Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUSFIRAH NASIR

NIM : J011181037

PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT SECARA BERKELANJUTAN


Suatu kegiatan dikatakan berkelanjutan apabila kegiatan pembangunan secara
ekonomis,ekologis dan sosial politik bersifat berkelanjutan.
a. Berkelanjutan secara ekonomis,artinya suatu kegiatan pembangunan harus dapat
membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan capital (capital maintenance), dan
penggunaan sumber daya laut serta investasi secara efisien.
b. Berkelanjutan secara ekologis artinya kegiatan yang dimaksud dapat mempertahankan
integritas ekosistem dan konservasi sumber daya laut sehingga pemanfaatannya dapat
berkelanjutan.
c. Berkelanjutan secara sosial politik mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan
hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil pembangunan, mobilitas sosial,
kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat (dekratisasi).

Sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan Sumber Daya Laut:


1. Kegiatan ilegal dan merusak di wilayah laut menurun.
2. Meningkatnya kualitas pengelolaan eksosistem pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil
secara terpadu, lestari, dan berbasis masyarakat.
3. Meningkat dan berkembangnya kawasan konservasi laut, antara lain melalui
pengembangan daerah perlindungan laut.
4. Terwujudnya ekosistem laut dan pesisir yang bersih, sehat, dan produktif.
5. Terintegrasinya pembangunan laut, pesisir, dan daratan dalam satu kesatuan
pengembangan wilayah.

Untuk mencapai sasaran tersebut,upaya yang dapat dilakukan antara lain:


1. Mengelola sumber daya laut secara bijak
2. Memperkuat pengendalian dan pengawasan dalam pemanfaatan sumber daya kelautan
dan perikanan;
3. Meningkatkan upaya konservasi laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil serta
merehabilitasi ekosistem yang rusak, seperti terumbu karang, mangrove, padang
lamun, dan estuaria.
4. Menjaga kelestariannya dengan cara tidak mencemari laut
5. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumber daya laut

Oleh karena itu,pengelolaan Sumber Daya Laut juga berbasis masyarakat.Maksudnya


adalah masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat secara aktif dalam proses
pengelolaannya seperti menjaga dan melestarikan Sumber Daya Laut.Adapun kebijakan
nasional yang terkait dengan pengelolaan wilayah laut dan pesisir adalah sebagai
berikut :
1. Revitalisasi kawasan berfungsi lindung,mencakup kawasan-kawasan lindung yang
terdapat di wilayah darat,laut atau pesisir, dalam rangka menjaga kualitas lingkungan
hidup sekaligus mengamankan kawasan pesisir dari ancaman bencana alam.
2. Pengembangan ekonomi masyarakat pesisir berbasis potensi dan kondisi sosial
budaya setempat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan
sumber daya laut dan pesisir secara optimal dan berkelanjutan.
3. Peningkatan pelayanan jaringan prasarana wilayah untuk menunjang pengembangan
ekonomi di wilayah laut dan pesisir.
HUKUM LAUT

1. Konferensi Hukum Laut di Jenewa tahun 1958 (United Nations Conference on the
Law of the Sea - UNCLOS I) yang menghasilkan 4(empat) Konvensi yaitu : Konvensi
tentang laut territorial dan jalur tambahan, Konvensi tentang laut lepas, Konvensi
tentang landas kontinen, Konvensi tentang perikanan dan perlindungan sumber-
sumber hayati di laut lepas.
2. UNCLOS I dan II : gagal menentukan lebar laut territorial dan konsepsi negara
kepulauan yang diajukan Indonesia
3. Konvensi Hukum Laut 1982: setiap Negara pantai mempunyai laut teritorial
(territorial sea) Bab II Pasal 2-3.
a. Pasal 2 : kedaulatan negara pantai mencakup wilayah darat, perairan pedalaman,
perairan kepulauan kalau negara kepulauan, dan sampai laut territorial atau laut
wilayah. Kedaulatan tersebut meliputi ruang udara di atasnya dan dasar laut serta
tanah di bawahnya.
b. Pasal 3 : setiap Negara mempunyai hak untuk menetapkan lebar laut teritorialnya
tidak melebihi 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal.
4. Setiap Negara pantai mempunyai zona tambahan yang jauhnya tidak boleh melebihi
24 mil yang diukur dari garis pangkal di mana lebar laut teritorial diukur atau sejauh
12 mil diukur dari laut teritorial suatu Negara pantai
5. Di zona tambahan setiap Negara pantai dapat melaksanakan pengawasan yang
diperlukan untuk mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai,
fiskal, imigrasi atau sanitasi, dan menghukum para pelakunya
6. Indonesia mempunyai ZEE (1.577.300 square nautical miles) 3 besar setelah AS dan
Prancis
7. Lebar ZEE bagi setiap Negara pantai adalah 200 mil dari garis pangkal di mana laut
territorial diukur
8. Di ZEE setiap Negara pantai seperti Indonesia ini mempunyai hak berdaulat untuk
tujuan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan mengelola sumber daya alam baik
hayati maupun nonhayati di perairannya, dasar laut dan tanah di bawahnya serta untuk
keperluan ekonomi di zona tersebut seperti produksi energi dari air, arus, dan angin.
9. Di ZEE semua Negara baik Negara pantai maupun tidak berpantai mempunyai hak
kebebasan pelayaran dan penerbangan, kebebasan memasang kabel dan pipa bawah
laut dan penggunaan sah lainnya
10. Pengertian Landas kontinen, pasal 76 (1 dan 2) Konvensi Hukum Laut 1982 sebagai
berikut:
a. Dasar laut dan tanah di bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya
sepanjang adanya kelanjutan ilmiah dari wilayah daratannya sampai ke pinggiran
tepi kontinen
b. Dasar laut dan tanah di bawahnya sampai jarak 200 mil laut dari garis pangkal di
mana laut teritorial diukur
c. Landas kontinen dimungkinkan mencapai 350 mil laut dari garis pangkal di mana
laut teritorial diukur
d. Tidak melebihi 100 mil laut dari kedalaman (isobath) 2500 meter. Indonesia
diperkirakan memiliki potensi untuk menetapkan batas terluar landas kontinen
sampai sejauh 350 mil di tiga tempat, yaitu aceh sebelah barat, pulau sumba
sebelah selatan, dan utara pulau irian ke arah utara.
11. Konvensi Hukum Laut 1982 (pasal 86) pengertian laut lepas adalah semua bagian laut
yang tidak termasuk zona ekonomi eksklusif, laut territorial atau perairan pedalaman
suatu negara dan perairan kepulauan dalam Negara kepulauan.

Anda mungkin juga menyukai