Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

“KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM”

Dosen pengampu :

ENI YUNIASTUTI, S.Pd., M.Sc.

Disusunoleh : Enjelita Simarmata


NIM (3173331011)
Kelas B 2017

Jurusan Pendidikan Geografi


Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) untuk pemenuhan tugas
dalam mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam tanpa suatu halangan apapun.

Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat bermanfaat dalam proses belajar
mengajar tidak hanya untuk penyusun tetapi juga para pembacanya selain itu penyusun juga
berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen kami yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan tugas
ini dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini.

Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam


mengerjakan sesuatu hal, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari para pembaca semua agar bisa lebih baik lagi dalam hal penulisan karya
selanjutnya.

Medan, September 2019

Enjelita Simarmata

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1. 1 Informasi Blibiografi Buku.........................................................................................4
BAB II RINGKASAN BUKU...................................................................................................5
2.1 Buku Utama.................................................................................................................5
2.2 Buku Pembanding.....................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................16
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji........................................................................16
3.2 Permasalahan yang Akan Dikaji...............................................................................16
3.3 Konsep yang Digunakan............................................................................................17
3.4 Metode yang Digunakan............................................................................................17
3.5 Analisis Critical Book...............................................................................................17
3.5.1 Kelebihan Buku..................................................................................................17
3.5.2 Kekurangan Buku...............................................................................................18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................18
4.1 Kesimpulan................................................................................................................18
4.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Informasi Blibiografi Buku
Buku Utama
1. Judul : Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air
2. Penulis : Ir. Ananto Kusuma Seta
3. ISBN : 979-526-055-3
4. Penerbit : KALAM MULIA Jakarta
5. Tahun terbit : Maret 1987
6. Urutan cetakan : Cetakan pertama
7. Dimensi buku : 20,5 x 14 x 1 cm
8. Tebal buku : 220 hlm

Buku Pembanding

1. Judul : Teknologi Konservasi Tanah & Air


2. Penulis : Ir. A.G. KARTASAPOETRA, dkk
3. ISBN : 979-518-190-4
4. Penerbit : PT Rineka Cipta
5. Tahun terbit : Agustus 2000
6. Urutan cetakan : Cetakan Keempat
7. Dimensi buku : -
8. Tebal buku : 194 hlm

4
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Buku Utama
2.1.1 Bab 1 Tentang Kondisi Tanah

Sekadar untuk menunjukkan kesuburan tanah di bumi Indonesia para orang tua kita di
zaman dahulu sering menggunakan kata-kata demikian “tongkat pun kalau ditancapkan di
tanah akan tumbuh subur dan menghasilkan sejenis bahan pangan”. Kalau kita memikirkan
tentang adanya pertanian atau penanaman yang berpindah-pindah yang pernah dilakukan oleh
sementara nenek moyang kita dan yang hingga sekarang masih banyak yang melangsungkan
nya di beberapa kepulauan di tanah air kita, mungkin dikarenakan demikian meresapnya
kepercayaan atas kesuburan tanah tersebut, sayangnya tidak mengimbanginya dengan
pemeliharaan, sehingga tanah yang did ayagunakan menjadi tidak produktif dan bahkan
menjadi rusak, sehingga mereka berpindah mrusak tanah-tanah lainnya.

Oleh karena itu seseorang yang selalu menghendaki untuk hidup dan berusaha secara
menetap, terutama dalam mengusahakan di bidang pertanian haruslah memahami tentang
kondisi tanah. Apakah tanah itu memungkinkan, kurang memungkinkan atupun tidak
memungkinkan dan sampai sejauh mana batas-batas kemungkinanannya itu, dengan
demikian maka dapat berhemat tenaga, modal, dan waktu mencapai efisiensi dan efektivitas.
Kondisi tanah yang perlu kita ketahui akan mencakup : ketebalan top soil, solum tanah, jenis
tanah, kandungan air lengas dalam tanah dan tentang batu-batuan dalam tanah.

2.1.1 Bab 2 Tinjauan Umum Tentang Erosi dan Sedimentasi


A Pengertian Tentang Erosi

Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya merupakan


proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin baik yang
berlangsung secara lamiah ataupun sebagai akibat tindakan/perbuatan manusia. Dengan
demikian maka ditinjau dari segi ekologi, pengaruh dan akibat-akibatnya, sudah tentu
merupakan pencemaran ataupun perusakan lingkungan hidup bahkan tidak jarang
menimbulkan korban manusia (banjir dan kelongsoran yang menimpa tempat-tempat
pemukiman). Menurunnya produktivitas ataupun hilangnya produktivitas tanah itu akan
menyulitkan pemuasan kebutuhan pangan penduduk.

5
B Erosi Yang Berlangsung Di Tanah Air Kita
1 Faktor-faktor penyebab terjadinya erosi

Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi terjadinyaerosi di tanah air kita, yaitu faktor
iklim, sifat tanah serta pengelolaan tanah dan tanaman. Daerah di negara kita terkenal sebagai
daerah yang beriklim tropis, dalam hal ini faktor yang paling besar pengaruhnya ialah curah
hujan dan temperatur. Pada saat berlangsungnya curahan hujan akan terhanyutkannya pula
oleh aliran air permukaan. Dengan terhanyutkannya mineral-mineral maka tanah yang
bersangkutan akan sangat miskin bahan yang diperlukan tanaman, tanaha tersebut menjadi
sulit bagi pertumbuhan tanaman. Melihat hal tersebut tindakan konservasi perlu diperhatikan,
sebab ditinjau dari ilmu pengetahuan tanah dapat dikatakan relatif tidak subur.

Adanya pengelolaan yang kurang baik di masa lampau (penjajahan) serta kepadatan
penduduk yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu, maka perlu diperhatikan
konservasinya, karena kenyataannya telah banyak pula yang rusak.

2 Pentingnya Penelitian Dalam Usaha Konservasi Tanah Di Tanah Air Kita

Setelah kita mengetahui tentang faktor-faktor penyebab erosi di tanah air kita, berikut
beberapa penelitian zaman dahulu yang telah berusaha melakukan penelitian-penelitian
dalam usaha pengawetan (konservasi) tanah di tanah air kita dan yang hingga saat ini pun
lahan-lahan pertaniannya masih dapat berproduksi menghasilkan pangan bagi kebanyakan
rakyat Indonesia.

 Dalam Sejarah Nasional Indonesia(Ed. Nugroho Notosusanto Cs, 1975)


mengemukakan Sistem Pranatamangsa yang merupakan ilmu pengetahuan kuno
tentang pengaturan bercocok tanam dan pengawetan tanah dan air.
 Rutten pada tahun 1917 telah melakukan pengamatan erosi tanah yang berlangsung di
beberapa daerah aliran sungai dengan bahan induk yang berbeda. Maka dibentuklah
Badan Reboisasi tahun 1930 pada masa penjajahan untuk memperbaiki kerusakan-
kerusakan lahan yang tererosi.
 Tentang penelitian selanjutnya pada masa jajahan, Suwardjo dan kawan-kawan dalam
Beberapa Data dan Masalah Percobaan Konservasi Tanah untuk Pencegahan Erosi
terbitan Lembaga Penelitian Tanah, Bogor, 1975, menyatakan bahwa Coster telah
melakukan beberapa percobaan khusus untuk mengetahui tentang erodibilitas tanah,
vegetasi dan cara-cara pengelolaan dan pendayagunaan tanah terhadap besrnya erosi.

6
 Arbour Day atau Hari Keteduhan/Hari Pohon yang di ceuskan pada Kongres
Kehutanan di Bandung tahun 1956 juga sangat menunjang usaha-usaha pengawetan
tanah atau sangat mendorong usaha-usaha ke arah itu, terbukti dengan
diresmikannnya oleh pemerintah tentang pelaksanaan Pekan Penghujauan Nasional
yang berlangsung antara tanggal 17 Desember sampai dengan 23 Desember 1961.
3 Peran Hutan Dalam Usaha Konservasi Tanah

Dibawah ini dapat dikemukakan beberapa manfaat dari hutan terhadap pengawetan
tanah, yaitu dari:

 Hutan yang dibiarkan berkembang tanpa mendapat gangguan atau hutan yang
dilindungi, sehingga tetap merupakan hutan lebat
 Hutan yang mendapat perlakuan negatif (diganggu) seperti adanya pembakaran, adaya
penebangan liar.
 Bagian tanah hutan atau bekas tanah hutan yang dibiarkan setelah dibuka atau
dijadikan perladangan dan ditumbuhi rumput-rumputan
 Tanahnya yang ditanami jagung, tanaman kapas; dan
 Tanahnya dibiarkan gundul
2.1.3 Bab 3 Pengelolaan Tanah, Macam-Macam Tanaman Dan Pengaruhnya
Terhadap Konservasi Tanah
A. Pengelolaan Tanah Dan Pengolahan Tanah

Pengelolaan tanah atau managing soils merupakan pembinaan dalam hal pengolahan
tanah, pembinaan-pembinaan ini dimaksudkan agar para petani atau mereka yang
menguunakan tanah dapat melakukan pengolahan-pengolahan tanahnya dengan baik agar
kesuburan tanah, produktivitas tanah, pengawetan tanah dan air dapat terjamin, sehingga
memungkinkan terlaksananya usaha-usaha di bidang pertanian dalam jangka waktu yang
panjang dari generasi ke generasi dengan hasil-hasilnya yang dapat memenuhi harapan.

Menurut Saifuddin Sarief dalam “Beberapa Masalah Pengawetan Tanah dan Air”.
1980, pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah menciptakan
keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah masih dianggap suatu
kegiatan rutin yang harus dilakukan setiap akan bertanam tanpa mempunyai dasar yang jelas
dan tidak selalu meningkatkan produksi. Peranan pengolahan tanah dalam pengawetan tanah
adalah sedikit sekali bahkan dapat merugikan. Dengan pengolahan, tanah menjadi lebih

7
gembur, tetapi pengaruhnya bersifat sementara. Tanah yang telah diolah sehingga menjadi
gembur dan terbuka, lebih mudah tererosi.

B. Pengolahan Tanah Yang Baik Menunjang Usaha Konservasi

Konservasi tanah mutlak sangat perlu untuk diperhatikan dan dilaksanakan dan ini
berarti kita harus memperhatikan pula cara-cara pengolahan tanah yang baik yang merupakan
tindakan-tindakan yang praktis, tindakan-tindakan yang praktis itu pada garis besarnya dapat
berupa :

 Berdaya upaya agar permukaan tanah tetap tertutupi tanaman-tanaman


perlindungannya, sehingga kandungan bahan organiknya dapat mempertahankan atau
tidak terangkut bersama aliran air permukaan.
 Segala tindakan atau perlakuan dalam melakukan pengolahan tanah(seperti
membajak. Menggaru, menyiapkan bedengan pembibitan, membuat larikan-larikan
bagi pertanaman) harus sejajajr dengan garis kontur, searah dengan garis itu atau
menyilang lereng lahan, jadi hendaknya jangan sampai mengikuti arah lereng yaitu
dari atas ke bawah.
 Menanami lahan yang mempunyai kemiringan dengan cara/sistem kontur ganti
berganti dengan cara strip cropping dengan cara demikian akan dapat dipertahankan
dengan baik.
 Dalam menghadapi tanah yang mempunyai kemiringan, hendaknya tanah-tanah yang
demikian dibantu dengan pembuatan sengkedan-sengkedan (terrasering) karena
pembuatan teras-teras sangat membantu mengurangi lajunya run off dan aliran
permukaan yang lamban sangat kurang daya kemampuannya untuk memindahkan
atau menghanyutkan lapisan top soil.
 Mencegah timbulnya alur-alur pada permukaan tanah yaitu dengan pembuatan chek
dam, menanami permukaan tanah dengan tanaman-tanaman penutup yang dapat
tumbuh rapat dan tindakan-tindakan lainnya.
C Manfaat Sisa-Sisa Tanaman Dan Pupuk Kandang Bagi Pengawetan Tanah
Menurut Ir.Pribadyo Sosroatmodjo, L.A., dalam hubungan dengan proses
pengangkutan ke luar hasil-hasil pertanaman berikut bagian-bagian dari tanaman setelah
selesainya panen hasil usaha tani, maka cara yang terbaik untuk membatasi kemerosostan
kesuburan tanah ialah dengan cara mengusahakan mengembalikan semua bagian bahan-
bahan tanaman berupa sampah-sampah kotoran sisa tanaman ataupun dalam bentuk pupuk ke

8
tempat asal tanaman itu dihasilkan. Sejauh mungkin sisa-sisa bahan tanaman yang ada harus
dibawa kembali dan dibenamkan ke dalam tanah asalnya ketika berlangsung pengolahan
tanah.
Pembenaman kembali sisa-sisa tanaman ke dalam tanah bersama-sama pada waktu
pengolahan tanah dikenal sebagai cara atau tindakan untuk menambah dan mempertahankan
kandungan bahan organik di dalam tanah.
2.1.4 Bab 4 Teknologi Pengendalian Erosi dan Pengawetan Tanah

Usaha pengendalian erosi dan atau usaha pengaweta tanah dapat dilaksanakan dengan
teknologi atau cara-cara sebagai berikut:

A. Cara Vegetatif

Usaha pegendalian erosi dan atau pengawetan tanah (dan air) yang dilakukan dengan
memanfaatkan cara vegetatif adalah didasarkan pada peranan tanaman, di mana tanaman-
tanaman itu mempunyai peranan untuk mengurangi erosi. Cara vegetatif atau cara
memanfaatkan peranan tanaman dalam usaha pengendalian erosi dan atau pengawetan tanah
dalam pelaksanaannya dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (a) Penghutanan
kembali (reboisasi) dan penghujauan (b) Penanaman tanaman penutup tanah, (c) Penanaman
tanaman garis kontur, (d) Penanaman tanaman dalam strip, (e) Penanaman tanaman secara
bergilir, dan (f) Pemulusan atau pemanfaatan serasah tanaman.

B. Cara Mekanik

Usaha pengendalian erosi dapat juga dilakukan dengan cara teknis mekans dan
membutuhkan pembiayaan yang besar, cara mekanik dilakukan dengan:

 Pembuatan jalur-jalur bagi pengaliran air dari tempat-tempat tertentu ke tempat-


tempat pembuangan (water ways)
 Pembuatan teras-teras atau sengkedan-sengkedan agar aliran air dapat terhambat
sehingga daya angkut atau hanyutnya berkurang
 Pembuatan selokan dan parit ataupun rorak-rorak pada tempat-tempat tertentu.
 Melakukan pengolahan tanah sedemikian rupa yang sejajar dengan garis kontur.

9
2.2 Buku Pembanding
2.2.1 Bab I Pendahuluan
A Tanah dan Air Sebagai Unsur Sumberdaya Alam

Karena hampir semua rakyat pedesaan di negara-negara berkembang


menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian maka masalah pokok yang dihadapi negara-
negara tersebut, termasuk Indonesia, dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakatnya
adalah bagaimana mengelola sumberdaya alam yang dimiliki sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal, lestari, dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidupnya.

Hubungan antara tanah dengan manusia merupakan salah satu bentuk hubungan yang
paling mendasar dan relatif lestari, sebab hanya dari tanahlah manusia bisa mendapatkan
bahan pangan, sandang papan, tambang, dan tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas.
Adanya kenyataan inilah yang menjadi alasan utama mengapa tanah merupakan unsur
sumberdaya alam terpenting bagi suatu negara. Peranan sumberdaya tanah dan air bagi
kemakmuran suatu negara adalah sangat penting sekali, dan khusus untuk Indonesia kedua
unsur tersebut sudah terpenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya.

B Masalah Kerusakan Tanah

Bila pepohonan di lereng-lereng bukit digunduli, maka hujan deras akan segera
menghanyutkan lapisan tanah atas yang subur akibat erosi. Hal ini tidak hanya akan
mengurangi produksi di perbukitan itu, namun juga akan mengakibatkan banjir yang melanda
tanah-tanah pertanian di lembah-lembah di bawahnya.

Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke
tempat lain. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman, serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan
air. Namun upaya untuk mengurangi erosi sampai pada tingkat yang tidak membahayakan
bukan merupakan suatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Konservasi sumberdaya
tanah dan air sudah sangat mendesak untuk segera dilakukan guna memelihara
kelestariannya.

C Ruang Lingkup Konservasi Tanah dan Air

Pada dasarnya konservasi tanah berarti penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut, dan memperlakukannya sesuai

10
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tanah tersebut tidak cepat rusak. Konservasi tanah
dilakukan agar:

 Energi perusak (air hujan dan aliran permukaan) sekeci mungkin sehingga tidak
merusak. Dan
 Agregat tanah lebih tahan terhadap pukulan air hujan dan aliran permukaan

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien
mungkin, dan pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir yang merusak pada
musim penghujan dan terdapat cukup air oada waktu musim kemarau.

2.2.1 Bab 2 Mekanisme dan faktor-faktor Penyebab Erosi


A Mekanisme Terjadinya Erosi
Begitu air hujan mengenai permukaan tanah, maka secara langsung akan
menyebabkan hancurnya agregat dan terlepasnya partikel-partikel tanah. Pada kondisi ini
penghancuran agregat dan pelepasan partikel-partikel tanah dipercepat oleh adanya daya
penghancur dari air itu sendiri. Inilah fasel awal dan terpenting dalam mekanisme terjadinya
erosi.
Dengan demikian jelas bahwa jika intensitas hujan yang turun lebih tinggi dari
kapasitas dan laju infiltrasi maka akan terjadi genangan air permukaan tanah, yang kemudian
akan mengalir menjadi aliran permukaan. Dengan demikian ada tiga proses yang bekerja
secara beruntun dalam mekanisme erosi, yakni:
 Penghancuran agregat dan pelepasan partikel-partikel tanah dari masa tanah
 Pengangkutan, dan
 Pengendapan
B Faktor-Faktor Penyebab Erosi
1. Hujan
Kemampuan hujan untuk menimbulkan erosi dikenal dengan istilah erosivitas.
Erosivitas ini merupakan fungsi dari sifat fisik hujan seperti jumlah atau curah hujan, lama
hujan, intensitas hujan, ukuran butir hujan, dan kecepatan jatuh butir hujan.
Walaupun intensitas hujan mempunyai hubungan yang cukup erat dengan erosi, tetapi
kadang-kadang peranan intensitas hujan juga tiak jelas. Hujan dengan intensitas yang tinggi
tetapi hanya berlangsung dalam waktu yang singkat tidak akan menimbulkan erosi.
Sebaliknya, hujan dengan intensitas yang rendah tetapi berlangsung dalam waktu yang lama,

11
sehingga aliran permukaan yang terjadi sedemikian besarnya, akan menimbulkan erosi yang
hebat.
2. Panjang dan Kecuraman Lereng
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik
di mana air aliran permukaan masuk kedalam saluran-saluran(sungai), atau di mana
kemiringan berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air sudah sangat berkurang.
Air yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng, yang dengan
demikian berarti lebih banyak air yang mengalir dan makin besar kecepatannya di bagian
bawah lereng daripada di bagian atasnya. Akibatnya, tanah di bagian bawah lereng akan
mengalami erosi lebih besar daripada di bagaian atasnya. Selain akan memperbesar jumlah
aliran permukaan, makin curamnya lereng suatu lahan juga akan memperbesar kecepatan
aliran permukaan, yang dengan demikian berarti juga akan memperbesar erosi.
3. Tanaman
Suatu kejadian hujan yang jatuh pada sebidang tanah dengan sifat-sifat yang sama,
tetapi yang satu terbuka dan yang lain tertutup tanaman, akan menimbulkan intensitas erosi
yang berbeda. Pada dasarnya tanaman dapat memperkecil erosi karena adanya:
 Intersepsi air hujan oleh tajuk tanaman
 Pengurangan aliran permukaan
 Peningkatan aggregasi tanah serta porositasnya, dan
 Peningkatan kehilangan air tanah, sehingga tanah cepat kering.
2.2.2 Bab 3 Strategi Konservasi Secara Vegetatif

Pada dasarnya konservasi tanah dan air dilakukan agar energi perusak (butir hujan dan
aliran permukaan) sekecil mungkin sehingga tidak merusak, dan agregat tanah lebih tahan
terhadap pukulan butir hujan dan aliran permukaan. Berdasarkan kedua hal tersebut muka
Morgan (1979) membagi tiga pendekatan dalam konservasi tanah dan air, yakni:

 Memperbaiki dan menjaga tanah agar tahan terhadap penghancuran dan pengangkuta,
serta lebih besar daya menyerap airnya.
 Menutup tanah dengan tanaman atau sisa-sisa tumbuhan agar terlindung dari pukulan
langsung butir hujan yang jatuh
 Mengatur aliran permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan yang tidak merusak.

12
Sehubungan dengan hal-hal yang tersebut di atas, maka strategi konservasi tanah dan
air dapat dibagi menjadi tiga metode utama, yakni:

1. Metode vegetatif
2. Metode fisik/mekanis, dan
3. Metode kimia

Yang dimaksud dengan metode vegetatif dalam strategi konservasi tanah dan air
adalah pengelolaan tanaman dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menekan laju erosi
dan aliran permukaan. Adapun yang termasuk metode vegetatif dalam strategi konservasi
tanah dan air adalah:

 Penanaman dengan tanaman penutup tanah


 Penanaman dalam strip (strip cropping)
 Penanaman berganda (multuple cropping)
 Pemakaian mulsa, dan
 Penghutanan kembali (reboisasi)

2.2.3 Bab 4 Strategi Konservasi Secara Mekanis

Berhubungan ada hubungan yang erat sekali antara tanah dan air, dan bahwa setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air di tempat itu dan
dihilirnya, maka masalah konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang berhubungan erat
sekali. Karena itu berbagai tindakan konservasi tanah secara otomatis juga merupakan
tindakan konservasi air. Maka konservasi sumberdaya tanah dan air secara mekanis pada
dasarnya ditujukan untuk:

 Memperkecil aliran permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan yang tidak


merusak
 Menampung dan menyalurkan aliran permukaan pada bangunan tertentu yang
dipersiapkan
 Adapun yang termasuk metode mekanis dalam strategi konservasi tanah dan air antara
lain adalah:
 Pengaturan sistem pengolahan tanah,

13
Di samping untuk menggemburkan tanah, maka pengolahan tanah dimaksudkan pula
untuk membalik tanah agar sisa-sisa tanaman terbenam sehingga tidak menimbulkan
kompetisi terhadap tanaman yang dibudidayakan, namun justru dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk.
 Pembuatan teras
Tujuan utama pembuatan teras adalah untuk mengurangi panjang lereng, sehingga
dapat memperkecil aliran permukaan. Di samping itu pembuatan teras juga memberi
kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah (infiltrasi).
 Pembuatan saluran pembuangan air (waterway)
Saluran dibangun menurut arah lereng dan merupakan saluran pembuangan air aliran
permukaan yang berasal dari saluran diversi dan saluran air yang ada di dalam teras. Saluran
diversi sendiri sendiri bertujuan untuk menangkap air aliran permukaan dan
membelokkannya ke saluran pembuangan, gunanya untuk mengamankan tempat/bangunan
tertentu seperti areal pertanian.

 Pembuatan bendungan pengendali (sheck dam)

Adanya bendungan pengendali, maka keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh


antara lain:

1. Dapat menyediakan air selama musim kemarau, terutama di daerah-daerah yang


tandus
2. Dapat memperluas areal sawah dengancara meningkatkan fungsi saluran pembagi
menjadi saluran irigasi terutama selama musim hujan
3. Sebagai sarana perikanan; dan
4. Dapat meningkatkan nilai estetika daerah yang bersangkutan
2.2.4 Bab 5 Strategi Konservasi Alam Indonesia
A Pendahuluan
Konservasi ialah suatu upaya pengelolaan sumberdaya alam yang menjamin :
 Perlindungan terhadap berlangsungnya proses-proses ekologis dan sistem penyangga
kehidupan, seperti perlindungan terhadap siklus udara, air, sistem hidrologis dll.
 Pengawetan sumberdaya alam, seperti pengawetan tanah, air, flora, fauna, dll.

14
 Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan lingkungannya, seperti penggunaan
lahan pertanian secara terusmenerus untuk suatu kegiatan produksi pertanian tanpa
potensinya berkurang.
B Maksud Disusunnya Strategi Konservasi Alam
Strategi konservasi sumberdaya alam disusun dengan maksud untuk memeberikan
pedoman kepada para pengelola sumberdaya alam dalam menggunakan sumberdaya alam
tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
C Tujuan Konservasi Sumberdaya Alam
Tujuan yang hendak dicapai dengan upaya konservasi sumberdaya alam ialah
terjaminnya kebutuhan dasar materiil, spiritual dan budidaya masyarakat yang selalu
meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya dari sumberdaya alam secara lestari dan
berkesinambungan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka perlu dilakukan upaya-
upaya sebagai berikut:
 Menjamin pelestarian manfaat dari sumberdaya alam bagi masyarakat dan
pembangunan yang berkesinambungan
 Menjamin terpeliharanya keanekaragaman jenis dan sumber plasma nutfah
 Menjamin terpeliharanya kelangsungan proses-proses ekologi yang esensial dan
sistem pendukung kehidupan
 Meningkatkan peranserta masyarakat dalam upaya konservasi sumberdaya alam.
D Kegiatan-Kegiatan Pokok Konservasi Sumberdaya Alam
Kegiatan-kegiatan pokok konservasi sumberdaya alam yang antara lain meliputi:
 Mengadakan inventarisasi atau identifikasi dan evaluasi potensi serta kondisi
sumberdaya alam yang terdapat di darat, udara, perairan dan laut guna menyusun
suatu informasi mengenai sumberdaya alam di Indonesia.
 Mengadakan evaluasi informasi tersebut di atas dengan tujuan untuk menyusun
prospek sumberdaya alam dimasa yang akan datang dan rencana untuk konservasi
sumberdaya alam untuk jangka waktu tertentu.
 Melakukan pengaturan penggunaan ruang lingkungan alam, tataguna tanah, tataguna
hutan dan tataguna sumberdaya alam
 Melakukan pengamanan dan perlindungan terhadap sumberdaya alam yang telah
langka dan kritis
 Melakukan rehabilitasi terhadap sumberdaya alam yang rusak dan dapat dipulihkan
 Memanfaatkan sumberdaya alam secara lestari

15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji
Yang menjadi latar belakang masalah yang akan dikaji dalam buku ini adalah
mengenai konservasi sumberdaya tanah dan air dan teknologi konservasi tanah dan air.

3.2 Permasalahan yang Akan Dikaji


Permasalahan yang dikaji dalam buku ini adalah mengenai konservasi sumberdaya
tanah serta teknologinya, yang meliputi tentang kondisi tanah, erosi, pengelolaan dan
pengolahan tanah, masalah kerusakan tanah, ruang lingkup konservasi tanah dan air, strategi
konservasi secara vegetatif dan mekanis, strategi konservasi di Indonesia, tujuan konservasi
sumber daya alam, serta kegiatan pokok konservasi sumber daya alam.

3.3 Konsep yang Digunakan


Konsep yang digunakan pada buku ini adalah penjelasan atau eksposisi. Dimana
penulis berusaha menyajikan sebuah penjelasan yang padat mengenai teori konservasi tanah
dan air yang berguna dalam hal survei sampel. Penulis juga menyertakan materi tentang
pentingnya penelitian dalam usaha konservasi tanah di tanah air yang dapat membantu
pembaca untuk memahami penerapan teorinya dalam praktek.

3.4 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah metode eksposisi dimana
dalam penyampaian materinya dengan cara menjelaskan atau memberikan pengertian dengan
gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Hal ini tampak dari cara penulis
menyampaikan idenya mengenai materi konservasi tanah dan air yang di dalamnya terdapat
gagasan-gagasan yang mengandung sejumlah informasi yang betujuan untuk menjelaskan
atau memberikan pengertian. Hal ini juga didukung oleh fakta di lapangan. Terdapat defenisi
dari materi yang di bahas yang kemudian diikuti dengan memberikan informasi dan
penjelasan tertentu dengan cara gambaran yang sederhana dari gagasan yang telah di bahas.

16
3.5 Analisis Critical Book
Berdasarkan ringkasan buku utama dan buku pembanding yang telah dibuat, maka
didapati beberapa kelebihan atau keunggulan buku pembanding bila dibandingkan dengan
buku utama. Namun, tidak hanya kelebihan buku pembanding, di sini saya pun mencoba
memaparkan hal apa yang menjadi kekurangan ataupun kelemahan dari buku utama bila
dibandingkan dengan buku pembanding.

3.5.1 Kelebihan Buku


Adapun yang menjadi kelebihan dari buku Teknologi Konservasi Tanah & Air yang
ditulis oleh Ir. A.G. KARTASAPOETRA, dkk dibandingkan buku Konservasi Sumberdaya
Tanah dan Air yang ditulis oleh Ir. Ananto Kusuma Seta adalah :

 Adanya penjabaran yang jelas mengenai konservasi sumber daya alam


 Menyajikan contoh yang pernah terjadi di masyarakat (berdasarkan kejadian di
lapangan).
 Memiliki sumber data yang lebih banyak dan beragam sehingga lebih memberi banyak
wawasan pada pembaca.
 Adanya penjabaran yang jelas mengenai alur kegiatan konservasi
 Pengetikan atau susunan kata yang terdapat dalam buku ini cukup bagus atau tidak
ditemukan kesalahan dalam pengetikan
 Mengandung materi mengenai kegiatan, strategi konservasi yang bertujuan untuk
mempermudah pembaca memahami materi

3.5.2 Kekurangan Buku


 Tidak terdapat indeks/kosakata yang beguna untuk membantu pembaca dalam
mengartikan bahasa latin tersebut.
 Kurangnya pemaparan materi mengenai kegiatan konservasi tanah dan air yang yang ada
di buku utama
 Sebaiknya menggunakan media gambar mengenai materi konservasi tanah dan air
sehingga lebih mudah dan lebih efisien dalm mempelajarinya.
 Kurangnya teori dasar yang berkaitan dengan konservasi atau lebih membahas tentang
tanah

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai review terhadap buku pembanding yang berjudul
Teknologi Konservasi Tanah & Air yang ditulis oleh Ir. A.G. KARTASAPOETRA, dkk,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa buku tersebut merupakan buku yang lebih baik dalam
hal penjabaran mengenai konservasi sumberdaya tanah dan air, bila dibandingkan dengan
buku pembanding yang berjudul Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air yang ditulis oleh Ir.
Ananto Kusuma Seta. Hal ini dikarenakan buku pembanding memberikan penjelasan yang
lebih mendetail mengenai konservasi sumberdaya tanah dan air serta memuat kegiatan yang
di lakukan dalam konservasi. Atau secara singkat dapat disimpulkan bahwa buku
pembanding memiliki lebih banyak keunggulan bila dibandingkan dengan buku utama.

4.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu untuk edisi buku berikutnya lebih memperdalam
materi tentang konservasi sumberdaya alam tanah & air. Serta bagi pembaca agar lebih dapat
memahami tujuan dari buku tersebut dan memperdalam materi yang telah ada sehingga dapat
membantu dalam proses pembelajaran dan menambah wawasan tentang konservasi
sumberdaya alam.

18
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma Seta, Ananto.1987.Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air. Jakarta: KALAM
MULIA

KARTASAPOETRA, A.G. 2000.Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Jakarta : PT Rineka


Cipta

19
20

Anda mungkin juga menyukai