Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH
DAN SAMPAH” yang merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Penyehatan
Tanah dan Pengelolaan Sampah A pada semester ketiga.
Jakarta, 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1.1. Pengertian dan Peranan Sifat Kimia Tanah dan Sampah
Proses kimia tanah merupakan semua proses reaksi kimia yang dapat
meningkatkan atau menurunkan tingkat ketersediaan unsur hara tanaman di satu
pihak dan toksisitas/kontaminan dipihak lain. Sifat fisik tanah seperti besar butir
(tekstur), susunan dan komposisi butir dalam agregat termasuk pori tanah di
dalamnya (struktur) dan ketersediaan udara dan air di dalam tanah semuanya itu
sangat erat berhubungannya dengan sifat kimia tanah dan dapat mempengaruhi
proses kimia di dalam tanah.
Sifat kimia tanah adalah unsur yang paling kecil yang tidak dapat
dilihat oleh kasat mata. Sifat kimia tanah mempunyai peran sebagai berikut :
a. Ph tanah
1
2
b. Pertukaran ion
c. Kejenuhan basa
Hampir semua sifat kimia tanah itu terkait dengan koloid tanah,
koloid tanah dapat disebut sebagai partikel atau organic dalam tanah yang
mempunyai diameter kurang dari 0,001 mm. Kemudian mempunyai permukaan
luas, reaksi kimia berlangsung pada permukaan koloid, pada beberapa jenis tanah,
permukaan koloid bermuatan negative. Untuk memahami kimia tanah, perlu
mengetahui mineral apa yang ada dan kontibusinya pada muatan negative.
Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik tanah yang berbeda. Sifat
fisik tanah akan mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah. Menurut Sartohadi
2014 secara kimia, bahan organik tanah tersusun atas karbohidrat, protein, lemak,
resin. Prosentase sisa tanaman sebesar 75% air dan sisanya meliputi karbon,
oksigen, hidrogen, nitrogen dan elemen mineral. Dalam keadaan kering, bahan
3
organik didalam tanah ada sebesar 90% yang terdiri dari karbon, oksigen,
hidrogen, elemen lain yang memainkan peranan penting dalam unsur hara
tanaman. Nitrogen, sulfur, fosfor, natrium dan kalsium adalah bagian kandungan
yang penting dari bahan organik.
a. Proximate Analysis
c. Ultimate Analysis
masing komponen dalam sampah domestik kadar karbon tertinggi dimiliki oleh
komponen karet (78 %), kadar hidrogen tertinggi dimiliki oleh sampah karet (10
%), kadar oksigen tertinggi dimiliki oleh sampah kertas (44 %), kadar nitrogen
tertinggi dimiliki oleh sampah kulit (10 %) dan kadar sulfur tertinggi dimiliki oleh
sampah makanan dan kulit ( 0,4 %).
Kandungan energi yang terdapat di dalam sampah dapat dihitung dengan cara
menggunakan alat calorimeter atau bomb calorimeter, dan dengan perhitungan.
1.2. Macam-Macam Sifat Kimia Tanah (Ph, Koloid Tanah, KTK) Dan Sifat
Kimia Sampah
Tanah dapat bereaksi masam, netral atau alkalis yang dinyatakan dengan pH
tanah. Reaksi tanah dikatakan netral jika larutan tanah mengandung H+ dan OH-
sama banyaknya. Jika ke dalam tanah diberikan Ca(OH)2 maka didalam larutan
tanah ion OH lebih banyak daripada ion H+, sehingga reaksi tanah berubah
menjadi alkalis, sebaliknya jika ke dalam tanah diberikan HCl, maka ion H+> ion
OH dan reaksi dan reaksi tanah berubah menjadi asam.
Setiap tanaman memiliki tingkat adaptasi yang berbeda pada tanah masam.
Beberapa tanaman mampu beradaptasi pada tanah yang berpH rendah tetapi
Sebagian besar tanaman akan tumbuh baik pada pH diatas 5,5. Terhambatnya
pertumbuhan tanaman di tanah masam berkaitan erat dengan beberapa
permasalahan kesuburan tanah (Damanik et al., 2011).
2) Koloid Tanah.
6
Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik dalam tanah yang
sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang tinggi persatuan berat
(massa). Budiansyah (2009) Salah satu sifat humus yang paling penting dan khas
adalah kandungan nitrogennya, yang biasanya berkisar dari 3 sampai 6%,
meskipun konsentrasi nitrogennya mungkin sering lebih rendah atau lebih tinggi
dari angka tersebut. Koloid tanah memiliki sifat dan perananya yaitu memiliki
muatan listrik muatan positif dan muatan negatif, jika tanah tidak memiliki koloid
(organik dan anorganik) maka tanah tidak dapat berperan sebagai media tanam
bagi tanaman. Muatan negatif liat akan beraksi dengan kation basa (K+, Ca2+,
Mg2+, Na+, dan NH4+). Muatan positif akan bereaksi dengan anion H2PO4-, NO3-,
Cl dan HSO4- reaksi inilah yang menentukan ketersediaan hara bagi tanaman
(Hanafiah, 2005).
Kapasitas Tukar Kation (KTK) merupakan sifat kimia tanah yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah.Tanah dengan KTK tinggi mampu
menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK
7
a) Tekstur tanah Tanah yang memiliki tekstur tanah liat akan memiliki nilai KTK
yang lebih besar dibandingkan tanah yang memiliki tekstur tanah pasir. Hal ini
karena liat merupakan koloid tanah.
b) Kadar Bahan Organik Oleh karena sebagian besar bahan organik merupakan
humus yang berperan sebagai koloid tanah, maka semakin banyak bahan
organik akan semakim besar nilai KTK tanah.
c) Jenis mineral liat yang terkandung di dalam tanah. (Winarso, 2005).
Nilai KTK suatu tanah dipengaruhi oleh tingkat pelapukan tanah, kandungan
bahan organik tanah dan jumlah kation basa dalam larutan tanah. Tanah dengan
kandungan bahan organik tinggi memiliki KTK yang lebih tinggi, demikian pula
tanah-tanah muda dengan tingkat pelapukan baru dimulai dari tanah-tanah dengan
tingkat pelapukan lanjut mempunyai nilai KTK rendah (Tambunan, 2008).
Semakin tinggi KTK tanah, semakin subur tanah tersebut, demikian juga
kemampuan menyerap pupuknya juga semakin tinggi. Kapasitas tukar kation
tanah yang rendah dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan organik,
seperti kompos atau pupuk kandang (Novizan,2002).
tertinggi dimiliki oleh komponen karet (78 %), kadar hidrogen tertinggi dimiliki
oleh sampah karet (10 %), kadar oksigen tertinggi dimiliki oleh sampah kertas
(44 %), kadar nitrogen tertinggi dimiliki oleh sampah kulit (10 %) dan kadar
sulfur tertinggi dimiliki oleh sampah makanan dan kulit ( 0,4 %).
1.4.1. Tanah
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam
program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan
untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan
sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan
menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang
diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan
cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.
1) Perizinan Lokasi.
Tahapan ini adalah tahapan awal dengan pengamatan pada lokasi yang akan
dijadikan sebagai tempat pengambilan sampel tanah.
Sampel tanah diambil secara komposit sebanyak 3 titik pada kedalaman 0-20
cm dari petak seluas 1 Ha. Penentuan titik dilakukan secara acak. Sampel tanah
utuh diambil sebanyak 3 titik pada kedalaman 0-10 cm dan 10-20 cm dari petak
seluas 1 Ha. Jumlah sampel tanah keseluruhan adalah 3 sampel tanah terganggu
dan 18 sampel tanah utuh.
sampel tanah dilakukan secara komposit dari setiap lapisan olah disetiap petak
pewakil untuk keperluan analisis sifat kimia tanah di Laboratorium. Sampel tanah
yang diambil yakni sampel tanah dengan kedalaman 0-30 cm pada lapisan top soil
kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik sampel yang telah diberi label.
Bahan – bahan yang digunakan yaitu: tali raffia untuk membuat batas plot,
kantong plastik untuk menyimpan sampel tanah, sampel tanah untuk bahan
penelitian, zat-zat kimia digunakan dalam proses analisis di laboratorium.
Alat – alat yang digunakan yaitu: parang untuk membersihkan tempat
pengambilan sampel tanah, ring untuk mengambil sampel tanah, penumbuk ring,
global positioning system (GPS), meteran untuk mengukur panjang dan lebar, alat
tulis menulis, kamera untuk dokumentasi penelitian, alat-alat laboratorium untuk
analisis sifat-sifat kimia tanah.
1.4.2. Sampah
Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan
kimia berbeda, karena parameter yang diperiksa juga berbeda. Pada pemeriksaan
kualitas fisika yang diperiksa adalah suhu, konduktivitas, warna, bau, kekeruhan,
13
Daya Hantar Listrik (DHL), serta Total Suspended Solid (TSS). Sedangkan untuk
pemeriksaan kualitas kimia yang diperiksa biasanya kesadahan (Mg, Cl, dll), Ph,
alkalinitas, dan lainnya.
a. bilas botol sampel dan tutupnya dengan sampel yang akan dianalisa;
b. buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa sentimeter
(cm) di bawah puncak botol, agar masih tersedia ruang untuk
menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan;
c. lakukan penyaringan sampel kemudian di analisa di laboratorium.
14
sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim
1991).
a) Reaksi tanah
b) Tekstur atau jumlah liat
c) Jenis mineral liat
d) Bahan organik dan,
e) Pengapuran serta pemupukan.
16
a) Menambakan larutan aquades 100 ml pada tanah yang telah disaring pada
pengukuran kejenuhan basa terdahulu.
b) Memasukkan kedalam labu kajedal (atas) kemudian menambahkan NaOH
50% sebanyak 5 ml lalu mentetesi paravin sebanyak 5 tetes.
c) Pada labu Erlenmeyer (bawah) memasukkan larutan asam H2SO4
sebanyak 20 ml kemudian mentetesi dengan indikator asam metil merah
sebanyak 5 tetes.
d) Menunggu hasil destilasi sampai larutan pada labu erlenmeyer mencapai
50 ml.
e) Kemudian mentitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai larutan yang
semula berwarna merah muda menjadi warna kuning bening.
Rachman Susanto, Dasar Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kansius,
2005.
SIATUNG. http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-1-1-54211-613410018-bab1-
11082014105832.pdf, diakses pada Minggu, 3 Oktober 2021, Pukul 16.27
WIB.
USU.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/9202/110301172.pd
f?sequence=1&isAllowed=y, diakses pada Minggu 3 Oktober 2021, Pukul
16.13 WIB.
Supriatin, dkk. 2017. Penetapan Sampel Tanah Standar Untuk Menjamin Mutu
(Quality Control) Hasil Analisis Sampel Tanah Di Laboratorium Ilmu
Tanah Universitas Lampung. Diakses dari
http://repository.lppm.unila.ac.id/11865/1/Laporan%20Analisis%20Sampl
e%20Tanah%20Standar.pdf
Anonim. https://bannuntahtoh.wordpress.com/2013/09/15/pengambilan-sampah-
uji-fisik-kimia-bio/ diakses pada Minggu 3 Oktober 2021, pukul 17.00
WIB.
18