite Orbit (GSO).
Batas ruang udara dan ruang antariksa =100/110 km.
Panjang Garis Khatulistiwa = 6. 110 km
GSO = 9.997 km atau 12,5% keliling GSO
GEOSTATIONARY SATELLITE ORBIT
(GSO)
Suatu orbir yang berbentuk cincin terletak pada enam radian bumi di atas garis Khatulistiwa

Hanya ada pada padang Khatulistiwa


(Ruang GSO ada di negara Khatulistiwa)

Ketinggian +36.000 km di atas permukaan bumi


Tebal +30 km
Lebar 150 km
Masa orbit -+24 jam (23 jam, 56 menit, 4 detik)

Wilayah untuk meletakkan Satelit Komunikasi agar satelit tersebut berada


pada posisi tetap di ruang angkasa terhadap bumi.

POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA


Potensi sumber daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, namun meliputi juga berbagai bahan
tambang seperti minyak bumi, nikel, emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang berada
di bawah permukaan laut. Salah satu potensi kemaritiman Indonesia atau potensi sumber daya laut
Indonesia atau potensi sumber daya maritim Indonesia adalah terumbu karang. Luas terumbu karang
Indonesia mencapai 284,3 ribu kilometer persegi atau setara dengan 18 persen dari terumbu karang
yang ada di seluruh dunia. Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, tetapi juga
keanekaragaman hayati di dalamnya.

1. Potensi pembagunan ekonomi kemaritiman berdasarkan jenis Sumber Daya Alam


Indonesia memiliki luas lautan lebih besar dibandingkan luas daratan. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi Indonesia untuk memajukan maritimnya. Luasnya lautan Indonesia dapat dilihat
dari adanya garus pantau di hampir setiap pulau di Indonesia (kurang lebih 81.000 kilometer).
Dilansir dari situs Perusahaan Umum Perikanan Indonesia, dengan memiliki luas lautan
menjadikan Indonesia menempatu urugan keduansetelah Kanada sebagai negara yang memiliki
garis pantai teroanjang di dunia. Kejuatan ini yang merupakan potensi besar untuk memajukan
perekonomian Indonesia di bidang maritim.

2. Potensi pembangunan ekonomi kemaritiman menurut sektor kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/22/113659269/potensi-sumber-daya-maritim-
indonesia?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/22/113659269/potensi-sumber-daya-maritim-
indonesia?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/17/173000669/potensi-kemaritiman-indonesia-
terumbu-karang?page=all
https://jurnalmaritim.com/landas-kontinen-dan-landas-kontinen-ekstensi-dalam-unclos-1982/
https://www.kompasiana.com/hermar/599ac2df24086e46b32eb1e3/memerdekakan-ruang-udara-
indonesia#:~:text=Ruang%20udara%20adalah%20ruang%20yang,suatu%20negara%20mempunyai%
20hak%20yurisdiksi.
http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Paparan-Sahul_42443_p2k-unhamzah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Perserikatan_Bangsa-Bangsa_tentang_Hukum_Laut
http://tatikbahar.blogspot.com/2011/02/tinjauan-wilayah-
pesisir.html#:~:text=Klasifikasi%20wilayah%20pesisir%20menurut%20komunitas,gambut%20(Henny
%2C%202003).

Anda mungkin juga menyukai