Anda di halaman 1dari 28

Makalah Geografi Sosial

“Perencanaan Dan Rekayasa Sosial”

Dosen Pengampu:

Drs.Mbina Pinem,M.Si

Disusun Oleh:

 Susi Lamria Sihombing


 Tarisa Diba
 Tika Fridawati Simanjuntak
 Veronica Estafani Ariesta H

Geografi C’ 2019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Geografi Sosial”
tentang Perencanaan dan Rekayasa Sosial. Kami juga berterima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah geografi sosial yaitu Bapak Drs.Mbina Pinem,M.Si

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam pembuatan


makalah ini baik dalam penempatan kata dan penyampaian kalimat yang membuat
pembaca merasa tersinggung, maka dari pada itu kami memohon maaf dan
meminta saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan
di masa depan.

Semoga makalah Geografi Sosial ini dapat menambah wawasan dan


pengetahuan kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Medan, April 2020

Kelompok 7
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1  Latar Belakang........................................................................................................4
1.2   Rumusan Masalah..................................................................................................6
1.3   Tujuan....................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
2.1 Pengertian Dan Pentingnya Perencanaan.................................................................7
2.2 Tipe Tipe Perencanaan.............................................................................................9
2.3 Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanan dan Cara Mengatasinya........10
2.4 Pengertian Rekayasa Sosial....................................................................................12
2.5 Urgensi Rekayasa Sosial........................................................................................12
2.6 Konsep-Konsep Rekayasa Sosial...........................................................................13
2.7 Menjadikan Islam sebagai Gagasan untuk Membangun Indonesia.........................19
2.8 Peran Strategis Mahasiswa dalam Rekayasa Sosial................................................23
BAB III............................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN
 
1.1  Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen
karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan
anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh
karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi,
sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil
suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik
itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan
perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen
tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan
konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Masyarakat adalah makhluk sosial yang selalu mengalami dinamika
perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut
adalah suatu keharusan, karena tidak mungkin bertahan dalam satu kondisi yang
bersifat statis dan cenderung tetap. Karena sudah menjadi sunatullah bahwa
kehidupan ini bersifat dinamis seperti putaran roda yang suatu saat berada di
bawah dan suatu saat berada di atas. Sehingga manusia yang menyandang sebagai
khalifatullah mempunyai kewajiban untuk merubah kondisi dirinya sendiri, baik
secara individual maupun dalam perspektif sosial.
Begitu banyak problem sosial yang terjadi di kalangan masyarakat dan
kompleksitas problem sosial tersebut terjadi di segala bidang kehidupan yakni
dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Sehingga
diperlukan upaya untuk memecahkan masalah dan memperbaiki sistem sosial
yang mengarah kepada kehidupan masyarakat yang ideal. Hal ini harus diimbangi
dengan langkah konkret yang memiliki visi dan misi yang jelas. Sehingga rencana
untuk mengubah setting pola pikir masyarakat dapat berjalan berdasarkan tujuan.
Problem sosial yang terjadi disebabkan oleh kesalahan berfikir dan mitos-mitos
yang telah berkembang di masyarakat dan di sinilah diperlukannya suatu
rekayasa sosial untuk memecahkan masalah tersebut. Di samping itu diperlukan
agen-agen yang mampu memberikan solusi dalam pemecahan masalah sosial yang
berperan sebagai pembaharu dan penggerak dalam upaya rekayasa sosial yang
bersifat positif.
Dalam usaha sebagai aktor rekayasa sosial dibutuhkan konsep-konsep yang
menjadi dasar pergerakan perubahan sosial. Konsep tersebut dapat dibagi
berdasarkan waktu dan cakupan efek yang ditimbulkannya yakni dapat berupa
evolusi, revolusi, reformasi, dan metamorfosis sosial. Keempat konsep
tersebutlah yang menjadi dasar perubahan sosial. Namun hanya satu konsep yang
tepat dan rekayasa yang matanglah yang mampu mengubah Indonesia dan
mengubah pemikiran umat.
1.2   Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian perencanaan?
2. Apa saja tipe-tipe perencanaan?
3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara
mengatasinya?
4. Apa definisi dari rekayasa sosial?
5. Apa urgensi dari rekayasa sosial?
6. Bagaimana konsep-konsep rekayasa sosial?
7. Bagaimana membangun Indonesia dengan konsep rekayasa sosial?
8. Sebutkan peran gerakan mahasiswa dalam rekayasa sosial?

1.3   Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
1. mengetahui pengertian perencanaan.
2. mengetahui tipe tipe perencanaan.
3. mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara
mengatasinya.
4. Mengetahui definisi dari rekayasa sosial.
5. Mengetahui urgensi rekayasa sosial.
6. Mengetahui bagaimana konsep-konsep rekayasa sosial.
7. Mengetahui bagaimana membangun indonesia dengan konsep rekayasa
sosial.
8. Mengetahui gerakan mahasiswa dalam rekayasa sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Pentingnya Perencanaan


2.1.1 Pengertian perencanaan
Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai dengan
bidang yang mereka kaji dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam konteks ini
perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran,
menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara-cara
terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:
 Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang
dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam
hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang
berlaku.
 Penetapan tujuan dan sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah
mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun
umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.
 Pemilihan tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada
beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua
tindakan yang kadang kala tidak efektif
 Mengakaji cara terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap
baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara
kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara
yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
 Tujuan. Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang
diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu
standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang
mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga
apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikian perncanaan paling tidak harus
memiliki tiga aspek utama yaitu,
 Menyangkut masa yang akan datang.
 Harus menyangkut tindakan.
 Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan
diambil oleh perencanaan.
2.1.2 Pentingnya Suatu Perencanaan
Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan.
Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah
pasti. Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapa pun baik
perseorangan maupun lembaga untuk selalu membuat rencana. Tanpa membuat
perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi
ancaman perubahan lingkungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pentingnya pembuatan suatu
perencanaan antara lain; perubahan ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan
iklim, perubahan selera konsumen, gejolak politik, dan sistem keamanaan yang
tidak terjamin memberikan banyak tantangan yang harus dihadapi walaupun
penuh dengan resiko.
Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai tujuannya,
perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya, seperti:
a)   Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha
Didalam suatu organisasi pekerjaan-perkerjaan dilakukan individu dan kelompok
yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan
koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu tidak keluar dari tujuan organisasi.
b)   Untuk mengatasi perubahan
Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan potensial
yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat mungkin.
c)    Untuk pengembangan manajer
Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-hal terjadi dan bukan
sebaliknya, bertindak rekatif dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan
perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika
mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi.
d)   Untuk pengembangan standar kinerja
Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi standar kinerja untuk
masa yang akan datang. Tanpa perencanaan, standar performa mungkin menjadi
tidak rasional dan subjektif.

2.2 Tipe Tipe Perencanaan


Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli.
Apapun bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu
jenis perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud
Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:
 Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara
keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana
strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang
menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
 Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional
tertentu dari sebuah organisasi.
Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
 Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu
lebih dari 3 tahun.
 Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari
1 tahun.
Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:
 Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak
memberikan ruang bagi interpretasi.
 Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus
tetapi tidak membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian
tindakan
Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
 Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain
untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
 Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan
untuk aktivitas yang dilakukan

2.3 Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanan dan Cara


Mengatasinya
A. Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanaan
Efektifitas penting bagi seorang manajer, seringkali dalam pengembangan
perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan – hambatan. Terdapat dua
hambatan utama dalam pengembangan rencana yang efektif, yaitu :
 Penolakan dari dalam diri perncanaan terhadap penetapan tujuan dan
pembuatan rencana untuk mencapainya.
David A. Kolb dan kawan – kawan mengemukakan beberapa alasan mengapa
manajer ragu – raguatau seringkali gagal dalam menetapakan tujuan organisasi
a.)    Keengganan melepaskan tujuan alternatif
b.)    Ketakutan akan kegagalan
c.)    Minimnya pengetahuan tentang organisasi
d.)    Minimnya pengetahuan tentang lingkungan
e.)    Kurangnya percaya diri
 Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima
rencana karena perubahan yang akan ditimbulkan.
Terdapat tiga alasan mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan –
perubahan yang akan terjadi.
a.)    Ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan
b.)    Kengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada
c.)    Kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan
 
B. Mengatasi Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perncanaan
1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses
perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan
pembuatan rencana. Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak
selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari
waktu ke waktu.
2. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut
harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang
yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang
mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut
diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan dan mengimplementasikan  rencana harus didengar pendapatnya
dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki
informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan
mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang
biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka bantu
.bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf
perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.
3. Konsistensi /revisi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara
vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan  seharusnya konsisten diseluru
organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi  vertikal 
berarti bahwa tujuan  seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi
: tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan
dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga
harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya
merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.
4. Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena
menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil
mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar
pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam
mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.

2.4 Pengertian Rekayasa Sosial


Kehidupan di dunia tidaklah bersifat statis dan tetap, tetapi bersifat dinamis
dan selalu berubah seperti halnya perubahan kedudukan roda saat berputar. Begitu
juga dengan kehidupan bermasyarakat yang senantiasa mengalami dinamika
perubahan sosial. Terdapat empat hal yang terkait dengan perubahan sosial itu
sendiri yaitu : perkembangan teknologi, konflik sosial, kebutuhan adaptasi dengan
sistem sosial dan pengaruh dari idealisme dan ideologi pada aktivitas sosial. Hal
ini tentunya akan mempengaruhi cara berfikir masyarakat dalam menyikapi
masalah sosial yang ada. Sehingga tidak dapat dipungkiri jika dari cara
penyikapan dengan pola pikir yang berbeda akan menimbulkan konsep solutif
yang berbeda pula. Ketika perubahan sosial itu tidak lagi terkendali dan harapan
(das Sollen) masyarakat tidak sesuai dengan kenyataan (das Sein), maka akan
menimbukan masalah sosial.
Rekayasa sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan, dipetakan
pelaksanaannya guna mengadakan perubahan struktur dan kultur berbasis pada
sosial masyarakat. Rekaysaa sosial merupakan alat untuk mencapai sebuah tujuan,
merupakan campur tangan atau seni memanipulasi sebuah gerakan ilmiah dari visi
ideal tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan sosial, bisa berupa
kebaikan maupun keburukan dan juga bisa berupa kejujuran, bisa pula berupa
kebohongan.
2.5 Urgensi Rekayasa Sosial
Dalam dinamika perubahan sosial selalu ada perencanaan dan manipulasi
keadaan sosial. Sehingga akan mengakibatkan adanya perbedaan antara perubahan
individu maupun perubahan sosial. Dalam perubahan individu berlaku unplanned
social change (perubahan sosial yang tidak terencana). Hal ini terjadi karena
kemampuan respect feeling tiap individu berbeda-beda. Sedangkan perubahan
sosial adalah perubahan yang memiliki perencanaan tujuan dan strategi sehingga
disebut planned social change (perubahan sosial terencana). Seringkali disebut
juga dengan istilah social engineering atau social planning. Contoh dari planned
social change adalah pembangunan (development) yang berkisar pada bagaimana
mengubah satu masyarakat dengan mengubah sistem ekonominya yang biasanya
berpegang pada Ekonomi Klasik.
Saat ini begitu banyak masalah sosial yang muncul di kalangan masyarakat,
yakni kemiskinan, kebodohan, KKN (korupsi kolusi dan nepotisme), kemerosotan
moral, keterbalakangan pendidikan, pertikaian atau konflik (conflict), dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu konsep rekayasa sosial untuk
memecahkan masalah tersebut dan biasanya efek bias yang ditimbulkan ditandai
dengan perubahan bentuk dan fungsionalisasi kelompok, lembaga atau tatanan
sosial.
Pada umumnya, masyarakat mengharapkan perubahan sosial yang
mengarah kepada kesejahteraan, kedamaian, kemajuan, dan keterbukaan dalam
pemecahan masalah. Sehingga diperlukan rekayasa sosial yang memiliki visi dan
misi yang jelas dengan diimbangi langkah-langkah strategis yang pasti. Rekayasa
sosial sangat diperlukan sebagai main control kepada pelaku sosial khususnya
masyarakat agar tidak masuk ke dalam aktivitas perubahan sosial yang salah.

2.6 Konsep-Konsep Rekayasa Sosial


Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep dasar
sebagai model perubahan sosial dalam upaya memecahkan masalah. Konsep
rekayasa sosial itu berupa planned social change (perubahan sosial terencana).
Karena semua rekayasa merupakan alat untuk mencapai sebuah misi. Dan
hubungan antara rekayasa sosial dan misi merupakan hubungan sebab-akibat yang
tidak dapat dipisahkan. Adanya tujuan akan menghasilkan suatu cara, dan
diperlukan suatu rekayasa, begitu juga dengan konsep rekayasa itu sendiri yang
melatarbelakangi adanya misi maupun tujuan. Ada 4 konsep rekayasa sosial yang
telah dikenal, yakni :
1.         Evolusi
a.       Lahirnya Darwinisme sosial
Pada tahun 1859 Charles Darwin (1809 – 1882) menerbitkan buku yang
berjudul On the Origin of Species, atau the Preservation of Favoured Races in the
Struggle for Life yang membahas proses evolusi organisme-organisme fisik. Ia
berpendapat bahwa manusia mengalami evolusi yang berawal dari jutaan tahun
yang lalu. Manusia juga mengalami evolusi dan memiliki kesamaan ciri dan
berkerabat dekat dengan kera. Konsep inilah yang mempengaruhi Darwinisme
Sosial yakni hasil pandangan Herbert Spencer. Herbert Spencer melihat ada
kesamaan dalam teori evolusi darwin sehingga terkadang manusia disebut
sebagai organisme yang mengalami perubahan fisik dari waktu ke waktu, begitu
juga dengan kondisi sosial masyarakat. Darwinisme Sosial menggambarkan
bahwa perubahan dalam masyarakat berlangsung secara evolusioner (lama) yang
dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh perilaku manusia dan
konflik antara kelompok-kelompok dalam masyarakat menyebabkan kemajuan
sosial sebagai kelompok superior outcompete yang rendah. Darwinisme Sosial
umumnya dipahami untuk menggunakan konsep perjuangan untuk eksistensi dan
survival of the fittest untuk membenarkan kebijakan sosial yang tidak membeda-
bedakan mereka mampu menghidupi diri sendiri dan orang-orang tidak mampu
menghidupi diri sendiri. Banyak seperti dilihat stres kompetisi antar individu
dalam laissez-faire kapitalisme , tetapi ideologi juga telah memotivasi gagasan
eugenika , rasisme ilmiah , imperialisme , fasisme , Nazisme . dan perjuangan
antara kelompok nasional atau ras.
Evolusi juga suatu penyesuaian mental karena tekanan yang tidak lagi
mentolerir kebiasaan-kebiasaan berfikir yang dibentuk pada masa lampau untuk
menyesuaikan dengan keadaan yang lain (Veblen, 1944). Evolusi sosial dengan
kata lain perubahan sosial yang berlangsung secara perlahan-lahan dan kumulatif
(evolusi bukannya revolusi ), dan perubahan sosial ditentukan dari dalam
(endogen bukan eksogen). Sebagai contoh evolusinisme di Inggris, yang
merupakan penerapan atas teori darwinisme. namun
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam
proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu
dari masyarakat yang bersangkutan/tidak terencana. Perubahan-perubahan ini
berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan
usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha
masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya
dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu sesuai dengan
lingkungannya. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke
masyarakat meramu. Dalam proses perubahan tersebut dibutuhkan waktu yang
cukup lama. Saat sekelompok masyarakat berpikir bahwa hewan buruan yang
dijadikan makanan banyak tersedia maka mereka berpikir untuk melakukan
perburuan dalam proses pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sementara seiring
dengan waktu ketika jumlah hewan buruan terbatas mereka harus berpikir untuk
melakukan hal lain, misal dengan bercocok tanam. Ada proses perubahan yang
perlahan di sana yang kemudian membentuk sebuah situasi sosial yang baru.
2.       Revolusi
a.    Definisi dan Karakteristik Revolusi
Kata revolusi muncul dalam pengertian yang umum pada abad ke-14 yang
berarti gerakan berputar yang diperkenalkan oleh Nicholas Copernicus untuk
menunjukkan gerakan berputar benda-benda langit. Namun seiring berjalannya
waktu revolusi diartikan sebagai terobosan historis yang membentuk masyarakat
baru dan sebagai bentuk dari perubahan sosial yang paling spektakuler yang
menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa , perubahan yang beresiko dan
sporadis. Revolusi menutup satu zaman dan membuka zaman baru tanpa
menyisakan hal apapun seperti sebelumnya. Revolusi memang perubahan yang
cepat, tetapi tidak semua perubahan yang cepat disebut revolusi. Menurut
Sztompka (dalam Rakhmat, J.1999), setidaknya ada lima ciri dari revolusi yang
membedakannya dari perubahan sosial lainnya: (1) revolusi menghasilkan
perubahan dengan skala paling luas dan menyentuh seluruh dimensi kehidupan
masyarakat. (2) perubahan pada revolusi bersifat radikal, fundamental, dan
mengakar pada inti permasalahan. (3) perubahan terjadi dengan sangat cepat. (4)
revolusi menunjukkan perubahan yang paling nyata; karena itu paling dikenang.
(5) revolusi menimbulkan reaksi emosional dan intelektual yang besar dari
seluruh pihak.
Ada banyak contoh bangsa-bangsa besar lahir dari puing-puing revolusi,
sebagai contoh revolusi industri di Inggris (1750), revolusi perancis (1789),
revolusi komunis di rusia (1917), revolusi mexico (1919), revolusi islam di Iran
(1979), dan lain sebagainya. Revolusi yang terjadi pada bangsa-bangsa besar
tersebut menyisakan dampak yang sangat berpengaruh pada perubahan sosial
masyarakat dan pada saat yang sama ada ketakutan akan kedahsyatan revolusi.
Revolusi menjadi momok yang mengerikan, bersimbah darah, dan penuh dengan
adegan kekerasan dan di sisi lain revolusi menjadi harapan yang membimbing kita
pada status quo pada cahaya masa depan.
b.       Dampak Revolusi
Revolusi memberikan penawaran perubahan sosial yang menimbulkan
dampak pada segala aspek kehidupan sosial. Sebagai contoh, revolusi industri di
Inggris. Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana
terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Dampak yang terjadi
memacu timbulnya revolusi sosial, munculnya gerakan sosialis, bergolaknya
imperialisme modern dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya perubahan
tersebut berdampak pada perubahan yang terjadi dalam skala dunia yaitu
pergolakkan penjajahan atas negara miskin dan berkembang semakin berkobar.
Penindasan di mana-mana, perusakan dan eksplorasi sumber daya semakin tak
beraturan. Pelecehan terhadap kaum lemah dan wanita semakin meningkat, dan
lain sebagainya. Hal inilah yang menjadikan teori revolusi dipandang sebagai
suatu konsep perubahan yang gagal karena revolusi bukan alternatif yang tepat
melainkan memacu timbulnya masalah dan konflik baru bagi kehidupan secara
global.
Pada abad ke-20, teori revolusi mulai tumbang dikarenakan begitu banyak
efek dan dampak yang ditimbulkan, tidak hanya berdampak pada masa pasca
revolusi tapi untuk waktu yang berkepanjangan. Adapun dampaknya adalah
sebagai berikut : (1) revolusi tidak menjanjikan kemajuan tetapi krisis, (2)
revolusi tidak menegakkan keadilan dan kemakmuran tetapi justru melahirkan
ketidakadilan, penindasan, kesengsraan yang berkepanjangan, (3) revolusi
menghilangkan seorang tiran dan menggantikannya dengan ribuan tiran..
3.       Reformasi.
Menurut KBBI reformasi didefinisikan sebagai perubahan secara drastis
untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dl suatu masyarakat atau
negara. Reformasi merupakan salah satu dari konsep rekayasa sosial yang
menghendaki sebuah perubahan yang signifikan untuk mengubah hal-hal yang
sudah tidak dipandang baik oleh masyarakat.Sebuah bentuk perubahan yang
sebenarnya parsial, namun sangat drastis sehingga memberikan efek pada situasi
yang lain secara utuh.
Reformasi sendiri pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998 saat
penggulingan Soeharto. Merupkan sebuah ledakan kejenuhan atas
ketidaknyamanan terhadap situasi tertentu dalam masyarakat sehingga terjadi
formasi ulang dalam struktur pemerintahan di mana hegemoni orde baru sudah
tidak dapat dipercaya atas berbagai kasus KKN sehingga direformasi menjadi
sistem demokrasi yang lebih baik.
Dalam reformasi perubahan struktur orgnanisasi suatu masyarakat sangat
mencolok, karena obyek yang dituju adalah perubahan posisi yang misalnya
reformasi ’98 bertujuan untuk menggulingkan rezim Soeharto. Namun dampak
pasca reformasi pun belum dirasakan signifikan.
4.       Metamorfosis Sosial atau Sosial Morfosa
a.       Definisi Metamorfosa Sosial
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), metamorfosa berarti
perubahan bentuk atau susunan, berubah kedudukan (tingkat, martabat). Dalam
ilmu pengetahuan alam, metamorfosis merupakan proses perkembangan biologi
pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah
kelahiran atau penetasan atau perubahan bentuk struktural biologis hewan untuk
mencapai tahap kedewasaan. Namun dalam aspek ilmu sosial, metamorfosis sosial
atau sosial Morfosa adalah sebuah gagasan perubahan sosial masyarakat kearah
yang lebih baik, di mana berhubungan erat dengan bentuk masyarakat, pola
masyarakat, kondisi masyarakat, sistem masyarakat dan peran masyarakat.
Metamorfosis sosial ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam
upaya menata kehidupan umat terdahulu yakni untuk memberantas kejahiliyahan
dan menegakkan syari’at islam. Rasulullah diutus untuk mengatur tata kehidupan
dan mengubah pola hidup masyarakat jahiliyah dengan menggunakan dua azaz
dalam upaya menegakkan syariat islam, yakni aqidah dan akhlak. Karena dua azaz
ini merupakan perkara pokok dalam membentuk karakter dan pengembangan diri
umat islam. Rasulullah telah berhasil mengubah kebiasaan dan kebudayaan umat
terdahulu dengan perencanaan yang matang dan konsep yang utuh dan sempurna.
Rasulullah tidak menggunakan konsep evolusi dengan darwinisme
sosialnya Herbert Spencer yang memakan waktu yang sangat lama dengan
perubahan yang mengakui bahwa perubahan itu terjadi karena kekuatan yang
tidak dapat diubah oleh perilaku manusia. Rasulullah juga tidak menggunakan
konsep revolusi yang memberikan solusi tapi menyisakan masalah di kemudian
hari, juga tidak menggunakan konsep reformasi yang hanya mengubah sebagian
dari bagian yang lain dari seluruh aspek kehidupan. Namun, Rasulullah
menggunakan konsep yang utuh dan mengubah seluruh aspek kehidupan manusia
dengan metode dakwahnya.
Konsep ini berlangsung perlahan namun pasti, membutuhkan waktu yang tidak
cepat namun juga tidak lambat, dan mencakup segala bidang kehidupan.
Morfosa sosial menawarkan perubahan di setiap aspek kehidupan secara
menyeluruh dan memperhitungkan efek secara matang. Konsep ini membutuhkan
biaya yang besar dan waktu yang relatif agak cepat. Sehingga perubahan sosial
yang terjadi tidak akan dipengaruhi oleh perjalanan sejarah sebelumnya.

2.7 Menjadikan Islam sebagai Gagasan untuk Membangun Indonesia


“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu”.
(QS. Al - ma’idah : 3).
Berdasarkan ayat di atas, telah jelas bahwasannya islamlah satu-satunya
agama yang diridhai oleh Allah SWT dan Allah telah meneyempurnakannya
dengan memberikan suatu mukjizat kepada Rasulullah SAW berupa Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup manusia.
a.       Islam itu utuh
Islam adalah aqidah dan ibadah, negara dan kewarganegaraan, toleransi
dan kekuatan, moral dan material, peradaban dan perundang-undangan.
Sesungguhnya seorang dengan hukum islamnya dituntut untuk memperhatikan
semua persoalan umat, dari berbagai aspek kehidupan.
b.      Menjadikan islam sebagai landasan pemikiran umat
Islam meliputi seluruh kejadian yang ada di bumi, dengan Al-qur’an
islam berbicara, dengan sunnah islam bertindak, dengan ijtihad islam bertahan.
Islam mampu tegak di tengah badai peperangan pemikiran, islam mampu
melawan arus penyesatan umat lewat ghozwul fikr-nya dan mencegah injeksi
virus-virus kemusyrikan terhadap umat. Islam pantas dijadikan sebagai landasan,
karena ia bersifat syamil dan kamil. Syamil berarti menyeluruh sedangkan kamil
berarti sempurna.
Bermetamorfosis ala islam
Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia.
Indonesia adalah awal mula peradaban manusia tercipta, di sanalah tempat orang-
orang cerdas pertama kali bermukim, tempat di mana atlantis berada tersebar di
daerah Indonesia.
Indonesia merupakan tanah leluhur yang harus dipertahankan, dilindungi
dan dijaga, karena Indonesia adalah bangsa yang besar dengan budaya yang
beragam. Oleh karena hal itu pula Indonesia memiliki potensi dan peluang yang
besar untuk dimasuki oleh budaya dan pemikiran barat lewat arus globalisasinya.
Strategi dan rekayasa metamorfosis sosial
a.       Indonesia harus tahu siapa musuh islam dan musuh negaranya
1.    Syetan/ iblis (35:6/2:168-169/36:60-62)
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia
musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS.
35:6).
2. Hawa nafsu (12:53/19:59)
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.
12:53)
3. Orang-orang kafir (4:101)
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu
menqasar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. 4:101).
4. Orang yang menghalangi diinullah
“dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan
Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh”. (QS. 14:3).
5. Thaghut (28:8/2:257)
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni nereka; mereka kekal
di dalamnya”. (QS. 2:257).
6. Orang munafiq (63:4)
“Dan apabila melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan
jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan
kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras
ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka
waspadalah terhadap mereka: semoga Allah membinasakan mereka.
Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)”. (QS. 63:4).

7. Ahlul kitab (5:82/2:120)


“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang
musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya
dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:"Sesungguhnya
kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka
itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rabib-rabib, (juga) karena
sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri”. (QS. 5:82).
b.      Indonesia harus mengetahui tujuan dan visi musuh
Musuh islam adalah musuh yang nyata dan berbahaya, mereka mempunyai
misi yang satu dalam berbagai bentuk penyesatan. Konspirasi besar dan
perencanaan di balik misi agung yaitu penyembahan terhadap syaitan. Karena
syaitan/ iblis telah bersumpah untuk menyesatkan anak cucu adam sebagai bentuk
kakafirannya tehadap Allah dan menjadi teman setia dalam neraka jahanam.
Secara umum, pihak-pihak yang selalu bersinggungan dan berperan sebagai
media syaitan adalah gerakan freemason, illuminati dan zionis. Mereka secara
terang-terangan dan sembunyi-sembunyi untuk melawan dan mengahancurkan
islam. Mereka bergerak dalam segala aspek kehidupan sosial. Mereka telah
merancang propaganda besar dan telah mempersiapkannya sedemikian rupa. Oleh
karena Indonesia adalah negara dengan muslim terbanyak di dunia, maka
Indonesia sudah sepatutnya mawasdiri dan bertindak untuk berperang melawan
musuh-musuh umat islam. Karena jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka negara
dengan mayoritas muslim ini, akan menjadi korban keganasan dan kekejaman
musuh.
c.       Indonesia harus merancang strategi yang matang
Bermetamorfosis harus dilakukan sedini mungkin, karena musuh islam telah
berlari dan terus menggencarkan usahanya untuk menaklukan dunia. Rasulullah
telah mengajarkan kepada umatnya bagaimana cara melawan musuh dan
memeranginya.
Umar bin Khattab pernah berkata, “Sesungguhnya pintu Islam akan hancur satu
per satu jika dalam Islam lahir generasi yang tidak mengenal apa itu jahiliyah
(kebodohan).
Strategi-strategi
1.      Ikhlas dan senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT.
Belajar ilmu ikhlas bukanlah perkara mudah. Perlu pembiasaan dan latihan
untuk mewujudkan pribadi yang mukhlis. Sehingga usaha dan bertawakkal harus
disandarkan kepada Allah. Agar semua niat dan jalannya usaha mendapatkan
keberkahan. Sesuai firman Allah :
“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman
dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan)
hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-
orang yang mempersekutukannya dengan Allah”. (QS. 16 Al-Nahl : 99 – 100).
2.      Menjadi pribadi pembelajar dan berilmu
“Sesungguhnya jiwa saya merasa senang dengan ilmu: dengannya jiwa saya
semakin kuat (Ibnu Taimiyah)
Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
beberapa derajat. Oleh karena itu, orang yang berilmu dan beriman mampu
menepis virus-virus perusakan iman dan akhlak yang ditawarkan oleh musuh-
musuh islam. Dan Indonesia masih perlu berbenah diri dalam segi pendidikannya,
baik pendidikan formal maupun non formal. Sehingga perlu usaha yang lebih
untuk menjadikan generasi penerus sebagai laskar pemuda yang beriman dan
berilmu. Adapun strategi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1.      Cerdas dengan menata fikiran
2.      Cerdas dengan menata mental
3.      Cerdas dengan menata fisik
(Dalam budiyanto: 2010)
Langkah konkret :
a.       Membudayakan untuk membaca dan menulis
b.      Tradisi berfikir
c.       Tradisi berdiskusi
3.      Memohon perlindungan kepada Allah SWT
Senantiasa memohon perlindungan dari Allah SWT agar diberikan
keistiqomahan dalam menapaki jalan-Nya. Utsman bin ‘Ash pernah mengadu
kepada rasulullah saw terkait Setan yang selalu menghalanginya ketika sholat.
Rasulullah saw pun bersabda, “Itulah Setan yang bernama Khanzab; jika engkau
merasakannya, mohonlah perlindungan Allah daripadanya dan meludahlah ke
arah kirimu tiga kali”. Utsman pun berkata, “Aku lalu mengamalkannya, Allah
pun menghilangkannya dariku.” (HR. Muslim).

2.8 Peran Strategis Mahasiswa dalam Rekayasa Sosial


“Setiap kali saya menghadapi masalah – masalah besar, maka yang ku
panggil adalah anak muda” (Umar bin Khatab)
Dari pernyataan Umar r.a di atas telah jelas bahwasannya pemuda menjadi
alternatif pertama sebagai problem solving yang dipercaya dapat menyelesaikan
masalah. Begitu juga, ketika berbicara tentang rekayasa sosial atau perubahan
sosial, belum lengkap jika tidak membahas tentang pemuda, khususnya
mahasiswa. Jika menilik sejarah bangsa Indonesia yakni pada masa pergerakan
kemerdekaan (tahun 1908, 1928, dan 1945), penjungkalan orde lama, peristiwa
malari, aksi protes terhadap kebijakan NKK/BKK, lengsernya Soeharto, dan
sebagainya sudah cukup menjadi bukti bahwasannya mahasiswa merupakan agen
perubahan (agent of change). Dapat dilihat bahwa mahasiswa merupakan
kelompok pembaharu dan berperan aktif dalam proses perubahan sosial yang
terjadi di kalangan masyarakat.
Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya perubahan
sosial, menurut Arbi Sanit ada dua peran pokok yang selalu tampil mewarnai
setiap aktivitas gerakan mahasiswa. Pertama, sebagai kekuatan korektif terhadap
penyimpangan yang terjadi. Kedua, sebagai penerus kesadaran masyarakat luas
akan problema yang terjadi sehingga ia senantiasa melahirkan berbagai alternatif
pemecahan masalah (problem solving).
Mahasiswa adalah kaum intelektual yang mampu memperjuangkan nilai-
nilai kebenaran dengan membangun konsep gerakan yang jelas. Peran mahasiswa
meliputi Agent of Change, Social Control dan Iron Stock. Melalui gerakan yang
diperjuangkan mahasiswa mampu merubah tatanan sosial dengan membangun
perubahan yang lebih baik karena gerakan mahasiswa tercermin dari transformasi
gerakan mahasiswa sebelumnya, lalu dengan rekayasa sosial mahasiswa yang
terkonsep saat ini gerakan mahasiswa mampu membuat model gerakan sesuai
zamannya karena mahasiswa adalah kaum intelektual muda yang mempunyai ide-
ide cerdas dan kreatifitas yang penuh inovasi secara matang.
Dalam posisi sosial, letak mahasiswa berada ditengah-tengah sehingga
mudah diterima di semua kalangan.Untuk kalangan bawah yaitu rakyat,
mahasiswa menjadi harapan dan tumpuan rakyat dalam menyampaikan aspirasi,
untuk kalangan atas yaitu pemerintah, mahasiswa menjadi oposisi gerakan dan
mengontrol kebijakan pemerintah. Gerakan mahasiswa sampai saat ini adalah
sebagai motor perubahan dalam segala bidang. Perjuangan mahasiswa dalam arti
yang sebenarnya adalah tulus ikhlas tanpa pamrih serta mampu mempertahankan
sikap idealisme dalam mengusung setiap agenda perubahan.
Sebenarnya di dalam jiwa mahasiswa itu sendiri terdapat setidaknya empat
peran(elemen) mahasiswa yang menjadi tanggungjawab sosial sebagai intelektual
muda.
Pertama, peran moral. Gerakan mahasiswa sejatinya adalah mengemban
amanah yang penuh dengan keteladanan dalam membangun gerakan moral.
Kedua, peran sosial. Hati nurani mahasiswa haruslah selalu menumbuhkan
kepekaan sosial dalam menyikapi keadaan di lingkungan sekelilingnya. Ketiga,
peran akademik/intelektual. Mahasi swa harus mampu menyeimbangkan antara
organisasi dan akademik, sehingga diperlukan menejemen yang baik untuk
mengatur semua aktivitas sesuai dengan porsinya. Keempat, peran politik. Politik
adalah seni mengatur strategi sehingga politik yang dimainkan mahasiswa adalah
politik nilai, politik yang mengedepankan gerakan moral. Di sini posisi
mahasiswa adalah independen dan tetap mengedepankan idealisme
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi
manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis. Dalam perencanaan terdiri dari macam-
macam perencanaan, yaitu Perencanaan berdasarkan jangkauan, Perencanaan
berdasarkan kerangka waktu, Perencanaan berdasarkan spesifisitas, Perencanaan
berdasarkan frekuensi penggunaan. Suatu perencanaan juga terdapat berbagai
hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang
tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan
dan keterbatasan.
2. Rekayasa sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan, dipetakan
pelaksanaannya guna mengadakan perubahan struktur dan kultur berbasis pada
sosial masyarakat.
3. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial
yakni sebagai berikut : (1) Ideas merupakan pandangan hidup (way of life),(2)
great individuals (tokoh-tokoh besar), dan (3) Social Movement (gerakan sosial);
4. Sumber-sumber perubahan juga bisa disebabkan oleh; (1) Kemiskinan
(poverty), (2) Kejahatan (crimes) yang biasanya berjenjang dari blue collar crimes
sampai white collar crimes, dan (3) Pertikaian atau konflik (conflict)
5. Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep dasar
sebagai model perubahan sosial dalam upaya memecahkan masalah. Adapun
konsep rekayasa sosial sebagai berikut : evolusi, revolusi, reformasi, dan
metamorfosis.
6. Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
perubahan sosial yakni sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan yang
terjadi, sebagai alternatif pemecahan masalah (problem solving), sebagai Agent of
Change, Social Control dan Iron Stock.
7. Metamorfosis sosial sangat diperlukan untuk mengubah Indonesia.
Konsep ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam berdakwah kepada
umat jahiliyah terdahulu untuk mengubah akhlak dan menegakkan aqidah mereka.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai
bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Al Buthy, Muhammad SR (1999), Sirah Nabawiyah, Jakarta : Robbani Press


Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta,
2002.
Al-Qur’an dan terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 1995
Budiyanto, Dwi. (2010). Prophetic Learning. Yogyakarta: pro-u media.
Badudu,,JS (1994) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Karya Pustaka
Drucker Peter F. Pengantar Manajemen. Jaya Pirusa, Jakarta, 1982
Gibson, Donnelly, Ivancevich, manajemen edisi kesembilan, Airlangga, Jakarta,
1997.
Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004.
http://ilmuwanmuda25.blogspot.com/2012/01/peranan-gerakan-sosial-
mahasiswa.html
diakses pada 29 april 2020 pukul 13.00 WIB
http://sosbud.kompasiana.com/2011/12/15/mahasiswa-dan-rekayasa-sosial/
http://riaucrisiscentre.blogspot.com/2008/07/rekayasa-sosial-adalah-langkah-
awal.html
diakses pada 29 april 2020 pukul 14.00 WIB
http://pemuda-fighter.blogspot.com/2011/10/sosial-morfosa-perubahan-sosial-
menuju.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial
diakses pada 29 april 2020 pukul 14.30 WIB
http://granadamediatama.wordpress.com/the-golden-age/kaki-tangan-dajjal-
mencengkeram-indonesia/
L.Laeyendercker. (1991). Tata, Perubahan, Dan Ketimpangan. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam, Salemba empat, Jakarta, 2006.
Rakhmat, J. (1999). Rekayasa Sosial. Bandung: Rosda.

Anda mungkin juga menyukai