MARITIM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga
luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai
di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia
menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai
terpanjang di dunia. Selain itu, perairan laut di Indonesia dikenal sebagai salah satu
daerah “mega biodiversity” penting di dunia dan juga mengandung potensi sumber daya
yang tidak sedikit, baik berupa keanekaragaman sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Pendidikan budaya bahari yang dimaksud yakni perilaku hidup dan tata cara
manusia sebagai masyarakat suatu bangsa terhadap laut dan pemanfaatan seluruh
potensi kekayaan maritim yang ada di dalam, di atas, dan di sekitar laut guna memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat dan perekonomian suatu negara saat ini dan masa datang
dengan menggali dan mengembangkan gagasan/ide berupa pengetahuan, sistem norma
sosial dan teknologi yang mendukungnya.
Hal yang kurang dari penelitian tersebut adalah bagamanai sosialisasi yang baik
kepada masyarakat agar mengetahui pentingnya pendidikan budaya maritime,
sedangkan di sekolah dasar hingga sekolah menegah atas pelajaran muatan local
semakin tahun semakin pudar bahkan di beberapa daerah ada yang menghapuskan mata
pelajaran ini sehingga banyaka anak jaman sekarang buta akan kebudayaannya.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Pesisir Melalui Penguatan
Judul Jurnal Budaya Maritim Dalam Menghadapi Pasar Bebas
Masyarakat Ekonomi Asean
Nama Penulis Hezron Sabar Rotua Tinambunan
Jurnal Jurnal Hukum Fiat Justisia
Volume dan Halaman Volume 10, Nomor 1, pp. 1-220
Tahun Januari-Maret 2016
Kode ISSN e-ISSN : 2477-6238 p-ISSN : 1978-6238
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/download/
Web
549/626
Memunculkan masalah diantaranya bagaimana kebijakan serta faktor apa saja yang
menjadi kendala penguatan bagi masyarakat pesisir oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber datanya berupa
sumber data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian di Jawa Timur yang meliputi
beberapa kota/kabupaten yang ditentukan secara purposive. Data primer dan sekunder
dikumpulkan melalui metode interaktif dan non interaktif serta dianalisis dengan
menggunakan analisis interaktif dan mengalir. Diperlukan kesinambungan kerjasama
antara pemerintah daerah dan masyarakat guna menghadapi tantangan MEA. Keresahan
nelayan ketika ingin mengembangkan usaha adalah tempat pemasaran hasil produknya.
Pemerintah daerah harus membuat regulasi terkait sistem resi gudang guna memangkas
jalur tengkulak yang sangat mematikan hasil usaha nelayan dalam menjamin ketersediaan
modal usaha untuk produksi yang berkelanjutan; mengendalikan ketersediaan kebutuhan
pangan daerah dan menstabilkan harga komoditi.
Menurut saya untuk memanjukan masyarakat pesisir pantai dalam hal ekonomi
ASEAN adalah bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang-orang di luar negeri
ataupun orang asing yang datang ke Indonesia. Sedangkan dalam penelitian ini lebih
banyak berbicara tentang kuantiti dari produksinya dan melupakan kualitas dari para
penjual atau para produsen. Sehingga walaupun pemerintah menyiapkan kuantiti yang
banyak dalam produksinya namun masyarakat di pesisir mendapatkan kendala dalam
berkomunikasi dapat menyebabkan kemunduran dalam perekonomian berbasis ASEAN.
Paradigma Maritim dalam Membangun Indonesia: Belajar
Judul Jurnal
dari Sejarah
Nama Penulis Singgih Tri Sulistiyono
Jurnal Jurnal Lembaran Sejarah
Volume dan Halaman Volume 12, Nomor 2, pp. 81-108
Tahun Oktober 2016
Kode ISSN ISSN : 1410 - 4962
https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-
Web
sejarah/article/download/33461/20140