Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“SUMBER DAYA TANAH DAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI”


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Tanah
(ABKA531)

Dosen Pengampu :
Dr. H. Sidharta Adyatama, M.Si
Dr. Deasy Arisanty, M. Sc

DISUSUN OLEH :
SIFANI LULU NISFINAHARI (1710115220023)
SITI MISBAH (1710115220024)
SUCI INDAH SARI (1710115220025)
YURIKA PURNAMA SARI (171011220026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kita kehadirat ALLAH SWT, karna berkat
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini semakin membuka pintu pengetahuan


dan pemahaman pembaca tentang materi.

Upaya pemenuhan makalah ini diharapkan mampu meningkatkan efektifitas


pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dan diharapkan para pembaca dapat
mengembangkan wawasan dan kemampuan dari apa yang dibahas dalam makalah
yang berjudul “Sumber Daya Tanah dan Kehidupan di Muka Bumi” ini. Tetapi,
makalah ini bukan satu-satunya sumber belajar atau referensi, untuk itu para pembaca
diharapkan lebih proaktif untuk mencari dan menggali ilmu pengetahuan mengenai
materi terkait.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya para pembaca. Kami mengharapkan saran, dan masukan serta kritikan
yang sifatnya membangun karena kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kami juga memohon maaf atas
kejanggalan-kejanggalan yang mungkin terdapat dalam makalah ini.

Banjarmasin, 04 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Tanah dan Peradaban Manusia ............................................................................ 3
2.2 Sejarah Perkembangan Tanah ............................................................................. 6
2.2.1 Keterkaitan Tanah dengan Peradaban Kuno ................................................. 9
2.3 Konsep Tanah .................................................................................................... 12
2.3.1 Tanah dan Ekosistem Bumi ........................................................................ 13
2.4 Komponen Tanah .............................................................................................. 14
2.5 Fungsi Tanah dalam Ekosistem ......................................................................... 21
BAB III ....................................................................................................................... 24
KESIMPULAN ........................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting
untukkelangsungan hidup manusia karena sumber daya tanah merupakan
masukan yangdiperlukan untuk setiap aktivitas manusia seperti untuk pertanian,
daerah industry. Penggunaan tanah pada umumnya tergantung pada kemampuan
tanah dan lokasi tanah.Oleh karena itu tanah memiliki nilai ekonomi dan nilai
pasar yang berbeda- beda.Tanah diperkotaan yang digunakan untuk kegiatan
industry dan perdagangan biasanya memiliki nilai pasar yang tertinggi karena
disitu terletak sumber penghidupan manusia
yang paling efisien dan memberikan nilai produksi yang tinggi. Pemanfaatan sum
ber daya tanahuntuk berbagai penggunaan bertujuan untuk menghasilkan barang-
barang pemuas kebutuhanmasyarakat, jumlah kebutuhan manusia terus meningkat
sebagai akibat dari jumlah pendudukyang meningkat dan ekonomi yang
berkembang.Sumber daya tanah merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dalam artidapat diperbaharui kesuburannya. Kerusakan sumber daya
tanah terutama disebabkan oleh terjadinya erosi tanah, sehingga pemanfaatannya
yang bijaksana perlu mempertimbangkanusaha-usaha konservasi untuk mencegah
terjadinya erosi tanah yang menurunkankemampuan kesuburan tanah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tanah dan peradaban manusia?
2. Apa sejarah perkembangan tanah?
3. Apa konsep tanah?
4. Apa komponen tanah?
5. Apa fungsi tanah dalam ekosistem?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui agaimana tanah dan peradaban manusia.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan tanah.
3. Untuk mengetahui konsep tanah.
4. Untuk mengetahui komponen tanah.
5. Untuk mengetahui fungsi tanah dalam ekosistem.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanah dan Peradaban Manusia


Sebelum membahas tentang tanah perlu kita ketahui bahwa berkaitan dengan
tanah ada satu ilmu yang secara khusus mengkajinya yaitu ilmu tanah (Pedologi).
Ilmu tanah (Pedologi) merupakan ilmu yang memadukan beberapa ilmu dasar
(kimia, fisika, dan matematika), biologi (bootani, zoologi, mikrobiologi, ilmu
kebumian (klimatologi, geologi, geografi), dan terapan (produksi pertanian,
kehutanan, dan rekayasa tanah).

Tidak seperti mineral, tanaman, dan hewan, tanah tidak mempunyai batas
yang jelas dan tidak dapat di definisikan dengan tegas. Tanah digambarkan
sebagai fenomena batas permukaan bumi dan termasuk dalam pedosfer, Litosfer,
Atmosfer, hidrosfer, dan biosfer yang saling berinteraksi satu sama lain.

Komponen tanah (mineral, organik air, dan udara) tersusun antara satu sam
lain dan membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon
yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses
pedogenesis. Bermacam-macam jenis tanah yang terbentuk merupakan
penggambaran suatu kondisi lingkungan yang berbeda.

Pedosfer terbentuk sebagai suatu persinambungan (continuum) sehingga


pemberian, klasisikasi, dan penelitian yang dilakukan harus terhadap unit terkecil
dari persinambung tersebut. Unit terkecil dari persinambung disebut pedon.
Pedon adalah unit terkecil yang dapat disebut sebagai tanah. Profil adalah irisan
tegak pedon yang kadang-kadang mempunyai lapisan-lapisan tanah sebagai hasil
proses pedogenesis yang disebut horizon.

3
Pedon. Sumber gambar google.com

Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang tanah, maka ilmu tanah


menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga untuk dapat mempelajari dengan baik
perlu pengelompokkan lebih lanjut ke dalam bidang-bidang yang lebih khusus.
Beberapa bidang khusus dalam ilmu tanah tersebut antara lain adalah:
 Kimia Tanah: mempelajari sifat-sifat kimia tanah seperti kesamaan tanah,
kejenuhan basa, unsur hara dalam tanah, dll.
 Kesuburan Tanah: mepelajari hubungan unsur-unsur hara dalam tanah
dengan pertumbuhan tanaman, pemupukan dan usaha-usaha lain dalam
memperbaiki sifat-sifat tanah untuk pertumbuhan tanah.
 Konservasi (Pengawetan) Tanah dan Air: mempelajari jenis dan proses-
proses erosi, akibat erosi, usaha-usaha pencegahan erosi, atau usah-usaha
pengawetan tanah dan air.
 Mikrobiologi tanah: mempelajari kehidupan mikroorganisme dalam tanah
terutama yang berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan
tanaman.
 Mineralogi Tanah: mempelajari jenis dan sifat-sifat mineral yang terdapat
dalam tanah beserta pengaruhnya.

4
 Genesis dan Klasifikasi Tanah: mempelajari proses-proses pembentukan
tanah dan faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, serta penggunaan
klasifikasi tanah dalam survey tanah.
 Gerografi Tanah: mempelajari penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis
dan dikaitkan pula dengan faktor-faktor pembentuk tanahnya.
 Survey Tanah dan Evaluasi Tanah: mempelajari sifat-sifat tanah,
mengklasifikasikan tanah, mengelompokkan tanah-tanah yang sama serta
menggambarkan penyebarannya di suatu daerah dalam suatu peta tanah,
mengevaluasi kemampuan dan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan,
membuat rekomendasi penggunaan dan pengelolaan tanah.

Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang mana tersusun atas mineral
dan bahan-bahan organik. Tanah merupakan salah satu bagian terpenting dalam
peradaban hidup manusia sekaligus sebagai sumber kehidupan makhluk di
permukaan bumi. Terutama untuk tanaman, tanah berperan sebagai penopang
akar dan penyedia unsur hara serta air untuk keberlangsungan hidup tanaman.
Dari tanaman tersebut kemudian dihasilkan oksigen yang dapat membantu
manusia untuk bernafas. Selain itu tanah juga sebagai tempat berpijak sekaligus
tempat tinggal makhluk hidup terutama yang ada di daratan. Dalam bidang
Klimatologi tanah berperan sebagai penyimpan cadangan air dibumi dari hasil
presipitasi.

Sumber gambar, https://www.edifyhub.com

5
Dalam peradaban manusia, berkembangnya teknologi mempengaruhi
pembentukan tanah, misalnya dalam hal bercocok tanam yang mana meliputi
pengolahan tanah, pengairan dan pemupukan serta penggunaan tanah untuk
pemukiman. Pada jaman sebelum adanya teknologi awalnya tanah hanya
digunakan sebagai penunjang kebutuhan mendasar seperti memproduksi makanan
(food producing) dengan berecocok tanam dan sebagai tempat tinggal. Tapi
seiring berjalannya waktu, tanah bukan hanya menjadi hal mendasar dalam
kehidupan namun menjadi identitas bagi setiap orang yang tinggal diatasnya.
Dalam fase peradaban manusia tanah bukan hanya memiliki nilai ekonomi,
namun juga mengandung nilai filosofis, politik, sosial, dan budaya. Berikut
merupakan beberapa manfaat tanah dalam kehidupan manusia, diantaranya:
1. Sebagai tempat bercocok tanam (Pertanian, perkebunan, dan ladang).
2. Sebagai tempat bermukim manusia dan tempat hidup makhluk daratan.
3. Sebagai bahan baku produksi misalnya bangunan.
4. Sebagai bahan baku pembuatan seni.
5. Sebagai keseimbangan ekologis.
6. Sebagai sumber mata air sumur
7. Sebagai pembuatan tanggul
8. Untuk membuat pulau buatan.
9. Sebagai penghasil mineral dan bahan tambang.
10. Sebagai habitat mikroorganisme dan hewan tanah

2.2 Sejarah Perkembangan Tanah


Pendekatan ilmu tanah empiris relatif sudah lama dikenal sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia atau sejak manusia mengenal budi daya
pertanian. Budi daya pertanian dilakukan untuk tanaman pangan, padang rumput,
pekaranagn, dan perhutanan. Hal ini dapat dilihat dari situs-situs arkeologi atau
peninggalan-peninggalan sejarah lainnya.

6
Ilmu tanah sebagai cabang keilmuan formal dimulai pada pertengahan abad
XIX. Beberapa pioner dalam meneliti tanah yang cukup terkenal adalah F.A
Faliou, dan penemu lmu tanah ,modern yang terkenal adalah V.V Dokuchaev.
Dalam perkembangannya ilmu tanah juga berhubungan dengan disiplin ilmu
yang lain, misalnya pertanian, teknik, biologi, dan lain-lain. Sejarah Ilmu tanah
masih belum diketahui secara jelas, pada masa lalu, ahli sejarah Xenophon (234 –
149 SM) dianggap merupakan orang yang pertama kali melaporkan hasil
catatannya tentang pengaruh pembenaman sisa-sisa tanaman kacang-kacang
kedalam tanah. Beliau melaporkan bahwa jika sisa tanaman kacang dibenamkan
ke dalam tanah, maka akan menyuburkan tanah.
Namun penelitian secara lebih detil, terukur dan terdokumentasi tentang ilmu
tanah dimulai sekitar awal abad ke-19. Nama-nama seperti Justus von Liebig,
Vasily V. Dokuchaev, Curtis F. Marbut, Hans Jenny dianggap sebagai kontributor
terbesar dalam bidang ilmu ini.

1. Justus von Liebig (1803-1873)


Justus Von Liebig, seorang ahli kimia berwarga Negara Jerman
menyatakan bahwa dengan menganalisa bagian-bagian tanaman, ia dapat
memformulasikan unsur-unsur hara di dalam pupuk yang dapat ditambahkan
ke dalam tanah pada periode tanam berikutnya. Dengan kata lain, besarnya
konsentrasi hara pupuk yang diaplikasikan pada periode tanam berikutnya =
jumlah hara yang dikonsumsi oleh tanaman pada periode tanam saat ini.

Justus von Liebig juga yang telah memformulasikan teori Low of The
Minimum, yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman itu dibatasi oleh
unsur hara essensial yang berada pada tingkat konsentrasi terendah.

Pada tahun 1840 von Liebig menerbitkan thesisnya yang berjudul


Chemistry in its application to Agriculture and Physicology, beliau
menyatakan bahwa unsur karbon untuk tanaman berasal dari karbondioksida
atmosfir, Hidrogen dan oksigen berasal dari udara dan air.

7
Namun penelitiannya tentang tanah masih terkfokus untuk mengkaji
lapisan tanah olah, dibanding tanah dibawah lapisan olah.

2. V.V. Dokuchaev (1846 – 1903)


Berbeda dengan Liebig, Dokuchaev lebih mengembangkan metode-
metode studi tanah di lapangan dalam hubungannya dengan iklim, fisiografi,
dan lingkungan biotis. Hasil-hasil penelitian Dokuchaev dianggap sebagai
dasar morfologi tanah modern, serta klasifikasi tanah dan survei tanah,
sehingga beliau dikenal sebagai bapak pedologi.
Beliau menjelaskan bahwa variasi jenis tanah tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor geologi (bahan induk), tetapi juga dipengaruhi oleh iklim,
topograsi serta waktu. Teori inilah yang digunakan sebagai dasar dalam
menyusun klasifikasi tanah untuk pertama kalinya.

3. Curtis F. Marbut (1863–1935)


C.F. Marbut adalah seorang ahli geologi Amerika Serikat yang bekerja
sebagai peneliti di Biro Tanah Departemen Pertanian Amerika Serikat.
Sebagai seorang geolog, dia berpendapat bahwa tanah di permukaan
dipengaruhi oleh kondisi geologi di bawahnya. Pada tahun 1935, beliau
menyusun skema klasifikasi tanah, dan dan dimodifikasi menjadi sebuah
sistem klasifikasi tanah yang dipublikasikan pada Soil taxonomy USDA 1938.
Dalam sistem ini, tingkat klasifikasi tertinggi tanah terbagi atas Pedocals dan
Pedalfers, Pedocals digunakan dalam iklim kering dan mengacu tanah-tanah
yang kaya karbonat, sedangkan Pedalfers mengacu pada tanah-tanah yang
kaya aluminium (alumen) dan besi (Ferrous), pada perkembangan berikutnya,
kata Alfers pada Pedalfers, menjadi akar kata untuk tanah Alfisols.

8
2.2.1 Keterkaitan Tanah dengan Peradaban Kuno

a. Edapologi

Catatan sejarah kuno yang berkaitan dengan kesuburan tanah


dimulai juga di wilayah Mediterania Xenuphon (430-355 SM) seorang
ahli sejarah Yunani menulis manfaat gulma sama baiknya dengan pupuk
kandang kalau dicampurkan ke dalam tanah, Cato (234-149 SM)
melanjutkan konsep tersebut dengan menulis buku praktis tentang
pembajakan tanah, rotasi tanaman, pemanfaatan legume untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan penggunaan pupuk kandang dalam
system pertanian peternakan.

Baru pada abad ke-17, era baru penelitian dimulai setelah van
Helmont (1577-1644) dari Inggris memulai percobaan dengan
menggunakan pohon willow. Oleh karena pohon willow hanya deberi air
hujan, maka setelah percobaan, Helmont menyimpulkan bahwa air
merupakan bahan dasar vegetasi (C, H, dan O). Berdasarkan
perkembangan ilmu tanah modern ternyata simpulan Helmont itu keliru,
sebab kehilangan berat tanah setelah percobaan sebenarnya adalah
kehilangan mineral akibat Ca, K dan P yang diserap tanaman, sedangkan
C, H dan O bukan dari air saja, tetapi berasal dari CO2 dan air melalui
proses fotosintesis (Brady dan Weil, 2008). Setelah itu, Justus Freiherr
von Liebig (1803-1873), seorangh ahli kimia Jerman berperan besar
dalam mengembangkan ilmu pertanian dan kimia biologi.

9
The law of the Minimum. Bahwa pertumbuhan tanaman dibatasi oleh
hara yang jumlahnya relative paling sedikit

Teori Liebig yang terkenal adalah Teori Hukum Minimum (The Law
of the Minimum). Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman
dibatasi oleh hara yang jumlahnyarelatif paling sedikit jika ada hara
yang paling menghambat pertumbuhan. Menurut Liebig, hara penting
bagi tanaman adalah K, Mg, Ca, P, S, C, O, N, Si, dan H. Dalam ilmu
tanah modern, Si tidak termasuk hara esensial (tapi hara benefisial), da
nada 8 hara penting lainnya. Percobaan pertanian modern jangka
panjang pertama dibangun pada tahun 1843 di Rothmansted, Inggris
oleh J.B. Lewis dan J.H. Gilbert.

Adapun di Amerika Serikat, untuk menyelanggarakan riset pertanian


yang tangguh harus diimbangi dengan pendidikan pertanian yang kuat.
Oleh karena itu, kurikulum pertanian pertama di Amerika serikat yang
ditawarkan pada tahun 1862 dilengkapi dengan kebun percobaan. Pada
tahun 1887 kebun percobaan (research station) dibangun di setiap
Negara bagian (Donahue dkk, 1984, Gardiner dan Miller, 2008).

b. Pedologi
Konsep pedologi berkembang setelah konsep edopologi di atas. Pada
awalnya, oleh pedologis tanah dipandang sebagai produk pelapukan

10
batuan di bawahnya. Melalui tahun 1887, Sekolah Tinggi Ilmu Tanah di
Rusia yang dipimpin oleh Vasily Vasilievich Dokuchaev (1846-1903)
mengembangkan konsep baru tentang proses pembentukan tanah.

Menurut Dokuchaev, tanah dipandang sebagai tubuh alam (natural


body) yang independen. Setiap tanah adalah unik, dibentuk dari
kombinasi iklim, organisme hidup, bahan induk, relief, dan waktu.

Eugene Woldemar Hilgard (1833-1916) seorang bangsa Amerika


turunan Jerman melakukan penelitian pedogenesis pada tahun 1886-
1900. Walaupun tidak ada komunikasi sebelumnya, tetapi pemikiran
tentang factor-faktor pembentukan tanah oleh Higard ternyata mirip
dengan pemikiran Dokuchaev.

Menurut Hilgard proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh iklim


dan vegetasi, dari kerja ilmiah kedua ilmuwan tersebut kemudian Curtis
Fletcher Marbut (1863-1935) mengembangkan system klasifikasi tanah
pada tahun 1920. Konstribusi Marbut yang penting lainnya adalah peta
Great Soil Group Amerika Serikat. Tahun 1941, Hans Jenny (1899-
1932) menerbitkan buku klasik tentang proses “pembentukan tanah”
yang konsepnya sebagian besar dari pemikiran Dokuchaev (Colenmn
dkk., 2004; Gardiner dan Miller, 2008; Wikipedia, 2013).

Menurut Tan (2008), perkembangan ilmu tanah di Indonesia masih


relative muda disbanding Negara lain. Sebelum Perang Dunia II,
perkembangan ilmu tanah Indonesia banyak dipengaruhi oleh Belanda,
sedangkan setelah Perang Dunia II justru banyak dipengaruhi oleh
system Amerika Serikat, karena adanya proyek kerja sama pendidikan
tinggi Indonesia dengan University of Kentucky, dan Mid-western
Universities Consorsium, yang disponsori oleh US Agency for
International Development (USAID).

11
Riset tentang pedologi, survey tanah, keuburan tanah, hara tanaman,
penggunaan lahan, dan konservasi tanah telah dilakukan secara
komprehensif oleh Dr. E.C.J. Mohr yang pada saat itu beliau menjabat
sebagai ketua Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Hindia Belanda di
Bogor. Sementara program kerjasama pendidikan tinggi US telah
membantu mengembangkan pendidikan tinggi dan riset pertanian yang
mendorong pengembangan ilmu tanah modern di Indonesia. Pengaruh
ilmuwan Belanda dan Amerika Serikat tersebut telah mewarnai
perkembangan ilmu tanah di tanah air, seperti terlihat dalam system
klasifikasi tanahnya.

2.3 Konsep Tanah


Tanah beserta bahan organik lain yang berasal dari hewan dan jasad renik
akan diuraikan oleh mikro organisme menjadi bahan organik yang kompleks.
Bila lapisan tanah mencapai ketebalan tertentu dan berwarna gelap karena
akumulasi bahan organic, maka suatu horizon A akan terbentuk. Horizon tanah
merupakan suatu lapisan tanah yang hampir sejajar dengan permukaan bumi dan
merupakan hasil evolusi dan terdapat sifat-sifat diantara horizon-horizon yang
berbatasan. Tanah dihutan mengalami penambahan bahan organik sebagian besar
dari daun dan batang. Penambahan daun-daun dan batang pada permukaan atas
tanah memungkinkan perkembangan horizon A yang menutupi horizon R (batuan
induk).

Ruang pori dalam sedimen tanah memungkinkan system perakaran tanaman


menembus lebih dalam dan memudahkan perpindahan komponen yang terlarut
dalam air yang terperkolasi. Partikel tersuspensi tersebut akan mengendap
sedalam 15—50 cm. proses pengendapan (deposit) bahan-bahan dalam satu
horizon yang bergerak dari bebrapa horizon lainnya disebut illuviasi. Iluviasi
dalam hal ini akan menghasilkan suatu daerah di bawah horizon A, dimana
partikel-pertikel koloid diakumulasikan. Daerah ini disebut horizon B. partikel

12
yang paling sering diakumulasikan di horizon B adalah liat, bahan organik, dan
oksida-oksida besi dan alumunium (sesquioksida).

Translokasi koloid dari horizon A berakibat pada konsentrasi pasir dan


partikel-partikel kuarsa dengan ukuran seperti debu. Pada tanah dengan horizon
A yang tipis suatu lapisan tanah berwarna terang dengan bahan organic rendah
dapat berkembang di bawah horizon A dan diatas horizon B. horizon ini
berwarna keabu-abuan dan disebut horizon E yang artinya eluvial (kegagalan).

Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh proses-


proses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya.
Horizon C biasanya terdiri dari sediment atau batuan yang dipengaruhi langsung
oleh cuaca dari batuan induk di bawahnya. Sebagian besar horizon-horizon pada
tanah teratas yang dipengaruhi cuaca di atas horizon C disebut solum.

Diatas horizon A boleh jadi terdapat horizon O. horizon O didominasi oleh


bahan organic. Sejumlah horizon O seperti mug dan gambut berkembang dimana
lingkungan jenuh air dalam waktu yang cukup lama. Bahan organic yang
dihasilkan kebanyakan tidak berhasil untuk diuraikan karena kekurangan oksigen
untuk perombakannya. Di daerah hutan yang dingin dan basah, horizon O
berkembang di atas horizon tanah mineral yang kondisinya seperti keasaman dan
suhu yang rendah menghambat sekali pemecahan bahan organic.

Pada suatu saat, sebuah horizon tanah didominasi oleh sifat salah satu horizon
utama, tetpai mempunyai sifat horizon lainnya. Dua huruf besar digunakan
misalnya AB, huruf pertama A menunjukkan sifat-sifat horizon A lebih besar
daripada horizon B.

2.3.1 Tanah dan Ekosistem Bumi


Tanah yang merupakan bagian dari ekosistem terrestrial di planet
disebut pedosfer. Tanah bias sebagai ekosistem sendiri dan/atau bagian
dari ekosistem yang lebih besar. Sebagai bagian dari ekosistem lahan
misalnya, tanah bias sebagai media tumbuh agroekosistem di pedesaan

13
atau media infrastruktur di perkotaan. Tanah bias juga sebagai bagian
dari ekosistem hutan alami atau ekosistem buatan. Artinya dalam
konteks ekologi, tanah merupakan contoh tubuh alam tiga dimensi yang
kompleks.

Sebagai bagian dari ekosistem bumi (pedosfer), tanah mempunyai


peran penting dalam mengintegrasikan litosfer (mineral batuan, liat,
sedimen), atmosfer (CO2, O2 dan N), hidrosfer (air, bahan terlarut), dan
biosfer (tanaman, hewan, mikroba dan produk-produknya). Interaksi
berbagai eksistem terrestrial tersebut merupakan ekosistem yang paling
kompleks dan produktif (Brady dan Weil 2008).

2.4 Komponen Tanah


Tanah merupakan salah satu hasil dari pelapukan batuan. Jenis dan sifat tanah
yang ada di permukaan bumi ini beragam, semua hal tersebut bergantung pada
batuan yang mengalami pelapukan.

Sebagai bagian dari ekosistem (pedosfer), tanah berinteraksi dengan atmosfer,


hidrosfer, litosfer, dan biosfer. Itulah sebabnya tanah mengandung udara, air,
mineral, dan bahan-bahan organic.

Proporsi relative keempat komponn tersebut sangat mempengaruhi sifat-sifat


dan produksinya dengan pola yang rumit dengan proporsi volumetric tertentu.
Walaupun sepertinya tanah itu seluruhnya bahan padat, tetapi sbenarnya separuh
volume tanah adalah padatan (mineral, dan bahan organic) dan separuhnya lagi
ruang ori yang berisi air dan udara.

14
Peran pedosfer dalam mengintegrasi litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer

Pada padatan tanah, proporsi volumetric ideal komponen mineral sekitar 45%
dan komponen organic 5%. Walaupun volume komponen organic dalam tanah
sekitar 5% akan tetai pengaruhnya sangat besar terhadap sifat-sifat tanah. Jika
proporsi komponen kompaksi tanah terjadi sehingga akan mengganggu
pertumbuhan akar. Ruang pori tanah juga akan sama pentingnya dnegan fase
padatan tanah. Dalam ruang tanah yang proporsi volumeneriknya sekitar 25%
udara dan 25% air, air dan udara dapat bersikulasi, akar tanaman bisa tumbuh dan
jasad renik tanah dapat hidu dengan baik. jika proporsi airnya terlalu banyak,
tanah mnjadi renggang dan sebaliknya jika airnya kurang, tanah menjadi
kekeringan.
Disbanding lapisan atas, lapisan bawah tanah (subsoil) cenderung
mengandunglebih sedikit bahan organic dan total ruang porinya, dan lebih banyak
pori mikronya sehingga lebih banyak diisi oleh air daripada udara.

15
Komposisi tanah mineral ideal berdasarkan volume.

Komponen tanah juga nantinya akan mempengaruhi tingkat kesuburan dari


tanaman yang ditanam:

1. Mineral
Komponen pertama dan utama dalam tanah adalah mineral. Adapun
presentasi mineral dalam tanah adalah 45%, lebih banyak daripada komponen
yang lain. Mineral yang merupakan komponen utama memiliki hubungan
dengan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanah kekurangan kandungan
mineral, maka tumbuhan yang ditanam tersebut akan kekurangan komponen
untuk proses pertumbuhannya.

Sumber Encyclopedia Britannica

16
Pada proses pembentukan mineral ini memerlukan waktu yang lama.
Adapun jenis batuan yang mengalami pelapukan pada proses
terbentuknya tanah akan mempengaruhi jenis tanah yang akan dihasilkan
nantinya. Pada umumnya terdapat 3 jenis batuan yang nantinya ketika
mengalami pelapukan akan mempengaruhi jenis tanah, yaitu batuan beku,
batuan sedimen dan batuan malihan.

2. Air
Komponen yang selanjutnya adalah air dengan presentase 25%.
Berdasarkan pengamatan, air merupakan komponen tanah yang sifatnya dapat
berubah-ubah atau dinamis. Ruang bagian tanah yang ditempati oleh air
adalah bagian pori-pori tanah.

Sumber: bigbenas.lt

Komposisi air dan udara dalam tanah adalah berbanding terbalik, dimana
kandungan udara dalam tanah bergantung pada tinggi rendahnya kandungan
air dalam tanah, semakin tinggi kandungan air dalam tanah, maka semakin
rendah pula kandungan udara dalam tanah, begitu sebaliknya. Air juga
merupakan komponen tanah yang penting, karena air bermanfaat untuk
membantu tumbuhan dalam proses fotosintesis nantinya. Adanya air dalam
tanah ini disebabkan karena kemampuan penyerapan tanah yang

17
menggunakan mekanisme adhesi dan kohesi. Keberadaan komposisi air dalam
tanah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
 Kapasitas Lapang – Adalah suatu keadaan dimana kelembapan dalam
tanah dalam kondisi yang cukup, hal ini dibuktikan dengan jumlah air
yang dapat ditampung dalam tanah yang dipengaruhi oleh gaya tarik dari
gravitasi bumi. Sehingga hal ini tentunya membuat komposisi air dalam
tanah akan mempengaruhi kelembapan tanah.
 Titik Layu Permanen – Adalah suatu keadaan dimana akar tanaman sudah
tidak dapat lagi menyerap air di dalam tanah. Hal ini biasanya
menyebebkan tanaman tersebut menjadi layu hingga kemudian mati.
 Ketersediaan Air – Adalah suatu keadaan yang didasarkan pada selisih
kadar air dalam tanah yang memiliki hubungan dengan titik layu
permanen. Semakin sedikit komposisi air dalam tanah maka tumbuhan
akan cepat layu.
3. Udara
Komponen yang selanjutnya adalah udara dengan presentase 25% yang
memiliki presentasi sama dengan air. Adanya komponen udara dalam tanah
inilah yang memungkinkan adanya kehidupa di dalam tanah, khususnya pada
hewan-hewan tanah seperti cacing, semut dan lain sebagainya. Sifat udara
dalam tanah ini sama halnya dengan sifat yang dimiliki oleh air, yaitu dapat
berubah-ubah sehingga udara dapat keluar dari tanah akibat tekanan dari air
yang meningkat. Hal ini karena komposisi udara dalam tanah tergantung dari
tinggi rendahnya komposisi air dalam tanah seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.

18
Sumber: anugerah dino

4. Bahan Organik
Komponen tanah yang paling terakhir dan paling rendah presentasenya
adalah bahan organik dengan presentase komposisinya hanya 5%. Bahan
organik ini terbentuk dari proses dekomposisi bahan organik yang bersumber
pada tumbuhan dan hewan yang telah mati.

Sumber: Kompasiana.com

Dekomposer nantinya akan menguraikan bahan organik tersebut menjadi


senyawa organik yang bermanfaat untuk tanah. Meski presentasinya hanya
sedikit akan tetapi senyawa organik tersebut memiliki pengaruh yang besar
terhadap sifat-sifat tanah, terutama pada sifat kimia dan sifat fisik tanah.

19
Adapun sumber bahan organik yang nantinya akan diproses menjadi
senyawa organik tanah dibedakan menjadi 3 berdasarkan sumbernya, yaitu:

 Sumber Primer – Sumber primer adalah sumber yang mudah didapatkan


yaitu berasal dari tumbuhan layu yang telah mati. Adapun bagian tanaman
yang dapat diuraikan adalah mulai dari daun, batang, akar, jaringan
tumbuhan serta baguan lain dari tumbuhan yang lainnya. Dapat dikatakan
bahwa semua struktur pada tumbuhan ini dapat diproses untuk dijadikan
senyawa organik.

Sumber: SHARFINAH: BAHAN ORGANIK

 Sumber Sekunder – Sumber sekunder adalah sumber kedua setelah


tanaman yaitu berasal dari hewan. Adapun hewan yang diuraikan adalah
bagian-bagian tubuhnya beserta kotorannya yang dapat diolah menjadi
pupuk.

20
Sumber: dodirullyandapgsd.blogspot.com
 Sumber Tersier – Sumber tersier adalah sumber terakhir yang berasal
dari pupuk. Adapun pupuk-pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos
dan pupuk hijau.

Pupuk kompos

2.5 Fungsi Tanah dalam Ekosistem


Tanah menjadi habitat atau tempat tinggal bagi makhluk hidup yang hidup di
darat. Tanah juga menyediakan berbagai zat hara yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan tumbuhan dan itu akan sangat mempengaruhi komponen biotic
lainnya. Tanah bersifat sangat penting bagi kehidupan, sehingga perlindungan
kualitas dan kesehatan tanah sebagaimana perlindungan terhadap kualitas udara
dan air harus sangat dijaga. Namun banyak faktor yang dapat menurunkan

21
kualitas dan kesehatan tanah tersebut, misalnya kadar hara yang terkandung
dalam tanah, vegetasi, iklim, sifat fisik dan kimia tanah.

Kesehatan tanah itu sendiri dapat didefinisikan secara umum sebagai


kemampuan berkelanjutan dari suatu tanah untuk berfungsi sebagai suatu sistem
kehidupan yang penting didalam batas – batas ekosistem dan tata guna lahannya,
untuk menyokong produktivitas hayati, meningkatkan kualitas udara dan
lingkungan perairan, serta memelihara kesehatan tanaman, hewan dan manusia
dan lingkungan. Tanah sebagai habitat biota tanah sebagai medium alam untuk
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisiologinya. Tanah menyediakan nutrisi,
air dan sumber karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitasnya.
Didalam hal ini, lingkungan tanah seperti faktor abiotik (yang meliputi sifat fisik
dan kimia tanah) dan faktor biotik (adanya biota tanah dengan tanaman tingkat
tinggi) ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan aktivitas biota
tanah tersebut.

Berikut beberapa peran penting tanah dalam ekosistem:


1. Habitat bagi makhluk hidup di darat.
2. Tempat hidup organisme tanah, misalnya cacing tanah.
3. Tempat berdiri, menyerap zat hara dan air bagi tumbuhan.
4. Tempat penguraian zat organic menjadi zat hara.
5. Media untuk penanaman.
6. Habitat bagi makhluk hidup di darat.
7. Tempat hidup organisme tanah, misalnya cacing tanah.
8. Tempat berdiri, menyerap zat hara dan air bagi tumbuhan.
9. Tempat penguraian zat organic menjadi zat hara.
10. Media untuk penanaman.
11. Pengendali pasokan air.
12. Pengendali komposisi atmosfer
13. Medium untuk tujuan keteknikan

22
Untuk pembangunan kawasan industry, perkotaan, dan prasarana
perkembangan wilayah, tanah digunakan sebagai ruang. Istilah ruang memuat
pengertian luasan berupa hamparan (timbulan dan bentang tanah), dan lokalitas.
Istilah lokalitas mengimplikasikan keadan setempat yang menyediakan
kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan usaha tertentu. Ada yang
berendapat bahwa ruang termasuk sumber daya. Lahan adalah suatu daerah
permukaan daratan bumi yang cirri-cirinya mencakup semua tanda pengenal tetap
atau mendaur biosfer, khususnya populasi tumbuhan dan hewan, atmosfer,
pedosfer, geologi, topografi, dan hasil-hasil kegiatan manusia dari msa lampau
dan masa kini, sepanjang tanda-tanda pengenal tersebut berpengaruh murad atas
penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa mendatang.
Tanah dapat dimanfaatkan untuk sanitasi dana menanggulangi pencemaran
lingkungan. Tanah untuk sanitasi sudah dikenal lama. Tanah berkemampuan
menyaring cairan yang meresap, menjadikannya jernih dan bersih, bebas dari
bahan-bahan tersuspensi, sebelum masuk ke air bumi atau air sungai

23
BAB III

KESIMPULAN

Tanah dapat diartikan sebagai bagian dari lahan yang tersusun dari bahan-bahan
anorganik dan organik serta terletak di permukaan bumi paling atas pada lapisan kulit
bumi. Manfaat tanah bagi kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah :

1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.


2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara).
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon,
vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang
dapat meningkatkan kesediaan hara)
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat
langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder
tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama
& penyakit tanaman.

 Adapun unsur-unsur tanah yaitu : Udara, Mineral,Bahan,organik,Air.


 Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah : Waktu Topograi, Bahan
induk, Organisme, Iklim.
 Profil tanah : Horizon O: lapisan bahan organik, Horizon A: tanah mengalami
pencucian, Horizon B: tanah mengalami penimbunan, Horizon C: Lapisan
Bahan Induk Tanah, Horizon R: lapisan batuan induk.
 Jenis tanah yaitu tanah alluvial, tanah andosol, tanah regosol, tanah kapur,
tanah litosol, tanah argosol, tanah grumosol, tanah latosol penyebab
pencernaan tanah adalah sampah plastik dan bahan anorganik lainnya, sisa
diterjen, sisa pestisida, pengiikisan lapisan humus, deposit senyawa asam.

24
Menurut bahan pencemaranyan pencemaran di bagi 5 yaitu pencemaran fisik,
pencemaran kimia, pencemaran biologi, pencemaran radioaktif, dan pencemaran
suara.
Dampak pencemaran tanah yaitu kurangnya kesuburan tanah, matinya organism
dalam tanah karena pembuangan deterjen, ruaknya unsure hara dalam tanah
Limbah deterjen sebaiknya jangan dibuang ke tanah, tetapi ditampung ke dalam
bak penampungan untuk selanjutnya dilakukan pengendapan, penyaringan,
dan penjernihan.
Untuk menghindari pengikisan lapisan humus oleh air hujan dapat dilakukan
dengan menjaga kelestarian tanaman, karena tanaman dapat menyerap air,
seresah dedaunan yang dihasilkan dapat menyerap dan menahan air, serta
perakarannya dapat menahan dan mengikat tanah agar tidak mudah tererosi.

25
DAFTAR PUSTAKA

notohadiprawiro, tejoyuwono. 2000. TANAH DAN LINGKUNGAN: PUSAT


STUDI SUMBER DAYA LAHAN UGM.
Utomo, muhajir. 2016. ILMU TANAH dasar-dasar dan pengelolaan:
FRENADAMEDIA GROUP. Jakarta.
prof. Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc. 2015. Ilmu Tanah. Akademika
Presindo, Jakarta.

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/komponen-tanah

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49907/Chapter%20I.pdf;jsessi
onid=EA27D1D0F1C08151E41ADFBB9DCB3661?sequence=4, diakses pada 04
September 2018

https://dhemajad92.wordpress.com/geografi/geografi-tanah/, diakses pada 04


September 2018

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah, diakses pada 04 September 2018

https://manfaat.co.id/manfaat-tanah, diakses pada 05 September 2018

http://makalahekotan.blogspot.com/

https://www.scribd.com/doc/184615949/Makalah-Sumber-Daya-Tanah

26

Anda mungkin juga menyukai