Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN MARITIM MEMBANGUN JATI DIRI INDONESIA SEBAGAI

NEGARA MARITIM

A. PENDAHULUAN

Lautan Indonesia sangat luas serta memiliki potensi untuk mewujudkan poros
maritim yang merupakan cita cita terbesar dari Negara Indonesia. Namun, keinginan
untuk mewujudkan poros maritime tersebut akan sangat sulit untuk diselesaikan
hanya pada satu generasi. Selain itu, pada perkembangan arus globalisasi ini
memberikan dampak yang sangat serius terhadap segala aspek kehidupan. Hal
tersebut menyebabkan bergesernya budaya maritime ke budaya barat. Pergeseran ini
tentu saja akan menyebabkan perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat sehingga
perwujudan dari poros maritime dunia akan sulit terbentuk

Masalah lain yang menghambat perluasan pendidikan budaya maritim adalah


kurangnya pendidik dibidang maritime sehingga pelajaran ini sangat tabu dikalangan
masyarakat. Hal ini juga terkait dengan persoalan konsep dasar mengenai negara
maritim Indonesia itu sendiri yang hanya berupa wacana namun tidak bisa
dipraktikkan dalam kehidupan kenegaraan. Hal itu pula yang menyebabkan meskipun
telah banyak keinginan untuk membangun diri sebagai negara maritim namun hal itu
tidak didukung oleh landasan konseptual dan legalitas yang jelas.

Hal tersebut terjadi dikarenakan pengetahuan serta pemahaman masyarakat


terhadap makna atau jati diri bangsa Indonesia sebagai Negara maritim kurang
dipedulikan. Kepedulian yang kurang dikarenakan pendidikan maritime sangat jarang
ditanamkan kepada anak-anak atau pada sekolah dasar. Justru pengetahuan ini
ditanamkan kepada anak anak sekolah dasar agar sejak dini mereka memiliki
tanggung jawab untuk berkonstribusi baik demi mewujudkan cita-cita besar Indonesia
yaitu sebagai poros maritim dunia.
B. PEMBAHASAN

B.1. DEFINISI PENDIDIKAN MARITIM

Seringkali kita mendengar beberapa istilah yang berhubungan dengan laut


seperti bangsa Indonesia adalah bangsa bahari, poros maritim dunia, lautan Indonesia
kaya akan hasil laut. Ada 3 penyebutan yang menggambarkan tentang laut yakni
bahari, maritim, dan lautan. Dari ketiga istilah ini bahkan digunakan orang namun
tidak tahu apa perbedaannya.

Kelautan memiliki pengertian bahwa hal-hal yang berhubungan dengan


kegiatan di wilayah laut yang meliputi permukaan laut, kolom air, dasar laut dan
tanah di bawahnya, landas kontinen termasuk sumber kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, pesisir, pantai, pulau kecil, serta ruang udara di atasnya
(Departemen Pendidikan Indonesia, 2008).

Kemaritiman adalah bagian dari kegiatan di laut yang mengacu pada


pelayaran/ pengangkutan laut, perdagangan (sea-borne trade), navigasi, keselamatan
pelayaran, kapal, pengawakan, pencemaran laut, wisata laut, kepelabuhanan baik
nasional maupun internasional, industri dan jasajasa maritime (Siswanto, 2018).

Pentingnya pendidikan maritim di sini adalah pola pikir (pattern of thought),


cara pandang terhadap diri dan lingkungannya sebagai bangsa dan negara maritim
yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan
bertingkah laku (konatif) (Sulistiyono, 2016).

Pendidikan budaya bahari yang dimaksud yakni perilaku hidup dan tata cara
manusia sebagai masyarakat suatu bangsa terhadap laut dan pemanfaatan seluruh
potensi kekayaan maritim yang ada di dalam, di atas, dan di sekitar laut guna
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dan perekonomian suatu negara saat ini dan
masa datang dengan menggali dan mengembangkan gagasan/ide berupa pengetahuan,
sistem norma sosial dan teknologi yang mendukungnya (Siswanto, 2018).
B.2. MASALAH MASALAH PENGHAMBAT PERLUASAN PENDIDIKAN
MARITIM

Kendala yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan budaya maritim


adalah masih belum banyak masyarakat yang merasa bahwa laut dijadikan sebagai
pokok dari kegiatan mereka, seperti dalam hal pola makan, sistem pembelajaran
disekolah, dan juga belum adanya sikap ingin mengetahui yang cukup besar kepada
potensi laut Indonesia.

Kendala pengembangan budaya maritim berikutnya adalah kurangnya praktisi


atau tenaga ahli yang berkecimpung di dunia kemaritiman sehingga proses transfer
budaya maritim tentu saja akan terhambat karena kurangnya materi yang di
sampaikan kepada generasi muda yang akan mengembangkan kemaritiman
Indonesia. selain kurangnya integrasi antara kementerian kurangnya koordinasi juga
terjadi kepada program kerja yang direncanakan antara presiden yang baru menjabat
dengan presiden lama sehingga sering sekali terjadi antara program kerja awal dengan
program kerja yang akan dilaksanakan (Supriyadi, 2018).

B.3. CARA AGAR PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MARITIM


DAPAT TERLAKSANA DENGAN BAIK

Ada sebuah teknik yang dapat diterapkan yaitu pertama, memberikan


pengetahuan umum mengenai keindahankeindahan potensi maritim indonesia bisa
dalam bentuk keindahan pantai-pantai yang ada di Indonesia maupun beberapa biota
yang ada di laut. Ketika rasa cinta muncul terhadap laut indonesia maka secara tidak
langsung kita telah menstimulan pengaruh positif kepada generasi muda untuk
melindungi potensi alam mereka.
Kedua, yang perlu kita lakukan adalah membiasakan anak gemar makan ikan,
Jurnal Wawasan Sosial Budaya Maritim 2019 sehingga potensi perikanan yang besar
di wilayah Indonesia juga bisa dirasakan oleh generasi muda, sehingga memacu
untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya ikan yang ada di laut.

Ketiga, hal yang perlu di lakukan adalah peran aktif pemerintah dalam
menyisipkan pendekatan pendidikan yang berorientasi terhadap budaya maritim
terutama kepada generasi muda, hal ini dikarenakan ketika sudah tertanam sejak dini
pengetahuan tentang maritim Indonesia maka ketika dewasa mampu menciptakan
perilaku yang senantiasa berorientasi ke laut (Supriyadi, 2018).

C. KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan pendidikan maritime merupakan pendidikan yang sangat


penting guna mewujudkan poros maritime serta untuk memperluas pengetahuan
mengenai pentingnya maritime kepada seluruh masyarakat Indonesia yang pada
dasarnya Indonesia merupakan Negara maritime. Pendidikan maritime mencakup
pendidikan mengenai perilaku hidup dan tata cara manusia sebagai masyarakat suatu
bangsa terhadap laut dan pemanfaatan seluruh potensi kekayaan maritim yang ada di
dalam, di atas, dan di sekitar laut guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Pendidikan maritime ini di fokuskan pada pendidikan sekolah dasar hingga perguruan
tinggi agar tanggung jawab untuk Jurnal Wawasan Sosial Budaya Maritim 2019
menjaga laut serta berperilaku dalam berbangsa dan bernegara dapat ditanamkan
sejak dini.

Namun, untuk mewujudkan pendidikan maritime di Indonesia masih sangat


sulit, masalah yang paling mendasari dari terhambatnya perluasan pendidikan
marimitim ini ialah masih belum banyak masyarakat yang merasa bahwa laut
dijadikan sebagai pokok dari kegiatan mereka dan juga belum adanya sikap ingin
mengetahui yang cukup besar kepada potensi laut Indonesia. Kendala berikutnya
adalah kurangnya pendidik atau tenaga ahli yang berwawasan di dunia kemaritiman
sehingga proses belajar-mengajar budaya maritim terhambat karena kurangnya materi
yang di sampaikan kepada generasi muda.

Teknik yang dapat digunakan untuk menarik minat para generasi muda untuk
lebih semnagat mempelajari budaya maritime ialah dengan cara melalui pengenalan-
pengenalan tentang laut, tata cara berkehidupan ataupun tentang biotabiota laut
dengan metode yang mengarah ke pembelajaran secara visual dan kinestetik yang
dibalut dengan kreativitas peserta didik. Selain itu, untuk meningkatkan rasa cinta
peserta didik terhadap laut diberikan penjelasan singkat mengenai manfaat laut untuk
kehidupan berkelanjutan bagi masyarakat ataupun dunia menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti serta dengan menampilkan gambargambar keindahan laut
Indonesia beserta ekosistem-ekosistem di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai