Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN PROFIL TANAH DAN SIFAT FISIK TANAH

DISUSUN OLEH :

Agus Santoso (201831018)

Debi Permata Ayu (201831010)

Renato Maivan (201831008)

Tiara Apriliani Anugrah (201831011)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KALTARA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas berkat dan
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Profil dan
Sifat Fisik Tanah” hingga selesai. Meskipun dalam laporan ini kami mendapat
banyak yang menghalangi, namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak,
sehingga laporan ini terselasaikan dalam waktu yang ditentukan.

Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sumbangan dan saran atas selesainya penulisan laporan ini. Di dalam
penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan
mengingat keterbatasannya pengetahuan dan pengalaman kami.

Oleh sebab itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun agar kami dapat lebih baik lagi dalam penulisan laporan
berikutnya.

Tanjung Selor, 17 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................... 1


1.2 TUJUAN ........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................


2.1 PROFIL TANAH .........................................................................
2.2 SIFAT FISIK TANAH ................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM ..........................................................

3.1 PRAKTIKUM I .............................................................................

3.1.1 Waktu dan Tempat .....................................................................

3.1.2 Alat dan Bahan ...........................................................................

3.2.3 Cara Kerja ..................................................................................

3.2 PRAKTIKUM II ...........................................................................

3.2.1 Waktu dan Tempat .....................................................................

3.2.2 Alat dan Bahan ...........................................................................

3.2.3 Cara Kerja .................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................

4.1 PENGAMATAN I .........................................................................

4.1.1 Hasil Pengamatan .......................................................................

iii
4.1.2 Pembahasan ................................................................................

4.2 PENGAMATAN II .......................................................................

4.2.1 Hasil Pengamatan .......................................................................

4.2.2 Pembahasan ................................................................................

BAB V PENUTUP .....................................................................................

5.1 KESIMPULAN ..............................................................................

5.2 SARAN ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terikat antara
satu dengan yang lain (diantarana mungkin material organik) dan rongga-
rongga diantara bagian-bagian tersebut berisi udara dan air. Tanah terjadi
sebagai produk pecahan dari batuan yang mengalami pelapukan mekanis atau
kimiawi. Pelapukan mekanis terjadi apabila batuan berubah menjadi fragmen
yang lebih kecil tanpa terjadinya suatu perubahan kimiawi dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi, yaitu pengaruh iklim, eksfoliasi, erosi oleh angin
dan hujan, abrasi, serta kegiatan organik. Sedangkan pelapukan kimiawi
meliputi perubahan mineral batuan menjadi senyawa mineral yang baru
dengan proses yang terjadi antara lain seperti oksidasi, larutan (solution),
pelarut (leaching).
Klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
yang berbeda-beda tapi memiliki sifat yang serupa berdasarkan pemakaiannya.
Tujuan klasifikasi tanah adalah untuk menentukan kesesuaian terhadap
pemakaian tertentu, serta untuk menginformasikan tentang keadaan tanah dari
suatu daerah ke daerah lainnya dalam bentuk berupa data dasar. Kalsifikasi
tanah juga berguna untuk studi yang lebih terperinci mengenai keadaan tanah
tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk menentukan sifat teknis tanah
seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya.
Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan
juga reaksi kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas
permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara.
Tanah-tanah yang bertekstur lempung memiliki luas permukaan yang besar
sehingga kemampuan menahan air dan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur
halus lebih lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah yang bertekstur
kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus mempunyai kemampuan menyimpan
air dan unsur hara makanan bagi tanaman.

1
Tanah yang memiliki struktur baik mempunyai tata udara yang baik,
unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang
baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling
bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah tidak cepat tertutup
bila terjadi hujan.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengatahui tekstur, struktur, dan
warna tanah dari sampel tanah yang telah diambil.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PROFIL TANAH


Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang
dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil interaksi antara iklim dan jasad
hidup terhadap bahan induk yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk
dan waktu (Arsyad, 2006).
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas ke
batuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O, A, E, B, C,
R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah.
Horizon O-A disebut horizon tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan
tanah bawah (Hanafiah, 2014).
Horizon adalah lapisan dalam tanah lebih kurang sejajar dengan
permukaan tanah dan terbentuk karena proses pembentukan tanah. Di lapang
masing-masing horizon diamati sifat-sifatnya yang meliputi: warna, tekstur,
konsistensi, struktur, kutan, konkresi dan nodul, pori-pori tanah (void), pH
(metode lapang), batas-batas horizon (Hardjowigeno, 1993).
Reaksi tanah (pH tanah) merupakan suatu istilah yang dipakai untuk
menyatakan reaksi asam-basa dalam tanah (Tisdale dan Nelson, 1975; Brady
1974 dalam Tan, 1998). Warna tanah tidak secara langsung berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman, tetapi tak langsung melalui daya pengaruhnya atas
suhu dan lengas tanah. Warna tanah merupakan karakteristik tanah yang
penting karena berhubungan dengan kandungannya bahan organik: warna
hitam dan hitam kecoklatan (Susanto, 2005).
2.2 SIFAT FISIK TANAH
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang
dinamik. Benda alami ini terbentuk oleh hasil interaksi antara iklim dan jasad
hidup terhadap bahan induk yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk
dan waktu (Arsyad, 2006).

3
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain
oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.
Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan
yang berbeda-beda. Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir
tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau
yang saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut
massive atau pejal (Hardjowigeno, 1987).

Tanah yang berstruktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur
hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah
yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan
rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk, di samping itu tanah tidak
mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan
(Hardjowigeno (1987).

Partikel-partikel primer di dalam tanah tergantung dalam suatu kelompok


yang dinamakan sebagai agregat tanah, yang merupakan satuan dasr struktur
tanah. Agregat terbentuk diawali dengan suatu mekanisme yang menyatukan
pertikel-partikel primer membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan
dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang dapat mengikat menjadi lebih kuat
(sementasi) (Baroto dan Siradz, 2006).

Tekstur tanah adalah perbandingan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat.
Suatu kelas tekstur mempunyai batas susunan tertentu dari fraksi pasir, debu,
dan liat.Pembagian kelas tekstur tanah menurut USDA dibagi kedalam 12
tekstur. Pembagian ini didasrkan banyaknya susunan fraksi tanah (Yulius
dkk, 2001).

Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran pada lapisan tanah.
Kasar atau halusnya tanah ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu,
dan liat yang terdapat didalam tanah. Tekstur tanah juga memberikan
pengertian persentase relatif dari ketiga unsur batuan yang meliputi pasir,
geluh, dan lempung (Prawirahartono, dkk, 1991).
Ukuran relative partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang
mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah
perbandingan relative pasir, debu dan tanah liat. Laju dan berapa jauh
berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur
oleh tekstur, karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat
terjadinya reaksi kimia pada permukaan tanah (Foth, 1994).

4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 PRAKTIKUM I
3.1.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar Ilmu Tanah (Pengenalan Profil Tanah) dilaksanakan pada
tanggal 15 Juni 2019, pukul 15.00-selesai, berlokasi di Lahan Selimau,
Tanjung Selor.
3.1.2 Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
- Soil Tester/Soil pH Meter - Tanah
- Munsel Soil Color Chart
- Penggaris
- Alat Tulis
- Plastik
- Cangkul
- sandak
3.1.3 Cara Kerja
3.2 PRAKTIKUM II
3.2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar Ilmu Tanah (Sifat Fisik Tanah) dilaksanakan pada
tanggal 24 April 2019, pukul 14.30-selesai, bertempat di Ruang Kelas.
3.2.2 Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
- Lempeng Kaca - Tanah Agregat Utuh
- Alat Penyemprot - Tanah Biasa
- Alat Tulis - Air
3.2.3 Cara Kerja
A. Penetapan Tekstur Tanah

5
1) Menyiapkan contoh tanah dalam keadaan kering udara yang sudah
dihaluskan kurang lebih 100gr dan air dalam botol penyemprot (dapat
mengguanakan contoh tanah untuk konsistensi tanah)
2) Mengambi contoh tanah secukupnya dan diletakkan di telapak tangan.
3) Meneteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok
dengan telunjuk tangan yang lalin.

RASAKAN: Apakah Licin, Halus atau Kasar


1. Rasa licin dan halus adalah partikel liat debu.
2. Rasa kasar adalah partikel pasir.
4) Menaksir berapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat
kekasarannya.
5) Menambahkan air sedikit demi sedikit namun tidak terlalu basah
kemudian pijit sedikit tanah dengan jari telunjuk.

RASAKAN: Apakah Ibu Jari Telunjuk Lekat atau Mudah Lepas


Rasa lekat menunjukkan adanya partikel liat (semakin lekat semakin
banyak partikel liatnya).

6) Menambahkan air sedikit lagi sampai tanah dapat digulung dengan


diameter 1,5cm dan panjangnya sekitar 5cm.

PERHATIKAN: Apakah Tanah Bisa Digulumg atau Tidak dan


Apabila Dibengkokkan Patah atau Tidak.
1. Tanah yang tidak bisa digulung menandakan jumlah pasir banyak.
2. Tanah yang bisa digulung menandakan jumlah partikel liat banyak.
3. Yang mudah patah menandakan pengaruh sifat pasir cukup besar.
4. Yang tidak mudah patah menunjukkan sifat liat mendominasi tanah.

B. PENETAPAN BENTUK STRUKTUR TANAH


1) Mengambil gumpalan tanah (dalam keadaan tanah) dengan diameter
kurang lebih 10cm.

2) Memecahkan gumpalan tanah tersebut dengan cara menekan dengan


jari, pecahan dari gumpalan tersebut merupakan agregat atau gabungan
agregat.
Bentuk struktur tanah ditentukan oleh bentuk agregat yang dibagi menjadi
7 yaitu :

1. Remah (crumb)
2. Granular

6
3. Lempeng (platy)
4. Prisma (prismatik)
5. Gumpal Bersudut (angular blocky)
6. Lepas/Butir Tunggal
7. Massif/Pejal

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PENGAMATAN I
4.1.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Profil Tanah

Horizon pH Kedalaman Hue Value Chroma Keterangan


(cm)

O 5,6 5 2,5 Y 5 1 2,5 Y 5/1


(Grey)
A - 7,5 2,5 Y 6 2 2,5 Y 6/2
(Pinkish Grey)
E - 12 2,5 Y 7 3 2,5 Y 7/3
(Pink)
B - 18 2,5 Y 7 2 2,5 Y 7/2
(Pinkish Grey)
C - 45 2,5 Y 7 6 2,5 Y 7/6
(Reddy Yellow)
R - 5 2,5 Y 7 8 2,5 Y 7/8
(Reddy Yellow)

4.1.2 Pembahasan

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap tanah mempunyai


horizon-horizon yang berbeda. Warna tanah setiap horizon ditentukan dengan
cara membandingkan warna setiap horizon dengan warna yang ada pada buku
Munsell Soil Color Chart, warna dinyatakan dalam tiga kriteria yaitu, hue,
value, dan chroma.

1. Horizon O mempunyai kedalaman lapisan 5 cm, hue 2,5 Y, value 5,


chroma 1, dan berwarna grey.

8
2. Horizon A mempunyai kedalaman lapisan 7,5 cm, hue 2,5 Y, value 6,
chroma 2, dan berwarna pinkish grey. Horizon E mempunyai kedalaman
lapisan 12 cm, hue 2,5 Y, value 7, chroma 3, dan berwarna pink.
3. Horizon B mempunyai kedalaman lapisan 18 cm, hue 2,5 Y, value 7,
chroma 2, dan berwarna pinkish grey.
4. Horizon C mempunyai kedalaman lapisan 45 cm, hue 2,5 Y, value 7,
chroma 6, dan berwarna reddy yellow.
5. Horizon R kedalaman lapisan 5 cm, hue 2,5 Y, value 7, chroma 8, dan
berwarna reddy yellow.

Dilihat dari tiap warna tanah menunjukkan bahwa pada setiap lapisan
berbeda. Perbedaan antara lapisan satu dengan yang lainnya terlihat jelas,
warna horizon O berbeda dengan warna horizon A, E, B dan seterusnya.
Horizon O berwarna agak gelap karena mengandung bahan organik
sedangkan horizon dibawahnya sudah mulai terang karena bahan organiknya
makin berkurang. Adapun tanahnya bersifat asam karena angka skala pH
tanahnya yaitu 5,6.

4.2 PENGAMATAN II
4.2.1 Hasil Pengamatan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Tekstur dan Struktur Tanah
NO. CONTOH TANAH TEKSTUR STRUKTUR

1 Tanah A Lempung Berpasir Remah (crumb)

2 Tanah B Lempung Granular

Lempeng
3 Tanah C Liat (platy)

9
4.2.2 Pembahasan
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum mata kuliah Dasar Ilmu
Tanah adalah
1. Contoh tanah A teridentifikasi sebagai tanah lempung berpasir,
dikarenakan tekstur tanah terasa sangat kasar, dan tanah agak melekat
apabila terkena jari, tanah dapat digulung tetapi dengan kelembaban yang
tinggi, dan jika tanah dibengkokan tanah mudah patah, tanah A memiliki
kandungan pasir sebesar 70% dan kandungan liat sebesar 20%. Sedangkan
struktur tanah A yaitu Remah (crumb).
2. Contoh tanah B teridentifikasi sebagai tanah lempung, dikarenakan tekstur
tanah terasa kasar dan tidak licin, apabila tanah disentuh dengan jari
sedikit melekat, dapat dibentuk bola agak teguh dan dapat sedikit dibuat
gulungan dengan permukaan mengkilat serta agak mudah patah, tanah B
memiliki kandungan liat sebesar 20%, kandungan debu sekitar 70%, dan
50% kandungan pasir.. Sedangkan struktur tanah B yaitu Granular.
3. Contoh tanah C teridentifikasi sebagai tanah liat, dikarenakan tekstur tanah
terasa berat dan halus, sangat melekat apabila terkena jari, dapat dibentuk
dengan baik dan sangat mudah untuk digulung, tanah C memiliki
kandungan 100% liat. Sedangkan struktur tanah C yaitu Lempeng (platy)

10
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penetapan tekstur dan struktur tanah, maka
dapat disimpulkan bahwa:

1) Tanah 1 teridentifikasi sebagai tanah yang bertekstur lempung berpasir,


karena tanahnya terasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat di buat
bola tetapi mudah hancur.

2) Tanah 2 teridentifikasi sebagai tanah yang bertekstur lempung, karena


tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat di bentuk bola
agak teguh dan dapat sedikit di buat gulungan dengan permukaan
mengkilat.

3) Tanah 3 teridentifikasi sebagai tanah yang bertekstur liat, karena terasa


berat dan halus, sangat lekat, dapat di bentuk bola dengan baik, dan
mudah di buat gulungan.

5.2 SARAN

Sebaiknya pengamatan tekstur dan struktur tanah ini tidak dilakukan di


kelas tetapi dilakukan di laboratorium dan menggunakan alat yang lengkap untuk
melakukan pengamatan agar hasil pengamatan yang dilakukan lebih akurat.

11

Anda mungkin juga menyukai