Anda di halaman 1dari 7

TUGAS REVIEW JURNAL TENTANG BUDAYA

MARITIM

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

TRI NADIA ASRINI


M011191168
KEHUTANAN C
Judul Jurnal Pendidikan Budaya Bahari Memperkuat Jati Diri Bangsa
Nama Penulis Heni Waluyo Siswanto
Jurnal Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial
Volume Dan Halaman Volume 27, Nomor 2, pp. 204-222
Tahun 02 Desember 2018
Kode ISSN e-ISSN : 2540-7694 p-ISSN : 0854-5251
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/view/1409
Web
6/pdf

Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga
luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai
di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia
menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai
terpanjang di dunia. Selain itu, perairan laut di Indonesia dikenal sebagai salah satu
daerah “mega biodiversity” penting di dunia dan juga mengandung potensi sumber daya
yang tidak sedikit, baik berupa keanekaragaman sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Pendidikan budaya bahari yang dimaksud yakni perilaku hidup dan tata cara
manusia sebagai masyarakat suatu bangsa terhadap laut dan pemanfaatan seluruh
potensi kekayaan maritim yang ada di dalam, di atas, dan di sekitar laut guna memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat dan perekonomian suatu negara saat ini dan masa datang
dengan menggali dan mengembangkan gagasan/ide berupa pengetahuan, sistem norma
sosial dan teknologi yang mendukungnya.

Adapun bentuk implementasinya di sekolah, muatan pendidikan budaya bahari ini


dapat diujudkan melalui 4 bentuk kegitan, yaitu (1) kontekstualisasi/warna mata
pelajaran, (2) pengayaan/integrasi dalam mata pelajaran, (3) ekstrakurikuler dan budaya
sekolah, serta (4) mata pelajaran tersendiri. Ke empat bentuk kegiatan ini dapat dipilih
oleh satuan pendidikan atau sekolah disesuaikan dengan kesiapan sumber daya yang
dimiliki. Artinya ketika sekolah belum mampu untuk melaksankan pendidikan budaya
bahari sebagai mata pelajaran tersendiri atau sebagai Muatan Lokal yang ada pada poin
(4) karena mungkin terkendala tidak ada guru dan daya dukung yang lainnya, maka
sekolah dapat memilih bentuk kegiatan yang lain.

Hal yang kurang dari penelitian tersebut adalah bagamanai sosialisasi yang baik
kepada masyarakat agar mengetahui pentingnya pendidikan budaya maritime,
sedangkan di sekolah dasar hingga sekolah menegah atas pelajaran muatan local
semakin tahun semakin pudar bahkan di beberapa daerah ada yang menghapuskan mata
pelajaran ini sehingga banyaka anak jaman sekarang buta akan kebudayaannya.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pesisir Melalui Penguatan
Judul Jurnal Budaya Maritim Dalam Menghadapi Pasar Bebas
Masyarakat Ekonomi Asean
Nama Penulis Hezron Sabar Rotua Tinambunan
Jurnal Jurnal Hukum Fiat Justisia
Volume dan Halaman Volume 10, Nomor 1, pp. 1-220
Tahun Januari-Maret 2016
Kode ISSN e-ISSN : 2477-6238 p-ISSN : 1978-6238
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/download/
Web
549/626

Peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk tercapainya tujuan pembangunan,


karena keberhasilan pembangunan ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat dan
pemerintah menentukan model pemberdayaan kepada masyarakatnya. Oleh sebab itu,
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam pembangunan harus dilakukan melalui upaya-upaya
yang serius. Lebih lagi Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) pada tahun 2016, yang bertujuan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN.

Memunculkan masalah diantaranya bagaimana kebijakan serta faktor apa saja yang
menjadi kendala penguatan bagi masyarakat pesisir oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber datanya berupa
sumber data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian di Jawa Timur yang meliputi
beberapa kota/kabupaten yang ditentukan secara purposive. Data primer dan sekunder
dikumpulkan melalui metode interaktif dan non interaktif serta dianalisis dengan
menggunakan analisis interaktif dan mengalir. Diperlukan kesinambungan kerjasama
antara pemerintah daerah dan masyarakat guna menghadapi tantangan MEA. Keresahan
nelayan ketika ingin mengembangkan usaha adalah tempat pemasaran hasil produknya.
Pemerintah daerah harus membuat regulasi terkait sistem resi gudang guna memangkas
jalur tengkulak yang sangat mematikan hasil usaha nelayan dalam menjamin ketersediaan
modal usaha untuk produksi yang berkelanjutan; mengendalikan ketersediaan kebutuhan
pangan daerah dan menstabilkan harga komoditi.

Menurut saya untuk memanjukan masyarakat pesisir pantai dalam hal ekonomi
ASEAN adalah bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang-orang di luar negeri
ataupun orang asing yang datang ke Indonesia. Sedangkan dalam penelitian ini lebih
banyak berbicara tentang kuantiti dari produksinya dan melupakan kualitas dari para
penjual atau para produsen. Sehingga walaupun pemerintah menyiapkan kuantiti yang
banyak dalam produksinya namun masyarakat di pesisir mendapatkan kendala dalam
berkomunikasi dapat menyebabkan kemunduran dalam perekonomian berbasis ASEAN.
Paradigma Maritim dalam Membangun Indonesia: Belajar
Judul Jurnal
dari Sejarah
Nama Penulis Singgih Tri Sulistiyono
Jurnal Jurnal Lembaran Sejarah
Volume dan Halaman Volume 12, Nomor 2, pp. 81-108
Tahun Oktober 2016
Kode ISSN ISSN : 1410 - 4962
https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-
Web
sejarah/article/download/33461/20140

Artikel ini membahas mengenai pentingnya paradigma maritim dalam


pembangunan nasional Indonesia. Paradigma maritim atau yang pernah disebut sebagai
wawasan bahari atau wawasan nusantara merupakan konsep pembangunan yang didasari
dari jatidiri bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim. Reinterpretasi terhadap paradigma
maritim ini penting untuk dilakukan dalam konteks masa kini. Pertama, untuk
membangun landasan konseptual dan legalitas yang jelas terhadap gagasan negara
maritim. Kedua, untuk menerapkan secara praktikal gagasan negara maritim dalam
pembangunan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Dengan melakukan revitalisasi dan
reinterpretasi paradigma maritim yang sesuai dengan jatidiri bangsa maka diharapkan
pembangunan nasional berdasarkan kerangka negara maritim mencapai hasil yang
optimal.

Paradigma maritim dalam pembangunan ekonomi bagi negara maritim Indonesia


di masa yang akan datang juga merupakan persoalan yang paling krusial. Pembangunan
ekonomi Indonesia tanpa dilandasi dengan paradigma maritim yang kuat tidak akan bisa
membuahkan sebuah negara maritim Indonesia yang jaya. Dalam hal ini pembangunan
ekonomi negara maritim paling tidak mencakup tiga aspek yaitu aspek sistem ekonomi,
produksi dan distribusi. Secara makro, sistem ekonomi Indonesia harus didasarkan atas
ideologi ekonomi kerakyatan yang dapat digali dan dikembangkan dari ideologi
Pancasila.
Namun, dalam hal ini kurang terekspos kepada masyarakat sehingga masyarakat
masih enggan untuk peduli akan hal ini. Yang dipaparkan hanyalah sebuah pentingnya
pradigma maritime bagi masyarakat namun tidak menjelaskan serta tidak memberikan
solusi mengenai hal ini untuk di implementasikan oleh masyarakat agar jurnal penelitian
ini dapat terealisasikan dengan baik dan diterima oleh masyarakat awam.

Anda mungkin juga menyukai