Oleh :
Nama : Ridho Amalan Saufi Sipahutar
NIM : 3221131011
Mata Kuliah : Geografi Manusia
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta memudahkan saya dalam menyelesaikan tugas Rekayasa Ide (RI)
matakuliah Geografi Manusia ini dengan baik dan tepat waktu.
Rekayasa Ide ini dibuat berdasarkan instruksi dari dosen pengampu yang menjadi
tugas didalam matakuliah Geografi Manusia yang mana tugas RI ini menggunakan
panduan literatur atau berbagai sumber seperti jurnal, buku maupun internet serta
pengalaman atau hal yang dilihat dimasa sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penugasan berikutnya dikemudian hari. Semoga
Rekayasa Ide ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri tentunya. Mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penugasan ini.
Medan,November 2022
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.Latar Belakang.................................................................................................................
2.Tujuan .............................................................................................................................
3.Manfaat............................................................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia terkenal memiliki potensi kelautan dan pesisir yang kaya. Hal ini
sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state). Potensi
sumber daya pesisir Indonesia sangat luas mulai dari potensi sumber daya hayati, potensi
wilayah, potensi sumber daya mineral dan energi, potensi industri, potensi transportasi dan
jasa lingkungan (Lasabuda 2013). Potensi sumberdaya pesisir di Indonesia dapat digolongkan
sebagai kekayaan alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), tidak dapat
diperbaharui (non-renewable resources), dan berbagai macam jasa lingkungan
(environmental service). Salah satu potensi besar sumber daya hayati Indonesia adalah
perikanan
1.3 Tujuan
Potensi kekayaan alam bahari dan pantai yang dimiliki oleh Indonesia dapat
dimanfaatkan dan dieksplorasi secara optimal. Pemanfaatan dari kekayaan alam ini dapat
dilakukan dengan berbagai pembangunan nasional serta kebijakan ekonomi dan sosial yang
didasarkan pada nilai-nilai budaya lokal. Sehingga budaya masyarakat setempat memberi
nilai khas pada pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan daerah pantai. Dilihat
dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan kawasan sepanjang pantai di Indonesia bahwa potensi
kelautan belum terlalu banyak disentuh, sehingga potensi sumber daya alam yang bisa
diandalkan untuk bersaing dalam perdagangan bebas atau free trade adalah sektor kelautan.
a. Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian
utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok
besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap tradisional. Kedua kelompok ini
dapat dibedakan dari jenis kapal/peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah
tangkapannya.
c. Masyarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak
dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat terlihat dari kemiskinan
yang selalu membelenggu kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau peralatan
yang memadai untuk usaha produktif. Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah
kapal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan penghasilan yang minim.
Untuk mendapatkan data yang lebih valid peneliti mengunjungi kantor kelurahan sicanang
dan mewawancarai salah satu staf kelurahan,peneliti membahas tentang bantuan yang
disalurkan pemerintah kepada masyarakat sicanang,menurut narasumber kami bahwa bantuan
yang disalurkan yaitu:
Untuk pengajuan masyarakat yang akan menerima bantuan didata oleh pihak kelurahan dan
didata akan diserahkan kepada pihak kabupaten dan selanjutnya.Penerima bantuan hanya
boleh menerima satu bantuan saja dalam arti satu keluarga (KK) hanya boleh menerima satu
bantuan saja.
Untuk penyaluran ke tiga bantuan diatas tidak ada campur tangan pihak kelurahan tetapi
untuk PKH atm dipegang langsung oleh penerima,dan untuk bantuan BST dan BLT
disalurkan melalui kantor pos,kelurahan hanya menyampaikan data penerima saja.
Kelurahan Belawan Sicanang adalah Kelurahan yang merasakan dampak dengan adanya
keberadaan Ekowisata Mangrove Sicanang dikarenakan Kelurahan Belawan Sicanang
merupakan wilayahnya Ekowisata tersebut, sehingga otomatis keberadaan Ekowisata
Mangrove Sicanang ini mampu berdampak terhadap masyarakat sekitar khususnya
masyarakat yang berada Kelurahan Belawan Sicanang. Dampaknya dapat berupa peningkatan
pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja serta peluang usaha dan lain sebagainya
yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya sehingga akan dapat
berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat. Hasil Pra Penelitian ke lokasi
menunjukkan adanya dampak keberadaan Ekowisata Mangrove Sicanang dalam aspek
peluang usaha yang dijalankan oleh beberapa masyarakat baik di dalam lingkungan
Ekowisata Mangrove Sicanang dan di sekitarnya, di mana diketahui bahwa Ekowisata
tersebut sangat dekat dengan perumahan warga sehingga untuk berjualan di rumah-rumah
warga bisa dilakukan. Akan tetapi kondisi realitas fisik yang terlihat pada realitas kehidupan
di Kelurahan Belawan Sicanang terutama pada Ekowisata Mangrove Sicanang adalah bahwa
pengelolaan kawasan hutan mangrove masih sering melupakan aspek-aspek lingkungan,
dimana masih ditemukannya sampah-sampah yang berserakan dibeberapa tempat oleh
pengunjung. Kondisi seperti ini sangat memperihatinkan sebab hal ini bertentangan dengan
ekowisata tersebut yang menginginkan wisata alam dengan tujuan pendidikan dan konservasi
alam.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Saran yang dapat kami berikan dari hasil mini riset ini, yaitu agar pemerintah lebih
peduli kepada para nelayan kecil, yang mana masih kurang mendapat perhatian. Selain itu,
hendaknya pemerintah tidak hanya memberikan bantuan kepada nelayan kecil dalam aspek
ekonomi saja, namun juga dalam aspek pendidikan. Sebab banyak nelayan yang kurang
memiliki pendidikan hingga menimbulkan banyak pihak-pihak yang mengambil keuntungan
dari nelayan kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2000. Indikator sosial ekonomi indonesia. Badan Pusat Statistik
Indonesia. Jakarta
Duradin, D., 2017. Kebijakan Pemerintah di Bidang Perikanan untuk Pelestarian Lingkungan
Hidup dan Kesejahteraan Nelayan. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(12), 22-34.
Handajani, H., Relawati, R. and Handayanto, E., 2016. Peran Gender dalam Keluarga
Nelayan Tradisional dan Implikasinya Pada Model Pemberdayaan
Perempuan di Kawasan Pesisir Malang Selatan. Jurnal Perempuan dan Anak, 1(1), 1-21.