Dosen pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) untuk pemenuhan tugas
dalam mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam tanpa suatu halangan apapun.
Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat bermanfaat dalam proses belajar
mengajar tidak hanya untuk penyusun tetapi juga para pembacanya selain itu penyusun juga
berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen kami yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan tugas
ini dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini.
Enjelita Simarmata
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1. 1 Informasi Blibiografi Buku.........................................................................................4
BAB II RINGKASAN BUKU...................................................................................................5
2.1 Buku Utama.................................................................................................................5
2.2 Buku Pembanding.....................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................16
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji........................................................................16
3.2 Permasalahan yang Akan Dikaji...............................................................................16
3.3 Konsep yang Digunakan............................................................................................17
3.4 Metode yang Digunakan............................................................................................17
3.5 Analisis Critical Book...............................................................................................17
3.5.1 Kelebihan Buku..................................................................................................17
3.5.2 Kekurangan Buku...............................................................................................18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................18
4.1 Kesimpulan................................................................................................................18
4.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Informasi Blibiografi Buku
Buku Utama
1. Judul : Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air
2. Penulis : Ir. Ananto Kusuma Seta
3. ISBN : 979-526-055-3
4. Penerbit : KALAM MULIA Jakarta
5. Tahun terbit : Maret 1987
6. Urutan cetakan : Cetakan pertama
7. Dimensi buku : 20,5 x 14 x 1 cm
8. Tebal buku : 220 hlm
Buku Pembanding
4
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Buku Utama
2.1.1 Bab 1 Tentang Kondisi Tanah
Sekadar untuk menunjukkan kesuburan tanah di bumi Indonesia para orang tua kita di
zaman dahulu sering menggunakan kata-kata demikian “tongkat pun kalau ditancapkan di
tanah akan tumbuh subur dan menghasilkan sejenis bahan pangan”. Kalau kita memikirkan
tentang adanya pertanian atau penanaman yang berpindah-pindah yang pernah dilakukan oleh
sementara nenek moyang kita dan yang hingga sekarang masih banyak yang melangsungkan
nya di beberapa kepulauan di tanah air kita, mungkin dikarenakan demikian meresapnya
kepercayaan atas kesuburan tanah tersebut, sayangnya tidak mengimbanginya dengan
pemeliharaan, sehingga tanah yang did ayagunakan menjadi tidak produktif dan bahkan
menjadi rusak, sehingga mereka berpindah mrusak tanah-tanah lainnya.
Oleh karena itu seseorang yang selalu menghendaki untuk hidup dan berusaha secara
menetap, terutama dalam mengusahakan di bidang pertanian haruslah memahami tentang
kondisi tanah. Apakah tanah itu memungkinkan, kurang memungkinkan atupun tidak
memungkinkan dan sampai sejauh mana batas-batas kemungkinanannya itu, dengan
demikian maka dapat berhemat tenaga, modal, dan waktu mencapai efisiensi dan efektivitas.
Kondisi tanah yang perlu kita ketahui akan mencakup : ketebalan top soil, solum tanah, jenis
tanah, kandungan air lengas dalam tanah dan tentang batu-batuan dalam tanah.
5
B Erosi Yang Berlangsung Di Tanah Air Kita
1 Faktor-faktor penyebab terjadinya erosi
Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi terjadinyaerosi di tanah air kita, yaitu faktor
iklim, sifat tanah serta pengelolaan tanah dan tanaman. Daerah di negara kita terkenal sebagai
daerah yang beriklim tropis, dalam hal ini faktor yang paling besar pengaruhnya ialah curah
hujan dan temperatur. Pada saat berlangsungnya curahan hujan akan terhanyutkannya pula
oleh aliran air permukaan. Dengan terhanyutkannya mineral-mineral maka tanah yang
bersangkutan akan sangat miskin bahan yang diperlukan tanaman, tanaha tersebut menjadi
sulit bagi pertumbuhan tanaman. Melihat hal tersebut tindakan konservasi perlu diperhatikan,
sebab ditinjau dari ilmu pengetahuan tanah dapat dikatakan relatif tidak subur.
Adanya pengelolaan yang kurang baik di masa lampau (penjajahan) serta kepadatan
penduduk yang mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu, maka perlu diperhatikan
konservasinya, karena kenyataannya telah banyak pula yang rusak.
Setelah kita mengetahui tentang faktor-faktor penyebab erosi di tanah air kita, berikut
beberapa penelitian zaman dahulu yang telah berusaha melakukan penelitian-penelitian
dalam usaha pengawetan (konservasi) tanah di tanah air kita dan yang hingga saat ini pun
lahan-lahan pertaniannya masih dapat berproduksi menghasilkan pangan bagi kebanyakan
rakyat Indonesia.
6
Arbour Day atau Hari Keteduhan/Hari Pohon yang di ceuskan pada Kongres
Kehutanan di Bandung tahun 1956 juga sangat menunjang usaha-usaha pengawetan
tanah atau sangat mendorong usaha-usaha ke arah itu, terbukti dengan
diresmikannnya oleh pemerintah tentang pelaksanaan Pekan Penghujauan Nasional
yang berlangsung antara tanggal 17 Desember sampai dengan 23 Desember 1961.
3 Peran Hutan Dalam Usaha Konservasi Tanah
Dibawah ini dapat dikemukakan beberapa manfaat dari hutan terhadap pengawetan
tanah, yaitu dari:
Hutan yang dibiarkan berkembang tanpa mendapat gangguan atau hutan yang
dilindungi, sehingga tetap merupakan hutan lebat
Hutan yang mendapat perlakuan negatif (diganggu) seperti adanya pembakaran, adaya
penebangan liar.
Bagian tanah hutan atau bekas tanah hutan yang dibiarkan setelah dibuka atau
dijadikan perladangan dan ditumbuhi rumput-rumputan
Tanahnya yang ditanami jagung, tanaman kapas; dan
Tanahnya dibiarkan gundul
2.1.3 Bab 3 Pengelolaan Tanah, Macam-Macam Tanaman Dan Pengaruhnya
Terhadap Konservasi Tanah
A. Pengelolaan Tanah Dan Pengolahan Tanah
Pengelolaan tanah atau managing soils merupakan pembinaan dalam hal pengolahan
tanah, pembinaan-pembinaan ini dimaksudkan agar para petani atau mereka yang
menguunakan tanah dapat melakukan pengolahan-pengolahan tanahnya dengan baik agar
kesuburan tanah, produktivitas tanah, pengawetan tanah dan air dapat terjamin, sehingga
memungkinkan terlaksananya usaha-usaha di bidang pertanian dalam jangka waktu yang
panjang dari generasi ke generasi dengan hasil-hasilnya yang dapat memenuhi harapan.
Menurut Saifuddin Sarief dalam “Beberapa Masalah Pengawetan Tanah dan Air”.
1980, pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah menciptakan
keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah masih dianggap suatu
kegiatan rutin yang harus dilakukan setiap akan bertanam tanpa mempunyai dasar yang jelas
dan tidak selalu meningkatkan produksi. Peranan pengolahan tanah dalam pengawetan tanah
adalah sedikit sekali bahkan dapat merugikan. Dengan pengolahan, tanah menjadi lebih
7
gembur, tetapi pengaruhnya bersifat sementara. Tanah yang telah diolah sehingga menjadi
gembur dan terbuka, lebih mudah tererosi.
Konservasi tanah mutlak sangat perlu untuk diperhatikan dan dilaksanakan dan ini
berarti kita harus memperhatikan pula cara-cara pengolahan tanah yang baik yang merupakan
tindakan-tindakan yang praktis, tindakan-tindakan yang praktis itu pada garis besarnya dapat
berupa :
8
tempat asal tanaman itu dihasilkan. Sejauh mungkin sisa-sisa bahan tanaman yang ada harus
dibawa kembali dan dibenamkan ke dalam tanah asalnya ketika berlangsung pengolahan
tanah.
Pembenaman kembali sisa-sisa tanaman ke dalam tanah bersama-sama pada waktu
pengolahan tanah dikenal sebagai cara atau tindakan untuk menambah dan mempertahankan
kandungan bahan organik di dalam tanah.
2.1.4 Bab 4 Teknologi Pengendalian Erosi dan Pengawetan Tanah
Usaha pengendalian erosi dan atau usaha pengaweta tanah dapat dilaksanakan dengan
teknologi atau cara-cara sebagai berikut:
A. Cara Vegetatif
Usaha pegendalian erosi dan atau pengawetan tanah (dan air) yang dilakukan dengan
memanfaatkan cara vegetatif adalah didasarkan pada peranan tanaman, di mana tanaman-
tanaman itu mempunyai peranan untuk mengurangi erosi. Cara vegetatif atau cara
memanfaatkan peranan tanaman dalam usaha pengendalian erosi dan atau pengawetan tanah
dalam pelaksanaannya dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (a) Penghutanan
kembali (reboisasi) dan penghujauan (b) Penanaman tanaman penutup tanah, (c) Penanaman
tanaman garis kontur, (d) Penanaman tanaman dalam strip, (e) Penanaman tanaman secara
bergilir, dan (f) Pemulusan atau pemanfaatan serasah tanaman.
B. Cara Mekanik
Usaha pengendalian erosi dapat juga dilakukan dengan cara teknis mekans dan
membutuhkan pembiayaan yang besar, cara mekanik dilakukan dengan:
9
2.2 Buku Pembanding
2.2.1 Bab I Pendahuluan
A Tanah dan Air Sebagai Unsur Sumberdaya Alam
Hubungan antara tanah dengan manusia merupakan salah satu bentuk hubungan yang
paling mendasar dan relatif lestari, sebab hanya dari tanahlah manusia bisa mendapatkan
bahan pangan, sandang papan, tambang, dan tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas.
Adanya kenyataan inilah yang menjadi alasan utama mengapa tanah merupakan unsur
sumberdaya alam terpenting bagi suatu negara. Peranan sumberdaya tanah dan air bagi
kemakmuran suatu negara adalah sangat penting sekali, dan khusus untuk Indonesia kedua
unsur tersebut sudah terpenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya.
Bila pepohonan di lereng-lereng bukit digunduli, maka hujan deras akan segera
menghanyutkan lapisan tanah atas yang subur akibat erosi. Hal ini tidak hanya akan
mengurangi produksi di perbukitan itu, namun juga akan mengakibatkan banjir yang melanda
tanah-tanah pertanian di lembah-lembah di bawahnya.
Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke
tempat lain. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman, serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan
air. Namun upaya untuk mengurangi erosi sampai pada tingkat yang tidak membahayakan
bukan merupakan suatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Konservasi sumberdaya
tanah dan air sudah sangat mendesak untuk segera dilakukan guna memelihara
kelestariannya.
Pada dasarnya konservasi tanah berarti penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut, dan memperlakukannya sesuai
10
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tanah tersebut tidak cepat rusak. Konservasi tanah
dilakukan agar:
Energi perusak (air hujan dan aliran permukaan) sekeci mungkin sehingga tidak
merusak. Dan
Agregat tanah lebih tahan terhadap pukulan air hujan dan aliran permukaan
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien
mungkin, dan pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir yang merusak pada
musim penghujan dan terdapat cukup air oada waktu musim kemarau.
11
sehingga aliran permukaan yang terjadi sedemikian besarnya, akan menimbulkan erosi yang
hebat.
2. Panjang dan Kecuraman Lereng
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik
di mana air aliran permukaan masuk kedalam saluran-saluran(sungai), atau di mana
kemiringan berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air sudah sangat berkurang.
Air yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng, yang dengan
demikian berarti lebih banyak air yang mengalir dan makin besar kecepatannya di bagian
bawah lereng daripada di bagian atasnya. Akibatnya, tanah di bagian bawah lereng akan
mengalami erosi lebih besar daripada di bagaian atasnya. Selain akan memperbesar jumlah
aliran permukaan, makin curamnya lereng suatu lahan juga akan memperbesar kecepatan
aliran permukaan, yang dengan demikian berarti juga akan memperbesar erosi.
3. Tanaman
Suatu kejadian hujan yang jatuh pada sebidang tanah dengan sifat-sifat yang sama,
tetapi yang satu terbuka dan yang lain tertutup tanaman, akan menimbulkan intensitas erosi
yang berbeda. Pada dasarnya tanaman dapat memperkecil erosi karena adanya:
Intersepsi air hujan oleh tajuk tanaman
Pengurangan aliran permukaan
Peningkatan aggregasi tanah serta porositasnya, dan
Peningkatan kehilangan air tanah, sehingga tanah cepat kering.
2.2.2 Bab 3 Strategi Konservasi Secara Vegetatif
Pada dasarnya konservasi tanah dan air dilakukan agar energi perusak (butir hujan dan
aliran permukaan) sekecil mungkin sehingga tidak merusak, dan agregat tanah lebih tahan
terhadap pukulan butir hujan dan aliran permukaan. Berdasarkan kedua hal tersebut muka
Morgan (1979) membagi tiga pendekatan dalam konservasi tanah dan air, yakni:
Memperbaiki dan menjaga tanah agar tahan terhadap penghancuran dan pengangkuta,
serta lebih besar daya menyerap airnya.
Menutup tanah dengan tanaman atau sisa-sisa tumbuhan agar terlindung dari pukulan
langsung butir hujan yang jatuh
Mengatur aliran permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan yang tidak merusak.
12
Sehubungan dengan hal-hal yang tersebut di atas, maka strategi konservasi tanah dan
air dapat dibagi menjadi tiga metode utama, yakni:
1. Metode vegetatif
2. Metode fisik/mekanis, dan
3. Metode kimia
Yang dimaksud dengan metode vegetatif dalam strategi konservasi tanah dan air
adalah pengelolaan tanaman dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menekan laju erosi
dan aliran permukaan. Adapun yang termasuk metode vegetatif dalam strategi konservasi
tanah dan air adalah:
Berhubungan ada hubungan yang erat sekali antara tanah dan air, dan bahwa setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air di tempat itu dan
dihilirnya, maka masalah konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang berhubungan erat
sekali. Karena itu berbagai tindakan konservasi tanah secara otomatis juga merupakan
tindakan konservasi air. Maka konservasi sumberdaya tanah dan air secara mekanis pada
dasarnya ditujukan untuk:
13
Di samping untuk menggemburkan tanah, maka pengolahan tanah dimaksudkan pula
untuk membalik tanah agar sisa-sisa tanaman terbenam sehingga tidak menimbulkan
kompetisi terhadap tanaman yang dibudidayakan, namun justru dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk.
Pembuatan teras
Tujuan utama pembuatan teras adalah untuk mengurangi panjang lereng, sehingga
dapat memperkecil aliran permukaan. Di samping itu pembuatan teras juga memberi
kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah (infiltrasi).
Pembuatan saluran pembuangan air (waterway)
Saluran dibangun menurut arah lereng dan merupakan saluran pembuangan air aliran
permukaan yang berasal dari saluran diversi dan saluran air yang ada di dalam teras. Saluran
diversi sendiri sendiri bertujuan untuk menangkap air aliran permukaan dan
membelokkannya ke saluran pembuangan, gunanya untuk mengamankan tempat/bangunan
tertentu seperti areal pertanian.
14
Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan lingkungannya, seperti penggunaan
lahan pertanian secara terusmenerus untuk suatu kegiatan produksi pertanian tanpa
potensinya berkurang.
B Maksud Disusunnya Strategi Konservasi Alam
Strategi konservasi sumberdaya alam disusun dengan maksud untuk memeberikan
pedoman kepada para pengelola sumberdaya alam dalam menggunakan sumberdaya alam
tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
C Tujuan Konservasi Sumberdaya Alam
Tujuan yang hendak dicapai dengan upaya konservasi sumberdaya alam ialah
terjaminnya kebutuhan dasar materiil, spiritual dan budidaya masyarakat yang selalu
meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya dari sumberdaya alam secara lestari dan
berkesinambungan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka perlu dilakukan upaya-
upaya sebagai berikut:
Menjamin pelestarian manfaat dari sumberdaya alam bagi masyarakat dan
pembangunan yang berkesinambungan
Menjamin terpeliharanya keanekaragaman jenis dan sumber plasma nutfah
Menjamin terpeliharanya kelangsungan proses-proses ekologi yang esensial dan
sistem pendukung kehidupan
Meningkatkan peranserta masyarakat dalam upaya konservasi sumberdaya alam.
D Kegiatan-Kegiatan Pokok Konservasi Sumberdaya Alam
Kegiatan-kegiatan pokok konservasi sumberdaya alam yang antara lain meliputi:
Mengadakan inventarisasi atau identifikasi dan evaluasi potensi serta kondisi
sumberdaya alam yang terdapat di darat, udara, perairan dan laut guna menyusun
suatu informasi mengenai sumberdaya alam di Indonesia.
Mengadakan evaluasi informasi tersebut di atas dengan tujuan untuk menyusun
prospek sumberdaya alam dimasa yang akan datang dan rencana untuk konservasi
sumberdaya alam untuk jangka waktu tertentu.
Melakukan pengaturan penggunaan ruang lingkungan alam, tataguna tanah, tataguna
hutan dan tataguna sumberdaya alam
Melakukan pengamanan dan perlindungan terhadap sumberdaya alam yang telah
langka dan kritis
Melakukan rehabilitasi terhadap sumberdaya alam yang rusak dan dapat dipulihkan
Memanfaatkan sumberdaya alam secara lestari
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji
Yang menjadi latar belakang masalah yang akan dikaji dalam buku ini adalah
mengenai konservasi sumberdaya tanah dan air dan teknologi konservasi tanah dan air.
16
3.5 Analisis Critical Book
Berdasarkan ringkasan buku utama dan buku pembanding yang telah dibuat, maka
didapati beberapa kelebihan atau keunggulan buku pembanding bila dibandingkan dengan
buku utama. Namun, tidak hanya kelebihan buku pembanding, di sini saya pun mencoba
memaparkan hal apa yang menjadi kekurangan ataupun kelemahan dari buku utama bila
dibandingkan dengan buku pembanding.
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai review terhadap buku pembanding yang berjudul
Teknologi Konservasi Tanah & Air yang ditulis oleh Ir. A.G. KARTASAPOETRA, dkk,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa buku tersebut merupakan buku yang lebih baik dalam
hal penjabaran mengenai konservasi sumberdaya tanah dan air, bila dibandingkan dengan
buku pembanding yang berjudul Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air yang ditulis oleh Ir.
Ananto Kusuma Seta. Hal ini dikarenakan buku pembanding memberikan penjelasan yang
lebih mendetail mengenai konservasi sumberdaya tanah dan air serta memuat kegiatan yang
di lakukan dalam konservasi. Atau secara singkat dapat disimpulkan bahwa buku
pembanding memiliki lebih banyak keunggulan bila dibandingkan dengan buku utama.
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu untuk edisi buku berikutnya lebih memperdalam
materi tentang konservasi sumberdaya alam tanah & air. Serta bagi pembaca agar lebih dapat
memahami tujuan dari buku tersebut dan memperdalam materi yang telah ada sehingga dapat
membantu dalam proses pembelajaran dan menambah wawasan tentang konservasi
sumberdaya alam.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma Seta, Ananto.1987.Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air. Jakarta: KALAM
MULIA
19
20