Dosen Pengampu :
Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh :
Novan Phasa Hasan
1953034007
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................v
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan praktikum ini adalah untuk mengetahui
sifat fisik tanah, yakni tekstur, warna, tingkat ke asaman jenis tanah dan lain-
lain yang berada di sekitar tempat tinggal, dan mahasiswa diharapkan dapat
memahami cara kerja alat-alat Laboratorium Geografi Tanah.
6
malang yang asal sebenarnya adalah dari pegunungan aktif sekitar Kota
Malang dimana kegunaan pasir ini banyak digunakan untuk pasir aquarium,
tanah kedua yaitu tanah kebun yang saya ambil di samping rumah saya, dan
yang ketiga yaitu tanah atau pasir bangunan yang sebenarnya asalnya dari
endapan alluvial yang sering banyak terdapat di sekitar sungai.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
8
menghasilkan lapisan yang berkedudukan kurang lebihnya sejajar dengan
permukaan tanah biasa disebut Horisonisasi.
9
BAB III
RINCIAN PELAKSANAAN KERJA
10
Gambar 2. Tanah Kebun (Sampel Kedua)
11
Gambar 4. Tiga Sampel Tanah
12
3.3 Metode
Metode yang kita gunakan adalah menentukan masing-masing sampel
untuk dterjemahkan kedalam sifat-sifat tanahnya, yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
A. Warna
Dilihat secara fisik, tanah memiliki warna. Warna pada tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat di dalam tanah tersebut.
Perbedaan warna pada tanah biasanya disebabkan karena kandungan
bahan organiknya. Pada umumnya, warna pada tanah antara coklat,
kuning, merah dan hitam. Bahkan ada tanah yang berwarna keputih-
putihan hingga abu-abu, bergantung pada jenis tanahnya.
B. Tekstur
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tanah terdiri
dari butir-butir pada tanah. Ukuran butir-butir pada tanah ini bermacam-
macam. Tanah dengan ukuran yang paling kecil dikenal dengan sebutan
liat, lebih besar dari liat disebut sebagai debu dan lebih besar lagi dari
debu disebut pasir. Tekstur tanah menunjukkan halus kasarnya tanah
yang terdiri atas susunan relatif dari ukuran butir tanah yang terdiri dari
pasir, liat dan debu. Berdasarkan perbandingannya, tanah dapat
dikelompokkan ke dalam tiga golongan dasar macam kelas tekstur.
Secara umum dikenal tiga golongan dasar dalam tanah yakni pasir,
lempung dan liat. Berikut ini penjelasan mengenai ketiga kelas tekstur
tanah.
1. Pasir; meliputi tanah yang mengandung sama atau lebih 70% pisahan
pasir atas dasar bobot. Sifatnya lepas dan tidak lekat. Dikenal dua
kelas yaitu pasir dan pasir berlempung.
2. Liat; mengandung paling sedikit 35% hingga 40% atau lebih pisahan
liat yang dapat dibedakan atas liat berpasir (pasir lebih banyak
daripada liat), liat berdebu ( debu lebih banyak daripada liat), atau
liat saja.
13
3. Lempung; idealnya terdiri dari pasir, debu dan liat yang
memperlihatkan sifat-sifat ringan dan berat dalam perbandingan
yang sama.
C. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan struktur itu terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat
satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik. Gumpalan-gumpalan
kecil ini mempunyai bentuk, ukuan dan ketahanan yang berbeda-beda.
Menurut bentuknya, struktur tanah dapat dibedakan menjadi:
1. Bentuk lempeng. 5. Gumpal membulat.
2. Bentuk prisma. 6. Granular.
3. Bentuk tiang. 7. Bulat.
4. Bentuk gumpal bersudut. 8. Remah.
D. Konsistensi
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir
tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini,
ditunjukkan oleh daya tanah terhada gaya yang akan mengubah bentuk,
contohnya pengolahan tanah. Tanah dengan konsistensi yang baik mudah
diolah dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah. Penyifatan konsistensi
tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut, yaitu lembab, basah
atau kering.
E. Permeabilitas
Suatu ukuran dari jumlah air atau nutrisi baik yang dapat diserap
maupun yang hilang dapat menunjukan kemampuan tanah dalam mengikat
dan menyerap air/nutrisi. Banyak faktor dari dalam tanah, di antaranya
disebabkan oleh adanya penguapan. Besarnya kehilangan air/nutrisi ini
bergantung pada keadaan stuktur tanah dan kandungan organiknya.
F. Keasaman/pH Tanah
Sifat alkalinitas atau keemasan tanah dinyatakan dalam nilai pH,
yaitu banyak konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam tanah.Nilai pH berkisar
0-14, menunjukan reaksi tanah mulai dari asam, netral, hingga basa. Pengaruh
pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman berbeda-beda menurut tingkat
14
sesuaian dari jenis tanamannya itu sensiri. pH sangat berpengaruh terhadap
ketersediaan unsur hara didalam tanah. Umumnya pada pH yang rendah
kandungan unsur haranya pun rendah, sehingga pertumbuhan tanaman akan
buruk.
G. Kelembaban
Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh
pori – pori tanah yang berada di atas water table (Jamulya dan Suratman,
1993). Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan
jumlah air yang tersimpan di antara pori – pori tanah. kelembaban tanah
sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah,
transpirasi dan perkolasi (Suyono dan Sudarmadil, 1997). Kelembaban tanah
memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi
seperti potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah
dan kemiringan lereng, manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas
air. Kelembaban tanah merupakan salah satu variabel kunci pada perubahan
dari air dan energi panas di antara permukaan dan atmosfer melalui evaporasi
dan transpirasi (Arnold, 1999).
H. Porositas
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.
Porositas tanaherat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density).
Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas
tanah semakin kecil.Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka
tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Porositas merupakan gabungan
dari pori-pori tanah, baik poritanah yang ditempati udara atau yang ditempati
air. Porositas tanah sangat menentukan penggunaan tanah tersebut. Tanah
yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena
perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam mencari bahan
organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga
tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi,
juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan
berikutnya.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
dari aktivitas gunung berapi dan sampel ketiga yaitu coklat muda dimana
asalnya adalah dari edapan alluvial atau banyak terdapat dipinggir sungai.
B. Tekstur
Pada sampel tanah pertama teksturnya berpasir, sampel kedua yaitu
lempung pasir dan sampel ketiga yaitu bertekstur pasir. Tekstur sampel
tanah pertama berpasir hal ini dapat kita katakan bahwa butir-butir sampel
tanah pertama besar-besar ketimbang sempel kedua yang memiliki
teksetur lempung pasir.
C. Struktur
Pada sempel tanah pertama strukturnya granuler, sampel tanah
kedua lempeng, dan sampel ketiga yaitu granuler. Granuler biasanya
terdapat di tanah yang bertekstur pasir seperti sempel pertama dan ketiga.
Sedangkan sampel kedua adalah lempeng yang berarti masa organiknya
lebih tinggi maka dari itu daya rekat dari tanah tersebut terbilang lebih
sempurna ketimbang sampel pertama dan ketiga yang cenderung
berstruktur pasir.
D. Konsistensi
Pada sampel pertama, kedua, dan ketiga sama-sama memiliki
konsistensi yang sama yaitu lembab. Hal ini dapat dikarenakan pada saat
pengambilan sampel dibulan musim penghujan bahkan pasir pun yang
sebenarnya adalah kering, namun karena musim penghujan jadi pasir
tersebut menjadi lembab begitu juga sampel kedua yaitu tanah kebun.
E. Permeabilitas
Pada sampel pertama, kedua, dan ketiga memiliki permeabilitas
yang sama yaitu cenderung lebih tinggi karena saya telah melakukan
pengujian dengan meneteskan air ke dalam suatu wadah masing-masing
yang telah diisi sampel tanah. Tak lama setelah diteteskan air, sampel-
sampel tanah tersebut mengeluarkan reaksi seperti meloloskan air dengan
cepat. Artinya permeabilitas dari masing-masing sampel tanah tersebut
sangatlah tinggi.
F. Keasaman/pH
17
Setelah saya melakukan pengujian di laboratorium Pendidikan
Geografi, dengan alat pendeteksi keasaman/pH yaitu Soil pH meter. Dari
ketiga sampel tersebut hamper memiliki kesamaan terhadap keasaman
yaitu sama-sama bersifat asam, namun untuk pHnya sedikit berbeda. Pada
sampel pertama yaitu menunjukan (4,6), sampel kedua (6,1), dan sampel
ketiga yaitu (5,2).
G. Kelembaban
Pada sampel pertama, kedua, dan ketiga memiliki kesamaan yakni
sama-sama basah. Hal ini dapat dijelaksan akibat pada saat waktu
pengambilan sampel tanah yaitu pada musim penghujan, musim
penghujan cenderung membuat kelembaban pada tanah sangat tinggi
akibatnya ketiga sampel tersebut memiliki kesamaan yakni sama-sama
basah.
H. Porositas
Perlu diingat kembali bahwa sampel yang saya pakai adalah pasir
dan tanah kebun yang pasti memiliki daya poros yang sangat tinggi
terlebih lagi kalau pada saat musim penghujan pori-pori tanah akan sangat
cepat untuk meloloskan air ke lapisan selanjutnya, hal ini berkaitan dengan
pengambilan sampel tanah tersebut. Dan saya mengambil sampel tanah
tersebut pada lapisan Horizon O dimana pada horizn ini terbilang Horizon
atau lapisan teratas dari Horizon-Horizon lainnya dan lagi di Horizon O
terdapat banyak materi organik yang menumpuk seperti dedaunan, bangkai
hewan, ataupun tumbuhan.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktikum ini kita mampu mengetahui bahwa
dengan kita melakukan pengujian terhadap tanah kita mampu mengetahui
golongan tanah tersebut kedalam sifat-sifat tanah yang mana. Dan kita dapat
mengetahui apakah tanah tersebut cocok atau tidak dengan tanaman yang
sesuai, dengan berbagai sifat-sifatnya seperti warna tekstur struktur,
konsistensi, keasaman/pH, kelembaban dan porositas.
Selain itu dengan kita belajar di Laboratorium Pendidikan Geografi
kita juga mampu mengetahui kegunaan alat-alat Geografi Tanah dan cara
pengoperasiannya seperti Soil pH Meter yang kegunaanya sebagai pengukur
keasaman/pH dari suatu tanah dan Munsell Soil Color Book yaitu sebuah
buku yang kegunaanya untuk mengukur dan mengetahui warna yang telah
ditetapkan.
5.2 Saran
Untuk saran, kita masih kekurangan alat pendukung dalam ruang
Laboratorium yang berhubungan dengan Geografi Tanah. Sebagai contoh
pada saat pengujian atau praktik yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 14
Februari 2020 pada jam 13.00 WIB di Laboratrium hanya memiliki dua alat
yang diamana kia harus berbagi dengan 32 teman-teman kami. Oleh karena
itu sebaiknya guna menambah efektifitas dan fasilitas pendukung dalam
pembelajaran Mahasiswa Pendidikan Geografi alangkah baiknya alat-alat
ataupun fasilitas-fasilitas pendukung dalam praktikum dipertambah.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rouf. 2019. Jurnal Praktikum Tanah. UIN Sunan Gunung Djati,
Bandung. https://id.scribd.com/document/441522077/JURNAL-
PRAKTIKUM-TANAH (Diakses Pada Hari Senin, 17 Februari 2020
Pukul 10.48 WIB)
20