Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA DASAR

Mengatasi Permasalahan Pencemaran Tanah

Dosen pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar :


Bp. Ir. Herry Purnama, MT, PhD

Disusun oleh:
Sadam Fadhil Muhammad
E100220170

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kimia dasar dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai bagian dari tugas kuliah. Dengan adanya makalah ini, penulis
mengharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kimia khususnya
tentang pencemaran tanah.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak
yang telah membimbing dan memberi masukan guna terselesainya
makalah ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Geografi, Bapak Dr. Jumadi, S.Si., M.Sc, Ph.D yang
telah membantu dalam pengadaan penelitian ini.
2. Kepala Program Studi Geografi, Bapak Drs. Priyono , M.Si yang telah
memberikan masukan kepada penyelenggaraan penelitian ini.
3. Dosen pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar, Bapak Ir. Herry Purnama,
MT, PhD yang telah Mengkoordinir berjalannya tugas makalah ini.
4. Orang tua penulis dan teman-teman yang telah banyak memberikan
semangat dan doa.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna sempurnyanya makalah ini. Akhir kata penulis
mengharap laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan penulis
sendiri pada khususnya

Surakarta, 13 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 2
B. Perumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penyusunan Makalah ................................................ 2
D. Kegunaan Makalah ............................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
A. Batas dan Lingkup Mutu Tanah............................................. 3
B. Kriteria dan Indikator Mutu Tanah ......................................... 3
C. Ciri-ciri Tanah Tidak Subur dan Tercemar ............................ 4
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah ......... 5
E. Solusi Meningkatkan Kualitas Tanah yang Tercemar ........... 7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 9
A. Pengertian Pencemaran Tanah............................................. 9
B. Karakteristik Tanah yang Tercemar ...................................... 9
C. Unsur dan Kadar Ph Tanah ................................................... 9
D. Dampak Dari Pencemaran Tanah ....................................... 10
E. Solusi dan Penanggulangan Tanah yang Tercemar ........... 10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping). Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000
tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa:
Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak
bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan
menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. PP No.
150 tahun di sebutkan bahwa Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria
baku kerusakan tanah. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air
hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.
Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah, dan
pencemaran suara.
Dampak pencemaran tanah tidak hanya berpengaruh dan
berakibat kepada lingkungan tanah saja, tetapi berakibat dan
berpengaruh terhadap kehidupan lainnya seperti tanaman, hewan dan
juga manusia. Penting sekali dipahami untuk setiap masyaratkat
tentang bahaya pencemaran tanah dan diharapkan mampu. Dengan
makalah yang telah disusun, hasil yang kami harap agar dapat
mengetahui tentang akibat pencemaran tanah, ciri-ciri tanah yang
tercemar, dan cara penanggulangan tanah yang tercemar.
Pengetahuan mengenai kimia yang mempelajari pencemaran tanah ini
semoga dapat membantu kita semua untuk lebih mengerti akan

1
pentingnya dan pengaruh tanah terhadap kehidupan. Pada materi yang
kami teliti diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya tanah
bagi kehidupan dan dapat memanfaatkan tanah dengan sebaik-baiknya
ke arah yang lebih baik dan bisa menjaga kualitas tanah tersebut agar
tercemar.
B. Perumusan Masalah
Pencemaran tanah merupakan bagian dari kimia dasar yang
mempelajari berbagai persoalan dan fenomena yang berhubungan
dengan kondisi serta kualitas baik atau buruknya suatu tanah, baik
kandungan yang terkandung maupun dengan tingkat Ph pada tanah.
Indonesia merupakan negara yang memiliki relief batuan dan tanah
yang beragam pada setiap daerahnya. Berdasarkan gambaran tersebut
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pencemaran tanah dapat mempengaruhi lingkungan ?
2. Bagaimana kondisi tanah setelah terjadi pencemaran ?
3. Bagaimana agar kondisi tanah tetap terjaga baik kualitasnya ?
C. Tujuan Penyusunan Makalah
Penyusunan Makalah mata kuliah Kimia Dasar ini bertujuan untuk
melengkapi nilai Ujian Tengah Semester dan melatih mahasiswa
mengenal lebih dalam tentang pencemaran tanah.
D. Waktu Pelaksanaan
Makalah Kimia Dasar dilaksanakan pada tanggal 13 April 2023,
yang dilaksanakan secara daring dengan meninjau jurnal nasional dan
jurnal internasional tentang hubungan masyarakat dengan kebudayaan
dan mencari data valid dari berbagai sumber media internet.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Batas dan Lingkup Mutu Tanah


Menurut Widowati et al. (2012), Mutu tanah tidak dapat diukur,
tetapi indikatornya dapat diukur secara kuantitatif. Berbagai definisi
indikator yang ditemukan dalam literatur intinya menekankan pada
sifat tanah yang dapat diukur dan dipantau yang mempengaruhi
kemampuan tanah untuk memperagakan fungsinya. Departemen
Pertanian Amerika Serikat mendefinisikan indikator mutu tanah
sebagai sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi serta proses dan
karakteristik yang dapat diukur untuk memantau ber bagai perubahan
dalam tanah. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai indikator mutu tanah
akan menentukan kemampuan tanah untuk memenuhi fungsinya.
Penetapan baku mutu tanah tanpa mempertimbangkan semua
fungsi tanah, manfaatnya hanya akan bersifat parsial sehingga hilang
keandalannya. Oleh karena itu, perlu merenungkan dan mencermati
penetapan baku mututanah sebagai tantangan utama. Kalau tidak,
maka penggunaan dan pengelolaan tanah kehilangan kendali.
Pemantauan dan pemulihan mutu tanah tidak menyelesaikan masalah
karena tidak ada ukuran baku yang digunakan.
Terdapat konsensus umum bahwa ruang lingkup mutu tanah
mencakup tiga komponen pokok. Pertama, produksi berkelanjutan
yaitu kemampuan tanah untuk meningkatkan produksi dan tahan
terhadap erosi. Kedua, mutu lingkungan yaitu mutu air, tanah, dan
udara di mana tanah diharapkan mampu mengurangi pencemaran
lingkungan, penyakit, dan kerusakan sekitarnya. Ketiga, kesehatan
makhluk hidup, yaitu mutu makanan sebagai produk yang dihasilkan
dari tanah harus memenuhi faktor keamanan (safety) dan komposisi
gizi. Tanah bermutu tinggi jika efektif untuk menahan, menerima, dan
melepas air dan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman; mendorong
dan mendukung produksi tanaman; menjadi habitat mikroorganisme;
mengameliorasi lingkungan tercemar, tahan terhadap degradasi;
mempertahankan atau memperbaiki kesehatan fauna dan manusia.

B. Kriteria Indikator Mutu Tanah


Menurut Lola (2021), Banyak indikator potensial yang dapat
digunakan untuk menetapkan mutu tanah. Namun, perlu dipilih
indikator utama. sehingga dapat diaplikasikan pada pola monitoring
baik pada tingkat nasional, propinsi atau kawasan DAS. Indikator mutu
tanah harus memenuhi kriteria: (1) berkorelasi baik dengan berbagai

3
proses ekosistem dan berorientasi pemodelan, (2) mengintegrasikan
berbagai sifat dan proses kimia, fisika, dan biologi tanah; (3) mudah
diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan diakses oleh para
pengguna; (4) peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim; dan (5)
sedapat mungkin merupakan komponen dari basis data.
Berdasarkan pengetahuan saat ini maka minimum data indikator
mutu tanah terdiri atas tekstur tanah, kedalaman tanah, infiltrasi, berat
jenis, kemampuan tanah memegang air, C organik, pH, daya hantar
listrik, N, P, K, biomassa mikroba, potensi N dapat dimineralisasi, dan
respirasi tanah. Logam berat perlu juga dijadikan indikator karena
dapat mempengaruhi produksi tanaman, kesehatan hewan dan
manusia, serta aktivitas mikroba tanah. Tiga besar logam berat
beracun adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), dan cadmium (Cd).
Nilai ambang batas logam berat tiap negara berbeda-beda,
karena adanya perbedaan kemampuan sifat tanah untuk menyangga
logam berat. Untuk negara Inggris dan Belanda, nilai ambang batas
untuk Pb 5-6 kali lebih besar dari negara industri lainnya. Untuk
Indonesia dengan tingkat pelapukan tanah yang intensif,
kemungkinan daya sangga tanah terhadap logam berat lebih rendah
sehingga nilai ambang batasnya akan lebih rendah dari negara
industri tersebut.

C. Ciri-Ciri Tanah Tidak Subur dan Tercemar


Menurut Hamzah dan Priyadarshini (2019), Ketidaksuburan
sebuah tanah yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi sebuah tanah yang menyebabkan tanah tidak subuh
yang menjadi penyebab tanah tandus yang akan merugikan makhluk
hidup yang hidup di bumi. Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri
tanah tidak subur :
1. Sedikit Vegetasi yang Dapat Tumbuh
Jika suatu tanah hanya memiliki sedikit tanaman yang tumbuh
diatasnya baik secara kuantitas jumlah ataupun kuantitas jenis, itu
menandakan bahwa tanah tersebut miskin unsur hara atau bisa juga
memiliki unsur hara namun tidak beragam. Contohnya tanah yang
hanya mengandung salah satu unsur hara.
2. Memiliki Ph yang Tidak Netral
Tanah yang memilki derajat PH yang terlalu asam atau terlalu
basa juga tidak baik bagi tanaman. Seperti contoh jika PH suatu
tanah dibawah 6 atau diatas 8 maka pertumbuhan tanaman yang
tumbuh diatasnya tidak akan seimbang karena seringkali tanah

4
mengalami keracuan unsur Al jika tanahnya terlalu asam dan akan
memiliki kadar Ca dan Molibdenum tinggi jika terlalu basa.
3. Memiliki Biota Yang Sedikit
Karena PH tanah yang tidak netral sehingga struktur kimiawi
tanah juga tidak seimbang seperti contoh ketika unsur Al terlalu tinggi
maka akan meracuni tanaman, jika tanaman saja dapat teracun
maka begitu juga dengan mikroorganisme tanah juga akan tidak
betah hidup pada kondisi seperti itu.
4. Memiliki Lapisan Humus Tipis
Jumlah humus yang sedikit bisa menandakan telah terjadi
pengikisan tanah oleh air atau erosi sehingga apabila kondisi seperti
ini terus berlanjut tak tertutup kemungkinan lapisan bunga tanah
yang kaya dengan bahan organik tersebut akan habis terkikis dan
hanya menyisahkan lapisan tanah yang tidak subur dan miskin hara.
Selain faktor erosi atau pengikisan oleh air, lapisan humus yang tipis
juga bisa terjadi karena sedikitnya vegetasi yang tumbuh ditanah itu.
Sebelumnya sudah pernah dijelaskan bahwa humus terbentuk dari
proses pelapukan material organik seperti daun, ranting, akar yang
lapuk.
5. Memiliki Tekstur Keras
Pembahasan ini sebenarnya masih lanjutan dari pengikisan
lapisan humus oleh air yang mana pada akhirnya hanya
menyisahkan lapisan atmosfer pada tanah tengah yang bersifat
keras. Profile tanah terdiri atas beberapa horizon. Horizon O
merupakan tempat lapisan humus, ketika horizon O ini hanyut
terbawa air maka yang tersisa tinggal horizon A yang sifatnya kurang
subur dan keras.

D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah


Menurut Muslimah (2017), Pencemaran tanah bisa menimbulkan
suatu efek atau dampak yang yang berbahaya bagi lingkungan yang
mencakup manusia, tumbuhan dan hewan. Pencemaran tanah bisa
disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa
berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, bisa berupa
limbah padat dan cair. Limbah industri yang bisa menyebabkan
pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik, manufaktur, industri
kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.

5
pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida
pemberantas hama tanaman yaitu DDT (Dichloro Diphenyl
Trichlorethane). Dampak yang dapat ditimbulkan antara lain :
1. Merusak Kesuburan Tanah
Pupuk yang digunakan secara terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan
kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis
tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang.
Pestisida yang digunakan bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah.
Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di
dalamnya. Selain pencemaran tanah penggunaan pestisida yang
terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.
2. Dapat Menimbulkan Kebakaran
karena timbulnya limbah seperti padatan, lumpur, bubur yang
berasal dari proses pengolahan dalam jangka waktu lama
menyebabkan permukaan tanah menjadi rusak dan air yang
meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri tertentu dan
berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh
karena telah terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang
mengering akan dapat mengundang bahaya kebakaran.
3. Turunnya Kualitas Air Tanah
Gas oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan
pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah
dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga
menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan
tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah
tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari
daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat
air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan
tanah yang tercemar tersebut.
4. Menganggu Kesehatan Pada Tipe Polutan
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat

6
diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada
saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf
pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang
tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam
kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas,
pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
Kematian.
5. Musnahnya Beberapa Spesies dan Rantai Makanan (Ekosistem)
Menurunnya kualitas tanah dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang
hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau
tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia
pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-
kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni
piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini,
seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya
cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan
kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

E. Solusi Meningkatkan Kualitas Tanah yang Tercemar


Menurut Naik dan Duraphe (2012), Untuk meningkatkan kualitas
tanah yang tercemar bisa menambahkan kompos pada tanah yang
berfungsi sebagai salah satu penyumbang nutrisi yang dibutuhkan
oleh mikoorganisme. Nutrisi merupakan hal paling penting dalam
kehidupan mikoorganisme yang memungkinkannya untuk
menyediakan kebutuhan dasar misalnya energi, biomassa sel, dan
enzim yang sangat berguna dalam proses degradasi polutan. Menurut
Thapa et al., (2012) mikroorganisme pada dasarnya mampu untuk
tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang terkontaminasi,
namun tidak serta merta ada dalam jumlah yang sesuai untuk
melakukan proses bioremediasi. Untuk itu mikroorganisme perlu
dirangsang pertumbuhan dan perkembangannya melalui
penambahan nutrisi. Nutrisi berupa nitrogen, fosfor, dan zat besi ini
berperan penting bagi mikoorganisme dalam mendegradasi TPH.

7
Menurut Fatima et al., (2017), Pada dasarnya nutrisi yang ada di
dalam tanah sudah sesuai jumlahnya, namun dengan konsentrasi
polutan yang tinggi hal ini justru akan menjadi faktor pembatas dan
mempengaruhi proses biodegradasi. Oleh sebab itu, menurut Ros et
al., (2014), Perlu dilakukan penambahan sumber nutrisi secara
eksogen yaitu berupa kompos yang berfungsi untuk meningkatkan
kualitas tanah serta mendorong aktivitas dan pertumbuhan mikroba
yang mampu mendegradasi hidrokarbon. Selain sebagai
penyumbang nutrisi berupa unsur hara bagi mikroorganisme, kompos
juga dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas tanah dan
memperbaiki struktur tanah. Menurut Agegnehu et al., (2015) Kompos
juga menjadikan pertukaran udara dan pasokan air pada tanah
menjadi lebih baik, serta menyebabkan porositas tanah menjadi tinggi
dan tanah yang dipupuk dengan menggunakan kompos akan memiliki
kandungan bahan organik tanah (Soil Organik Matter/SOM) dan
mikroorganisme tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah
yang diperkaya dengan mineral, fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
dan magnesium (Mg). Menurut D’Hose et al., (2014) pada artikelnya,
penambahan kompos pada tanah secara signifikan mampu
memperbaiki kualitas tanah dengan menurunkan nilai kepadatan
tanah (Soil Bulk Density) dan meningkatkan stabilitas agregat tanah.
Adanya perbaikan kualitas dan struktur tanah melalui penambahan
kompos ini tentunya juga akan berpengaruh pada aktvitas
mikroorganisme dalam mendegradasi TPH.

8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).

B. Karakteristik Tanah yang Tercemar


Tanah yang tercemar pada dasarnya tidak mungkin terdapat
tumbuhan atau tanaman yang dapat tumbuh pada tanah tersebut yang
bisa dibilang menjadi parameter patokan tanaah dalam kondisi baik
atau dalam kondisi yang buruk. Tanah yang tercemar biasanya juga
memiliki Ph yang tidak netral (terlalu asam atau terlalu basa) seperti
PH suatu tanah dibawah 6 atau diatas 8. Memiliki biota yang sedikit
pada tanah disebabkan dari limbah limbah yang mencemari tanah dan
biasanya akan menimbulkan bau yang tidak sedap pula. Pada tanah
yang tercemar biasanya relatif memiliki tekstur yang keras karena
tidak terdapat kandungan unsur hara dan mikroorganisme yang
terkandung di dalamnya.

C. Unsur dan Kadar Ph Tanah


Unsur yang terkandung pada tanah yang subur akan sangat
terjaga karena adanya kehidupan mikroorganisme yang hidup di tanah
sehingga menghasilkan unsur hara yang baik, akan tetapi berbeda
dengan tanah yang tidak subur dan tercemar tidak ada atau tidak
terdapat mikroorganisme yang membantu kesuburan tanah yang
diakibatkan karena Ph tanah yang terlalu asam. Senyawa organik dan
senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh
mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan
bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur
karena menganggu produktivitas suatu tanah.

9
D. Dampak Dari Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah tidak hanya cukup berdampak pada tanah
saja, melainkan kehidupan di atas bumi yang merupakan objek yang
bergantung pada tanah. Tanpa adanya tanah yang baik atau tercemar
maka akan berpengaruh pada kualitas hujan yang menyebabkan
tanah tidak subur dan nantinya hanya akan menghasilkan air yang
buruk bagi kehidupan dan menimbulkan berbagai macam penyakit
khususnya pada manusia.

E. Solusi dan Penanggulangan Tanah yang Tercemar


Solusi dan penanggulangannya sendiri sebenarnya adalah
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanah
bagi kehidupan sehari – hari. Peningkatan kualitas hidup dengan
enjaga ekosistem inilah yang nantinya akan menjaga kestabilan tanah
dengan mengurangi tingkat tercemarnya tanah. Memulai dengan hal
kecil memakai bahan yang mudah terurai saja sudah bisa membantu
menjaga kualitas tanah dan turut peduli dengan kehidupan
berkelanjutan. kepada anak dan cucu.

10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah
sangat banyak diperlukan agar tidak mencemari tanah. Pertama
sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non- biodegradable). Akan
sangat baik jika setiap rumah tangga bisa memisahkan sampah atau
limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah
berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.
Penanganan limbah dan sampah yang mengakibatkan
pencemaran tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu,
Remediasi, Bioremediasi dan dengan teknologi fitoremediasi.
Walaupun beberapa cara telah dapat digunakan untuk mengurangi
dampak dari pencemaran tanah namun alangkah baiknya jika
kesadaran untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan lebih
ditingkatkan.

B. Saran
Berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber yang telah kami
tinjau, adapun saran yang dapat kami berikan yaitu sebagaimana kita
sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan lingkungan dan
alam hendaklah berperilaku baik dengan menjaga lingkungan agar
hubungan antara manusia dengan alam seimbang mengenai
pencemaran yang terjadi bisa terkendali. Pentingnya peran
pemerintah dalam membuat kebijakan tentang larangan pembuangan
limbah berbahaya sembarangan juga bisa mengurangi kasus
pencemaran, dan sebaiknya pemerintah sadar akan hal yang
berbahaya tersebut bagi kelangsungan hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Agegnehu G, Bird MI, Nelson PN, and Bass AM, (2015). The ameliorating
effects of biochar and compost on soil quality and plant growth on a
Ferralsol. Soil Res, 53(1).
D’Hose T, Cougnon M, De Vliegher A, Vandecasteele B, Viaene N, Cornelis
W, Van Bockstaele E, and Reheul D, (2014). The positive relationship
between soil quality and crop production: A case study on the effect of
farm compost application. Appl. Soil Ecol, 75: 189–198.
Fatima K, Imran A, Naveed M, and Afzal M, (2017). Plant-bacteria
synergism: An innovative approach for the remediation of crude oil-
contaminated soils. Soil & Environment, 36(2): 93–113.
Hamzah, A., Priyadarshini, R. (2019). Remediasi Tanah Tercemar Logam
Berat. Malang : Unitri Press.
Lola, Ermiyuli. "Modul Praktikum Pencemaran Tanah.". (2021). Lampung :
UIN Raden Intan Lampung.
Muslimah, M. S., & Si, S. (2017). Dampak pencemaran tanah dan langkah
pencegahan. J. Penelit. Agrisamudra, 2(1), 11-20.
Naik, M. G, and Duraphe, M. D, (2012). Review paper on-Parameters
affecting bioremediation. Adv. Res. Pharm. Biol. 2.
Ros M, Rodríguez I, García C, and Hernández MT, (2014). Bacterial
community in semiarid hydrocarbon contaminated soils treated by
aeration and organic amendments. Int. Biodeterior. Biodegrad, 94:
200–206.
Thapa B, Kc AK, and Ghimire A, (2012). A Review On Bioremediation Of
Petroleum Hydrocarbon Contaminants In Soil. Kathmandu Univ. J.
Sci. Eng. Technol, 8: 164–170.
Wardhana, W.A., (1995). Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset
Yogyakarta : Jakarta.
Widowati, L. R., Nurhayati, L., Dwiningsih, S., & Adiningsih, J. (2012).
Cadmium Adsorption Capacity on Inceptisols Brebes and its Uptake
by Shallot as Plant Indicator. Jurnal Tanah dan Iklim IPB, 8(2), 69-77.

Anda mungkin juga menyukai