NIM : K011211265
Kelas : KESMAS E
Pengantar WSBM
Diwajibkan bagi mahasiswa dari fakultas di Universitas segala kelas termasuk
kelas non reguler internasional wajib mengambil mata kuliah Wawasan Sosial Budaya
maritim dengan 2 SKS diberlakukan sejak tahun 2021-2022 menggantikan kedua mata
kuliah dasar dan mata kuliah Ilmu Sosial Budaya dasar yang sebetulnya masih kuliah
tersebut masih dipertahankan hingga saat ini jumlah peserta setiap kelas di setiap tahun
pelajaran itu diadakan pada setiap semester semester atau semester yang akan datang
terselenggara setiap semester setiap tahun ajaran. Pengadaan mata kuliah WSBM ini
didasarkan pada gagasan perlunya partisipasi setiap program studi dari semua fakultas
dalam lingkungan Unhas dalam rangka implementasi dan pengembangan Pola Ilmiah
Pokok (PIP). Ilmu kelautan pemanfaatan sumber daya laut sains sebagai lembaga karena
itu diharapkan menjadi arah pengembangan Tri Dharma perguruan tinggi sekaligus
memberikan nuansa spesifik kepada berbagai disiplin ilmu yang dikembangkan di
perguruan tinggi ini atau di perguruan tinggi universitas Hasanuddin sehingga
memberikan spirit dan karakter khusus atau spesifik untuk membedakan dengan
berbagai perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia. Jadi, kelautan pola ilmiah
pokok dikembangkan secara tersebar pada berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang
diasuh oleh fakultas-fakultas yang ada di universitas Hasanuddin sekaligus dapat
dikembangkan secara memusat pada sekumpulan disiplin ilmu yang membantu
program studi yang mendukung Pola Ilmiah Pokok itu secara melembaga dalam satu
fakultas yang misalnya pada fakultas tertentu misalnya fakultas kelautan perikanan yang
betul-betul spesifik membahas masalah kelautan dan beberapa program studi di
fakultas ilmu sosial yang kebanyakan atau terhadap kajian-kajian kemaritiman atau
kelautan.
Diperlukan peran serta semua program studi bidang ilmu sosial humaniora dan
eksakta dalam mewujudkan pola ilmiah pokok Unhas tersebut terkandung dalam yang
terkandung dalam visi misi Unhas yaitu apa itu visinya dan apa itu Misinya Unhas. Unhas
sebagai pusat perkembangan budaya maritim dalam konteks pola ilmiah pokok dan visi
Unhas Misi mempunyai dua fungsi yaitu sebagai fokus mata kuliah sebagai fokus atau
inti domain pembelajaran dan etos atau ciri khas atau karakter pengembangan
kebudayaan maritim kedepannya sebagai fokus pembelajaran mata kuliah WSBM
berfungsi memberikan pengetahuan dan wawasan dasar sosial budaya kemaritiman
bagi semua luaran Unhas untuk menjadi landasan dan tujuan pengembangan
masyarakat dan budaya maritim ke depan, khususnya di Indonesia pengetahuan dan
wawasan kebaharian yang dimaksud berkenaan dengan potensi lingkungan hidup
berkenaan dengan potensi lingkungan hidup, potensi lingkungan perairan, kondisi
sumber daya alam sosial demografi dan ekonom, fakta sejarah sosial budaya
kemaritiman terutama nilai-nilai utama yang terkandung didalamnya atau inti inti
budaya yang terkandung dalam fenomena sosial budaya kemudian fenomena sosial
budaya kemaritiman lainnya itu meliputi semua bidang prestasi masyarakat manusia
dan pendukungnya dalam konteks wujud kognitif atau mental kemudian perilaku dan
teknologi yang dihasilkan atau yang telah dicapai dan yang masih dalam proses rekayasa
pengembangan pengelolaan pemanfaatan sumber daya dan jasa-jasa laut ke depannya.
Renovasi visi dan Pola Ilmiah Pokok Unhas yang diwujudkan antara lain melalui
pembelajaran mata kuliah WSBM ini juga diperkuat dengan munculnya konsep benua
maritim Indonesia dan pembangunan benua maritim Indonesia atau BMI yang
dicanangkan pada tahun 1996 sebagai tahun bahari dan dirgantara oleh Presiden
Republik Indonesia pada tahun 1996 BMI menurut dewan hankamnas dan DPP teknologi
adalah bagian dari sistem planet bumi yang merupakan satu kesatuan alami antara darat
laut dan udara atau dirgantara diatasnya tertata unik, secara unik menampilkan ciri-ciri
benua dengan karakteristik tersendiri yang menjadi wilayah yurisdiksi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. PBMI pada hakekatnya adalah pembangunan nasional yang lebih
memberikan penekanan pada aspek-aspek maritim jadi tadi ada rendah kondisi ini
kemudian PBMI merupakan pembangunan nasional yang lebih menekankan pada aspek
aspek kemaritiman atau laut sebagai jalur transportasi.
Hakikat lain dari konsep ini adalah sebagai salah satu wujud aktualisasi wawasan
nusantara yang telah lahir dan berkembang di masyarakat secara cara pandang bangsa
dalam melaksanakan pembangunan nasional. BMI dicetuskan melalui komitmen yang
kuat dan tegas dari bangsa Indonesia untuk mengantisipasi perkembangan dan
kemajuan globalisasi melalui pendayagunaan dan pengembangan potensi maritim jadi
tahun 1996 BMI kemudian dikonsepsikan sebagai upaya untuk bagaimana arah
pembangunan atau arah kebijakan pemerintah Indonesia pada waktu itu terkonsentrasi
kembali terkonsentrasi ke sektor sektor kemaritiman yang sejak merdeka sampai 96 itu
konsentrasi pembangunan di Indonesia berada pada konteks agraris dalam era
globalisasi seperti ini menurut pandangan dewan hankamnas dan DPP teknologi
perhatian bangsa Indonesia terhadap fungsi peranan dan potensi wilayah laut akan
semakin berkembang oleh adanya perkembangan pembangunan yang dinamis
mengakibatkan semakin terbatasnya potensi sumber daya alam di daratan. sehingga
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan ikut pula mendorong dan
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut semakin ke depan diprediksi
terbatasnya potensi sumber daya alam yang ada di wilayah daratan sehingga memaksa
atau memicu semangat Indonesia untuk terus memperhatikan potensi sumber daya
lautnya dan mempertahankan sumber daya laut dan menjadikan laut sebagai alternatif
utama atau poin utama priority utama dalam pembangunan Indonesia.
Implementasi visi dan Pola Ilmiah Pokok Unhas juga diperkuat dengan fenomena
perubahan kemaritiman secara global berupa pergeseran kutub pada perdagangan
dunia dari benua Eropa ke American wilayah yang akan melibatkan puluhan negara yang
terletak di wilayah Asia khususnya di Asia tenggara sehingga Indonesia sebagai poros
maritim atau sebagai posisi yang sangat strategis di antara benua Australia dan benua
Asia yang besar kemudian diapit oleh dua samudra Hindia dan samudra Pasifik kemudian
menjadikannya memiliki posisi strategis dalam rantai jalur transportasi kelautan
sehingga peran Indonesia dalam konsep kebijakan transportasi laut, kebijakan-kebijakan
itu sangat berarti dalam dunia.
Kesimpulan
Dari penjelasan Ilmu Pokok dan visi unhas, fokus dan etos pembelajaran mata
kuliah WSBM ini, dalam kaitannya implementasi visi unhas, fakta kemaritiman
nusantara dan Indonesia, konsep BMI dan PBMI. Maka pembelajaran WSBM ini
memberikan :
1. kompetensi sebagaimana yang akan kita miliki nanti agar supaya mata kuliah ini
memberikan Anda pengetahuan sikap dan mental memiliki spirit kemaritiman.
Kompetensi yang ingin dibangun khusus untuk menjadi pengetahuan siswa yang
pertama adalah pengetahuan dan wawasan kemaritiman berkenaan dengan
potensi lingkungan perairan dan kondisi sumber daya laut sosial demokrasi dan
ekonomi, fakta-fakta sejarah yang kita miliki dan masyarakat serta kebudayaan
maritim yang dimiliki Indonesia yang sangat beragam Sabang sampai Merauke yang
masing-masing suku bangsa masing-masing etnis memiliki interpretasi yang
berbeda-beda terhadap laut. Suku Bugis melihat laut dengan konteks yang berbeda,
suku Jawa juga melihat laut seperti konteks yang berbeda dan dan lain sebagainya.
Jadi, setiap suku bangsa yang ada di Indonesia itu memanfaatkan sumber daya laut
dengan arif.
2. Menjadi sistem nilai budaya maritim sistem yang menjadi pedoman bagi penataan
dan pemantapan kehidupan bersama atau sosial siste, kemudian penguatan
integrasi bangsa dan jiwa nasionalisme pengembangan ekonomi, rekayasa
teknologi, seni kemaritiman yang Arif lingkungan untuk unhas kedepan dalam
konteks nasional maupun global. Jadi kompotensi yang kedua ini memberikan
pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana nilai-nilai budaya maritim
bagaimana nilai-nilai budaya maritim ini yang memberikan jiwa nasionalisme yang
tinggi sehingga memperkuat integrasi bangsa bahwa Indonesia bukanlah laut-laut
bukanlah menjadi pemecah menjadi penghambat untuk terkoneksinya antara
pulau-pulau yang ada di Indonesia melainkan lawan sebagai arena untuk
memperekat hubungan nasionalisme etnis dalam satu kesatuan negara republik
Indonesia.
3. Meningkatnya penghayatan dan apresiasi mahasiswa terhadap komunitas-
komunitas masyarakat nelayan atau masyarakat maritim. Jadi, kita sebagai
akademisi saya anda sekalian adalah sebagai apresiasi terhadap masyarakat
masyarakat maritim atau hal-hal yang terlibat dalam sektor industri maritim, baik
itu transportasi, industri makanan, kebudayaannya sendiri atau masyarakatnya
komunitasnya misalnya nelayan dan lain-lain sebagainya kita harus apresiasi
terhadap mereka dan yang mencoba mengintegrasikan wilayah-wilayah Indonesia
prestasi dan jasa-jasanya terhadap masyarakat banyak di kawasan pantai perkotaan
di negara-negara kepulauan Indonesia.
Jadi, dipenjelasan kali ini menjelasakan bagaimana unhas tepat mengambil Pola Ilmiah
Pokok kemaritiman dibandingkan universitas-universitas lainnya.