Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH DAN SAMPAH

Dosen Pembimbing :

Catur Puspawati, S.T., M. K. M.

Tugiyo, SKM, M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Dea Syakilla Syafitri


NIM : P21335120009
Kelompok :4

Program Studi Sanitasi Lingkungan

2- DIV Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “SIFAT-SIFAT FISIK TANAH
DAN SAMPAH” yang merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Penyehatan
Tanah dan Pengelolaan Sampah A pada semester ketiga.

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Catur Puspawati, ST., MKM.dan


Bapak Tugiyo, SKM, M.Si yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
pengetahuan penulis dalam penulisan makalah ini semakin bertambah dan hal itu
sangat bermanfaat bagi penulis di kemudian hari.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir
kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan
saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Jakarta, 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
1.1. Pengertian dan Peranan Fisik Tanah dan Sampah ....................................... 1
1.1.1. Pengertian dan Peranan Sifat Fisik Tanah ......................................... 1
1.1.2. Pengertian dan Peranan Sifat Fisik Sampah ...................................... 2
1.2. Macam-Macam Sifat Fisik Tanah (Warna, Tekstur, Struktur, Konsistensi,
dan Suhu) dan Sampah ............................................................................................ 3
1.2.1. Sifat Fisik Tanah ............................................................................... 3
1.2.1.1. Warna Tanah ......................................................................... 3
1.2.1.2. Tekstur Tanah ....................................................................... 5
1.2.1.3. Struktur Tanah ...................................................................... 7
1.2.1.4. Konsistensi Tanah ................................................................. 8
1.2.1.5. Suhu Tanah ........................................................................... 9
1.2.2. Sifat Fisik Sampah ............................................................................ 9
1.2.2.1. Densitas ................................................................................. 9
1.2.2.2. Kadar Air ............................................................................ 10
1.2.2.3. Ukuran Partikel dan Distribusi ........................................... 11
1.2.2.4. Kapasitas Lapang ................................................................ 11
1.3. Pengambilan Sampel Untuk Sifat Fisik Tanah dan Sampah ...................... 11
1.3.1. Tanah ............................................................................................... 11
1.3.2. Sampah ............................................................................................ 13
1.4. Pengukuran Sifat Fisik Tanah dan Sampah ............................................... 15
1.4.1. Pengukuran Sifat Fisik Tanah. ........................................................ 15
1.4.2. Pengukuran Sifat Fisik Sampah. ..................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

iii
1.1. Pengertian dan Peranan Fisik Tanah dan Sampah

1.1.1. Pengertian dan Peranan Sifat Fisik Tanah


Tanah adalah salah satu sumber daya utama dalam bidang
pertanian. Tanah yang ideal bagi usaha pertanian adalah tanah dengan sifat fisika,
kimia, dan biologi yang baik. Secara fisika, tanah berfungsi sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman serta menyuplai kebutuhan air
dan udara. Secara kimia, tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai unsur.
Sedangkan secara biologi, tanah berfungsi sebagai habitat organisme tanah yang
aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat aditif bagi pertumbuhan tanaman. Selain
itu, tanah juga berfungsi sebagai salah satu bagian dari ekosistem. Menurut Yasin
(2004), ekosistem yang paling stabil dan sustainable adalah ekosistem hutan. Hal
ini disebabkan karena fungsinya yang dapat mensuplai hara sendiri melalui salah
satu caranya yaitu pengembalian bahan organik. Oleh sebab itu, fungsi tanah
sebagai media pertumbuhan tanaman sangat penting untuk diperhatikan.

Kesuburan tanah ditentukan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu sifat fisika,


kimia, dan biologi tanah. Sifat fisika tanah yang berpengaruh terhadap kualitas
kesuburan tanah baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya yaitu
tekstur tanah, struktur tanah, bobot volume (BV) tanah, total ruang pori (TRP)
tanah, permeabilitas tanah, bahan organik tanah, dan kemantapan agregat tanah.
Sifat fisika ini juga akan mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah. Ketiga sifat
tanah ini saling berkaitan, sehingga akan menentukan tingkat kesuburan dari suatu
tanah.

Sifat fisika tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan dan produksi tanaman. Pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi
langsung oleh sifat fisika tanah adalah perakaran. Apabila sifat fisika tanah baik
maka perkembangan perakaran akan baik pula. Akar yang berkembang baik akan
mampu menyerap hara dan air dengan baik dari tanah. Faktor pendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dipengaruhi oleh sifat fisika tanah

1
lainnya adalah daya pegang air tanah, aerase tanah, dan aktivitas mikroorganisme
tanah. Akan tetapi, sifat fisika tanah bisa berubah terutama akibat perubahan
penggunaan lahan.

Peranan sifat fisik tanah yaitu sebagai berikut :

1. Tekstur tanah, salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah dalam
menyerap air.
2. Struktur tanah, faktor yang berperan dalam mempengaruhi bentuk, ukuran, dan
kepadatan tanah.
3. Konsistensi tanah, merupakan karakteristik tanah yang akan menunjukkan gaya
kohesi dan adhesi tanah pada berbagai kelembapan.
4. Warna tanah, perbedaan warna tanah disebabkan oleh organisme tanah dan
bahan organik di dalam tanah.
5. Suhu tanah, semakin tinggi suhu tanah, maka akan semakin tinggi juga
mikrobiologi dan perkecambahan yang dapat terjadi

1.1.2. Pengertian dan Peranan Sifat Fisik Sampah


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (Depkes RI, 2008).
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah
tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri,
puingan bahan bangunan dan besibesi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai (Sucipto,
2012). Sifat fisik sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang zat
nya yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya.

Peranan sifat fisik sampah :

a) Berat jenis sampah : Untuk mengetahui volume sampah yang diolah.


b) Kadar Kelembaban : Untuk mengetahui massa air per unit massa sampah basah
atau sampah kering.

2
c) Ukuran partikel : Untuk mengetahui ukuran penyaringan dan pemisahan
mekanik

1.2. Macam-Macam Sifat Fisik Tanah (Warna, Tekstur, Struktur,


Konsistensi, dan Suhu) dan Sampah

1.2.1. Sifat Fisik Tanah

1.2.1.1. Warna Tanah

Warna tanah adalah salah satu ciri tanah yang dapat dilihat
secara kasat mata dan sering digunakan sebagai petunjuk dari beberapa sifat fisik
tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada di dalam
tanah. Penyebab adanya perbedaan pada warna tanah karena kandungan bahan
organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap.

Pada lapisan bawah tanah, memiliki kandungan bahan


organic yang rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya
senyawa Fe yang didapat. Pada daerah yang memiliki drainase yang buruk, yaitu
pada daerah yang selalu tergenang air, warna tanahnya abu-abu karena senyawa

3
Fe terdapat dalam keadaan reduksi (Fe2+). Sedangkan pada daerah yang memiliki
drainase yang baik, yaitu pada tanah yang tidak pernah terkena air, Fe terdapat
dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (Hematit) yang
berwarna merah atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna Kuning cokelat.
Kemudian untuk tanah yang tekadang terkena air dan terkadang kering, maka
disamping waran abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak
karatan merah atau kuning yaitu ditempat-tempat dimana udara dapat masuk
sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Beberapa jenis mineral seperti
kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.

Hubungan pada warna tanah dengan kandungan bahan


organik di daerah tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang
(Amerika, Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai
kandungan bahan organic lebih dari 1%, sama dengan kandungan bahan organic
tanah hitam di daerah beriklim sedang. Warna pada tanah ditentukan dengan
menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color
Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu hue, value dan
Chroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang
gelombangnya. Value menunjukan gelap terangnya warna (kecerahan tanah),
sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukan kemurnian
atau kekuatan dari warna spectrum (hue).

Warna pada tanah akan berbeda jika tanah basah, lembab


atau kering, sehingga untuk menentukan warna tanah perlu diperhatikan apakah
tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab atau kering. Warna tanah mempunyai
hubungan dengan oksida-besi yang terhidratasi relatif tidak stabil dalam keadaan
lembab, maka warna merah biasanya menunjukkan drainase dan aerasi yang baik.
Tanah merah sekali biasanya terdapat di permukaan yang cembung (convex)
terletak di atas batuan permeabel. Meskipun demikian, ada pula tanah-tanah
merah yang berasal dari bahan induknya.

4
1.2.1.2. Tekstur Tanah

Tekstur tanah tersusun dari tiga golongan besar partikel


tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi
lempung (clay) dan fraksi pasir (sand) dan debu (dust) (Foth, Henry, 1994).
Golongan partikel tanah diberi nama fraksi tanah. tekstur tanah akan selalu
berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kemudahan olah,
kesuburan dan produktifitas pada daerah-daerah tertentu. Ukuran relatif partikel
tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengarah pada kehalusan atau
kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu
dan tanah liat.

Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran.


Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon
disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu).

5
Bahan-bahan tanah yang lebih halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus (fine
earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi:

Pasir : 2 mm – 50 

Debu : 50 - 2

Liat : kurang dari 2

Tekstur pada tanah menunjukkan kasar dan


halusnya tanah dari fraksi tanah halus (<2mm). Berdasarkan atas perbandingan
banyaknya butir-butir pasir, debu dan lait maka tanah dikelompokan ke dalam
beberapa kelas tekstur.

a. Kasar : Pasir dan Pasir Berlempung


b. Agak Kasar : Lempung berpasi dan Lempung berpasir halus
c. Sedang : Lempung berpasir sangat halus, Lempung, Lempung Berdebu,
Debu
d. Agak Halus : Lempung liat, Lempung liat berpasir, Lempung liat berdebu
e. Halus : Liat berpasir, Liat berdebu, Liat

Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-


butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram)
mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan)
air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap
satua berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar.

6
1.2.1.3. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah penyusunan antara partikel tanah


primer (bahan mineral) dan bahan organic serta oksida, membentuk agregat
sekunder. Merupakan gumpalan kecil dari butir – butir tanah. Gumpalan kecil
mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda – beda.

Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi:

a. Tingkat perkembangan lemah (butir – butir struktur tanah mudah hancur)


b. Tingkat perkembangan sedang (butir – butir struktur tanah agak hancur)
c. Tingkat perkembangan kuat (butir – butir struktur tanah suka hancur)
Ini tidak sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembabab tanah.

Menurut bentuknya struktur dapat dibedakan menjadi:

 Lempeng
 Prisma
 Tiang
 Gumpal
 Granular
 Remah

7
Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai
tata udara yang baik, unsure – unsure hara lebih mudah tersedia dan mudah
diolah. Struktur tanah harus tidak mudah rusak (mantap) sehingga pori – pori
tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.

1.2.1.4. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir –


butir tanah atau daya adhesi butir – butir tanah dengan benda lain. Ini ditunjukan
oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya – gaya
tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan dan sebagainya.

Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan kedalam


konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam
keadaan kering, dibedakana kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam
keadaan basah, dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau
kelekatannya yaitu plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak
lekat sampai lekat.

Cara penentuan konsistensi tanah adalah sebagai berikut:

a. Tanah basah : kandungan air diatas kapasitas lapang


b. Tanah lembab : kandungan air mendekati kapasitas lapang
c. Tanah kering : tanah dalam keadaan kering air

8
1.2.1.5. Suhu Tanah

Suhu tanah juga menentukan kualitas tanah tersebut. Suhu


tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang mempengaruhi proses-proses
yang terjadi didalam tanah seperti pelapukan, penguraian bahan tanah, reaksi-
reaksi kimia dan lain-lain dan dapat mempengaruhi langsung pada pertumbuhan
tanaman melalui percobaan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas mikroba,
ketersediaan unsur hara tanaman, dan lain-lain.

1.2.2. Sifat Fisik Sampah

1.2.2.1. Densitas
Densitas adalah berat per unit volume diekspresikan
sebagai kg/m3. Densitas bervariasi karena besarnya variasi komponen limbah,
adanya pemadatan, laju dekomposisi, dsb. Densitas penting karena dibutuhkan
untuk mengetahui total massa dan volume limbah yang harus ditangani.

9
Table 1 Sifat Tipikal Limbah yang tidak dipadatkan

MASSA DENSITAS
COMPONEN VOLUME (m3)
(kg) (kg/m3)

Limbah Pangan 4.3 288 0.0149


Kertas 19.6 81.7 0.240
Plastik 0.82 64 0.013
Limbah Kebun 6.5 104 0.063
Gelas 3.4 194 0.018
Logam 1.95 320 0.00609

1.2.2.2. Kadar Air


Kadar air adalah persentase berat air bahan. Kadar air
dirumuskan sebagai berikut: M=w-dd100
Dimana:
M = Kadar air (%)
w = berat awal sampel (kg)
d = berat sampel setelah pengeringan pada 105°C(kg)
Table 2 Tipikal kelembapan limbah

Kelembapan Kelembapan
Tipe Limbah
Kisaran (%) Tipikal (%)
Rumah tangga
Limbah Pangan 50 - 80 70
Kertas 4 - 10 6
Plastik 1-4 2
Limbah kebun 30 - 80 60
Gelas 1-4 2

10
1.2.2.3. Ukuran Partikel dan Distribusi
Ukuran dan distribusi komponen limbah penting untuk
penanganan, terutama jika akan digunakan pemisahan cara mekanis spt dengan
magnetic separators. Contoh, besi dengan ukuran besar akan berat jika dipisahkan
dengan magnetic belt atau drum system.

1.2.2.4. Kapasitas Lapang


Kapasitas lapang adalah jumlah total kelembapan yang
dapat ditahan dalam limbah pada tekanan gravitasi. Pemting untuk menagani
penumpukan limbah. Penting untuk menangani penumpukan limbah. Nilai
kapasitas lapang limbah yang belum dipadatkan berkisar antara 50 - 60%.

1.3. Pengambilan Sampel Untuk Sifat Fisik Tanah dan Sampah

1.3.1. Tanah
Pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat fisik tanah dapat
dilakukan dengan beberapa metode tergantung tujuannya. Menurut Kurnia et.al.
(2006) ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh
(undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh
tanah tidak utuh (disturbed soil sample).

Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari


lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir
menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan
angka berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan.
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini digunakan untuk analisis indeks
kestabilitas agregat (IKA).

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat-


sifat kimia tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di
lapangan, karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Sampel tanah
diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman

11
tertentu. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan
air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas dan lain-lain. Jenis
peralatan yang digunakan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis contoh tanah dan alat yang diperlukan untuk


pengambilannya.
Contoh jenis tanah Jenis alat
Tanah Utuh (Undisturbed Tabung logam kuningan atau tembaga (ring
Soil Sample) sample), sekop/cangkul, pisau tajam tipis.
Tanah dengan Agregat Utuh Cangkul, kotak contoh.
(Undisturbed Soil Aggregate)
Tanah Terganggu (Disturbed Cangkul atau bor tanah, kantong plastik tebal.
Soil Sample)

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup

Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat


pada gambar 2 sebagai berikut.

12
Pengambilan sampel tanah dilakukan masing-masing permukaan
tanah di beberapa tutupan lahan yang berbeda, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Membersihkan permukaan tanah yang akan diambil sampelnya dari rumput,
semak ataupun daun-daunan dan ranting/dahan dengan mandau atau tangan
b. Mengambil sampel tanah pada masing-masing plot pengamatan sebanyak 3
sampel dengan menggunakan ring sampel tanah (untuk analisis permeabilitas)
dan sampel tanah berat kurang lebih 1 kg untuk analisis sifat fisik tanah, dan
bahan organik.
c. Sampel tanah tersebut dimasukkan dalam kantong plastik dan diberi label dan
distaples.Selanjutnya sampel-sampel tanah dibawa kelaboratorium untuk
dianalisis lebih lanjut.

1.3.2. Sampah

Pengambilan sampel sampah untuk pengujian karakteristik menurut


SNI 19-3964-1994 sampel diambil dari tiap komponen sampel seberat sesuai

13
perhitungan , lalu aduk merata sampel-sampel tersebut dan dimasukkan ke dalam
kantong plastik ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium.

Cara pengambilan dan pengukuran sampel sampah yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan lokasi pengambilan sampel.


2. Menentukan tenaga pelaksana.
3. Menyiapkan peralatan.
4. Menghitung densitas sampah sebagai berikut :
a. Semua sampah dikumpulkan pada satu tempat.
b. Membagi sampah yang telah terkumpul menjadi empat bagian yang sama
kemudian dari setiap bagian diambil sampah dan digabungkan ke dalam
ember hingga penuh. Sampah yang ada di dalam ember ini akan dijadikan
sampel.
c. Menghentakkan 3 kali sehingga mencapai volume yang diinginkan.
d. Mengukur berat sampel yang telah dimasukkan ke dalam ember dengan
timbangan.

e. Prosedur pengambilan sampel (no. 2) dan pengukuran berat sampah (no. 3)


dilakukan sebanyak tiga kali.
5. Menghitung komponen komposisi sampah sebagai berikut:
a. Semua sampah dikumpulkan pada satu tempat.

14
b. Membagi sampah yang telah terkumpul menjadi empat bagian yang sama
kemudian dari setiap bagian diambil hingga mencapai berat keseluruhan
sebagai sampel.
c. Dari sampel tersebut, sampah dipilah lagi berdasarkan kategorinya yaitu
sampah organik, plastik, kertas, kain, kayu, kaca, kaleng, dan karet.
d. Mengukur berat setiap kategori sampah yang telah dipilih.

1.4. Pengukuran Sifat Fisik Tanah dan Sampah

1.4.1. Pengukuran Sifat Fisik Tanah.


Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat
disebabkan oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau alami dan
pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang sifatnya internal
berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang dapat
mempengaruhi pembentukan tanah. Variabilitas sifat-sifat fisik tanah akibat dari
proses alami dapat diregionalisasi dengan asumsi bahwa tempat yang berdekatan
cenderung mirip atau mempunyai nilai yang tidak berbeda jauh, yang kemudian
didelineasi menjadi satu poligon. Namun demikian, tingkat kemiripan tersebut
sangat tergantung pada skala pengamatan, misalnya negara, km, atau hanya
beberapa mm saja.

Pengaruh luar terhadap sifat-sifat fisik tanah seperti pengolahan


tanah dan jenis penggunaan lahan dapat diuraikan menurut ruang dan waktu.

15
Pengolahan tanah, drainase, penutupan tajuk tanaman, dan bahan pembenah tanah
dapat secara nyata mempengaruhi variasi hasil pengukuran baik menurut ruang
maupun waktu. Sebagai contoh, pengolahan tanah adalah mencampur tanah, yang
berarti cenderung mengurangi variasi berat isi tanah menurut ruang, namun,
pengaruhnya berubah menurut waktu akibat proses pemadatan.

Pengaruh ruang dan waktu terhadap sifat-sifat fisik tanah dapat


dituliskan sebagai berikut: SP = f(x, y, z, t) , dimana: SP adalah sifat fisik tanah
apa saja, misalnya kelembapan tanah, suhu, berat isi tanah. Simbol f diartikan
sebagai fungsi dari; x, y, z adalah koordinat Cartesian; dan t adalah waktu. Hal ini
menunjukkan, bahwa pengukuran satu sifat fisik tanah di lapangan harus
mempertimbangkan waktu dan posisi pengambilan contoh tanah, atau pengukuran
sifat fisik tanah tertentu.

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh


tanah atau pengukuran sifat fisik tanah tertentu di lapangan, yaitu:

 Waktu pengambilan contoh tanah (t); apakah contoh tanah atau pengukuran
dilakukan pada musim hujan atau kemarau, apakah sebelum atau sesudah
pengolahan tanah, dan seterusnya;
 Kedalaman pengambilan contoh atau pengukuran (z);
 Posisi di antara barisan tanaman (x); dan
 Posisi di dalam barisan tanaman (y).

Perbedaan nilai pengukuran yang disebabkan oleh faktor x, y, dan z


disebut sebagai variasi menurut ruang (spatial variability), sedangkan perbedaan
nilai pengukuran akibat pengaruh faktor t disebut sebagai variasi menurut waktu
(temporal variability).

1.4.2. Pengukuran Sifat Fisik Sampah.


Menurut Tchobanoglous (1993), rumus menentukan:

Berat Jenis (Kg/L) =

16
Penentuan potensi daur ulang sampah dengan melakukan
pemilahan sampah-sampah yang dapat didaur ulang dari sampah yang telah
dipisahkan menurut komposisinya dan ditimbang beratnya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Etika Christina R.M, dan Ganjar Samudro. 2016. Kajian Penentuan Metode
Pengolahan Sampah. Fakultas Teknik : Universitas Diponegoro. Jurnal
Penelitian.

Kurnia Undang, dkk. (2006). Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai
Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor

Khaerudin. 2011. “Studi Karakteristik Sampah Pada Tempat Pembuangan Akhir


Tamangapa Dan Kaitannya Dalam Upaya Daur Ulang .” Tugas Akhir.
Makasar : Universitas Hasanuddin.

Sarminah, S, Karyati, dan T. Sudarmadji. 2019. Panduan Praktikum: Konservasi


Tanah dan Air. Mulawarman University Press. Samarinda.

SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh


Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan

Suganda, Husein. Achmad Rachman. Sutono. 2006. Petunjuk Pengambilan


Contoh Tanah. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

http://www.lsihub.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/Minggu-03-Karakteristik-
Limbah-Padat.pdf diakses Jumat, 24 September 2021 pukul 15.59 WIB.
http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/diktatsampah 2010-
bag-1-3.pdf diakses Jumat, 24 September 2021 pukul 15.59 WIB.
http://scholar.unand.ac.id/23106/2/BAB%20I%20%20PENDAHULUAN.pdf
diakses Jumat, 24 September 2021 pukul 16.00 WIB.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1083/2/4%20BAB%20II.pdf diakses Jumat, 24


September 2021 pukul 16.05 WIB.

http://eprints.umm.ac.id/35383/3/jiptummpp-gdl-denirezkia-49846-3-babii.pdf
diakses Jumat, 24 September 2021 pukul 16.08 WIB.

https://repository.unri.ac.id/jspui/bitstream/123456789/7204/6/6.BAB%20III.PDF
diakses Jumat, 24 September 2021 pukul 16.15 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai