Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINI RISET

“GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA”


MENGENAI :
“IDENTIFIKASI DESA BELAWAN BAHARI DARI SEGI
SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 9
1. FAHRIZAL ADI KURNIAWAN (3173331013)
2. HOTMATUA (3141131022)
3. IMAM AGUS TRIYONO ( 3173131017 )
4. MUHAMMAD HARY LUQMAN (3173331034)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEERI MEDAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mini riset mata kuliahGeografi Regional
Indonesia ini yang berjudul “IDENTIFIKASI DESA BELAWAN BAHARI DARI SEGI
SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI ” tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta
membantu penulisan makalah ini terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Geografi
Regional Indonesia Bapak Drs. Muhaamad Arif, M.Pd sekaligus pembimbing penulis dalam
menyelesaikan mini riset ini yang telah memberikan arahan,bimbingan,serta masukan dan
koreksi terhadap penulisan hasil mini riset ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2018

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 4

BAB II:KAJIAN TEORI ................................................................................................ 5

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 7

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 8

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 11

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 11


5.2 Saran ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Geografi Sosial mempunyai objek studi aktivitas manusia sebagai bagian geosfer
meliputi perbedaan dan persamaan aktivitas manusia dan lingkungannya yakni
Lingkungan alam dan Lingkungan Sosial. Di era kemajuan ilmu dan teknologi geografi
sosail dituntut mampu mengkaji fenomena aktivitas manusia sesuai dengan
perkembangan peradaban manusia yang terus berlangsung mengiringi dinamika geografi
sosial itu sendiri.

Desa Belawan Bahari merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Medan
Belawan Kota Medan. desa dengan potensi sumber daya laut yang ada di Kota Medan,
maka mayoritas penduduk Desa Belawan Bahari menggantungkan hidupnya sebagai
nelayan. Melihat potensi yang besar dari sektor perikanan di Medan Belawan, maka
Pemerintah Daerah membangun sarana
Pelabuhan Perikanan yang terletak di Belawan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Namun dalam perkembangannya
pelabuhan tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh para nelayan. Hal
tersebut dihadapkan oleh rendahnya kualitas SDM khususnya para nelayan setempat.
Selain itu, masyarakat nelayan di Desa Belawan Bahari merupakan kelompok masyarakat
dengan tingkat kesejahteraan yang rendah. Dari latar belakang tersebut, maka perlu
adanya peran Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kondisi Masyarakat di Desa Belawan Bahari dari Segi Sosial ?
2. Bagaimana Kondisi Masyarakat di Desa Belawan Bahari dari Segi Budaya?
3. Bagaimana Kondisi Masyarakat di Desa Belawan Bahari dari Segi Ekonomi?
4. Bagaimana Pola Pemukiman Masyarakat di Desa Belawan Bahari?
5. Bagaimana Kebiasaan-Kebiasaan yang dilakukan masyarakat di Desa Belawan
Bahari?
6. Apa Solusi yang dilakukan oleh Pemerintah untuk membantu Masayarakat di Desa
Belawan Bahari?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mendeskripsikan Kondisi Masyarakat di Desa Belawan Bahari dari Segi Sosial.
2. Mendeskripsikan Kondisi Masyarakat di Desa Belawan Bahari dari Budaya.
3. Mendeskripsikan Kondisi Masyarakat di Desa Belawan Baharu dari Segi Ekonomi.
4. Mengetahui Pola Pemukiman Masyarakat di Desa Belawan Bahari.
5. Mengetahui Kebiasaan-Kebiasaan Masyarakat di Desa Belawan Bahari.
6. Menjelaskan Solusi yang dilakukan Pemerintah dalam membantu masyarakat di Desa
Belawan Bahari.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkna pengetahuan peneliti dan dapat memberikan informasi


mengenai Desa Belawan Bahari dari segi Sosial, Budaya, dan Ekonomi.

2. Bagi Masyarakat

Bagi Masyarakat dapat diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai


Desa Belawan Bahari dari segi sosial, budaya dan ekonomi.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi
peneliti lain untuk dapat meningkatkan hasil penelitian berikutnya.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. MASYARAKAT PESISIR
Masyarakat pesisir adalah sekelompok warga yang tinggal di wilayah pesisir yang
hidup bersama dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di wilayah pesisir.
Masyarakat yang hidup di kota-kota atau permukiman pesisir memiliki karakteristik
secara sosial ekonomis sangat terkait dengan sumber perekonomian dari wilayah laut
(Prianto, 2005). Demikian pula jenis mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya
alam atau jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan, petani ikan,
dan pemilik atau pekerja industri maritim.
Masyarakat pesisir yang di dominasi oleh usaha perikanan pada umumnya masih
berada pada garis kemiskinan, mereka tidak mempunyai pilihan mata pencaharian,
memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak mengetahui dan menyadari kelestarian
sumber daya alam dan lingkungan (Lewaherilla, 2002). Selanjutnya dari status legalitas
lahan, karakteristik beberapa kawasan permukiman di wilayah pesisir umumnya tidak
memiliki status hukum (legalitas), terutama area yang direklamasi secara swadaya oleh
masyarakat (Suprijanto, 2006).
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah daratan yang berbatasan dengan
laut, batas di daratan meliputi daerah–daerah yang tergenang air maupun yang tidak
tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, angin
laut dan intrusi garam, sedangkan batas di laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh
proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut,
serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan
(Bengen, 2001).

Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil biasanya memiliki karakteristik belum


terbangun secara massive. Dengan kata lain, intervensi kepentingan ekonomi relative
masih kecil, sehingga potensi dan kekayaan yang terkandung di wilayah ini masih sangat
besar untuk digali dan dimanfaatkan untuk kepentingan kemanusiaan. Beberapa potensi
yang terkandung secara umum (kondisi masing-masing daerah berbeda) antara lain

6
adalah sebagai berikut: sumberdaya pesisir dan perairan (coastal and marine resources),
sumberdaya air bersih (freshwater resources), sumberdaya lahan (land resources),
sumberdaya energi (energy resources), sumberdaya pariwisata (tourism resources),
sumberdaya keragaman hayati (biodiversity resources), dan sumberdaya budaya (culture
resources). Demikian juga dengan wilayah pedalaman terdapat beberapa potensi yang
dapat dimanfaatkan, seperti: sumberdaya lahan, sumberdaya hutan, sumberdaya budaya,
sumberdaya tambang, dan sebagainya.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian berada di Desa Belawan Bahari Lingkungan 11 Kecamatan


Medan Labuhan. Lokasi penelitian ini berada di daerah pinggiran kota Medan yang juga
berdekatan dengan daerah Pelabuhan Belawan.

B. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Desa
Belawan Bahari. Sampel dalam penelitian adalah beberapa warga Desa Belawan Bahari
yang memiliki profesi beragam. Mulai dari nelayan, pedagang, jasa seperti montir, dan
sebagainya.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik Pengumpulan Data bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat
tentang keadaan masyarakat Desa Belawan Bahari dari segi sosial, budaya dan ekonomi.
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah :
1. Teknik Wawancara

Tim Peneliti bertemu langsung dengan beberapa warga untuk bertanya


langsung mengenai kondisi masyarakat yang tinggal di sekitaran daerah tersebut.
Dengan Teknik ini, Tim Peneliti akan mendapatkan informasi secara benar dan
aktual mengenai kondisi masayarakat di desa tersebut dari segi sosial, budaya,
dan ekonomi.

2. Observasi

Dalam Teknik ini, Tim Peneliti terjun langsung ke Desa Belawan Bahari
untuk mengamati secara bertahap mengenai aktivitas-aktivitas yang berkenaan
dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya yang terjadi di desa tersebut.Dengan
teknik ini, maka data yang didapat akan lebih banyak dan akurat yang didukung
oleh data dari BPS dan juga Wawancara.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mini Riset ini dilakukan di Desa Belawan Bahari, dapat disimpulkan secara garis
besar bahwa keadaan sosial antar warga masih terjaga dengan harmonis, dari segi budaya
masyarakat di Desa tersebut bersuku Melayu Deli dan dari Segi Ekonomi kebanyakan
berprofesi sebagai Nelayan. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan
mengenai Rumusan Masalah yang akan dibahas mengenai Desa Belawan Bahari.

1. KONDISI SOSIAL DI DESA BELAWAN BAHARI


Dalam temuan di lapangan, Tim Peneliti menemukan bahwa masyarakat
di daerah ini masih memiliki hubungan kekeluargaan yang erat dibuktikan
dengan Narasumber yang Tim Peneliti wawancarai masih mengenal warga
yang ada di desa tersebut walaupun jarak antar rumah berjauhan.
Selain itu, para warga daerah sekitar tersebut juga masih menganut sistem
bergotong royong. Baik itu dalam hal kegiatan bersih desa, maupun saat
adanya acara di daerah tersebut.

2. Kondisi Budaya di Desa Belawan Bahari

Berdasarkan hasil pengamatan serta informasi dari hasil wawancara


dengan narasumber, Tim Peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata masyarakat
di desa tersebut bersuku batak mandailing dan suku Melayu Deli. Budaya
yang digunakan dalam Pesta Pernikahan menggunakan budaya Melayu Deli.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, adat Melayu Deli dalam
pesta pernikahan masih sangat kental didukung dengan buktinya bahwa
Keluarga Mempelai Pria yang ingin meminang Mempelai Wanita masih
menggunakan tepak sirih sebagai tanda pengikat.

9
Di sisi lain, tingkat kepedulian penduduk terhadap pendidikan anak
anaknya sangat kurang. Anak-anak masyarakat terutama yang perempuan,
pada umumnya hanya bersekolah hingga jenjang SD, itupun tidak seluruhnya
tamat. Berdasarkan pengakuan dari narasumber, kepedulian masyarakat
setempat terhadap pendidikan bagi masa depan kehidupan anak-anak mereka,
mulai berubah sejak awal 2010 dikarena mulai ada yang bersekolah hingga
jenjang SMA. Walaupun dengan tingkat persentase yang tidak terlalu tinggi,
dan hanya satu-dua orang saja yang bisa mencapai jenjang Perguruan Tinggi.

Ditinjau dari kulturnya, maka masyarakat yang ada di sepanjang


pesisir Belawan bersuku melayu Deli . Mereka ini secara turun-temurun hidup
sebagai nelayan yang menggantungkan hidup pada hasil laut. Sisi permodalan
yang masih lemah menyebabkan mereka melakukan kegiatan masih secara
sederhana yaitu menggunakan sampan yang dilengkapi mesin berbahan bakar
solar (alat tangkap berupa jala). Karena alat yang digunakan masih sederhana,
maka hasil tangkapan yang diperoleh pun masih sangat kecil. Munculnya
nelayan nelayan asing yang menggunakan kapal tangkapan dengan teknologi
tinggi di sekitar Belawan telah menjadi pukulan bagi nelayan-nelayan
tradisional. Di samping itu, bila terjadi gelombang besar para nelayan
tradisional ini tidak berani turun ke laut,akibatnya mereka tidak memperoleh
hasil tangkapan.

3. Kondisi Ekonomi di Desa Belawan Bahari

Berdasaran hasil pengamatan dan wawancara, Tim Peneliti


mendapatkan bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakat di desa
Belawan Bahari yaitu Pedagang dan Nelayan. Tim Peneliti mewawancarai
salah satu Istri dari Nelayan di Desa tersebut, Narasumber mengemukakan
bahwa pendapatan Nelayan tergantung dengan keadaan Musim yang mana
jika Bulan Terang maka ikan yang didapat sedikit begitu juga sebaliknya. Dari
pengakuan Narasumber, Nelayan bekerja 7 Hari di laut mendapatkan antara
10-12 Ton Ikan.
10
Setiap aktivitas ekonomi mayarakat Desa Belawan Bahari senantiasa
ditundukkan atau dicampur dengan berbagai macam motif yaitu, motif sosial,
keagamaan, etis dan tradisional. Dari sisi konsumsi, kehidupan ekonomi desa
Belawan Bahari dibangun atas dasar "prinsip swasembada", dimana hampir
seluruh kebutuhan hidup kesehariannya diproduksi/dipenuhi oleh desa
Belawan Bahari itu sendiri. Kemampuan desa Belawan Bahari membangun
struktur ekonomi demikian, karena didukung penuh oleh adanya ikatan-ikatan
sosial yang asli dan organis, sistem kesukuan tradisional, kebutuhan-
kebutuhan yang tak terbatas dan bersahaja, prinsip produksi pertanian semata-
mata untuk keperluan keluarga, pengekangan pertukaran sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan, serta tidak terlalu berorientasi kepada laba (non profit
oriented).
Berdasarkan penuturan Narasumber, akibat kesenjangan penggunaan
teknologi antara pengusaha besar dan nelayan tradisional telah menimbulkan
kesenjangan dan kemiskinan bagi nelayan tradisional. Akibat dari kesenjangan
tersebut menyebabkan sebagian besar nelayan tradisional mengubah profesinya
menjadi buruh nelayan untuk pengusahan besar, maupun sebagai pedagang.

4. Pola Pemukiman Masyarakat Desa Belawan Bahari

Seperti lazimnya pemukiman masyarakat nelayan lain di Indonesia,


rumah-rumah penduduk setempat cukup padat, berjejal,relative menggunakan
papan, tidak menganut pola penataan rumah seperti dalam masyarakat petani
pedalaman, serta mengesankan sebuah "pemukiman kumuh". Pada umumnya
rumah-rumah mereka menghadap ke jalan raya dan mengikuti arah jalan.
Berdasarakan Pengamatan Langsung di Lapangan, Tim Peneliti
menyimpulkan bahwa Pola Pemukiman di Desa Belawan Bahari tersebut
mengikuti arah jalan raya. Pemukiman di Sebelah Kanan didominasi oleh
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan Pemukiman di Sebelah Kiri
didominasi oleh perumahan Tentara Angakatan Laut Belawan.

11
5. Usaha Pemerintah dalam Memperhatikan Masyarakat Desa Belawan Bahari
1. Berdasarkan informasi dari Narasumber, Dinas Kesehatan pernah terjun
langsung ke desa Belawan Bahari menyelenggarakan acara penyuluhan
kesehatan terutama yang berkaitan dengan penyakit yang timbul di daerah
pesisir.seperti denam berdarah, diare, dan sebagainya.
2. Perlunya pemberian bantuan berupa paket modal untuk pembelian
peralatan seperti alat pendingin antara lain coolbooks serta alat
menangkap ikan yang lebih canggih serta usaha memotorisasi melalui
paket kredit ringan tanpa agunan serta perlu mengevaluasi setiap nelayan
yang layak diberikan permodalan.
Selain itu, pemerintah harus mengawasi apakah bantuan yang diberikan
memang digunakan oleh para penerima bantuan. Sebab banyak sekali
terjadi kasus bantuan yang diberikan pemerintah akan mereka jual kembali
kepada perusahaan besar.
3. Perlunya merubah pola kehidupan nelayan. Hal ini terkait dengan pola
pikir dan kebiasaan. Pola hidup konsumtif harus dirubah agar nelayan
tidak terpuruk ekonominya saat paceklik. Selain itu membiasakan budaya
menabung supaya tidak terjerat rentenir. Selain itu perlu membangun
diverifikasi mata pekerjaan khusus dipersiapkan menghadapi masa
paceklik, seperti pengolahan ikan menjadi makanan, pengelolaan wilayah
pantai dengan pariwisata dan bentuk penguatan ekonomi lain, sehingga
bisa meningkatkan harga jual ikan, selain hanya mengandalakan ikan
mentah.
Selain itu, pemerintah harus memberikan pendidikan yang layak bagi para
penduduk nelayan. Baik yang usia sekolah maupun yang sudah lewat usia
sekolah. Sebab rata – rata masyarakat nelayan memiliki pandangan yang
sempit. Hal ini di jumpai di lapangan. Bahwa hasil pendapatan yang
berlimpah hari ini akan dihabis kan hari ini, besok bisa dicari lagi.
Tentunya hal ini salah satu penyebab masyarakat nelayan sulit maju.

12
4. Perlunya sebuah kebijakan sosial dari pemerintah yang berisikan program
yang memihak nelayan, Kebijakan pemerintah terkait penanggulangan
kemiskinan harus bersifat bottom up sesuai dengan kondisi, karakteristik
dan kebutuhan masyarakat nelayan. Kebijakan yang lahir berdasarkan
partisipasi atau keterlibatan masyarakat nelayan, bukan lagi menjadikan
nelayan sebagai objek program, melainkan sebagai subjek. Selain itu
penguatan dalam hal hukum terkait zona tangkap, penguatan armada
patroli laut, dan pengaturan alat tangkap yang tidak mengeksploitasi
kekayaan laut dan ramah lingkungan.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil miniriset yang kami lakukan, maka kami dapat menyimpulkan hal – hal
sebagai berikut.
 Kondisi sosial di daerah belawan bahari masih sangat bagus dan terjalin erat.
 Kondisi budaya di daerah belawan bahari etnis yang paling dominan yaitu suku batak
mandailing dan melayu, namun dalam penerapannya lebih dominan menggunakan
budaya melayu. Hal ini dapat kita lihat dengan pesta adat yang digunakan lebih sering
menggunakan budaya melayu seperti penggunaan tepak sirih dan sebagainya.
 Kondisi ekonomi di daerah belawan bahari, bisa dikatakan masih dominan menengah
kebawah. Dan masyrakat di daerah ini mata pencaharian yang dominan yaitu
pedagang, nelayan, dan buruh pelabuhan.
 Pola pemukiman penduduk di daerah belawan bahari yaitu berbentuk memanjang
mengikuti jalan raya. Dan kondisi rumah warga dominan terbuat dari papan dan
berbentuk rumah panggung.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan dari hasil mini riset ini, yaitu agar pemerintah lebih peduli
kepada para nelayan kecil, yang mana masih kurang mendapat perhatian. Selain itu,
hendaknya pemerintah tidak hanya memberikan bantuan kepada nelayan kecil dalam aspek
ekonomi saja, namun juga dalam aspek pendidikan. Sebab banyak nelayan yang kurang
memiliki pendidikan hingga menimbulkan banyak pihak – pihak yang mengambil
keuntungan dari nelayan kecil.

14

Anda mungkin juga menyukai