Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATA KULIAH K3

Pertemuan Ke-6, Selasa, 21 September 2021


Dosen : Bu Indah., M.Kes
Penanggung Jawab : 1. Isyfalana Noor Islam
2. Rahmat Hamdhani

FAKTOR BAHAYA BIOLOGI DI LINGKUNGAN KERJA


I. Pengertian Bahaya dan Bahaya Kerja Biologi
● Hazard atau bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang
berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Bahaya diartikan sebagai potensi dari
rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau
kerugian.
● Bahaya biologi adalah bahaya yang berasal dari tanaman, binatang, organisme
atau mikro organisme yang kemudian masuk kedalam tubuh kita yang dapat
mengancam kesehatan serta dapat juga dari pekerja yang menderita penyakit
tertentu yang dapat menularkan virusnya kepada pekerja lain seperti TBC,
Hepatitis A/B.
II. Klasifikasi Bahaya Kerja Biologi
a. Klasifikasi berdasarkan tipe agen
● Agen infeksius : Mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, berupa
bakteri , virus, ricketsia, jamur dan parasit.
● Tumbuhan dan produknya.
● Hewan dan produknya. Hewan dan produknya berbahaya menurut kriteria
berikut ini :
1) Kemampuan untuk menyebabkan infeksi.
2) Tingkat keparahan penyakit yang mungkin terjadi.
3) Risiko bahwa infeksi akan menyebar ke populasi.
4) Risiko kerusakan lingkungan atau kerugian ekonomi.
5) Ketersediaan vaksin dan pengobatan yang efektif.
b. Klasifikasi berdasarkan mode transmisi
● Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak fisik dengan orang yang
terinfeksi.
● Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak dengan bahan atau
benda yang terkonaminasi.
III. Faktor Bahaya Biologi Di Tempat Kerja
Faktor biologis di tempat kerja biasanya di kenal dalam bentuk mikro organisme
seperti virus, bakteri, protozoa, cacing, kutu, pinjal. Tumbuhan dan juga dalam bentuk
makro organisme seperti binatang berbisa, binatang buas dan lain-lain.
1. Bakteri
a. Bakteri mempunyai 3 bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung (koma,
spiral) dan Batang (basil).
b. Sel bakteri mempunyai ukuran yang bervariasi:
● Berbentuk bulat umumnya berdiameter 0,7–1,3 mikron (1 mikron=
0,001mm).
● Berbentuk batang, lebarnya 0,2 –2,0 mikron, panjangnya 0,7 –3,7
mikron.
c. Bakteri dapat menyebabkan penyakit/infeksi seperti anthrax, tuberculosis,
tetanus, typoid, cholera, diptheria dll.
d. Bakteri penyebab penyakit timbul akibat:
● Kesehatan dan sanitasi yang buruk.
● Makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik.
● Kontak dengan orang atau hewan terinfeksi, terutama di lingkungan
yang padat.
2. Virus
a. Mempunyai ukuran yang sangat kecil, bervariasi antara 16-300 nm. Untuk
melihatnya memerlukan mikroskop elektron.
b. Virus mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
c. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk bereplikasi vitus harus menginfeksi
sel inangnya yang khas.
d. Virus dapat menyebabkan berbagai infeksi pada manusia, hewan dan
tumbuhan.
3. Jamur
a. Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni.
b. Jamur mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup
dari organisme atau hewan lain.
c. Ukurannya bervariasi dari yang berbentuk besar sehingga bisa dilihat
dengan mata sampai yang bberbentuk mikroskopis.
4. Parasit
a. Banyak parasit mempunyai lingkungan hidup yang komplek (mempunyai
inang dua atau lebih, malaria yang mempunyai inang manusia dan nyamuk.
b. Beberapa parasit dapat mempengaruhi sistem pencernaan (seperti cacing
pita, cacing tambang, dll) dan juga mempengaruhi sistem darah dan mata.
IV. Potensi Bahaya Faktor Biologi
1) Mikroorganisme dan/atau toksinnya.
2) Arthropoda dan/atau toksinnya.
3) Hewan invertebrata dan/atau toksinnya.
4) Alergen dan toksin dari tumbuhan.
5) Binatang berbisa.
6) Binatang buas.
7) Produk binatang dan tumbuhan yang berbahaya lainnya
V. Mikroorganisme Penyakit di Tempat Kerja
1. Daerah Pertanian
● Tetanus, disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. berbentuk spora di
dalam tanah dan kotoran hewan.
● Leptospirosis, ditempat yang banyak ditemukan binatang pengerat (tikus),
spt lumbung padi, penyimpanan hasil pertanian.
● Cacingan.
● Byssinosis (asma), pekerja di perkebunan kapas
● Keracunan Mycotoxinsyang merupakan hasil metabolisme jamur spt
Aspergillus flavusdan Aspergillus parasiticus yang menkontaminasi hasil
pertanian spt kacang tanah, jagung, gandum, kedele, ubi jalar, dll.
2. Daerah peternakan, terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-produk
dari hewan.
● Anthrax, disebabkan oleh Bacillus anthracispada domba, sapi, dan hewan
lainnya. Penularan pada manusia melalui spora dari bacillus yang terhirup
atau tertelan.
● Glanders, penyakit yang berhubungan dengan hewan kuda dan kotorannya.
● Brucellosis, pada domba, kambing dan hewan lainnya. Manusia akan
jaringan hewan terinfeksi spt darah, urine.
● Peternakan unggas, infeksi yang mungkin timbul adalah salmonella,
ditelurkan melalui telur. Flu burung, dll.
3. Lingkungan yang berdebu (pertambangan).
Mikroorganisme yg menyebabkan penyakit saluran nafas, spt: tuberculosis,
bronchitis dan penyakit pernafasan yang dapat menyebabkan infeksi pernafasan
(pneumonia).
4. Laboratorium
Pekerja yang kontak langsung dengan laboratorium (pet. lab, petugas
kebersihan). Berisiko terutama jika lab tersebut menangani organisme pathogen.
5. Perkantoran
a. Terutama perkantoran dengan AC central tanpa ventilasi alami.
b. Hunidifier fever, penyakit yang disebabkan oleh organisme (sakit pada
saluran pernafasan dan alergi). Organisme ini biasanya terdapat dan hidup
pada air yang terdapat di sistem pendingin.
c. Legionnaire disease, penyakit ini berhubungan dengan sistem pendingin
dalam ruangan, disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophila. Penyakit
ini akan lebih berbahaya pada pekerja usia lanjut.
VI. Jalur Masuk Penyakit Ke Tubuh
a. Saluran Pernafasan
⮚ Saat normal seseorang menghirup 500 ml udara dalam tarikan nafas.
⮚ Dalam 1 menit seseorang dapat bernafas 10-16 kali.
b. Melalui Mulut
Mikroorganisme dapat masuk melalui makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
c. Melalui Kulit
Kulit merupakan bagian yg dapat melindungi tubuh dari infeksi (selama
lapisan kulit tidak rusak) 🡪 terpotong, lecet, digigit serangga. Bila kulit terluka
maka bakteri dapat masuk spt Clostridium tetani (tetanus).
VII. Upaya Pencegahan Ko ntaminasi Faktor Biologi

a. Pekerja Sektor Pertanian dan Peternakan


● Penyakit karena debu tanaman dan produknya (byssinosis) menggunakan
masker.
● Brucellosis, kontrol dilakukan dengan: Mengkarantina hewan yang terinfeksi.
● Vaksinasi anti brucellosis.
● Melakukan pasteurisasi produk susu.
● Membuang dan penanganan kotoran hewan yang terinfeksi secara hati-hati.
● Penyakit Leptospirosis, pengontrolan binatang pengerat.
● Pekerja pertanian dan peternakan sebaiknya dilakukan imunisasi tetanus. Jika
terdapat luka di kulit, segera dibersihkan, ditutup dan diberi anibiotik.
b. Pekerja di Laboratorium
Di upayakan agar pekerja seminimal mungkin kontak dengan organisme
pathogen, memakai masker dan sarung tangan yang sesuai.
c. Pekerja di Perkantoran
● Melakukan service AC minimal 2-3 minggu sekali..
● Jika memunkinkan membuat ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan.
PENCEGAHAN COVID-19 DI TEMPAT KERJA

1. Inspeksi K3 Dalam Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19

Inspeksi berbasis manajemen risiko ini dilakukan dengan meto dasurvey jalan
selintas berdasarkan pada berbagai prinsip dasar dan aspek penilaian Standar K3
Perkantoran. Kegiatan meliputi penilaian kondisi umum, penerapan kebijakan protocol
kesehatan, aspek keselamatan, kesehatan, lingkungan kerja dan ergonomic pada ruang
kerja. Sasaran pada ruang kerja (workstation), peralatan kerja, jalur lalu lintas orang serta
fasilitas umum (ruang tamu, ruang rapat, ruang makan, pantry, mushola, toilet). Ada 4
prinsip dasar dalam pencegahan covid-19 di tempat kerja :

a. Promosi dan edukasi kesehatan,


b. Menghilangkan (eliminasi potensi bahaya/hazard ).
c. Melakukan rekayasa teknikdan upaya administratif,
d. Penyediaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar. Aspek
K3 Perkantoran meliputi empat standar, yaitu keselamatan kerja, kesehatan
kerja dan lingkungan kerja serta ergonomi.
2. Pokok Hasil Kegiatan Inspeksi K3 Dalam Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 di
tempat kerja mencakup 3 hal prinsip.
a. Rasio volume ruangan dibandingkan dengan jumlah pegawai telah sesuai standar
K3 Perkantoran (minimal 10 meter3).
b. Upaya penerapan protocol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19,
antara lain pengaturan menjaga jarak, penyediaan handsanitizer dan media KIE di
ruangan.
c. Jaga jarak antar pegawai atau tamu, seperti di ruang kerja, ruang rapat atau pun di
jalur lalu lintas, di antaranya akses pintu masuk dan kamar kecil, di tempat rekam
kehadiran.
d. Shift kerja, pengaturan antar shift, jadwal WFH/WFO, dll

Anda mungkin juga menyukai