Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENGAMATAN MORFOLOGI dan KARAKTERISTIK


PROFIL TANAH di GUNUNG KIDUL

Disusun oleh :
Kelompok IV
Idayatul Hanifa (14468)
Nadya Candraningtyas (14573)
Prasetia Ramendra (14618)
Saras Puspa Amelia (14677)
Maulana Alfarizi (14727)
Nawang Grezanda (14868)

Gol. / Kel : A3 / 4
Asisten : Husna Rafi Julias

LABORATORIUM JURUSAN TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017

LEMBAR PENGESAHAN
1
Laporan praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah telah disetujui dan disahkan
pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat: Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Mengetahui,
Asisten Praktikum,

Husna Rafi Julias

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga
penulisan laporan resmi Dasar-Dasar Ilmu Tanah dapat terselesaikan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat penilaian praktikum Dasar-Dasar Ilmu
Tanah yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta tahun akademik
2016/2017.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, baik
dari segi materi maupun penyajian. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
sendiri maupun bagi para pembaca.

Yogyakarta, 11 April 2017

Penyusun

LEMBAR PENGHARGAAN

3
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga
penulisan laporan resmi Dasar-Dasar Ilmu Tanah dapat terselesaikan tepat waktu.
Selesainya laporan ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, maka kami mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Bapak Suci Handayani, Ir. MP, selaku koordinator Laboratorium Ilmu Tanah
Umum, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

2. Asisten praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah golongan A3yang telah membimbing


dan membantu kami sehingga praktikum berjalan lancar.

3. Husna Rafi Julias selaku asisten koreksi kelompok 4 yang telah membimbing kami
dengan sabar.

4. Seluruh rekan-rekan yang mendukung pelaksanaan praktikum baik secara langsung


maupun tidak langsung.

4
DAFTAR ISI
Halaman Cover......................................................................................................i
Lembar Pengesahan...............................................................................................ii
Lembar Pengesahan...............................................................................................iii
Kata Pengantar.......................................................................................................iv
Daftar Isi................................................................................................................v
Daftar Gambar.......................................................................................................vi
Daftar Tabel...........................................................................................................vi
Morfologi Tanah Inceptisol Banguntapan.............................................................1
Morfologi Tanah Alfisol Patuk..............................................................................8
Morfologi Tanah Rendzina Hutan Bunder............................................................16
Morfologi Tanah Vertisol Playen...........................................................................23
Morfologi Tanah Alfisol Mulo Gunung Kidul......................................................32

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Morfologi Lahan Hutan Bunder...........................................................20
Gambar 2. Profil Tanah Mollisol...........................................................................21
Gambar 3. Profil tanah alfisol................................................................................35
Gambar 4. Vegetasi di sekitar tanah alfisol............................................................36

6
DAFTAR ISI TABEL
Tabel 1. Karakteristik profil tanah inceptisol..........................................................1
Tabel 2. Karakteristik profil tanah mollisol...........................................................10
Tabel 3. Karakteristik profil tanah alfisol..............................................................18
Tabel 4. Karakteristik profil tanah vertisol............................................................26
Tabel 5. Karakteristik profil tanah alfisol..............................................................36

7
MORFOLOGI INCEPTISOL BANGUNTAPAN

ABSTRAK
Praktikum Lapangan Dasar Dasar Ilmu Tanah dilakukan pada tanggal 2 April 2017. Praktikum lapangan
ini dilakukan di 5 stopsite yakni di Banguntapan, Bukit Patuk, Hutan Bunder, Playen, dan Mulo. Praktikum
lapangan ini bertujuan untuk mengetahui morfologi tapak, karakteristik profil, dan klasifikasi ordo tanah
pada setiap stopsite. Untuk stopsite di Banguntapan, Bantul bertujuan untuk mengetahui morfologi tapak,
karakteristik profil, dan klasifikasi ordo tanah Inceptisol.Tanah Inceptisol adalah tanah muda dan mulai
berkembang. Profilnya mempunyai lapisan yang pembentukannya agak lambat sebagai hasil alterasi bahan
induk. Alat dan bahan yang disunakan dalam praktikum ini adalah pengeruk, klinometer, GPS, air, Soil
Munsell Color Chart, pH meter, H2O2 10 %, H2O2 3%, dan HCl 2 N untuk uji khemikalia. Pengamatan
dilakukan dengan pengamatan profil tanahdengan irisan tegak penampang tanah sepanjang 11,5 m dengan
kedalaman 2m. Pengamatan profil meliputi deskripsi profil, warna tanah dengan menggunakan Munsell
Color Chart, tekstur, struktur, konsistensi, bahan kasar, perakaran, reaksi reaksi tanah/ sifat kimia,
klasifikasi dan pengambilan gambar profil tanah Pengamatan morfologi tanah dilakukan dengan mengamati
lokasi, fisiografi, landform, topografi, lereng, arah lereng, litologi, batuan permukaan, pola drainase, letak
lintang, altitude, erosi, tingkat erosi, landuse, vegetasi, pertumbuhan, jeluk air tanah dan cuaca. Hasil
pengamatan tanah di Banguntapan menurut klasifikasi FAO merupakan jenis adalah kambisol, menurut Soil
Taxonomy merupakan tanah inceptisol dengan penggunaan lahan untuk sawah dan tegalan.

Kata kunci : Inceptisol, tekstur tanah, morfologi tanah


antar litosfer, atmosfer, hidrosfer dan
I. PENGANTAR
Tanah di suatu tempat dengan tempat biosfer. Maka tanah disebut gejala lintas

lainnya tentu memiliki perbedaan dan tidak batas antar berbagai gejala alam permukaaan

akan pernah sama persis. Hal ini bumi (Notohadiprawiro, 2006).

dikarenakan faktor-faktor lingkungan yang Tanah terbentuk berdasarkan 5 faktor,

mempengaruhinya seperti iklim, bahan yakni bahan induk, iklim,

induk, relief, organisme yang terkandung topografi,organisme dan waktu. Bahan

dalam tanah, dan waktu pembentukan tanah. induk tanah dapat berasal dari batuan atau

Untuk itulah, diperlukan adanya survei longgokan biomassa mati sebagai bahan

profil tanah di lapangan sehingga dapat mentah. Sifat bahan mentah mempengaruhi

diketahui perbedaan atau karakteristik tanah sifat kimia dan sifat fisik tanah. Sifat kimia

secara langsung di tempat yang berbeda. berpengaruh terhadap pola susunan mineral.

Tanah adalah gejala alam permukaan Sifat fisik berkenaan dengan struktur dan

daratan, membentuk suatau mintakat (zone) granularitas. Sifat permukaan berkenaan

yang disebut pedosfer, tersusun atas massa dengan kemudahan kelangsungan reaksi

galir (loose) berupa pecahan dan lapukan antarmuka (interface). Iklim berpengaruh

batuan (rock) bercampur dengan bahan langsung atas suhu tanah dan keairan tanah

organik. Di dalam pedosfer terjadi tumpang serta berdaya pengaruh tidak langsung pula

tindih (everlap) dan salingtindak(interaction) lewat vegetasi. Hujan dan angin dapat

1
menimbulkan degradasi tanah karena yang tercatat di Kecamatan Banguntapan
pelindian (hujan) dan erosi (hujan dan adalah 37 C dengan suhu terendah 24 C.
angin). Topografi atau relief menampilkan Bentangan wilayah di Kecamatan
tampakan lahan berupa tinggi tempat, Banguntapan 100% berupa daerah yang
kelerengan, dan kiblat lereng. Timbulan datar sampai berombak.
merupaka prasyarat (conditioning factor) Soil Taxonomy USDA System adalah
yang mengendalikan pengaruh iklim dan sistem klasifikasi tanah yang bersifat
organisme hidup, dan selanjutnya universal. Hampir semua negara di dunia
mengendalikan laju dan arah proses menggunakan sistem ini untuk
pembentukan tanah. Organisme dapat mengklasifikasikan tanah, meskipun ada
mempengaruhi pembentukan batuan yang sistem lain. sementara menurut klasifikasi
berhubungan dengan pelapikan biologi oleh USDA inceptisol adalah tanah muda dengan
mikroorganisme. Waktu bukan faktor utama ciri khas yang dimiliki tanah ini adalah
penentu sebenarnya. Waktu dimasukkan adana lapisan kambik dan epidedon okhrik.
faktor karena semua proses majusejalam Pembentukan solum tanah Inceptisol
dengan waktu. Tidak ada proses yang mulai yang terdapat di dataran rendah umumnya
dan selesai secara seketika tebal, sedangkan pada daerah-daerah
(Notohadiprawiro, 2006) berlereng curam solum yang terbentuk tipis.
Kecamatan Banguntapan berada di Warna tanah Inceptisol beranekaragam
sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten tergantung dari jenis bahan induknya. Warna
Bantul. Kecamatan Banguntapan kelabu bahan induknya dari endapan sungai,
mempunyai luas wilayah 2.865,9537 Ha. warna coklat kemerah merahan karena
Kecamatan Banguntapan berada di dataran mengalami proses reduksi, warna hitam
rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada mengandung bahan organik yang tinggi.
ketinggian 100 meter diatas permukaan laut. Sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol antara
Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat lain; bobot jenis 1,0 g/cm3, kalsium
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul karbonat kurang dari 40 %, pH mendekati
adalah 15 Km. Kecamatan Banguntapan netral atau lebih (pH < 4 tanah bermasalah),
beriklim seperti layaknya daerah dataran kejenuhan basa kurang dari 50 % pada
rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca kedalaman 1,8 m, COLE antara 0,07 dan
panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi 0,09, nilai porositas 68 % sampai 85 %, air

2
yang tersedia cukup banyak antara 0,1 1 dan pisau. Peralatan yang digunakan pada
atm. Proses pedogenesis yang mempercepat pengamatan khemikalia yaitu tisu, gelas
proses pembentukan tanah Inceptisol adalah plastik, dan pipet tetes, sedangkan
pemindahan, penghilangan karbonat, khemikalia yang digunakan yaitu HCl 2N,
hidrolisis mineral primer menjadi formasi H2O2 10%, H2O2 3%, dan akuades.
lempung, pelepasan sesquioksida, akumulasi
bahan organik dan yang paling utama adalah III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Morfologi Tapak (Site)
proses pelapukan, sedangkan proses
Nama pengamat: A3/4
pedogenesis yang menghambat Lokasi :Banguntapan,Bantul
Fisiografi : Kaki Merapi
pembentukan tanah Inceptisol adalah
Landform : Aluvium
pelapukan batuan dasar menjadi bahan Topografi : Datar
Lereng :4%
induk (Resman et al, 2006 cit Syhaputra,
Arah lereng :77 NE
2010). Litologi :Alluvium
Batuan Permukaan:-
Tujuan dari praktikum lapangan ini
Pola Drainase :Dendritik
adalah untuk pengenalan lahan, identifikasi Letak Lintang : S(07 48 20,1)
jenis tanah dan pemanfaatan Kecamatan E(110 2448,6)
Banguntapan,Bantul. Altitude : 122 mdpl
Erosi :Lembar
II. METODOLOGI
Tingkat erosi :Rendah
Praktikum Lapangan Dasar Dasar
Landuse :Perkebunan
Ilmu Tanah dilakukan pada hari Sabtu,11
Campuran
April 2015. Praktikum lapangan ini
Vegetasi :Pisang, jati, kakao
dilakukan di 5 stopsite yakni di
Pertumbuhan : Subur
Banguntapan, Bukit Patuk, Hutan Bunder,
Jeluk Air Tanah : 6 - 10 m
Playen, dan Mulo. Praktikum ini dilakukan
Cuaca : Cerah
untuk mengetahui morfologi tanah,
karakteristik profil, dan klasifikasi ordo
tanah. Adapun peralatan yang digunakan
pasa pengamatan morfologi tapak yaitu
klinometer, kompas, dan GPS. Peralatan
pada pengamatan karakteristik profil yaitu
Soil Munsell Color Chart, palu pedologi,

3
Lokasi di stop site pertama yaitu di
B. Karakteristik Profil
derah Banguntapan. Tanah di daerah ini
Tabel 1 Karakteristik profil tanah
N Pengamatan Lapisan I Lapisan Lapisan termasuk tanah Inceptisol, selain itu tanah
o II III
1. Jeluk (cm) 0-50 cm 50 90 90 - 120 ini memiliki fisiologi kaki Merapi. Di
cm cm
2. Nama Horizon daerah Banguntapan ini memiliki topografi
3. Warna tanah
a. matrik 10 R 3/1 10 R 10 R 5/1 datar, dan memiliki kemiringan lereng
2,5/2
b. - - -
sebesar 4%, dengan arah lereng 77 NE.
kerapatan
Sedangkan pemerian batuannya (Litologi )
c. - - -
campuran adalah Aluvium atau berasal dari gunug
4. Tekstur Geluh Geluh Geluh
lempung lempung lempung berapi. Ketika diukur dengan GPS
Pasiran Pasiran
5. Struktur ketinggian (altitude) pada daerah ini
a. Tipe Gumpal Gumpal Gumpal
menyudu menyudu menyudut adalah 122 mdpl (meter di atas permukaan
t t
b. Kelas Halus Halus Halus laut).
c. Derajat Sedang Sedang Sedang
Saat dilakukan pengamatan cuaca pada
6. Konsistensi Plastis Plastis Plastis
lekat lekat lekat hari itu sangat mendukung yaitu cerah,
7. Perakaran
a. Ukuran Meso Mikro Mikro penggunaan lahannya atau landusenya
b. jumlah Sedikit Sedikit sedikit adalah perkebunan campuran. Pola
8. Bahan kasar
drainasenya adalah dendritik yaitu pola
a. Jenis - - -
b. jumlah - - - yang menyerupai percabangan
c. ukuran - - -
9. Uji Chemicalia pohon dengan tingkat erosi yang rendah
a. BO (H2O210 + + +
%) atau ringan dan termasuk kedalam erosi
b. Mn (H2O23%) + ++++ ++++
c. Kapur (HCl 2 + + + alur, erosi alur ini adalah pengelupasan
N)
10. pH H2O 5 5 5
yang diikuti dengan pengangkutan
1 Catatan
1. khusus(Konkresi
partikel-partikel tanah oleh aliran air
,Slicken side, larian yang terkonsentrasi di dalam
struktur baji,
clay skin, dll) saluran-saluran air. Erosi alur terjadi
inceptisol
ketika air larian masuk ke dalam
C. Klasifikasi Ordo Tanah cekungan permukaan tanah, kecepatan
a. PPT : Regosol
b. FAO : Inseptisol air larian meningkat dan akhirnya
c. Soil Taxonomy: Entisol terjadilah transportasi sedimen. Stop
site satu yaitu di

4
derah Banguntapan terletak pada dipukul-pukul. Setelah diketahui berapa
geografis S(07 48 20,1) E(110 lapisan tanah maka di ukur panjang tiap
2448,6) lapisan tersebut menggunakan mistar, dan
, sedangkan jeluk air tanahnya 6 10 diperoleh panjang jeluk tanah 6 10 m dan
m dengan landform adalah Aluvium dan terdapat 3 lapisan/lapisan tanah hal ini
kebatuan yang ditemukan kecil. Vegetasi karena adanya perbedaan-perbedaan tiap
yang ada di stop site satu ini adalah pisang, lapisan yang disebabkan oleh faktor-faktor
jati, kakao dan tingkat tertentu seperti waktu. Warna tanah yang
pertumbuhan vegetasinya bisa dikatakan diidentifikasi dengan Soil Munsell
tanah di stop site satu ini termasuk golongan ColorChart menunjukan lapisan I 10 R 3/1
tanah subur. dengan warna matriks cokelat, Lapisan II 10
Tanah di stop side satu ini menurut R 2,5/2 dengan warna matriks cokelat, dan
klasifikasi PPT memiliki Lapisan III 10 R 5/1 dengan warna matriks
ordo Regosol, berdasarkan Food and cokelat. Untuk menentukan tekstur tanah
Agriculture Organization of United Nations dibasahi air terlebih dahulu, sehingga terasa
(FAO-PBB) tanah ini fraksi yang dominan pada tanah tersebut,
berordoKambisol,sedangkan dan diketahui bahwa tanah di stop side ini
berdasarkan penamaan Soil Taxonomy bertekstur geluh lempung dengan struktur
United State Department of Agriculture gumpal menyudut untuk lapisan I.Untuk
(USDA) memiliki ordo Inseptisol. Lapisan II dan III, teksturnya geluh lempung
Pengamatan yang dilakukan pada kali ini pasiran dan strukturnya gumpal menyudut.
meliputi morfologi tanah, profil tanah dan Untuk menentukan konsistensi tanah
klasifikasi tanah yang dibahas sebelumnya. dapat dilakukan dengan cara memijat tanah
Pada pengamatan karakteristik profil diantara ibu jari dan telunjuk, dan diperoleh
tanah, untuk menentukan lapisan tanah ini konsistensi tanah ini lapisan I, II, III lekat
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sehingga untuk mengolah tanah dapat
dengan berdasarkan perbedaan warna, bila menggunakan pacul. Ditemukan pula
warna sulit dibedakan maka berdasarkan perakaranpada Lapisan I dengan ukuran
perbedaan tekstur, kalau belum bisa makro jumlah banyak,lapisan II ukuran
dibedakan lagi maka, konsistensi yang meso dengan jumlah sedang,lapisan III
ditandai oleh perbedaan bunyi saat tanah ukuran meso dengan jumlah sedang. Selain

5
itu juga dilakukan uji khemikalia, Uji palawija, tembakau, dan sayuran. Tanah
khemikalia dilakukan untuk mengetahui inceptisol merupakan hasil erupsi gunung
kandungan-kandungan kimia tanah pada berapi, bersifat subur, berbutir kasar,
daerah Banguntapan ini, yang meliputi BO, berwarna keabuan, kaya unsur hara, pH 5
kandungan Mn, serta kandungan kapur. 6, cenderung gembur, kemampuan
Untuk menentukan kandungan BO digunakn menyerap air tinggi, dan tidak mudah
indikator (H2O210%) dan diketahui bahwa tererosi. Persebaran jenis tanah ini di
kandungan BO dalam tanah lapisan I, II dan Indonesia terdapat di setiap pulau yang
III sama ini ditunjukan dengan banyaknya memiliki gunung api, baik yang masih aktif
buih yang dihasilkan ketika reaksi. Untuk ataupun yang sudah mati.
penetapan kadar Mn dalam tanah digunakan
indikator (H2O2 3%) dan diperoleh hasil IV. KESIMPULAN
Tanah di Kecamatan Banguntapan,
bahwa kandungan Mn dalam tanah lapisan II
Bantul termasuk jenis tanah inceptisol
dan III tersebut lebih banyak dibandingkan
menurut PPT dan Soil Taxonomy dan
dengan lapisan I. Penetapan kapur dalam
termasuk jenis tanah kambisol menurut
tanah dengan menggunakan indikator HCl
FAO. Daerah ini dapat dimanfaatkan untuk
2N dan diperoleh hasil bahwa kapur tanah
persawahan dan tegalan dengan vegetasi
rendah di setiap lapisan, Uji pH tanah
padi, pisang, jati dan rumput.
menggunakan kertas pH dan menunjukan
tanah yang diamati memiliki pH 5 pada
DAFTAR PUSTAKA
lapisan I, II, dan III. Anonim.2012.<
http://www.bantul
Tanah inceptisol adalah tanah
kab.go.id/kecamatan/Banguntapan.ht
berbutir kasar dan berasal dari material ml> diakses pada tanggal 26
april 2015.
gunung api. Tanah inceptisol berupa tanah
aluvial yang baru diendapkan. Tanah jenis Syahputra.2010.<repository.usu.ac.id>
diakses pada tanggal 27 April
ini banyak terdapat di Bengkulu, pantai 2015.
Sumatera Barat, Jawa, Bali, dan Nusa
Notohadiprawiro, T. 2006. Ilmu Tanah
Tenggara Barat. Material jenis tanah ini Universitas Gajah
berupa abu vulkan dan pasir vulkan. Tanah Mada.UGM
Press,Yogyakarta.
inceptisol sangat cocok ditanami padi, tebu,
MORFOLOGI ALFISOL PATUK
ABSTRAK

6
Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada Minggu, 2 April 2017 di lima
lokasi pengamatan yaitu Banguntapan, Patuk, Hutan Bunder, Playen, dan Mulo. Lima lokasi pengamatan ini
mewakili setiap jenis tanah. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi tanah dengan mengamati
tanah secara langsung di lapangan. Praktikum dilakukan dengan mengamati morfologi tapak dan
karakteristik profil tanah di setiap stopsite. Hasil pengamatan dapat mengetahui klasifikasi ordo tanah
menurut PPT, FAO, dan Soil Taxonomy. Menurut klasifikasi USDA tanah di Banguntapan merupakan tanah
Inceptisol, tanah di Patuk merupakan tanah Alfisol, tanah di Hutan Bunder merupakan tanah Mollisol,
tanah di Playen merupakan tanah Vertisol, sedangkan tanah di Mulo merupakan tanah Alfisol.
Kata kunci : morfologi tapak, profil tanah

I. PENGANTAR yang berjalan secara berkelanjutan,


II. Tanah merupakan faktor yang dalam proses tersebutmeliputi
penting dalam pertumbuhan dua tahapan penting, yaitu pelapukan
tanaman, karena tanah berfungsi batuan atau bahan induk dan
sebagai tempat tumbuh tanaman, perkembangan tanah. Proses
penyedia unsur hara, dan air tanah. perkembangan tanah dikendalikan
Tanah di setiap tempat memiliki jenis oleh gen tanah, yaitu bahan induk,
yang berbeda. Perbedaan jenis tanah serta faktor lingkungannya yang
dipengaruhi oleh iklim, bahan induk berupa iklim, topografi dan vegetasi.
tanah, topografi/relief, organisme Alfisols merupakan ordo tanah yang
yang terkandung di dalam tanah, dan telah mengalami proses
waktu pembentukan tanah. perkembangan tanah agak lanjut
III. Perbedaan jenis tanah (Kurniawan et al., 2011).
menyebabkan perbedaan jenis V. Alfisol merupakan tanah
tanaman yang cocok untuk ditanam. yang mengalami pelapukan intensif
Untuk itu perlu dilakukan dan perkembangan lanjut, sehingga
pengamatan tentang morfologi dan terjadi pelindian unsur hara terutama
karakteristik profil tanah. Karena N, P, K. Jenis tanah ini umumnya
terbentuk berbagai jenis tanah yang mempunyai kesuburan kimia yang
sifat dan cirinya beragam, maka rendah. Permasalahan umum bagi
tanah perlu diklasifikasikan untuk pertumbuhan tanaman di tanah
mempermudah mempelajarinya. Alfisol yaitu rendahnya N, K, dan
IV. Pada dasarnya pembentukan Mg, kekurangaan P, Ca, dan Mo,
tanah merupakan suatu serta keracunan Al, Fe, dan Mn
penggabungan dari beberapa proses (Khairani et al., 2010).

7
VI. Ketinggian tempat diukur
VII. METODOLOGI menggunakan altimeter.
VIII. Praktikum Lapangan Dasar- X. Selain pengamatan morfologi
Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada tapak, pada praktikum ini juga
hari Sabtu, 2 April 2017 di lima dilakukan pengamatan karakteristik
lokasi pengamatan, yaitu profil. Pada pengamatan karakteristik
Banguntapan, Patuk, Hutan Bunder, profil yang diamati adalah jeluk
Playen, dan Mulo. Bahan-bahan tanah, warna tanah, tekstur tanah,
yang digunakan dalam praktikum struktur tanah, konsistensi,
lapangan ini adalah tanah, BO (H2O2 perakaran, bahan kasar, uji
10 %), Mn (H2O2 3 %), kapur (HCl khemikalia, dan uji pH H2O. Tanah
2N), dan H2O. Alat-alat yang digali dan dibagi menjadi 4 lapisan
digunakan dalam praktikum yang dibedakan dengan bunyi tanah
lapangan ini adalah palu pedologi, yang diketuk menggunakan palu
pisau, pH stick, GPS, pedologi. Setelah itu tanah diukur
klinometer, Munsell Color Charts, kedalaman antar lapisan
altimeter, kompas, penggaris, menggunakan meteran. Warna tanah
kamera, dan alat tulis. dapat diamati menggunakan Munsell
IX. Pada praktikum ini dilakukan Color Charts. Uji khemikalia
pengamatan morfologi tapak dan dilakukan dengan H2O2 10 % untuk
karakteristik profil. Pada pengamatan uji bahan organik, H2O2 3 % untuk
morfologi tapak yang diamati adalah uji kandungan Mn, dan HCl untuk
lokasi, fisiografi, landform, uji kandungan kapur. Selain itu, juga
topografi, lereng, arah lereng, dilakukan uji pH tanah menggunakan
litologi, batuan permukaan, pola H2O.
drainase, letak lintang, altitude, erosi, XI. III.HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat erosi, landuse, vegetasi, A. Morfologi Tapak (Site)
XII. Nama Pengamat : A3/4
pertumbuhan, jeluk air tanah, dan
XIII. Lokasi : Desa Waduk,
cuaca. Kemiringan lereng diukur
Kecamatan Patuk, Gunung Kidul
dengan alat klinometer. Letak lintang XIV. Fisiografi : Baturagung
XV. Landform : Perbukitan
diukur menggunakan GPS.
XVI. Topografi : Perbukitan

8
XVII. Lereng : 15 %
XVIII. Arah Lereng : 202 NE
XIX. Litologi :Breksi
Ondesit
XX. Batuan Permukaan:
XXI. Pola Drainase : Dendritik
XXII. Letak Lintang : S(07 51.28,3
) E(110 28 ' 58,8 )
XXIII. Altitude : 297 mdpl
XXIV. Erosi : Lembar
XXV. Tingkat Erosi : Sedang
XXVI. Landuse :Tegalan,
Sawah
XXVII. Vegetasi :Jati,
Rerumputan, Pisang
XXVIII. Pertumbuhan : Subur
XXIX. Jeluk Air Tanah : 20-30M
XXX. Cuaca : Cerah
XXXI.
B. Karakteristik Profil
XXXII. Tabel 2 Karakteristik profil
tanah alfisol

9
XXXIII. NoXXXIV. PengamatXXXV. XXXVI.
L XXXVII.
L L
XXXVIII. No
an a a a
p p p
i i i
s s s
a a a
n n n

I I I
I I
I
XXXIX. 1. XL. Jeluk (cm) XLI. 0 XLII. 3XLIII. 7 XLIV. 1.
8
- 8
3
8 -
7
c 8 1
m 6
c 0
m
c
m
XLV. 2. XLVI. Nama XLVII. AXLVIII. BXLIX. C L. 2.
Horizon
LI. 3. LII. Warna LIII. LIV. LV. LVI. 3.
tanah
LVII. LVIII. a. LIX. 2 LX. 2 LXI. 2 LXII.
matrik , , ,
5 5 5

Y Y Y
R R R

4 4 4
/ / /
8 8 8
LXIII. LXIV. b. LXV. - LXVI. LXVII.
- - LXVIII.
kerapatan
LXIX. LXX. c. LXXI. -LXXII. LXXIII.
- - LXXIV.
campuran
LXXV. 4. LXXVI. Tekstur LXXVII. LXXVIII. LXXIX. LXXX. 4.
LXXXI. 5.
LXXXII. Struktur LXXXIII. LXXXIV. LXXXV. LXXXVI. 5.
LXXXVII. LXXXVIII. a. Tipe LXXXIX. XC. XCI. XCII.
XCIII. XCIV. b. Kelas XCV. XCVI. XCVII. XCVIII.
XCIX. C. c. Derajat CI. CII. CIII. CIV.
CV. 6. CVI. Konsisten CVII. PCVIII. P CIX. P CX. 6.
si l l l
a a a
s s s
t t t
i i i

10
s s s

CXI. 7. CXII. Perakaran CXIII. CXIV. CXV. CXVI. 7.


CXVII. CXVIII. a. Ukuran CXIX. CXX. CXXI. CXXII.
CXXIII. CXXIV. b. jumlah CXXV. CXXVI. CXXVII. CXXVIII.
CXXIX. 8. CXXX. Bahan CXXXI. CXXXII. CXXXIII. CXXXIV. 8.
kasar
CXXXV. CXXXVI. CXXXVII. CXXXVIII. CXXXIX.
a. Jenis CXL.
CXLI. CXLII. b. jumlah CXLIII. CXLIV. CXLV. CXLVI.
CXLVII. CXLVIII. c. ukuran CXLIX. CL. CLI. CLII.
CLIII. 9. CLIV. Uji CLV. CLVI. CLVII. CLVIII. 9.
Chemicali
a
CLIX. CLX. a. BO CLXI. +CLXII. CLXIII.
- - CLXIV.
(H2O210 +
%)
CLXV. CLXVI. b. Mn CLXVII. CLXVIII.
+ CLXIX.
+ +CLXX.
(H2O23%) + +
+ +
+
CLXXI. CLXXII. c. Kapur CLXXIII. CLXXIV.
0 CLXXV.
0 CLXXVI.
0
(HCl 2 N)
CLXXVII. 10.
CLXXVIII. pH H2O CLXXIX. CLXXX.
6 CLXXXI.
6 CLXXXII.
6 10.
CLXXXIII. 11.
CLXXXIV. CatatanCLXXXV.CLXXXVI. CLXXXVII.CLXXXVIII. 11.
khusus(Ko
nkresi,Slic
ken side,
struktur
baji, clay
skin, dll)
C. Klasifikasi Ordo Tanah lerengnya yaitu 202 NE. Pola drainasenya
a. PPT : Mediteran yaitu dendritik. Letak lintang S(07
b. FAO : Vluvio 51.28,3 ) E(110 28 ' 58,8 )
c. Soil Taxonomy: Alfisol E. Altitude atau ketinggiannya
D. Praktikum Lapangan Dasar-
sebesar 297 mdpl. Tingkat erosi
Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada hari
adalah sedang dengan jenis erosi
Minggu, 2 April 2017. Pengamatan tanah di
lembar. Stopsite 2 memiliki
Stopsite 2 dilaksanakan di Patuk, Gunung
landuse mencakup tipe
Kidul. Dari hasil pengamatan diketahui
penggunaan lahan berupa tegalan
morfologi tapak berupa fisiografi
dan sawah, vegetasi dominan
Baturagung dengan landform yaitu
berupa jati, rerumputan dan
perbukitan dan topografi perbukitan karena
pisang, serta pertumbuhan
memiliki kelas lereng sebesar 15 %. Arah
tanamannya subur. Jeluk air

11
tanah atau kedalaman air tanah Color Charts. Warna merah pada
yaitu 20-30 m . Cuaca ketika tanah disebabkan oleh adanya
melakukan pengamatan adalah oksida-oksida besi yang
cerah. teroksidasi denganbaik,
F. Selain pengamatan morfologi sedangkan warna hitam oleh
tapak, dilakukan pengamatan oksida-oksidamangan dan bahan
karakteristik profil. Pada organik yangterhumifikasi
pengamatan karakteristik profil (Torrent et al. Cit Mulyanto,
diketahui tanah di Stopsite 2 2009). Selanjutnya adalah
memiliki 3 lapisan tanah. Lapisan penetapan tekstur tanah. Lapisan
I terletak pada jeluk 0-38 cm, I memiliki tekstur lempung,
lapisan II pada jeluk 38-78 cm, lapisan II memiliki tekstur
lapisan III pada jeluk 78-160 cm.. lempung debuan, lapisan III
Lapisan tanah dibedakan dengan memiliki tekstur lempung
penentuan perbedaan warna, debuan.. Penetapan tekstur tanah
perbedaan tekstur atau perbedaan yaitu dengan metode kualitatif
bunyi saat tanah dipukul-pukul yaitu dengan cara memilin tanah
menggunakan palu pedologi. dengan dibasahi terlebih dahulu
G. Warna tanah pada setiap kemudian dirasakan fraksi tanah
lapisan dapat berbeda. Hal yang dominan. Struktur tanah
tersebut karena tergantung pada lapisan I sampai lapisan III
adanya kandungan bahan adalah gumpal karena vertikal
organik. Lapisan tanah I dan horisontal sebanding.
memiliki warna 2,5 YR 4/8, Lapisan I sampai lapisan III
lapisan tanah II memiliki warna termasuk ke dalam struktur
2,5 YR 4/8, lapisan III memiliki gumpal menyudut karena sisi-sisi
warna 2,5 YR 5/8. Ketiga lapisan membentuk sudut tajam.
tanah tidak terdapat karatan dan Konsistensi tanah basah pada
campuran. Penetapan warna lapisan I sampai lapisan III
tanah dilakukan dengan adalah lekat karena tanah
menggunakan Soil Munsell

12
menempel banyak di salah satu Mn tertinggi pada lapisan II,
jari dan sedikit di jari yang lain. pada pengujian kandungan kapur
H. Perakaran pada tanah tersebut menggunakan HCl 2N. Lapisan I,
memiliki ukuran meso untuk II, III memiliki tanda negatif
lapisan I dan ukuran mikro untuk yang menunjukkan bahwa ketiga
lapisan II, III. Sedangkan jumlah lapisan tidak memiliki
perakaran pada lapisan I dan II kandungan kapur. Selain itu
adalah banyak, pada lapisan III dilakukan pengujian pH H2O
jumlahnya sedikit. Untuk uji pada semua lapisan tanah. Semua
khemikalia, dilakukan pengujian lapisan tanah memiliki pH H2O
BO dengan H2O2 10 %. Lapisan sebesar 5 yang menunjukkan
tanah I memiliki tanda positif 2, bahwa lapisan tanah tersebut
lapisan II memiliki tanda positif bersifat masam karena kurang
0, lapisan III memiliki tanda dari 6,5. Berdasarkan
positif 0. Tanda positif tersebut pengamatan morfologi tapak dan
menunjukkan banyak gelembung karakteristik profil tanah di
ketika tanah ditetesi H2O2 10%. Stopsite 2 dapat diklasifikasikan
Lapisan I memiliki paling banyak sebagai tanah Mediteran menurut
gelembung menandakan tanah PPT, tanah Vluvio
lapisan I memiliki paling banyak menurut FAO, dan tanah Alfisol
kandungan bahan organik karena menurut Soil Taxonomy USDA.
pada tanah lapisan I terjadi I. Alfisol merupakan tanah
dekomposisi sisa organisme yang telah berkembang dengan
secara sempurna sehingga bahan karakteristikprofil tanah
organik tinggi dan tanah menjadi membentuk sekuen horison
subur. Pada pengujian Mn A/E/Bt/C, yang terbentuk
dilakukan dengan menggunakan melaluiproses kombinasi antara
H2O2 3 %. Pada tanah lapisan I podsolisasi dan laterisasi pada
menunjukkan 3 tanda positif, daerah iklim basahdan biasanya
lapisan II 4 tanda positif, lapisan terbentuk dibawah tegakan hutan
III 1 tanda positif.. Kandungan berkayu keras (Tan cit

13
Wijanarko, 2007). Alfisol 1. Sifat fisika, kimia, dan jenis setiap
merupakan tanah-tanah dimana tanah berbeda-beda karena
terdapat penimbunan lempung di perbedaan iklim, bahan induk,
horison bawah, liat yang topografi / relief, organisme yang
tertimbun di horison bawah ini terkandung, dan waktu pembentukan
berasal darihorison diatasnya dan tanah.
2. Hasil pengamatan di Stopsite 2
tercuci ke bawah bersama
menunjukkan klasifikasi tanah
gerakan air
menurut PPT yaitu Mediteran,
perkolasi(Hardjowigeno cit
menurut FAO yaitu Luvisol, dan
Wijanarko, 2007).
menurut Soil Taxonomy USDA yaitu
J. Alfisol terbentuk dari proses
Alfisol.
pelapukan dan telah mengalami proses
M.
pencucian mineral liat dari pemukaan
N. DAFTAR PUSTAKA
lapisan atas hingga lapisan bagian bawah. O. Khairani, I., S. Hartati, dan Mujiyo.
2010. Pengaruh kasang dan pupuk
Alfisol terbentuk dari bahan induk yang
anorganik terhadap ketersediaan
mengandung karbonat. Tanah Alfisol nitrogen pada alfisols jumantono dan
serapannya oleh tanaman jagung
meliputi tanah yang mengalami pelapukan
manis (Zea mays L. Saccharata).
yang intensif dan perkembangan yang lanjut, Jurnal Ilmu Tanah dan
Agroklimatologi 7(II):73-82.
sehingga terjadi pelindian unsur hara, bahan
P. Kurniawan, R. E., S. Utomo, dan
organik dan silika dengan meninggalkan Mujiyo. 2011. Pendugaan
perkembangan alfisols di Kecamatan
senyawa sesquioksida sebagai sisa yang
Jatipuro, Karanganyar dengan model
mempunyai warna merah. kestabilan genetik. Jurnal Ilmu Tanah
dan Agroklimatologi 8(I):53-59.
K. Tanah berfungsi sebagai
Q. Mulyanto, D., dan Surono. 2009.
penumpu semua kegiatan di muka bumi, Pengaruh topografi dan kesarangan
batuan karbonat terhadap warna tanah
yaitu sebagai tempat bangunan,
pada jalur Baron-Wonosari Kabupaten
permukiman, badan/bangunan air, Gunungkidul, DIY. Forum Geografi
23(II):181-195.
kehidupan, tempat penyelenggaraan
R. Wijanarko, A., Sudaryono, dan
pertanian luas, dan tempat penampung sisa Sutarno. 2008. Karakteristik sifat
kimia dan fisika tanah alfisol di Jawa
kegiatan manusia.
Timur dan Jawa Tengah. IPTEK
L. Tanaman Pangan 2(II):214-226.
S.
CLXXXIX. KESIMPULAN
T.

14
U. AZ.
V. BA.
W. BB.
X. BC.
Y. BD.
Z. BE.
AA. BF.
AB. BG.
AC. BH.
AD. BI.
AE. BJ.
AF. BK.
AG. BL.
AH. BM.
AI. BN.
AJ. BO.
AK. BP.
AL. BQ.
AM. BR.
AN. BS.
AO. BT.
AP. BU.
AQ. BV.
AR. BW.
AS. BX.
AT. BY.
AU. BZ.
AV. CA.
AW. CB.
AX. CC.
AY.
CD. MORFOLOGI MOLLISOL HUTAN RAYA BUNDAR
CE.
CF. ABSTRAK
CG. Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang berjudul Morfologi Tanah Mollisol
Hutan Raya Bundar dilaksanakan pada hari Minggu, 2 April 2017 di Hutan Raya Bundar, Gunungkidul,
Yogyakarta. Tujuan praktikum lapangan ini untuk mempelajari morfologi tanah yang terdapat di daerah
Hutan Bunder ini dengan mengamati profil tubuh tanah.Morfologi tanah meliputi sifat, ciri, dan
kenampakan tanah di lapangan. Dengan demikian diharapkan akan terjadi keruntutan informasi mengenai
sifat dan ciri-ciri masing-masing jenis tanah antara sifat fisik dan kimia di laboratorium dengan kondisinya
di lapangan. Pengamatan di lapangan dilakukan menggunakan alat dan bahan seperti palu pedologi, belati,
GPS, kompas, pH meter, soil munsell color charts, serta beberapa macam alat uji khemikalia seperti H2O2 10
%, H2O2 3%,dan HCL 2N. Dari hasil pengamatan pada praktikum lapangan ini dapat dilihat bahwa tanah
di daerah Hutan Raya Bundar memiliki jenis tanah mollisol menurut Soil Taxonomy, rendzina menurut PPT,
dan phaeozems menurut FAO.
CH.
CI. Kata kunci : mollisol, morfologi, profil, tanah
CJ.

15
I. PENGANTAR Pemetaan tanah dengan pembuatan
II. Tanah merupakan profil tanah dilakukan untuk
suatu bahan yang sangat penting dan mengamati horison-horison pada
berguna bagi makhluk hidup. setiap jenis tanah. Horison-horison
Umunya tanah berfungsi sebagai setiap jenis tanah memiliki sifat yang
media bagi makhluk hidup untuk berbeda-beda. Sifat fisik dan kimia
tinggal. Salah satunya adalah tanah tanah yang berupa struktur,
sebagai media tumbuhan untuk konsistensi, dan tekstur tanah, serta
tumbuh dan berkembang. Hal ini pH tanah dan lain sebagainya akan
dikarenakan tanah menyediakan hal- mempengaruhi daya dukung tanah
hal yang dibutuhkan tumbuhan untuk tersebut terhadap tanaman. Dengan
tumbuh dan berkembang yaitu air, pemetaan dan deskripsi lahan
udara dan unsur hara. tersebut maka dapat diketahui
III. Kandungan air udara maupun kandungan-kandungan di dalam
unsur hara dalam tanah berbeda- tanah yang berguna untuk
beda tergantung jenis tanah. Hal menentukan tanah tersebut cocok
ini dikarenakan tanah terbentuk dijadikan sebagai media apa.
dari proses pedogenesis atau V. Tanah merupakan
proses pelapukan batuan-batuan lapisan permukaan bumi yang secara
induk tanah. Perbedaan batuan- fisik berfungsi sebagai tempat
batuan induk tanah merupakan tumbuh berkembangnya perakaran,
salah satu penyebab berbedanya tegak tumbuhnyatanaman, dan
kandungan di dalam jenis tanah penyuplai kebutuhan air dan udara
yang berbeda. (Hanafiah, 2008). Tanah dibentuk
IV. Proses pedogenesis dalam waktu yang cukup lama
meliputi penambahan,penghilangan, melalui proses pedogenesis dan
pencampuran, alihrupa, dan alih selalu mengalami perkembangan
tempat. Proses ini menyebabkan yaitu transformasi zat-zat mineral
terbentuknya lapisan-lapisan tanah dan organik akibat dari adanya
yang memiliki karakteristik berbeda aktivitas iklim dan organisme dalam
antara satu dengan yang lainnya. jangka waktu tertentu (Minasny et

16
al., 2008). Berbagai aktivitas tersebut VII. Tanah mollisol adalah
akan mengakibatkan terjadinya tanah yang mempunyai horison
perbedaan dalam hal jenis, sifat, permukaan berwarna gelap yang
warna, dan tekstur tanah yang mengandung bahan organik yang
terbentuk. Dalam hal ini dapat tinggi. Kemasaman aktual yang
diketahui bahwa proses pembentukan diukur dengan menggunakan ekstrak
tanah dipengaruhi oleh faktor iklim, air diperoleh nilai kisaran pH 7,5-8,8
topografi, bahan induk, organisme sehingga tanah mollisol termasuk
dan waktu (Sutanto, 2005). berharkat netral-alkalis. KPK tanah
VI. Tanah Mollisol mollisol termasuk kategori tinggi dan
menurut Soil Taxonomy (2010) memiliki kandungan Bahan Organik
Tanah lain yang memiliki epipedon yang tinggi sehingga sangat subur
mollik dan kejenuhan basa sebesar untuk tanaman. Namun, tanah
50% atau lebih pada keseluruhan mollisol dapat mengalami konkresi
horison.Epipedon mollik mempunyai Mangan tertumpuk di Horison B
sifat perkembangan struktur tanah sehingga dapat menyebabkan di
cukup kuat, terletak di atas horison tersebut muncul bintil-bintil
permukaan, mempunyai value warna hitam. Konkresi Mangan dapat
3.5 (lembab) dan kroma warna menyebabkan keracunan Mangan
3.5 (lembab), kejenuhan basa > 50%, bagi tanaman. Salah satu kasusnya
kandungan C-organik > 0.6%, P2O5 adalah yang terjadi di Hutan Raya
< 250 ppm, dan n-value < Bundar Gunung Kidul (Hanudin et
0.7.Horison penciri digunakan untuk al., 2012).
mengklasifikasikan ke dalam ordo. VIII. Proses
Horison penciri yang terbentuk di genesis/pembentukan tanah
permukaan dinamakan dengan dipengaruhi oleh 5 faktor yakni
epipedon. Horison penciri yang iklim, bahan induk, relief,
langsung di bawahnya dan dapat organisme, dan waktu. Tanah
diamati dinamakan dengan horison rendzina terbentuk dari bahan induk
bawah penciri (Darmawijaya, 1990). batuan kapur.Seiring berjalannya
waktu dan perubahan iklim maka

17
batuan ini mengalami pelapukan X. KESIMPULAN
fisika, kimia, dan biologi.Pelapukan XI. Berdasarkan praktikum
fisika disebabkan karena adanya lapangan yang telah dilakukan
faktor-faktor fisis seperti angin, maka dapat diambil kesimpulan
curah hujan, dll.Pelapukan kimia bahwa tanah yang terdapat di
disebabkan karena adanya faktor- Hutan Bunder diklasifikasikan ke
faktor kimia seperti air hujan dan dalam jenis mollisol menurut
suhu yang tinggi.Sedangkan Soil Taxonomy, phaeozems
pelapukan biologi disebabkan oleh menurut FAO, dan rendzina
organisme-organisme yang ada menurut PPT. Tanah mollisol
dalam tanah. Pada proses genesis terdiri dari empat lapisan yang
tanah, relief dapat dipandang sebagai memiliki jeluk berbeda, warna
faktor pemacu atau penghambat tanah sama, tidak memiliki
tanah. Peran relief berkaitan dengan karatan dan campuran, memiliki
tata air, intensitas cahaya matahari, tekstur lempungdan kandungan
peluang erosi dan pengendapan, bahan organik tinggi. Jenis
pertumbuhan vegetasi, dan suhu tanaman yang paling banyak
udara.Tanah rendzina pada hutan dijumpai yaitu pohon dengan
bunder ini terbentuk di derah dengan perakaran yang dalam seperti
kelas relief bergelombang dengan pohon mahoni.
tingkat erosi rendah.Tingkat erosi XII.
rendah ini dipengaruhi oleh XIII.
XIV. METODOLOGI
banyaknya vegetasi tumbuhan
XV. Praktikum lapangan
berakar kuat yang ada pada daerah
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
ini sehingga dapat menahan erosi.
dilaksanakan pada hari Sabtu
Tumbuhan-tumbuhan ini juga akan
tanggal 2 April 2017 dengan lokasi
meningkatkan kandungan bahan
pengamatan di Hutan Raya Bundar.
organik tanah melalui sersah-sersah
Alat-alat yang digunakan adalah palu
yang jatuh dan terdekomposisi dalam
pedologi, pisau, pH stick, GPS,
tanah.
klinometer, Munsell Color Charts,
IX.

18
altimeter, kompas, penggaris, lintang, kode, cuaca, fisiologi,
kamera, dan alat tulis. Bahan-bahan topografi, litologi, landform, landuse,
yang digunakan adalah H2O2 10%, vegetasi, kebatuan, pertumbuhan,
H2O2 3%, HCl 2N, dan H2O. lereng, arah lereng jeluk air tanah,
XVI. Pengamatan lapangan pola drainase, erosi, tingkat erosi,
dilakukan dengan pembuatan profil dan altitude. Deskripsi profil berupa
tanah. Profil tanah merupakan irisan jeluk, warna tanah (matrik, kartan,
tegak penampang tanah dengan lebar campuran), tekstur, struktur (tipe,
dan panjang 1-1,5 m dan kedalaman kelas, derajat), konsistensi, perakaran
2 m. Syarat-syarat pembuatan profil (ukuran, jumlah), bahan kasar (jenis,
antara lain : tanah yang baru, tidak jumlah, ukuran), dan uji khemikalia
terkena sinar matahari langsung, dengan H2O2 10% untuk menguji BO
tidak terendam air dan representatif (Bahan Organik), H2O2 3% untuk
(mewakili). Pengamatan meliputi menguji Mn, HCl 2N untuk menguji
morfologi lahan di sekitar profil yang kapur, dan H2O untuk menguji pH.
dibuat dan deskripsi profil. Terakhir dilakukan pula pengambilan
Morfologi lahan berupa nama gambar profil tanah.
pengamat, lokasi, tanggal, letak
XVII.
XVIII. HASIL DAN PEMBAHASAN

XIX.
XX. Gambar 3.1 profil tanah stopsite 3
XXI.

19
XXII. Tabel 3.1. Pengamatan Morfologi Tapak (Site)
XXIII. Morfologi Tapak XXIV. Pengamatan
XXV. Nama pengamat XXVI. Kelompok 4
XXVII. Lokasi XXVIII. Hutan Raya Bundar
XXIX. Fisiografi XXX. Cekungan Wonosari
XXXI. Landform XXXII. Sedimen Marin
XXXIII. Topografi XXXIV. Lembah
XXXV. Lereng XXXVI. 3%
XXXVII. Arah lereng XXXVIII. 40 NE
XXXIX. Litologi XL. Napalan
XLI. Kebatuan XLII. Banyak
XLIII. Pola drainase XLIV. Dendritic
XLV. Letak lintang XLVI. S 070 53 32.8
XLVII. E 110032 58.8
XLVIII. Altitude XLIX. 139 mdpl
L. Erosi LI. Lembar
LII. Tingkat erosi LIII. Rendah
LIV. Landuse LV. Hutan Campuran
LVI. Vegetasi LVII. Kayu putih, Sengon buto,
Sengon Gadjah
LVIII. Pertumbuhan LIX. Subur
LX. Jeluk air tanah LXI. 15-20m
LXII. Cuaca LXIII. Mendung Berawan
LXIV.
LXV. Tabel 3.2. Pengamatan Karakteristik Profil Tanah
LXVI. LXVII.Pengamatan LXVIII. Lap LXIX. Lapisan LXX. Lapisan
N isan I II III

LXXI.LXXII.Jeluk (cm) LXXIII. 0 LXXIV. 23- LXXV.65-120


1 23 cm 65 cm cm

LXXVI.
LXXVII. Nama LXXVIII. Mol LXXIX. Bt LXXX. Bah
2 horizon ik (Argili an
k) Induk
LXXXI.
LXXXII. Warna LXXXIII. Hit LXXXIV. Hit LXXXV. Hit
3 tanah am am am

LXXXVI.
a. Matrik LXXXVII.5 LXXXVIII. LXXXIX. 5

20
YR 4/2 5 YR 4/3 YR 4/3
XC.b. Karatan XCI. - XCII. - XCIII. -
XCIV.
c. Campuran XCV. - XCVI. - XCVII. -
XCVIII.
XCIX. Tekstur C. Lempu CI. Lempu CII. Lempu
4 ng ng ng
Geluha Pasiran
n
CIII. CIV. Struktur CV. CVI. CVII.
5

CVIII.
a. Tipe CIX. Gumpa CX. Gumpa CXI. Gumpa
l l l
Menyu Menyu Menyu
dut dut dut
CXII.
b. Kelas CXIII. - CXIV. - CXV. -
CXVI.
c. Derajat CXVII. - CXVIII. - CXIX. -
CXX. CXXI. Konsistensi CXXII. Plas CXXIII. Plas CXXIV. San
6 tis/lekat tis/lekat gat
Plastis/l
ekat
CXXV.
CXXVI. Perakaran CXXVII. CXXVIII. CXXIX.
7

CXXX.
a. Ukuran CXXXI. Ma CXXXII. Me CXXXIII. Mik
kro so ro
CXXXIV.
b. Jumlah CXXXV. Ban CXXXVI. Sed CXXXVII.Ban
yak
yak ikit
CXXXVIII.

CXXXIX.
CXL. Bahan kasar CXLI. CXLII. CXLIII.
8

CXLIV.
a. Jenis CXLV. Kerakal CXLVI. Ker CXLVII. Ker
akal akal
CXLVIII.
b. Jumlah CXLIX. Ban CL. Banyak CLI. Banyak
yak

21
CLII. c. Ukuran CLIII. 10 cm CLIV. 10 cm 9 m
CLV. CLVI. Uji CLVII. CLVIII. CLIX.
9 khemikalia

CLX.
a. BO (H2O2 10%) CLXI. ++ CLXII.++ CLXIII. ++
CLXIV.
b. Mn (H2O2 3%) CLXV.+++ CLXVI. + CLXVII. -
CLXVIII.
c. Kapur (HCl 2N) CLXIX. + CLXX.+ CLXXI. -
CLXXII.
d. pH H2O CLXXIII. 7 CLXXIV. 7 CLXXV. 7
9

CLXXVI.
e. Catatan khusus CLXXVII.
1

CLXXVIII.
CLXXIX. Tabel 3.3. Klasifikasi Tanah
CLXXX. Sumber Studi CLXXXI. Klasifikasi Tanah
CLXXXII. PPT CLXXXIII. Rendzina
CLXXXIV. FAO CLXXXV. Phaeozems
CLXXXVI. Soil Taxonomy CLXXXVII. Mollisol
CLXXXVIII.
CLXXXIX.
CXC. Pengamatan stopsite 3 arah Northeast (timur laut). Litologi hutan
dilakukan di Hutan Raya Bundar. Fisiografi bunder adalah batuan sedimen marine.
hutan bunder adalah cekungan Sedimen marine merupakan jenis batuan
Wonosari.Ciri fisiografi ini adalah batuan yang diendapkan di laut, pada umumnya
penyusunnya berupa batuan napalan yang banyak mengandung mineral karbonat
berasal dari sedimen marine. Sedimen (kapur). Batuan karbonat terbentuk di
marine .Hutan Raya Bundar memiliki lingkungan laut dangkal. Contoh sedimen
kelerengan lahan 3% diukur menggunakan karbonat antara lain batu gamping, dolomit,
alat yang disebut klinometer. Berdasarkan dan kalkarenit (Utoyo, 2007).
pengelompokan kelas lereng, lereng dengan CXCI. Hutan Raya Bundar memiliki
kemiringan 3% termasuk ke dalam kelas kebatuan banyak dan pola drainase adalah
datar. Arah lereng wilayah ini adalah 40 NE. dendritik. Pola aliran dendritik merupakan
Arah kemiringan lereng yaitu sebesar 400 ke cerminan dari material yang seragam pada

22
batuan sedimen berstuktur horizon dan Color Charts adalah 5 YR4/2.Skema
granit. Hutan Raya Bundar terletak pada 70 warnaMunsellmerupakan systemtiga-
53 menit dan 32,8 detik lintang selatan dan koordinat yang mendefinisikanwarna tanah
1100 32 menit dan 58,8 detik bujur timur melaluihue(spektrum warna), value(tingkat
serta terletak pada ketinggian 139 mdpl. kecerahan),
Tipe erosi yang terjadi di daerah ini adalah danchroma(intensitas/saturasi/kemurnianwar
erosi lembar dengan tingkat erosi rendah. na).Untukwarnatanah,grafikMunsellberkisar
Erosi lembar adalah erosi yang terjadi ketika divaluedari 0 sampai 10, dichroma0 sampai
lapisan tipis permukaan tanah di daerah 8, dandihue(dalam satuan warnayang utama
berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan adalahmerah dankuning untuktanah)
dan air larian yang mengalir di permukaan sebagai10R(merah), 2,5YR(kuning-merah),
tanah secara merata sehingga partikel- 5YR, 7,5YR, 10YR, 2,5Y(kuning), dan5Y.
partikel tanah yang hilang merata di Warnatanah merahbiasanya5YR atau lebih
permukaan tanah yang menyebabkan merah(dengan chroma>1) dan
permukaan tanah menjadi lebih rendah tanahkuningdengan hue7,5YRataulebih
secara merata. Landuse atau tipe kuning.Warna tanahgelapmemiliki value<3
penggunaan lahan daerah ini adalah hutan danchroma<2 untuk hueapapun.Beberapa
campur, dengan vegetasi mayoritas adalah warnatanahtelah direkamdi
tumbuhan hutan seperti jati, kayu putih dan luarjangkauanstandar ini (Lal, 2006).
sengon buto. Pertumbuhan tanaman di Dengan demikian, nilai 5 YR pada warna
daerah ini tergolong subur. Jeluk air tanah tanah lapisan I menunjukkan nilai hue
sebesar 15-20 m. Cuaca pada saat dilakukan (spektrum warna) yakni kuning, nilai 4
pengamatan adalah mendung berawan. menunjukkan value (tingkat kecerahan), dan
CXCII.Pada pengamatan nilai 2 menunjukkan chroma (kemurnian
karakteristik profil tanah, tanah yang warna). Selain itu, pada tanah jenis ini tidak
terdapat pada hutan raya bundar dapat terdapat karat dan campuran. Pada lapisan II
dibedakan menjadi 3 lapisan. Pembedaan memiliki jeluk sebesar 23 65 cm dengan
lapisan ini didasarkan pada perbedaan warna warna tanah 5 YR 4/3. Pada lapisan III
tanah, bunyi tanah, dan tekstur tanah.Pada memiliki jeluk sebesar 65-120 cm dengan
lapisan I, jeluk tanah sebesar 0-23 cm warna tanah 5 YR 4/3.
dengan warna tanah menurut Soil Munsell

23
CXCIII. Tanah lapisan I yang rendah, dan lapisan III tidak bereaksi sama
terdapat pada hutan bunder memiliki tekstur sekali. Saat uji kandungan kapur dengan
dominan lempung dengan struktur gumpal menggunakan larutan HCl 2N, lapisan tanah
menyudut. Tanah lapisan II-III memiliki menunjukkan adanya buih sehingga
struktur yang sama dengan tanah lapisan I, diketahui adanya kandungan kapur dalam
tetapi tekstur lapisan I adalah lempung tanah jenis ini tetapi hanya sedikit.
geluhan dan tekstur lapisan II adalah CXCV.Berdasarkan ciri dan
lempung pasiran. Konsistensi tanah lapisan karakteristik tanah di Hutan Raya Bundar,
I-II pada basah/lembab tergolong maka dapat diketahui bahwa jenis tanah
plastis/lekat, dan lapisan III tergolong sangat yang diamati adalah tanah mollisol menurut
plastis/lekat. Sedangkan perakaran yang USDA soil taxonomy, rendzina menurut
terdapat pada lapisan I berukuran makro PPT, dan phaeozems FAO. Kegunaan tanah
dengan jumlah banyak, lapisan II berukuran jenis ini adalah untuk pertanian tanaman
meso dengan jumlah sedikit, sedangkan yang memiliki perakaran kuat dan dalam
lapisan berukuran mikro dengan jumlah seperti pohon mahoni, dan pohon-pohon lain
banyak. semacamnya.Tanah jenis ini juga umumnya
CXCIV. Ketika diuji dengan ada di daerah hutan dengan kandungan
menggunakan khemikalia, pada tanah bahan organik tinggi karena adanya banyak
lapisan I, saat diuji menggunakan H2O2 sersah dari daun-daun dan ranting pohon
10% menunjukkan bahwa pada tanah lapisan yang jatuh ke tanah dan mengalami
I-III menghasilkan reaksi yang sedang. Hal dekomposisi.
ini menunjukkan bahwa kadar BO yang CXCVI.
terkandung di dalam tanah lapisan I CXCVII. DAFTAR PUSTAKA
CXCVIII.
tergolong sedang. Ketika dilakukan uji
CXCIX. Darmawijaya, I. 1990.
kandungan Mn dengan menggunakan H2O2 Klasifikasi Tanah, Dasar dasar
3%, tanah lapisan I juga menghasilkan Teori Bagi Penelitian Tanah dan
Pelaksanaan Penelitian. UGM
reaksi sedang sehingga dapat diketahui
Press, Yogyakarta.
bahwa kadar Mn yang terkandung dalam CC.
lapisan ini sedang. Sedangkan pada lapisan CCI. Hanafiah, Kemas Ali. 2008. Dasar-
dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali
II, ketika tanah diuji dengan menggunakan Putera.
H2O2 3% menghasilkan reaksi yang lebihCCII.

24
CCIII. Hanudin, E., M. Nurdin, dan J. W. CCVI. Soil Taxonomy. 2010. Keys to Soil
Purnomo. 2012. Karakteristik konkresi Taxonomy Eleventh Edition. United
mangan pada tanah mollisol Hutan States Department of Agriculture, USA.
Bunder Gunungkidul. Jurnal CCVII.
Agroforestri 3: 104109. CCVIII. Sutanto, Rachman. 2005.
CCIV.
Dasar-dasar Ilmu Tanah.
CCV. Minasny, B., A. B. McBratney, dan
S. S. Blanes. 2008. Quantitative models Yogyakarta: Kanisius.
for pedogenesis A review. Geoderma CCIX.
144: 140157.
CCX.
CCXI.
CCXII.
CCXIII.
CCXIV.
CCXV.
CCXVI.
CCXVII.
CCXVIII.
CCXIX.
CCXX.
CCXXI.
CCXXII.
CCXXIII.
CCXXIV.
CCXXV.
CCXXVI.
CCXXVII.
CCXXVIII.
CCXXIX.
CCXXX.
CCXXXI.
CCXXXII.
CCXXXIII.

25
CCXXXIV.
CCXXXV. MORFOLOGI VERTISOL PLAYEN
CCXXXVI.
CCXXXVII. ABSTRAK
CCXXXVIII. Praktikum lapangan Dasar-Dasar Ilmu tanah dilaksanakan pada hari minggu, 2
April 2017. Praktikum lapangan dilaksanakan di beberapa tempat di Kabupaten Bantul dan
Gunungkidul, Yogyakarta. Pengamatan Morfologi Vertisol dilakukan di Playen. Pengamatan
yang dilakukan antara lain morfologi tapak, karakteristik profil, khemikalia, dan klasifikasi
ordo tanah. Pengamatan lapangan stopsite 4 berada di Playen dengan fisiografi Cekungan
Wonosari. Tanah ini termasuk dataran aluvial dengan topografi yang datar. Lerengnya 4+ datar
0-5% dengan arah lereng 5 NE dan berbatuan permukaan napal. Letak lintang S 07 O5831,7 E
110O3239,9altitude 183 mdpl. Tanah ini memiliki pola drainase dendritik dengan pola erosi
alur dengan tingkat erosi rendah. Jeluk lapisan 1 sampai lapisan berturut-turut 0-20 cm, 20-50
cm, >50 cm. Warna lapisan 1 sampai lapisan 3 berturut-turut yaitu 2,5YR 4/0, 2 YR 3/1, 5 YR
2,5/1.Tekstur tanah lempung, struktur menggumpal. Konsistensi yang diperoleh berdasarkan
pengamatan pada saat lembab yaitu lekat, sangat plastis saat basah. Perakaran yang ditemukan
pada pengamatan berukuran makro pada lapisan 1, meso pada lapisan 2 dan mikro pada
lapisan 3. Jumlahnya yaitu banyak,sedikit,banyak berturut-turut pada lapisan 1 sampai lapisan
3. Uji khemikalia yang dilakukan yaitu uji BO, Mn, dan Kapur. Bahan organik dari terendah ke
tertinggi yaitu lapisan 1,2, dan 3. Mn terendah ke tertinggi yaitu lapisan 3,2 dan 1. Kandungan
kapur terendah ke tertinggi yaitu lapisan 1,2 dan 3. pH H2O yang didapatkan 6,8 tergolong basa.
CCXXXIX.
CCXL. Kata kunci : vertisol, morfologi tapak, karakteristik profil
CCXLI.
I. PENGANTAR di suatu daerah berbeda dengan daerah yang
CCXLII. Tanah merupakan lain.
bagian dari permukaan bumi yang penting CCXLIII. Tanah sendiri merupakan
dan berhubungan erat dengan makhluk transformasi mineral dan bahan organik
hidup. Tanah termasuk bagian permukaan yang terletak di permukaan sampai
bumi hasil transformasi dan bahan-bahan kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh
organik, relief, batu-batuan dan lain-lain. faktor genetis lingkungan, yakni bahan
Tanah sangat berpengaruh bagi induk, iklim, organisme hidup
kelangsungan makhluk hidup, seperti (mikroorganisme dan makroorganisme),
manusia, tumbuhan, dan hewan. Tanah topografi, dan waktu yang sangat panjang.
dipengaruhi oleh proses gabungan anasir Tanah dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan
alami yaitu bahan induk, iklim, topografi, induk asalnya baik secara fisik, kimia,
dan organisme. Pengaruh tersebut biologi, maupun morfologinya (Rodriquez
mengakibatkan kemampuan sifat-sifat tanah and Amikar, 2004).

26
CCXLIV. Tanah yang terdapat faktor bahan induk. Bahan inuk terbentuk
di Playen tergolong vertisol. dari proses pelapukan berbagai jenis batuan.
Berdasarkan Soil Taxonomy Salah satu jenis batuan yang telah
USDA oleh Soil survey staff mengalami pelapukan adalah batuan kapur.
USDA (1999), tanah dapat Batuan kapur sifatnya liat sehingga tanah
dikatakan vertisol apabila bertekstur halus. Dengan demikian, setiap
kandungan lempungnya tinggi batuan yang mengalami pelapukan akan
dan pada saat tertentu memiliki menghasilkan tekstur tanah yang berbeda-
retakan yang dalam dan lebar, beda.
menyusut saat kering dan CCXLVI. Topografi merupakan
mengembang kembali saat basah. bentuk permukaan dari suatu tempat atau
Tanah vertisol memiliki area. Perbedaan topografi mengakibatkan
slickensides hingga 100 cm pada terbentuknya tanah yang berbeda.Daerah
permukaan mineral tanah. lereng cenderung terbentuk tanah dengan
Vertisol adalah tanah yang kemampuan infiltrasi yang tinggi, sedangkan
berwarna abu-abu gelap hingga pada dataran rendah menyediakan air dalam
kehitaman, bertektur liat, jumlah banyak. Selain itu, semakin curam
mempunyai slickenside dan suatu lereng, maka akan semakin besar daya
rekahan yang secara periodik erosi tanah.Iklim menyatakan rerata cuaca
dapat membuka dan menutup. pada jangka panjang permusim ataupun
Tanah Vertisol umumnya perperiode. Sebaliknya, kondisi iklim pada
terbentuk dari bahan sedimen suatu saat tertentu dalam jangka pendek
yang mengandung mineral disebut cuaca. Hubungan iklim dan cuaca
smektit dalam jumlah tinggi, di mempengaruhi curah hujan di suatu daerah
daerah datar, cekungan hingga tertentu. Di samping itu, curah hujan
berombak (Driessen and Dudal, berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut
1989 cit. Prasetyo, 2007). material-material tertentu. Dengan demikian
CCXLV. Faktor-faktor air hujan akan mempengaruhi komposisi
pembentuk tanah ialah bahan induk, kimia mineral penyusun tanah, kedalaman
topografi, iklim, organisme, dan waktu. dan differensiasi profil tanah, serta sifat
Tekstur tanah sangat erat kaitannya dengan fisika tanah terutama tekstur tanah.

27
Perbedaan iklim dan cuaca akan lapisan atas granular dan lapisan bawah
menghasilkan perbedaan tekstur tanah yang gumpal pejal, (4) mengandung kapur, (5)
terbentuk. koefisien expansi (pemuaian) dan kontraksi
CCXLVII. Organisme hidup (pengerutan) tinggi jika dirubah kadar
yang terdapat di dalam tanah berfungsi airnya, (6) seringkali mikroreliefnya gilgai
untuk menyediakan bahan organik bagi (peninggian-peninggian setempat yang
tanah. Hewan-hewan kecil seperti cacing teratur), (7) konsistensi luar biasa liar
akan membawa partikel tanah ke (extremely plastic), (8) bahan induk kapur
paermukaan dan mencampurkan bahan dan berlempung sehingga kedap air
organik dengan mineral, sehingga akan (impermeable), (9) dalam solum rata-rata 75
diperoleh tekstur tanah yang berbeda- cm, dan (10) warna kelam atau chroma
beda.Waktu mengakibatkan pelapukan dan kecil.
proses pencucuian benda alam sehingga CCL.
terbentuklah tanah dalam waktu yang relatif CCLI.
lama. Proses pembentukan tanah yang II. METODOLOGI
terjadi secara terus-menerus menyebabkan CCLII. Praktikum lapangan Dasar-
bahan induk tanah berubah menjadi tanah Dasar Ilmu tanah dilaksanakan pada hari
muda, dewasa, dan tua. Sehingga tekstur Minggu,2 April 2017. Praktikum lapangan
tanah yangdihasilkan berbeda-beda. dilaksanakan di beberapa tempat di
CCXLVIII. Metode yang Kabupaten Bantul dan Gunungkidul,
digunakan dalam praktikum ini adalah Yogyakarta. Pengamatan Morfologi Vertisol
metode kualit dilakukan di Playen. Pengamatan yang
CCXLIX. Faktor penting dalam dilakukan antara lain morfologi tapak,
pembentukan tanah Vertisol adalah adanya karakteristik profil, khemikalia, dan
musim kering dalam setiap tahun, meskipun klasifikasi ordo tanah. Adapun peralatan
lamanya musim tersebut bervariasi yang digunakan pada pengamatan morfologi
(Hardjowigeno, 2003 cit. Utami, 2010). tapak yaitu klinometer, kompas, dan GPS.
Menurut Darmawijaya (1997) dalam Utami Peralatan pada pengamatan karakteristik
(2010), ciri-ciri tanah vertisol adalah sebagai profil yaitu Soil Munsell Color Chart, palu
berikut : (1) Tekstur lempung, (2) tanpa pedologi, dan pisau. Peralatan yang
horizon eluvial dan iluvial, (3) struktur digunakan pada pengamatan khemikalia

28
yaitu tisu, gelas plastik, dan pipet tetes, HCl 2N, H2O2 10%, H2O2 3%, dan
sedangkan khemikalia yang digunakan yaitu akuades.
CCLIII.
III.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.
A. Morfologi Tapak (Site)
VI. Lokasi : Playen XV. E 110323
VII. Fisiografi : Cekungan Wonosari XVI. Altitude : 183 mdpl
VIII. Landform : marin XVII. Erosi : Lembar
IX. Topografi : Datar XVIII. Tingkat Erosi : Rendah
X. Lereng : +4 Datar 0-5% XIX. Landuse : Sawah
XI. Arah lereng : 5NE XX. Vegetasi : Jati dan rumput
XII. Litologi : Sedimen marin napal gajah
XIII. Pola drainase : Dendritik XXI. Pertumbuhan : Subur
XIV. Letak lintang : S 075831, XXII. Jeluk air tanah: 15-20m
XXIII. Cuaca : Cerah
XXIV.
B. Karakteristik Profil
XXV. Tabel 4 Karakteristik profil tanah vertisol
XXVI.
XXVII. N XXVIII. Pen XXIX. Lapi XXX. L XXXI. Lapi
o gamatan san I a san
p III
i
s
a
n
II
XXXII. 1. XXXIII. Jelu XXXIV. XXXV. 2 XXXVI.
k (cm) 0 - 20 cm 0 > 70 cm

5
0
c
m
XXXVII. 2 XXXVIII. Na XXXIX. XL. A XLI. C
. ma Horizon A1 2
XLII. 3. XLIII. Warna XLIV. XLV. XLVI.
tanah

29
XLVII. XLVIII. a. XLIX. 2,5 L. R LI. 5 YR
matrik YR Y 3,5/1
4/0 R
3
/
1
LII. LIII. b. LIV. Mn LV. - LVI. -
kerapatan
LVII. LVIII. c. LIX. - LX. - LXI. -
campuran
LXII. 4. LXIII. Tekstur LXIV. Lemp LXV. L LXVI. Lemp
ungan e unga
m n
p
u
n
g
a
n
LXVII. 5. LXVIII. Stru LXIX. LXX. LXXI.
ktur
LXXII. LXXIII. a. LXXIV. Masiv LXXV. M LXXVI.
Tipe / pejal a Masiv/ pejal
si
v/
p
ej
al
LXXVII. LXXVIII. b. LXXIX. LXXX. LXXXI.
Kelas
LXXXII. LXXXIII. c. LXXXIV. LXXXV. LXXXVI.
Derajat
LXXXVII. 6 LXXXVIII. Kon LXXXIX. XC. S XCI. Sang
. sistensi Liat a at
n Liat
g
a
t
Li
a
t
XCII. 7. XCIII. Perakaran XCIV. XCV. XCVI.
XCVII. XCVIII. a. XCIX. Makr C. M CI. Mikr
Ukuran o e o
s
o
CII. CIII. b. jumlah CIV. Bany CV. S CVI. Ban
ak e yak
d
i
k
it
CVII. 8. CVIII. Bahan CIX. CX. CXI.
kasar

30
CXII. CXIII. a. Jenis CXIV. CXV. CXVI.
CXVII. CXVIII. b. CXIX. CXX. CXXI.
jumlah
CXXII. CXXIII. c. CXXIV. CXXV. CXXVI.
ukuran
CXXVII. 9 CXXVIII. Uji CXXIX. CXXX. CXXXI.
. Chemicalia
CXXXII. CXXXIII. a. CXXXIV. CXXXV. CXXXVI.
BO (H2O210 +++ ++++ +++++
%)
CXXXVII. CXXXVIII. b. CXXXIX. CXL. + CXLI. +
Mn +++ +
(H2O23%)
CXLII. CXLIII. c. CXLIV.+ CXLV. + CXLVI.+++
Kapur (HCl +
2 N)
CXLVII. 1 CXLVIII. pH CXLIX. CL. 6 CLI. 7
0. H2O 7
CLII. 11. CLIII. Catatan CLIV. CLV. CLVI.
khusus(Kon
kresi,Slicke
n side,
struktur
baji, clay
skin, dll)

31
C. Klasifikasi Ordo Tanah sampai lapisan 3 sesuai perbedaan
a. PPT : Grumusol
suara. Diperoleh jeluk lapisan 1
b. FAO : Vertisol
c. Soil Taxonomy: Vertisol sampai lapisan 3 berturut-turut 0-
CLVII.
20 cm, 20-50 cm, >50 cm. Diukur
CLVIII. Pengamatan lapangan
warna tanah menggunakan Soil
stopsite 4 berada di Playen dengan
Munsell Color Chart, dan
fisiografi CekunganWonosari.
diperoleh warna lapisan 1 sampai
Tanah ini termasuk dataran aluvial
lapisan berturut-turut yaitu 2,5YR
dengan topografi yang datar.
4/0, 2 YR 3/1, 5 YR 2,5/1.
Lerengnya 4+ datar 0-5% dengan
CLXI. Tekstur tanah yang
arah lereng 5 NE dan berbatuan
diperoleh yaitu lempung. Tanah
permukaan napal. Lereng diukur
vertisol memiliki sifat kembang
menggunakan klinometer. Letak
kerut yang sangat tegas, seiring
lintang dikukur dengan
dengan fluktuasi kandungan lengas
menggunakan GPS dan diperoleh
tanah, akibat dari kandungan
hasil S 075831, E 110323 minaral lempung tipe 2:1 yaitu
CLIX. altitude 183 mdpl. Tanah montmorilonite. (Kusnarta et
ini memiliki pola drainase dendritik al.2011). Mineral lempung tipe 2:1
dengan pola erosi lembar dengan tingkat menyebabkan tanah vertisol
erosi rendah. Erosi lembar terjadi karena mengkerut saat kering, dan
air yang mengalir berkumpul dalam suatu mengembang saat basah. Struktur
cenkungan, sehingga di cekungan tersebut yang terbentuk yaitu gumpal,
terjadi erosi tanah yang lebih besar, ciri karena mengandung partikel
khasnya yaitu terdapat lembaran-lembaran lempung. Gaya kohesi semakin
pada tanah. Tanah ini dimanfaatkan untuk tinggi saat kandungan lempungnya
pertanian, dan tegalan. Vegetasi yang tinggi, yang secara umum akan
berada di daerah ini yaitu jati,rumput gajah menghasilkan agregat yang kuat.
dan pisang dengan tingkat kesuburan yang CLXII. Konsistensi yang
baik. diperoleh berdasarkan pengamatan pada
CLX. Pada pengamatan saat lembab yaitu lekat, sangat plastis saat
karakteristik profil, digunakan basah, dan keras saat kering. Hal itu juga
peralatan berupa palu pedologi berkaitan dengan tekstur lempung tanah
untuk mengetuk permukaan tanah, vertisol. Tanah bertekstur lempung
dan dibedakan menjadi lapisan 1 memiliki konsistensi yang keras saat

32
kering, namun akan menjadi sangat plastis kasar yang ditemukan yaitu kapur yang
saat basah. Hal itu membuat tanah vertisol berukuran sedang.
sulit diolah saat basah, dan sangat becek CLXV.Uji khemikalia yang
karena drainase terhambat. Sedangkan saat dilakukan yaitu uji BO, Mn, dan Kapur.
kering terjadi retakan yang cukup lebar, Uji Bahan organik menggunakan bahan
menyebabkan akar tumbuhan terputus. khemikalia berupa H2O2 10%, dan
CLXIII. Menurut Jenny diperoleh hasil lapisan yang memiliki
(1980) dalam Sunarminto et al. (2008), kadar kapur dari terendah ke tertinggi yaitu
bahwa tipe lempung Montmorillonit, lapisan 1,2 dan 3. Uji Mn menggunakan
Vermikulit dan Beidellit termasuk mineral H2O23%, kandungan Mn terendah ke
lempung yang berkembang kerut kuat, tertinggi yaitu lapisan 3,2 dan 1.
sehingga menjadi penyebab proses CLXVI. Uji kapur
pembalikan tanah (pedoturbation). menggunakan HCl 2N,dan didapat
Perbedaan antar lapisan tidak begitu kandungan kapur terendah ke tertinggi
terlihat saat buka profil, karena retakan yaitu lapisan 1,2 dan 3. Terdapat
pada tanah vertisol sangat lebar, sehingga gelembung-gelembung saat dilakukan
saat musim hujan, tanah yang berada di ditetesi dengan HCl 2N , yang
lapisan atas turun ke bawah dan masuk ke menandakan tanah tersebut mengandung
dalam celah. Akibatnya tanah lapisan atas kapur. Semakin banyak gelembung,
bercampur dengan lapisan di bawahnya. menandakan semakin banyak kadar kapur
Pada pengamatan buka profil terdapat yang terdapat pada tanah tersebut. pH H 2O
slickensides yang membuat tanah tampak yang didapatkan adalah 6,8 tergolong basa.
seperti cermin semu, permukaan tanah Ph H2O merupakan pH aktual yaitu H+
tampak mengkilap. Hal itu terjadi karena yang diukur berada pada larutan tanah,
gesekan-gesekan yang terjadi pada tanah. tanpa H+ yang berada di kompleks jerapan.
CLXIV. Perakaran yang CLXVII. Van Vambekke
ditemukan pada pengamatan berukuran (1992) dalam Nurdin et al. (2008),
makro pada lapisan 1, meso pada lapisan 2 menyatakan bahwa pembentukan tanah
dan mikro pada lapisan 3. Jumlahnya yaitu vertisol terjadi melalui dua proses, yaitu
4,3dan 2 berturut-turut pada lapisan 1 terakumulasinya mineral liat 2 : 1 dan
sampai lapisan 3. Tanah vertisol yang proses mengembang dan mengkerut yang
retak-retak saat kering menyebabkan akar terjadi secara periodik, sehingga
tanaman terputus karena retakan. Bahan membentuk slinckenside atau relief mikro
gilgai. Lebih lanjut dikatannya bahwa

33
ketika basah tanah menjadi sangat lekat terbentuk yaitu gumpal, karena
danplastis, tetapi kedap air. Namun, saat mengandung partikel lempung.
kering tanah menjadi sangat keras dan Tanah vertisol dimanfaatkan untuk
masif, atau membentuk pola prisma yang sawah pertanian, dan tegalan.
terpisahkan oleh rekahan. Hardjowigeno CLXXII.
(1993) dalam Nurdin et al.menyatakan CLXXIII.
bahwa faktor penting dalam pembentukan CLXXIV. DAFTAR PUSTAKA
tanah ini adalah adanya musim kering di CLXXV.
setiap tahun, meskipun lama musim kering CLXXVI. Kusnarta, I.G.M., B.D.
tersebut bervariasi. Di daerah yang paling Kertonegoro,
kering, tanah hanya basah selama 1-2 CLXXVII. B.H. Sunarminto,
bulan. Sedangkan di daerah yang paling dan D. Indradewa. 2011. Beberapa
basah tanah hanya kering selama beberapa faktor yang berpengaruh dominan
minggu setiap tahun. terhadap struktur vertisol tadah
CLXVIII. Tanah vertisol hujan Lombok. Jurnal Agroteksos
dimanfaatkan untuk sawah pertanian, dan 21 (3) : 120-128.
tegalan, hanya saja pembuatan jaringan CLXXVIII.
irigasi harus dibuat terlebih dahulu jika CLXXIX. Nurdin, P. Maspeke, Z.
disekitarnya ada sumber air atau sungai. Ilahude, dan
Tanah ini dapat dimanfaatkan dengan cara CLXXX. F. Zakaria. 2008.
mengatur drainase, irigasi dan pengelolaan ertumbuhan dan hasil jagung yang
tanah disertai pemupukan bahan organik dipupuk N, P, dan K pada tanah
untuk memperbaiki struktur tanh. Tanah vertisol Isimu Utara Kabupaten
vertisol dapat memberikan hasil padi, Gorontalo. Jurnal Tanah Trop 14
jagung, kapas, kacang tanah dan tebu. (1) : 49-56.
CLXIX. CLXXXI.
CLXX. KESIMPULAN CLXXXII. Prasetyo, B.H. 2007.
CLXXI. Tanah vertisol Perbedaan sifat-
memiliki sifat kembang kerut yang CLXXXIII. sifat tanah vertisol
sangat tegas, seiring dengan dari berbagai bahan induk. Jurnal
fluktuasi kandungan lengas tanah, Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 9
akibat dari kandungan minaral (1): 20-31.
lempung tipe 2:1 yaitu CLXXXIV. Rodriquez, I.T., and P.
montmorilonite. Struktur yang Amikar.

34
CLXXXV. 2004. Ecohydrology CXCI. 2008. Daya mengembang
of Water Controlled Moisture and dan mengerut montmorillonit I:
Plant Dynamics. Cambride pengaruh intensitas curah-embun
University Press, London. terhadap pengolahan
CLXXXVI. Soil Survey Staff. 1999. CXCII. tanah vertisol di
Soil Kecamanatn Tepus dan Playen,
CLXXXVII. Taxonomy : A Basic pegunungan seribu Wonosari.
System of Soil Classification Jurnal Agritech 28(I): 1-8.
CLXXXVIII. for Making and CXCIII. Utami, S.N.H. 2010. Kajian
Interpreting Soil SurveySecond sifat
edition. United States Department CXCIV. fisik, sifat kimia,
of Agriculture Natural Resources dan sifat biologi tanah paska
Conservation Service, Washington tambang galian C pada tiga
DC. penutupan lahan. Skripsi. Institut
CLXXXIX. Pertanian Bogor, Bogor.
CXC. Sunarminto, B. H., dan H. Santosa.
CXCV.
CXCVI.
CXCVII.
CXCVIII.
CXCIX.
CC.
CCI.
CCII.
CCIII.
CCIV.
CCV.
CCVI.
CCVII.
CCVIII.
CCIX.
CCX.
CCXI.
CCXII.
CCXIII.
CCXIV.
CCXV.
CCXVI.
CCXVII.
CCXVIII.
CCXIX.
CCXX.

35
CCXXI.

36
CCXXII. MORFOLOGI TANAH ALFISOL MULO
CCXXIII.
CCXXIV. ABSTRAK
CCXXV. Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada hari Minggu, 2 April
2017 bertempat di sekitar kawasan Mulo, Gunung Kidul, Yogyakarta. Pengamatan yang dilakukan pada
praktikum lapangan ini adalah pengamatan kedalaman jeluk air, warna tanah, tekstur tanah, struktur
tanah, konsistensi tanah, perakaran tanahan, bahan kasar, kekerasan tanah, kadar bahan organik,
kandungan Mn, kandungan kapur, dan pH tanah. Alat yang digunakan dalam praktikum lapangan ini
adalah palu pedologi, pisau, pH stik, GPS(Global Positioning System), klinometer, kompas, meteran, buku
warna tanah (Munsell Soil Colour Chart), alat dokumentasi berupa kamera, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah H 2O2 10%, H2O2 3%, HCl 2N, dan aquades. Setiap
lokasi memiliki jenis tanah yang berbeda sebagai perwakilan jenis tanah untuk diamati. Hasil yang
didapatkan dari pengamatan yang dilakukan, jenis tanah di daerah Mulo adalah tanah alfisol.
CCXXVI.
CCXXVII. Kata Kunci : Morfologi lahan, Profil tanah, Mediteran, Alfisol, Mulo
CCXXVIII.
I. PENGANTAR tujuan untuk mengetahui informasi
II. Tanah merupakan secara langsung pemanfaatan dari
kumpulan mineral dan bahan tanah di sekitar kawasan Mulo
organik yang menyusun sebagian serta dapat membandingkan
besar daratan, dan mampu dengan tanah yang ada di
menumbuhkan tanaman serta laboratorium.
sebagai tempat hidup makhluk III. Pengamatan profil
hidup lainnya. Pembentukan tanah tanah di lapangan meliputi
secara umum dipengaruhi oleh pengamatan sifat fisik tanah dan
beberapa faktor, salah satunya sifat kimia tanah (Rajamuddin,
adalah bahan induk. Bahan induk 2009).Syarat utama tanah jenis
tanah berbeda antara satu tempat alfisol adalah ditemukannya
dengan tempat yang lain. Untuk timbunan lempung di horison
itu, diperlukan pengamatan profil bawah (horison agrilik) dan
tanah di lapangan sehingga dapat mempunyai kejenuhan basa yang
diketahui karakteristik masing- tinggi, yaitu lebih dari 35% pada
masing tanah. Dengan mengetahui kedalaman 180 cm. Lempung yang
karakteristik tanah, akan terakumulasi di horison bawah
memudahkan dalam pemanfaatan berasal dari horison yang berada di
lahan tersebut. Mineral yang ada di atasnya dan tercuci ke bawah
tanah diperoleh dari pelapukan bersama dengan gerakan perkolasi
batuan, sementara bahan organik air. Padanan dengan sistem
diperoleh dari hasil dekomposisi klasifikasi lama adalah tanah
jasad makhluk hidup yang telah mediteran merah kuning, latosol,
mati. Praktikum ini mempunyai

37
dan podzolik merah kuning perlu dicuci lebih dulu agar plasma
(USDA, 2010). menjadi lebih mudah bergerak
IV. Tanah alfisol adalah bersama dengan air perkolasi.
tanah yang mengandung fraksi Dengan pencucian karbonat ini
lempung dalam jumlah banyak. tanah lapisan atas menjadi lebih
Tanah alfisol merupakan tanah masam kadang-kadang sampai
muda yang pelapukan mineral dan mencapai pH 4,5.
dekomposisi bahan organiknya VIII. b.Pencucian Besi dan
belum sempurna, sehingga lapisan Braunifikasi
solum yang terbentuk masih sangat IX. Besi sebagai
tipis. Tanah alfisol umumnya flocculant dengan kekuatan sedang
berwarna coklat kemerahan dengan mengalami pencucian dari lapisan
bercak kuning pada lapisan kedua atas setelah karbonat, dan
atau ketiga. Warna merah muncul diendapkan di horison B, sehingga
akibat adanya oksidasi bahan warna tanah menjadi coklat
mineral besi. Bercak kuning yang (braunification). Pembentukan
ada sebenarnya juga merupakan Epipedon Okhrik (Horison A).
besi yang mengalami oksidasi dan Bahan organik tidak tercampur
reduksi yang sempurna akibat terlalu dalam dengan bahan-
ayunan air dalam tanah. Bercak mineral, karena akar-akar halus
kuning juga menunjukkan bahwa tanaman hutan tidak terlalu banyak
aerasi tanah sangat baik (USDA, masuk ke dalam tanah seperti
2010). daerah padang rumput. Bahan
V. Secara umum, faktor yang organik yang terdapat di
mempengaruhi pembentukan permukaan tanah dicampur dengan
tanah alfisol adalah bahan mineral oleh cacing atau
VI. a. Pencucian Karbonat hewan-hewan lain, pada kedalaman
VII. Pencucian karbonat 2-10 cm, sehingga terbentuk
dari lapisan atas merupakan lapisan mull (horison A). Proses
prasyarat untuk pembentukan biocycling unsur hara dan basa-
Alfisol. Kalsium karbonat (dan basa dari subsoil ke horison O dan
bikar-bonat) merupakan flocculant A merupakan proses yang penting
yang kuat sehingga dalam untuk tanah Udalf. Hal ini dapat
pembentukan Alfisol, karbonat menyebabkan reaksi tanah di

38
permukaan menjadi hampir netral tanah yang mengembang, menutup
(pH 6,5-7,0), sedang reaksi tanah di pori-pori tanah sehingga air
subsoil menjadi lebih masam (pH perkolasi lambat bergerak,
4,8-5,8). penyaringan oleh pori-pori halus
X. c. Pembentukan Horison yang tersumbat, dan flokulasi liat
Albik bermuatan negatif oleh besi oksida
XI. Beberapa jenis yang bermuatan positif di horison
Alfisol ada yang memiliki horison Bt dan oleh kejenukan basa yang
E yang jelas berwarna pucat yang lebih tinggi setelah kemarau
disebut horison albik (misalnya panjang mendorong pembentukan
tanah Albaqualf). Horison ini Alfisol.
terbentuk sebagai akibat pencucian XIV.
liat dan bahan organik, sedang XV. II. METODOLOGI
proses mineralisasi sedikit sekali XVI. Praktikum
terjadi. Pencucian liat berjalan Lapangan Dasar-Dasar Ilmu Tanah
secara mekanik (lessivage) dilaksanakan pada hari Minggu, 2
bersama air perkolasi. Horison April 2017, berlokasi di kawasan
albik kadang-kadang juga Mulo, Gunung Kidul, Yogyakarta.
mengandung juga mengandung Pada praktikum ini, digunakan
cukup banyak bahan organik tetapi beberapa alat untuk menyusun
tidak berwarna. Mineral-mineral suatu profil tanah. Alat yang
resisten seperti kuarsa menjadi digunakan dalam praktikum
lebih banyak di horison A dan rasio lapangan ini adalah palu pedologi
SiO2/R2O3 menjadi lebih besar yang digunakan untuk analisis
dari Bt (Hardjowigeno, 2003). konsistensi perbedaan lapisan tanah
XII. d. Pengendapan Argillan dengan cara dipukul dan
XIII. Terjadinya dibandingkan suaranya, pisau
pengendapan liat (argillan) digunakan untuk mengambil
bersama seskuioksida dan bahan sampel tanah, pH stick digunakan
organik di horison Bt disebabkan untuk mengetahui pH tanah, GPS
oleh beberapa hal, yaitu air (Global Positioning
perkolasi tidak cukup banyak System)digunakan untuk
sehingga tidak dapat meresap lebih mengetahui koordinat tempat
jauh ke dalam tanah, butir-butir lokasi atau posisi, klinometer

39
digunakan untuk mengetahui pengamatan. Pengamatan tekstur
ketinggian dikawasan tertentu, dilakukan dengan metode
kompas digunakan untuk kualitatif, yaitu apabila tanah
menentukan arah mata angin, kering, maka tanah dibasahi
meteranuntuk mengetahui jeluk dengan air hingga liat. Selanjutnya
tanah tiap lapisan, buku warna tanah dibentuk bola, kemudian
tanah (Munsell Soil Colour dibentuk pita dan diukur
Chart)digunakan untuk analisis panjangnya, setelah itu tanah
warna tanah secara kuantitatif, alat dibuat bubur dan dirasakan
dokumentasi berupa teksturnya. Pengamatan struktur
kameradigunakan untuk dilakukan dengan tanah sedikit
mendokumentasikan, dan alat tulis diremas dan dilempar-lemparkan di
untuk mencatat hasil pengamatan. atas telapak tangan, kemudian
Bahan yang digunakan dalam diamati ukuran dan bentuk agregat
praktikum lapangan ini adalah yang terbentuk. Selain itu, diamati
H2O2 10%, H2O2 3%, HCl 2N, dan juga sifat kimia tanah dengan
aquades. menggunakan H2O2 10% untuk
XVII. Langkah kerja yang menguji kandungan BO, H2O2 3%
pertama dilakukan adalah untuk meguji kandungan Mn, HCl
pembuatan profil tanah yang 2N untuk meguji kandungan kapur
berupa irisan tanah secara vertikal dalam tanah, dan aquades dan pH
dengan panjang dan lebar kurang stick untuk menguji pH tanah.
lebih 1 meter dan kedalaman Selain itu juga dilakukan
kurang lebih 1,5 meter. Kemudian pengamatan terhadap ketinggian
diamati lapisan tanahnya dan tempat, posisi, kemiringan,
diukur kedalaman solumnya. Tanah kedalaman jeluk, suhu, dan cuaca
diambil dengan pisau untuk diamati saat pengamatan, serta
tekstur dan strukturnya, pertumbuhan vegetasi di lahan
pengambilan dilakukan dari lapisan tersebut.Setelah dilakukan
tanah paling bawah. Hal tersebut pengamatan tentang morfologi dan
bertujuan agar tanah yang jatuh karakteristik tanah, kemudian
saat pengambilan tidak tercampur berdasarkan hasil yang diperoleh
dengan lapisan tanah di bawahnya dapat diklasifikasikan tanah
yang bisa mempengaruhi hasil berdasarkan PPT, FAO, dan USDA.

40
XVIII.
XIX. III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
XX. a. Hasil
XXI.

XXII. Gambar 5.1MorfologiLahan


Kawasan Mulo
XXIII.

XXIV. Gambar 5.2Profil Tanah Alfisol


Kawasan Mulo
XXV. b. Pembahasan
XXVI. Tabel 5.1 MorfologiTapak Stop
Site V

41
XXVIII. Pengam
atan XXIX. Hasil
XXVII. Morfol Penga
N ogi mata
Tapak n
XXXI. Nama
XXX. Pengam
1 at XXXII. : A3/4
XXXIII.
2 XXXIV. Lokasi XXXV. : Mulo
XXXVIII. :
Pegun
XXXVI.XXXVII. Fisiogra ungan
3 fi Seribu
XLI. :
XXXIX.XL. Topogra Bero
4 fi mbak
XLII.
5 XLIII. Lereng XLIV. : 8%
XLVII. :
Agrof
XLV. orestr
6 XLVI. Landuse y
L. :
Rump
utgaja
h,Jagu
ng,
XLVIII. Ketela
7 XLIX. Vegetasi , Jati
LIII. :
LI. LII. PolaDra Dentri
8 inase tik
LIV. LVI. :
9 LV. Erosi Lebar
LIX. :
Mend
LVII. ung
1 beraw
LVIII. Cuaca an
LXII. S: 08 o
02
LX.
LXI. LetakLi 04,6
1
ntang LXV. E: 110
o
36
01,7
LXVI. LXVIII. :
1 Stopsi
LXVII. Kode te 5
LXXI. :
LXIX. Sedim
1 LXX. Landfor enmar
m in
LXXII.
1 LXXIV. :
LXXIII. Litologi Koral
LXXV.
1 LXXVI. Arah LXXVII. : 123
Lereng NE
LXXVIII. LXXX. :
1 LXXIX. Kebatua Kerak
n al
LXXXI.
1 LXXXII. Pertumb LXXXIII. :
uhan Subur

42
LXXXVI. :
LXXXIV.
LXXXV. Jeluk Dalam
1 Air , 30
Tanah m
LXXXVII.
LXXXVIII. Tin LXXXIX. :
1 gkat Sedan
Erosi g
XCII. :
XC. 186
2 XCI. Altitu mdp
de l
XCV. : 02
XCIII. Apri
2 XCIV. Tangg l
al 2017
XCVI.
XCVII. Lokasi pengamatan yang terdiri dari rumput gajah, pohon
kelima adalah di daerah Mulo, jati, dan ketela pohon sehingga
Gunung Kidul, Yogyakarta. oleh masyarakat sekitar, lahan
Lahan ini memiliki fisiografi ini dimanfaatkan sebagai
pegunungan seribu dengan agroforestry yaitu menanam
topografi berombak dan pola secara tumpeng sari dengan
drainase dendritik. Pada saat pohon atau tanaman tahunan.
diukur dengan menggunakan Daerah ini sebagian besar
klinometer tanah ini memiliki berupa hutan jati, dan sebagian
kemiringan lereng 8% dan arah dimanfaatkan sebagai lahan
lereng 123 NE. Lahan dengan pertanian. Dengan
kemirirngan 8% termasuk menggunakan GPS, dapat
dalam klasifikasi berombak diketahui bahwa lokasi stopsite
(Pustalinak, 2003 cit. Daud, kelima ini berada pada posisi S:
2007). Lahan yang diamati 08o 0204,6 dan E: 110o36
memiliki vegetasi tanaman 01,7 dan
tahunan yang heterogen, yang
XCVIII. ketinggian 186 mdpl (meter ini akan menghasilkan pola
diatas permukaan laut). alairan di atas tanah namun
Polaerosinya adalah lebar, yaitu belum menunjukkan adanya
erosi yang terjadi saat lapisan suatu lubang yang terjadi
tipis permukaan tanah di daerah karena adanya aliran air di
lereng terkikis oleh kombinasi permukaan tanah dengan
hujan dan aliran run off. Erosi tingkat erositas sedang.

43
Kawasan Mulo terbentuk dari daerah ini. Sedangkan jeluk air
pengangkatan batuan dasar tanah sekitar 30 meter,
laut, hal tersebut dapat dilihat landform lahan berupa
dari batuan atau lapukan batuan angkatan dan memiliki
kapur yang ditemukan di pertumbuhan yang baik.
XCIX.
C. Tabel5.2Karakteristik Profil
Stop Site V

44
CII. CIII. CIV. CV. CVI.
CI.
Pen L La L Lapisa
No

CVIII. CIX. CX. CXI. CXII.


CVII.
Jelu 0 5- 2 35-55
1
CXIV. CXV. CXVI. CXVII.
CXIII. CXVIII.
Na A B B
2 BT
CXX.
CXIX. CXXI. CXXII. CXXIV.
War CXXIII.
3
CXXVI. CXXVII. CXXVIII. CXXIX. CXXX.
CXXV.
a. 5 5 5 5 YR

CXXXII.
CXXXI. CXXXVI.
b. CXXXIII. CXXXIV. CXXXV.

CXXXVIII.
CXXXVII. CXXXIX. CXL. CXLII.
c. CXLI.

CXLIV. CXLV. CXLVI. CXLVII. CXLVIII.


CXLIII.
Teks L Le L Lemp
4
CL.
CXLIX. CLI. CLII. CLIV.
Stru CLIII.
5
CLVI. CLVII. CLVIII. CLIX. CLX.
CLV.
a. G G G Gump

CLXII. CLXIII. CLXIV.


CLXI. CLXVI.
b. K K CLXV.

CLXVIII. CLXIX. CLXX.


CLXVII. CLXXII.
c. K K CLXXI.

CLXXIV.
CLXXIII. CLXXV. CLXXVI.
Kon CLXXVII.CLXXVIII.
6
CLXXX.
CLXXIX. CLXXXI. CLXXXII.
a. CLXXXIII.
CLXXXIV.
- -
CLXXXVI. CLXXXVII.
CLXXXVIII.
CLXXXIX.
CXC.
CLXXXV.
b. A A A Agakl

CXCII.
CXCI. CXCIII. CXCIV. CXCVI.
Pera CXCV.
7
CXCVIII. CXCIX. CC. CCI.
CXCVII. CCII.
a. M M M
Mikro
CCIV. CCV. CCVI.
CCIII. CCVIII.
b. B CCVII.

CCX.
CCIX. CCXIV.
Bah CCXI. CCXII. CCXIII.
8
CCXVI.
CCXV. CCXVII. CCXVIII. CCXIX. CCXX.
a.
- - - -
CCXXII.
CCXXI. CCXXIII. CCXXIV. CCXXV. CCXXVI.
b.
- - - -
CCXXVIII.
CCXXVII. CCXXIX. CCXXX. CCXXXI. CCXXXII.
c.
- - - -
CCXXXIV.
CCXXXIII. CCXXXV.CCXXXVI.
Uji CCXXXVII.
CCXXXVIII.
9
CCXL.
CCXXXIX. CCXLI. CCXLII. CCXLIII. CCXLIV.
a.
+ + + +
CCXLV. CCXLVI. CCXLVII.CCXLVIII. CCXLIX. CCL.

45
CCLII.
CCLI. CCLIII. CCLIV. CCLV. CCLVI.
c.
0 0 + 0
CCLVIII.
CCLVII. CCLIX. CCLX. CCLXI. CCLXII.
pH
9 4 5 6
CCLXV.
CCLXVI. Terdapatsarangrayap.
CCLXIV. Rayapberfungsimembantup
CCLXIII.
Cata enggemburantanah,
10
menandakantanahtersebutsu
bur.
CCLXVII.
CCLXVIII. Berdasarkan pengamatan CCLXIX. Tekstur tanah
yang dilakukan, kawasan Mulo memiliki lapisan pertama dan kedua sama yaitu
tanah yang terdiri dari empat lapis horizon bertekstur lempung pasiran, pada lapisan
tanah yaitu AP, BT (Argilik), BT 2, BT 3. ketiga dan keempat bertekstur lempung
Penentuan jumlah lapisan dilakukan debuan. Struktur tanah lapisan memiliki
dengan pengamatan perbedaan warna kesamaan, yaitu struktur gumpal
tanah dan perbedaan bunyi yang menyudut. Hal ini menandakan bahwa
ditimbulkan saat tanah dipukul-pukul. ikatan antar butir tanahnya kuat, yang
Lapisan pertama merupakan horizon AP merupakan salah satu ciri tekstur tanah
dengan ketebalan (0-5cm) dan lapisan yang didominasi oleh fraksi lempung.
kedua merupakan horizon BT 1 dengan Derajat untuk keempat lapisan sama, yaitu
ketebalan (5-20cm), Lapisan ketiga adalah keras. Konsistensi semua lapisan tanah
horizon BT 2 dengan ketebalan (20-35cm) juga memiliki kesamaanya itu agak lekat.
dan terakhir lapisan keempat merupakan Konsistensi tersebut menandakan bahwa
horizon BT 3 dengan ketebalan (35-55cm). tanah tersebut mengandung banyak
Warna lapisan tanah yang pertama (AP) lempung.
CCLXX. Pada pengujian
menurut Munsel Soil Colour Charts adalah
bahan organik tanah sampel, lapisan
5 YR 5/6 sedangkan warna lapisan yang
pertama hingga lapisan keempat
kedua adalah 5YR 5/6, lapisan ketiga 5 YR
mengandung sedikit BO (+1). Dari data
5/6, dan pada lapisan keempat 5 YR 4/5.
tersebut diketahui bahwa tanah di daerah
Data tersebut menunjukkan bahwa warna
Mulo memiliki kandungan bahan organik
tanah didominasi oleh warna merah.
yang sedikit. Bahan organik yang terdapat
Warna merah menunjukkan adanya proses
pada tanah tersebut berasal dari
oksidasi mineral besi yang sempurna di
dekompisisi daun yang gugur, mengingat
dalam tanah. oksidasi yang sempurna
vegetasi yang ada di atasnya berupa hutan.
menandakan bahwa aerasi di dalam tanah
Pada pengujian kandungan kapur, lapisan
terjadi dengan baik.
pertama dan kedua tidak ditemukan

46
kandungan kapur sedangkan pada lapisan ordo Mediteran. Berdasarkan Food and
ketiga ditemukan kandungan kapur namun Agriculture Organization of United
sangat kecil (+1). Pada pengujian Nations (FAO) tanah ini berordo Luvisol.
kandungan mangan, semua lapisan Dan menurut penamaan Soil Taxonomy
ditemukan kandungan mangan dengan United Stadte Departement of Agriculture
kadar yang banyak. Konkresi mangan tanah ini memiliki ordo Alfisol. Tanah
terbentuk oleh proses oksidasi dan reduksi yang menyusun daerah Mulo adalah tanah
senyawa Mn dalam tanah setelah alfisol atau tanah mediteran dimana tanah
mengalami penjenuhan air dan alfisol dikenal sebagai tanah muda yang
pengeringan secara berturut-turut masih memiliki banyak mineral yang
(Hanudinet al, 2012). mudah mengalami pelapukan. Alfisol
CCLXXI. Mangan apabila
merupakan jenis tanah yang di lapisan
bereaksi dengan air akan membentuk basa
paling bawahnya terbentuk timbunan tanah
namun, kandungan mangan pada tanah ini
liat yang berasal dari eluviasi lempung
masih tergolong sedikit sehingga tidak
pada lapisan di atasnya. Alfisol sering
membuat tanah menjadi basa. Pada
dijumpai di daerah yang memiliki curah
pengujian pH tanah, didapatkan pH pada
hujan sedang hingga tinggi. Curah hujan
lapisan pertama 4, lapisan kedua sebesar 5,
mempengaruhi proses pelindihan lempung
lapisan ketiga sebesar 6, dan lapisan
dari lapisan atas ke lapisan bawahnya.
keempat sebesar 5. pH tersebut
Tanah alfisol umumnya terbentuk pada
menandakan bahwa tanah bersifat masam
lahan yang difungsikan sebagai hutan.
sampai agak masam CCLXXV. Tanah alfisol
CCLXXII. Tabel 5.3 Klasifikasi Ordo terbentuk dari batuan induk sedimen
II. : marine. Alfisol berasal dari batuan dasar
I. PPT Mediter
an laut yang mengalami pengangkatan.
IV. : Alfisol ditemukan di banyak zona iklim,
III. FAO
Luvisol
tetapi yang utama adalah di daerah
V. Soil
Taxonomy VI. : Alfisol beriklim sedang, dengan bahan induk
Tanah Stop Site V
relatif muda. Oleh karena itu Alfisol
CCLXXIII.
CCLXXIV. Dari pengamatan adalah tanah yang relative muda, masih
morfologi tapak dan profil tanah di atas, banyak mengandung mineral primer yang
dapat diklasifikasikan menurut PPT, FAO, mudah lapuk, mineral liat kristalin dan
dan Soil Taxsonomy.Tanah pada kawasan kaya unsur hara.Alfisol ditemukan di
Mulo menurut klasifikasi PPT memiliki daerah-daerah datar sampai berbukit.

47
Proses pembentukan alfisol memerlukan proses akumulasi liat untuk membentuk
waktu yang cukup lama karena lambatnya horison agrilik.

CCLXXVI. cm membuat akar tanaman sulit untuk

Pembentukan tanah alfisol dimulai dari masuk lebih dalam. Selain itu, sifat tanah

pelapukan mineral natrium karbonat yang yang asam juga berpengaruh terhadap

berada pada batuan induk. Kemudian pertumbuhan tanaman.


CCLXXVIII. Untuk
terjadi oksidasi besi yang diendapkan pada
mengatasi masalah tersebut, dapat
horison Bt2, proses ini menyebabkan
dilakukan beberapa tindakan. Untuk
warna tanah menjadi merah kecoklatan.
mencegah terjadinya longsor, perlu
Selanjutnya terjadi dekomposisi bahan
ditanam tanaman keras yang akarnya dapat
organik di kedalaman 2-10 cm dengan
menembus ke dalam tanah dan mengikat
bantuan organisme, dan terbentuklah
tanah, sehingga kemungkinan longsor
horison O. Setelah itu terjadi pelindihan
dapat diperkecil. Akar tanaman keras juga
bahan organik dan lempung, karena pada
dapat mempercepat proses pelapukan
saat itu mineral yang terbentuk belum
batuan induk yang berada di dalam tanah.
terlalu banyak, terbentuklah horizon albik.
Semakin cepat batuan melapuk, semakin
Selanjutnya, seiring dengan perkembangan
dalam solum tanah yang terbentuk.
waktu dan iklim yang terus berjalan,
Dengan begitu, tanaman dapat dengan
terbentuklan tanah alfisol, yang merupakan
mudah tumbuh pada tanah. Untuk
tanah muda. Horison agrilik terbentuk dari
pemberian pupuk, tingkat keasaman yang
pengendapan lempung dan bahan induk
ada didalam pupuk harus diperhatikan
(Kurniawan et. al., 2011).
CCLXXVII. Tanah alfisol mengingat pH tanah alfisol adalah netral.

tergolong tanah yang kurang subur untuk Pupuk yang diberikan seharusnya tidak

lahan pertanian, hal itu karena bentang terlalu asam dan tidak terlalu basa

lahan tanah alfisol yang berupa perbukitan sehingga kenetralan pH tanah dapat dijaga.
CCLXXIX.
dan rawan longsor. Selain itu, karena tanah
CCLXXX. IV. KESIMPULAN
alfisol belum mengalami perkembangan
CCLXXXI. Alfisol merupakan
yang baik, bahan organik yang terkandung
tanah yang terbenntuk dari angkatan dasar
juga masih sedikit. Solum yang terbentuk
laut. Tanah alfisol tergolong tanah muda
juga masih dangkal, karena pelapukan
yang masih belum banyak mengandung
batuan induk yang berada di bawah solum
bahan organik, sehingga belum dapat
belum sempurna. Kedalaman solum
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
lapisan pertama yang tidak lebih dari 30

48
secara optimal. Alfisol memiliki tekstur Gunungkidul. Seminar Nasional
Agroforestri III. 104-119.
lempungpasiran dengan konsistensi plastis,
CCLXXXVIII.
dan struktur gumpal menyudut. Alfisol CCLXXXIX. Jenny, H. 1941. Factors of
Soil Formation. McGraw-Hill
memiliki kandungan kapur yang rendah
Book Company Inc, New York
dan hanya terdapat pada batuan induk yang CCXC.
CCXCI. Kurniawan, Raditia Eka, S.
belum melapuk sempurna (lapisan paling
Utomo, dan Mujiyo. 2011.
bawah). Kandungan mangannya tinggi, Pendugaan perkembangan alfisols
di kecamatan Jatipuro
dan memiliki pH masamsampaiagakasam.
Karanganyar dengan model
Tanah alfisol sebenarnya potensial untuk kestabilan genetik.Jurnal Ilmu
Tanah dan Agroklimatologi 8(1) :
dijadikan lahan pertanian, namun solum
53-60
yang terlalu dangkal membuat perakaran CCXCII.
CCXCIII. Penelitian Tanah dan
tanaman sulit berkembang. Hal itu dapat
Agroklimat. 2003. Usahatani
diatasi dengan penanaman tanaman keras, pada Lahan Kering. Badan
Penelitian dan Pengemban gan
sehingga akar tanaman dapat mempercepat
Pertanian Departemen Pertanian,
proses pelapukan batuan induk. Bogor.
CCXCIV.
CCLXXXII.
CCXCV. Rajamuddin, Ulfiyah A.
CCLXXXIII. DAF
2009. Kajian tingkat
TAR PUSTAKA
perkembangan tanah pada lahan
CCLXXXIV.
persawahan di desa kaluku tinggu
CCLXXXV. Daud S. Saribun, 2007.
kabupaten donggala sulawesi
Pengaruh jenis penggunaan lahan
tengah. J. Agroland 16(1):45-52
dan kelas kemiringan lereng
CCXCVI.
terhadap bobot isi, porositas total,
CCXCVII. United States Department
dan kadar air tanah pada sub-das
of Agriculture Natural Resources
cikapundung hulu.Pusat
Conservation Service. 2010. Keys
CCLXXXVI.
to Soil Taxonomy Eleventh
CCLXXXVII. Hanudin, E., M. Nurdin,
Edition
dan J.W. Purnomo. 2012.
CCXCVIII.
Karakteristik konkresi mangan CCXCIX.
pada Mollisol Hutan Bunder CCC.

49

Anda mungkin juga menyukai