DISUSUN OLEH :
NIM : 3191131021
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah critical jurnal review ini
dengan tepat waktu. Penulis juga berterima kasih kepada ibu Dra. Elfayeti, Mp selaku
dosen pengampu mata kuliah Geografi Tanah yang telah membimbing penulis.
Semoga makalah critical jurnal review dapat berguna bagi kita semua untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. Akhir kata terima kasih.
Penulis
Tika Fridawati S
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review.........................................................................1
C. Manfaat Penulisan Critical Jurnal Review.......................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................3
RINGKASAN..............................................................................................................................3
Identitas Jurnal.................................................................................................................3
Ringkasan Jurnal..............................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................10
PEMBAHASAN........................................................................................................................10
Keunggulan Jurnal..........................................................................................................10
Kekurangan Jurnal..........................................................................................................11
BAB IV......................................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan penggunaan lahan dari hutan atau perkebunan menjadi lahan
pertanian maupun permukiman akan menurunkan fungsi tanah. Tanah merupakan
media untuk pertumbuhan vegetasi, terdapat hubungan erat antara komponen
tanah, air, dan vegetasi. Bagaimanar kemampuan tanah meresapkan air pada
beberapa vegetasi dan tipe penggunaan lahan? Penelitian dilakukan di DAS Kreo
Semarang. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling pada berbagai
tipe penggunaan lahan meliputi hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, dan
rumput. Pengambilan sampel tanah dalam bentuk sampel tanah terusik dan tanah
tidak terusik. Sifat fisik tanah pada hutan memiliki nilai BO dan permeabilitas
paling tinggi, kebun campuran memiliki nilai rata-rata kadar air dan BV paling
tinggi, sedangkan pada lahan sawah memiliki nilai paling tinggi untuk porositas
dan BJ.
Pada lahan permukiman dan rumput mempunyai nilai sedang hingga rendah,
dengan kelas permeabilitas sedang hingga lambat. Kemampuan tanah
meresapkan air diukur dari nilai kapasitas infiltrasi, pada lahan hutan lebih cepat
dibandingkan dengan lahan kebun campuran dan sawah. Rata-rata nilai
kemampuan potensial sementara tanah menahan air hujan dan aliran permukaan
di DAS Kreo sebesar 0,094 m. Nilai ini menunjukkan bahwa keberadaan tanah
dalam menahan air di DAS Kreo masih baik. Sifat tanah seperti tekstur, BO,
kadar air, dan permeabilitas tanah sangat mendukung dalam meresapkan air ke
dalam tanah.
Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap
cara penulisan, isi, dan substansi jurnal.
2
BAB II
RINGKASAN
Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
2. Jurnal Pembanding
3
Ringkasan Jurnal
1. Jurnal Utama
Abstrak
Tanah vertisol mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Pada saat
musim kemarau tanah retak bahkan pecah, tetapi pada saat musim penghujan
tanah mengembang dan menggelombang. Sifat kembang kerut ini dipengaruhi
oleh pembasahan dan pengeringan, terutama iklim yang tegas antara musim
kemarau dan penghujan. Pada saat tanah retak dan pecah, materi tanah
permukaan dapat mengisi masuk ke dalam retakan. Pada saat musim penghujan
retakan terisi oleh larutan dan kemudian menutup rapat, bahkan mengembang.
Perilaku liat yang demikian menyebabkan kekacauan horison. Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat tanah melalui morfologi profilnya. Profil
tanah dibuat dengan ukuran 1 x 1 x 1-2 meter sebanyak 4 profil pada elevasi yang
berbeda. Setiap profil diambil sampel pada kedalaman 30 cm, 60 cm, dan 90 cm
dengan 4 kali ulangan, sehingga jumlah sampel 4 x 3 x 4 = 48 sampel. Hasil
penelitian menunjukkan struktur gumpal pada setiap kedalaman, tanah sulit
diolah karena keras bila kering dan lengket bila basah. Berat jenis antara 2,41-
2,81g/cm3 , berat volume antara 1,01-1,21 g/cm3 , porositas antara 54,39-
61,25%, dan konsistensi sangat teguh. Warna tanah didominasi warna hitam
dengan gradasinya, yaitu 10YR 2/1 (black) dan 10YR 2/2 (very dark brown).
Hitam kelam (10 YR 2/1) di horison permukaan dan hitam kecoklatan (10 YR
2/2) di horison sub permukaan. Perubahan warna dapat terjadi karena bahan
organik yang lebih banyak di horison permukaan, sedangkan semakin dalam
banyak mengandung kapur. Tumbuhan penutup tanah berupa rumput liar, atau
tanpa tanaman budidaya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tanah ini
memiliki sifat-sifat fisik yang jelek untuk budidaya pertanian.
Pendahuluan
Klasifikasi tanah yang disusun oleh USDA dalam soil taxonomy, vertisol
sebagai salah satu ordo tanah. Vertisol berasal dari bahasa latin verto yang
artinya terbalik, yang terbalik adalah horisonnya, yaitu epipedon berada di
subepipedon. Peristiwa ini terjadi karena adanya peretakan tanah pada saat
4
kering, retakan dapat melampau horison A (epipedon) dan bagian tanah yang
ada di permukaan masuk terperosok ke dalam retakan. Peristiwa tersebut
menjadikan horison subepipedon terisi partikel tanah yang berasal dari horison
epipedon, kondisi ini mengkacaukan horison, bahkan terjadi proses pedoturbasi.
Pada penggunaan lahan pertanian dengan tanaman semusim horison epipedon
kaya dengan bahan organik yang terlapuk ataupun yang belum terlapuk pasca
panen. Bahan organik ini kemudian ditemukan di horison subepipedon yang
menunjukkan adanya pembalikan horison. Vertisol memiliki lapisan solum
tanah yang agak dalam atau tebal yaitu antara 100-200 cm, berwarna kelabu
sampai hitam, sedang teksturnya lempung berliat sampai liat. Kandungan liat
tanah vertisol ini mencapai >30% pada seluruh horizon, dengan sifat
mengembang dan mengkerut. Pada keadaan kering tanah mengkerut menjadi
pecah-pecah dan sebaliknya saat basah tanah mengembang dan lengket. Ritme
ini terjadi pada wilayah yang mempunyai musim kemarau dan musim penghujan
secara tegas. Retakan-retakan tanahnya pada saat kering ini lebarnya dapat
mencapai 25 cm dan dalamnya dapat mencapai 60 cm, keras
berbongkahbongkah. Vertisol mempunyai kemampuan meremah sendiri (self
churning), adanya timbulan mikro gilgai, cermin sesar, dan struktur tanah
berbentuk baji berukuran sangat kasar (Sutanto, 2015), dan ditemukan
slickenside (Kovda, et al. 2010).
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survey. Tujuannya untuk mendeskripsikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah
pada setiap profil vertisol pada variasi ketinggian tempat. Variasi ketinggian
tempat terjadi di masa sekarang, mewakili fungsi topografi masa lalu, karena
proses pembentukan tanah telah terjadi di masa lalu sampai sekarang. Pada
setiap variasi ketinggian ditentukan titik lokasi penentuan profil tanah. Profil
tanah dipilih pada lahan tanpa vegetasi atau bero (mengurangi pengaruh akar).
Sampel tanah diambil secara purposive sampling pada setiap horison profil
tanah.
5
Hasil Dan Pembahasan
2. Jurnal Pembanding
Abstrak
Perubahan penggunaan lahan dari hutan atau perkebunan menjadi lahan
pertanian maupun permukiman akan menurunkan fungsi tanah. Tanah merupakan
media untuk pertumbuhan vegetasi, terdapat hubungan erat antara komponen
tanah, air, dan vegetasi. Bagaimanar kemampuan tanah meresapkan air pada
beberapa vegetasi dan tipe penggunaan lahan? Penelitian dilakukan di DAS Kreo
Semarang. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling pada berbagai
tipe penggunaan lahan meliputi hutan, kebun campuran, permukiman, sawah, dan
rumput. Pengambilan sampel tanah dalam bentuk sampel tanah terusik dan tanah
tidak terusik. Sifat fisik tanah pada hutan memiliki nilai BO dan permeabilitas
6
paling tinggi, kebun campuran memiliki nilai rata-rata kadar air dan BV paling
tinggi, sedangkan pada lahan sawah memiliki nilai paling tinggi untuk porositas
dan BJ.
Pada lahan permukiman dan rumput mempunyai nilai sedang hingga rendah,
dengan kelas permeabilitas sedang hingga lambat. Kemampuan tanah
meresapkan air diukur dari nilai kapasitas infiltrasi, pada lahan hutan lebih cepat
dibandingkan dengan lahan kebun campuran dan sawah. Rata-rata nilai
kemampuan potensial sementara tanah menahan air hujan dan aliran permukaan
di DAS Kreo sebesar 0,094 m. Nilai ini menunjukkan bahwa keberadaan tanah
dalam menahan air di DAS Kreo masih baik. Sifat tanah seperti tekstur, BO,
kadar air, dan permeabilitas tanah sangat mendukung dalam meresapkan air ke
dalam tanah.
Pendahuluan
Semakin kritisnya keadaan hidrologi beberapa sungai menyebabkan semakin
besarnya angka rasio antara debit maksimum pada musim hujan dengan debit
minimum pada musim kemarau, serta semakin mundurnya produktivitas lahan
terutama di bagian hulu DAS. Kondisi tersebut mengakibatkan pada musim hujan
terjadi banjir dan pada musim kemarau terjadi kekeringan. Perubahan
penggunaan lahan diindikasi sebagai salah satu faktor penyebabnya. Perubahan
penggunaan lahan dapat mengubah tutupan vegetasi pada lahan terbuka seperti
lahan sawah dan tegalan menjadi rumput atau pekarangan, serta cenderung
menambah proporsi luas lahan terbangun. Menurut Winanti (1996, dalam Utaya
2008), perubahan tutupan vegetasi mengakibatkan terjadi perubahan pada sifat
fisik tanah, karena setiap jenis vegetasi memiliki sistem perakaran yang berbeda.
Widianto, dkk., (2004) menunjukkan bahwa alih guna lahan hutan menjadi kopi
monokultur di Lampung mengakibatkan perubahan sifat tanah permukaan berupa
penurunan bahan organik dan jumlah ruang pori.
Alih guna lahan tersebut juga mengakibatkan penurunan ketebalan seresah
dan jumlah pori makro tanah (Hairiah et al., 2004). Terdapat hubungan yang erat
antara komponen tanah, air, dan vegetasi penutup lahan dalam suatu DAS. Tanah
merupakan media amat penting untuk pertumbuhan vegetasi. Tanah menyediakan
tanaman nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan dapat menyimpan air. Jenis
7
tanah yang berbeda akan memiliki perbedaan karakteristik dalam hal sifat fisik,
biologi, maupun kimiawi tanah. Sifat-sifat tanah dapat menentukan jenis nutrisi
atau zat makanan dalam tanah, banyak air yang dapat disimpan dalam tanah, dan
sistem perakaran yang mencerminkan sirkulasi pergerakan air di dalam tanah.
Kemampuan tanah dalam meresapkan air tercermin dari jenis vegetasi yang
berada di permukaan tanah. Fungsi vegetasi secara efektif dapat mencerminkan
kemampuan tanah dalam mengabsorbsi air hujan, mempertahankan atau
meningkatkan laju infiltrasi, dan menunjukkan kemampuan dalam menahan air
atau kapasitas retensi air (KRA) (Schwab, 1997). Nilai KRA bervariasi menurut
jenis vegetasinya, pada lahan bervegetasi nilai KRA relatif lebih besar dibanding
lahan tidak bervegetasi. Sawah memiliki nilai KRA sebesar 80 mm, lahan yang
didominasi pepohonan nilai KRA sebesar 92 mm, lahan tegalan 48 mm, dan nilai
KRA pada permukiman sebesar 20 mm (Agus, dkk. 2002).
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan pada DAS Kreo yang merupakan bagian dari DAS
Garang, secara administrasi berada pada 3 wilayah yaitu Kota Semarang,
Kabupaten Ungaran, dan Kabupaten Kendal. Obyek penelitian berupa sifat fisik
tanah dan infiltrasi atau peresapan air ke dalam tanah. Penentuan lokasi
pengambilan sampel tanah dan pengukuran infiltrasi berdasarkan pada peta unit
evaluasi dengan tujuan tertentu (purposive sampling) yang didasarkan pada
pertimbangan persebaran ruang jenis tanah dan penggunaan lahan. Penelitian
dilakukan mulai bulan Januari 2007 sampai bulan April 2007.
Hasil Penelitian
Sifat fisik tanah pada hutan memiliki nilai BO dan permeabilitas paling
tinggi, kebun campuran memiliki nilai rata-rata kadar air dan BV paling tinggi,
sedangkan pada lahan sawah memiliki nilai paling tinggi untuk porositas dan BJ.
Pada lahan permukiman mempunyai nilai sedang hingga rendah, dengan kelas
permeabilitas sedang. Pada lahan rumput memiliki kadar air cukup tinggi, nilai
BO, BJ, dan BV sedang hingga rendah, dan permeabilitas agak lambat.
Kemampuan meresapkan air ke dalam tanah dapat diukur melalui nilai kapasitas
infiltrasi. Nilai kapasitas infiltrasi terbesar pada penggunaan lahan hutan, kebun
campuran, dan sawah, tersebar pada lokasi H6 (13,759 mm/jam), Kc2 (8.499
8
mm/jam), H1 (8,419 mm/jam), dan H5 (7,302 mm/jam). Kemampuan tanah
meresapkan air pada lahan hutan lebih cepat dibandingkan dengan lahan kebun
campuran dan sawah. Rata-rata nilai kemampuan potensial sementara tanah
menahan air hujan dan aliran permukaan (WP) pada DAS Kreo sebesar 0,094 m.
Nilai ini menunjukkan bahwa keberadaan tanah dalam menahan air di DAS
Kreo masih baik, sifat tanah seperti tekstur, BO, kadar air, dan permeabilitas
tanah sangat mendukung dalam meresapkan air ke dalam tanah.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Keunggulan Jurnal
1. Jurnal Utama
Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat
memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian. Referensi yang
digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam membuat item
pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh kutipan
pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
2. Jurnal Pembanding
Penulisan judul juga sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dan
dicetak tebal (bold) dan tidak melebihi jumlah kata, maksimum 15 kata. Penulisan
nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar,
tidak disingkat, di awali dengan huruf kapital, tidak diawali dengan kata “oleh”,
nama perguruan tinggi di tulis di bawa nama penulis.
Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat
memberikan gambaran mengenai kegiatan penelitian. Referensi yang digunakan
peneliti juga sudah cukup baik dan ditata dengan baik. Seluruh kutipan pustaka
sudah sesuai dengan daftar pustaka.
10
Kekurangan Jurnal
1. Jurnal Utama
Pada bagian abstrak kata kunci pada jurnal tidak dicetak tebal (Bold). Dari
sudut pandang isi dan absrak jurnal ini sudah baik, tetapi tidak mencantumkan
daftar pustaka yang baik, tidak mengikuti kaidah dalam penelisan daftar pustaka
yang baik. Pada jurnal tidak no isbn.
2. Jurnal Pembanding
Pada jurnal pembanding ini, di bagian abstrak kata kunci pada jurnal juga
tidak dicetak tebal (Bold), penulisan abstrak menggunakan bahasa inggris tetapi
tidak disertai dengan artinya ke dalam bahasa indonesia. Pada penulisan nama
penulisan dan institusi sudah benar tetapi tidak mengikuti tata cara penulisan
jurnal yang benar. Tata cara penulisan kurang bagus, isi jurnal kebanyakan
penjelasan saja gambar tidak ada.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedua jurnal ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang
ingin mempelajari ilmu geografi tanah, meskipun jurnal ini memiliki perbedaan
serta kelebihan dan kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama yaitu bagaimana seorang pembaca dapat dengan
mudah mengerti dan memahami serta mengaplikasikan setiap materi yang sudah
dibacanya dalam kehidupan sehari-hari melalui jurnal yang bertemakan
pendidikan geografi tanah ini.
B. Saran
Semoga makalah CJR ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua. Terima kasih banyak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Utomo Dwiyono Hari. (2016). Morfologi Profil Tanah Vertisol Di Kecamatan Kraton,
Dewi Liesnoor Setyowati. (2007). Sifat Fisik Tanah Dan Kemampuan Tanah
13