Anda di halaman 1dari 26

Tugas Makalah Kelompok

Mata Kuliah: Biomedik I Kelas B


Dosen: Prof. Dr. Saifuddin Sirajuddin, MS

KIMIA TANAH

Oleh:
1. Andi Irba Haifah Ilmi K011171518
2. Aulianisa Makmur K011171511
3. Mar’atus Shadiqah K011171507
4. Rifda Putri Ayunda K011171525
5. Viky Indra Mahendra B. K011171524
6. Yusniar Anggraeny K011171512

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang kimia tanah.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen Biomedik
yang telah membimbing kami tentang penyusunan karya tulis ilmiah
ini.Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 12 September 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Umum dan Khusus...........................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
A. Pengertian Kimia Tanah...............................................................................................3
B. Sifat-Sifat Kimia Tanah.................................................................................................3
1. Derajat Kemasaman Tanah (pH)...............................................................................3
2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)....................................................................................3
3. C-Organik..................................................................................................................5
4. N-Total.....................................................................................................................5
5. P-Bray (Fosfor)..........................................................................................................6
6. Kalsium (Ca)..............................................................................................................8
7. Magnesium (Mg)......................................................................................................8
8. Kalium (K).................................................................................................................9
C. Komponen - Komponen Bahan Pencemaran Tanah...................................................10
1. Limbah Domestik....................................................................................................10
2. Limbah Industri......................................................................................................10
3. Limbah Pertanian...................................................................................................11
D. Dampak Dari Pencemaran Tanah...............................................................................11
1. Dampak Pada Kesehatan........................................................................................11
2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem.............................................................12
E. Penanganan dan Penanggulangan Pencemaran Tanah..............................................12
1. Penanganan Pencemaran Tanah............................................................................12
2. Penanggulangan Pencemaran Tanah.....................................................................13

ii
d. Rehabilitasi Kerusakan Sifat Fisik Tanah.................................................................15
F. Hubungan Kimia Tanah Dalam Kesehatan Dan Kehidupan Sehari-Hari......................16
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang
berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang
bekerja selama waktu sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan
organisasi dan morfologi tertakrifkan (disadur dari Schroeder,1984).
Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam. Namun demikian banyak tanah
yang memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen (Notohadiprawiro,1999).
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang tersusun
dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-bahan organik
sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau
tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari
pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah
dan lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto, 2010:11).
Pada makalah ini yaitu mengenai kimia tanah akan meliputi berbagai
pembahasan, yaitu pengertian kimia tanah, sifat-sifat kimia tanah, komponen
pencemaran tanah, dampak pencemaran tanah, penanggulangan pencemaran tanah,
dan hubungan kimia tanah dengan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kami
tertarik untuk membuat sebuah makalah tentang kimia tanah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kimia tanah?
2. Bagaimana sifat sifat kimia tanah?
3. Apa komponen pencemaran kimia tanah?
4. Bagaimana dampak pencemaran kimia tanah?
5. Bagaimana upaya penanganan dan penanggulangan dari pencemaran tanah?
6. Bagaimana peran kimia tanah dalam kehidupan sehari-hari?

1
C. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari makalah ini adalh untuk menambah wawasan atau
pengetahuan lebih dalam mengenai kimia tanah
2. Tujuan Khusus
1. Menganalisis pengertian kimia tanah
2. Menganalisis sifat-sifat kimia tanah
3. Menganalisis komponen pencemaran tanah
4. Menganalisis dampak pencemaran tanah
5. Menganalisis penanggulangan pencemaran tanah
6. Menganalisis hubungan kimia tanah dengan kehidupan sehari-hari
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah pembaca dapat mengetahui serta
menambah wawasan tentang pengertian kimia tanah, sifat-sifat tanah, komponen
pencemaran tanah, dampak dari pencemaran tanah, bagaimana penanggulangan
dari pencemaran tanah, serta hubungan kimia tanah dengan kehidupan sehari-hari.
Dan diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi dalam pengaplikasian
peranan serta cara penanggulangan apabila terjadi pencemaran tanah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kimia Tanah


Ilmu kimia tanah merupakan cabang terbaru dari ilmu tanah dibandingkan
dengan fisika tanah, genesa dan taksonomi tanah, mikrobiologi tanah,
kesuburan tanah, mineralogi tanah. Tetapi kimia dapat memberi penjelasan
atas berbagai isu dan topik pada cabang ilmu tanah yang lainnya.
B. Sifat-Sifat Kimia Tanah
1. Derajat Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral atau alkalin.

Hal tersebut didasarkan pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan
tanah. Reaksi tanah yang menunjukkan sifat kemasaman atau

alkalinitas tanah dinilai berdasarkan konsentrasi H+ dan dinyatakan

dengan nilai pH. Bila dalam tanah ditemukan ion H + lebih banyak dari

OH-, maka disebut masam (pH <7). Bila ion H+ sama dengan ion OH-

maka disebut netral (pH=7), dan bila ion OH- lebih banyak dari pada

ion H+ maka disebut alkalin atau basa (pH >7) (Hakim dkk, 1986).
Pengukuran pH tanah dapat memberikan keterangan tentang kebutuhan
kapur, respon tanah terhadap pemupukan, proses kimia yang mungkin
berlangsung dalam proses pembentukan tanah, dan lain-lain
(Hardjowigeno 2003).

3
2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas Tukar Kation (KTK) suatu tanah dapat didefinisikan
sebagai suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan
kation (Hakim et al 1986). Sedangkan menurut Hasibuan (2006),
Kapasitas Tukar Kation merupakan banyaknya kation-kation yang
dijerap atau dilepaskan dari permukaan koloid liat atau humus dalam
miliekuivalen per 100 g contoh tanah atau humus.
Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan
ciri tanah itu sendiri. Menurut Hakim et al. (1986), besar kecilnya
KTK tanah dipengaruhi oleh :

1. Reaksi tanah atau pH


2. Tekstur atau jumlah liat
3. Jenis mineral liat
4. Bahan organik
5. Pengapuran dan pemupukan.
Tekstur tanah juga berpengaruh terhadap KTK tanah. Semakin
halus tekstur tanah semakin tinggi pula KTK nya seperti terlihat pada
Tabel 3. Tabel 2 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Kapasitas Tukar
Kation.
Tekstur Kapasitas Tukar Kation (me/100 g)

Pasir 0 –5
Lempung berpasir 5 – 10
Lempung dan lempung berdebu 10 – 15
Lempung berliat 15 – 20
Liat 15 – 40

Sumber : Hasibuan (2006)


Pada tanah dengan nilai KTK relatif rendah, proses penjerapan
unsur hara oleh koloid tanah tidak berlangsung intensif, dan akibatnya

4
unsur-unsur hara tersebut akan dengan mudah tercuci dan hilang
bersama gerakan air di tanah (infiltrasi, perkolasi), dan pada gilirannya
hara tidak tersedia bagi pertumbuhan tanaman. Nilai KTK pada tapak
terganggu umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan pada tapak
tidak terganggu. Turunnya nilai KTK tanah tersebut dapat disebabkan
karena menurunnya kandungan bahan organik tanah sebagai akibat dari
kegiatan fisik di badan tanah (Anonim 1991).
3. C-Organik
Bahan organik adalah segala bahan-bahan atau sisa-sisa yang
berasal dari tanaman, hewan dan manusia yang terdapat di permukaan
atau di dalam tanah dengan tingkat pelapukan yang berbeda (Hasibuan
2006). Bahan organik merupakan bahan pemantap agregat tanah yang
baik. Sekitar setengah dari Kapasitas Tukar Kation (KTK) berasal dari
bahan organik (Hakim et al 1986).
4. N-Total
Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah yang banyak, diserap tanaman dalam bentuk

amonium (NH4+) dan nitrat (NO3+). Pada umumnya Nitrogen


merupakan faktor pembatas dalam tanaman budidaya. Biomassa
tanaman rata-rata mengandung N sebesar 1 sampai 2% dan mungkin
sebesar 4 sampai 6%. Dalam hal kuantitas total yang dibutuhkan untuk
produksi tanaman budidaya, N termasuk keempat di antara 16 unsur
essensial (Gardner et al 1991).
Proses perubahan dari nitrat menjadi nitrit dinamakan nitrifikasi.
Secara sederhana perubahan enzimatik dari proses Nitrifikasi adalah
sebagai berikut :

2NH4+ + 3O2 2NO2- + 2H2O + 4H+ + energi

- -
2NO2 + O2 2NO3 + energi

5
Sumber lain dari nitrogen di dalam tanah melalui air hujan dan melalui
penambahan pupuk buatan seperti urea atau ZA. Sumber N yang berasal
dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas di
dalam tanah sebagai sumber sekunder (Hasibuan 2006).
Hanafiah (2007) dalam bukunya menyatakan bahwa Nitrogen
menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam
pembentukan protein. Nitrogen anorganik sangat larut dan mudah hilang
dalam air drainase atau hilang ke atmosfer. Efek nitrogen terhadap
pertumbuhan akan jelas dan cepat hal tersebut menyatakan bahwa
nitrogen merupakan unsur yang berdaya besar sehingga tidak saja harus
diawetkan tetapi juga perlu diatur pemakaiannya. Mengenai siklus dari
Nitrogen dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2
5. P-Bray (Fosfor)
Posfor bersama-sama dengan nitogen dan kalium, digolongkan
sebagai unsur-unsur utama walaupun diabsorpsi dalam jumlah yang
lebih kecil dari kedua unsur tersebut. Tanaman biasanya mengabsorpsi P
-
dalam bentuk H2PO4 dan sebagian kecil dalam bentuk sekunder
2-
HPO4 . Absorpsi kedua ion itu oleh tanaman dipengaruhi oleh pH tanah
-
sekitar akar. Pada pH tanah yang rendah, absorpsi bentuk H 2PO4 akan

6
meningkat (Leiwakabessy 2003). Sedangkan menurut Hardjowigeno
(2003), fosfat paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar netral
(pH 6-7).
Sumber fosfat alam yang dikenal mempunyai kadar P adalah
batuan beku dan batuan endapan. Selain itu fosfat pun dihasilkan dari
proses dekomposisi bahan organik dan jasad renik yang larut dan masuk
ke dalam tanah. Dekomposisi bahan organik akan menghasilkan asam-

asam organik dan CO2. Asam-asam organik ini akan menghasilkan


anion organik yang berperan dalam pengikatan ion Al, Fe, dan Ca dari
larutan tanah. Kemudian membentuk senyawa kompleks yang sukar

larut. Dengan demikian konsentrasi ion-ion Al, Fe dan Ca dari dalam


larutan akan berkurang sehingga fosfat tersedia lebih banyak (Hakim et
al. 1986) Siklus Fosfor sendiri dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Siklus Fosfor


Dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-Larutan merupakan hasil
keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan

7
(solubilitas) P-terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P
berupa immobilisasi oleh tanaman fiksasi dan pelindian (Hanafiah
2007).
Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis
fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik
biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan
organik. Kadar P organik dalam bahan organik kurang lebih sama
kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 - 0,5%. Tanah-tanah tua di Indonesia
(podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya
fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P
kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah 2007).
Menurut Foth (1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada
tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil.
6. Kalsium (Ca)
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder
2+
seperti Magnesium dan Belerang. Ca dalam larutan dapat habis karena
diserap tanaman, diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah,
mengendap kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci
(Leiwakabessy 1988). Mineral Ca, Mg, dan K bersaing untuk memasuki
tanaman. Apabila salah satu unsur berada pada jumlah yang lebih rendah
dari pada yang lain, maka unsur yang kadarnya lebih rendah sukar diserap
di dalam tanah kalsium (Leiwakabessy et al. 2003).Adapun manfaat dari
kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta
menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan,
membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim (RAM
2007). Biasanya tanah bersifat masam memiliki kandungan Ca yang
rendah. Kalsium ditambahkan untuk meningkatkan pH tanah. Sebagian
besar Ca berada pada kompleks jerapan dan mudah dipertukarkan. Pada
keadaan tersebut kalsium mudah tersedia bagi tumbuhan. Pada tanah
basah kehilangan Ca terjadi sangat nyata (Soepardi 1983).

8
7. Magnesium (Mg)
Di dalam tanah magnesium berada dalam bentuk anorganik (unsur
makro), namun dalam jumlah yang cukup signifikan juga berasosiasi
dengan materi organik dalam humus (Sutcliffe dan Baker 1975).
Pemakaian N, P, dan K (pupuk) dan varietas unggul, mengakibatkan
jumlah Ca dan Mg yang terangkut ke tanaman juga meningkat. Unsur
Ca dan Mg biasa dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan
pengapuran. Magnesium merupakan unsur yang sangat banyak terlibat
pada kebanyakan reaksi enzimatis. Mg terdapat pada mineral : amfibol,
biotit, dolomit, hornblende, olivin, dan serpentin.
8. Kalium (K)
Kalium ditemukan pada tahun 1807 oleh Sir Humphrey Davy,
yang dihasilkan dari potasy kaustik (KOH). Kalium merupakan logam
pertama yang didapatkan melalui proses elektrolisis. Kalium mempunyai
simbol K (Bahasa Latin: "Kalium" daripada bahasa Arab: "alqali") dan
nomor atom 19 (Anonim 1991). Kalium merupakan unsur hara ketiga
setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserapdiserap oleh tanaman dalam
bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir
muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau
unsur lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan
Kalium merupakan Kalium yang dapat dipertukarkan dan dapat diserap
tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya
sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya sendiri. Ketersediaan
hara kalium di dalam tanah dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu
kalium relative tidak tersedia, kalium lambat tersedia, kalium sangat
tersedia.
Di dalam tubuh tanaman kalium bukanlah sebagai penyusun
jaringan tanaman, tetapi lebih banyak berperan dalam proses
metabolisme tanaman seperti mengaktifkan kerja enzim, membuka dan
menutup stomata (dalam pengaturan penguapan dan pernapasan),

9
transportasi hasil-hasil fotosintesis (karbohidrat), meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit tanaman (Hasibuan
2006). Siklus Kalium sendiri dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Siklus Kalium


C. Komponen - Komponen Bahan Pencemaran Tanah
1. Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk,
tempat perdagangan, pasar, tempat usaha, hotel, tempat wisata, dan lain-lain.
Kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta yang dapat
berupa limbah padat dan limbah cair.
a. Limbah Padat
Berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-
kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang
subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan
mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan
lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air
sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang
dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya
tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan
untuk berkembang.

10
b. Limbah Cair
Berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme
di dalam tanah.
2. Limbah Industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair
yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat
mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian
bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan
tanah.
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk
pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman
kebal terhadap pestisida tersebut.
D. Dampak Dari Pencemaran Tanah
1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk

11
semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-
menerus) terhadap benzene pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB
dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat
menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada
kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem


Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini
dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana
tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut.

12
E. Penanganan dan Penanggulangan Pencemaran Tanah
1. Penanganan Pencemaran Tanah
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site)
dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di
lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site
meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang
kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangka tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
 Remediasi in- situ, merupakan upaya pembersihan lahan yang tercemar
tanpa harus berpindah tempat atau tetap di lokasi pencemaran saja.
 Remediasi ex- situ, merupakan pembersihan lahan yang tercemar dengan
cara menggali tanah yang tercemar dan dipindahkan ke lokasi lain.
Kemudian, setelah dipindahkan ditempat yang lebih aman maka baru bisa
dilakukan proses pembersihan pada tanah yang tercemar.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
2. Penanggulangan Pencemaran Tanah
Ketika ada kerusakan yang terjadi, maka hal wajib yang harus kita
lakukan adalah segera melakukan upaya penanggulangan. Agar apa? Tentu
saja agar kerusakan itu tidak bertambah parah. Apabila dibiarkan maka

13
kerusakan tanah yang terjadi akan semakin melebar bahkan bertambah parah
sehingga dapat merugikan manusia. Upaya- upaya penanggulangan yang
dapat dilakukan manusia antara lain sebagai berikut:
a. Daur Ulang
Cara pertama yang dapat dilakukan sebagai upaya
penanggulanagan kerusakan pada tanah adalah dengan melakukan
kegiatan daur ulang. Daur ulang ini diperuntukkan bagi sampah-
sampah nonorganik agar dapat mengurangi polutan di tanah. Daur
ulang sampah plastik misalnya, dapat diubah mendai berbagai barang
yang bermanfaat badi kehidupan sehari- hari. Botol plastik dapat
dimanfaatkan kembali untuk membuat berbagai kerajinan tangan,
maupun digunakan kembali sebagai pot atau tembat barang. Plastik
bekas minuman atau bekas detergen dapat dimanfaatkan untuk
membuat aneka kerajinan seperti tas, dompet dan lain sebagainya.
Sampah- sampah plastic terkadang juga didaur ulang menjadi plastik
yang baru sehingga akan menghemat bahan baku dalam membuat
produk- produk plastik. Di lingkungan sekolahan, zaman sekarang
anak- anak sudah sangat kreatif membuat produk- produk daur ulang.
Bahkan mata pelajaran keterampilan hamper selalu mengajarkan siswa
siswi untuk membuat aneka kerajinan dari bahan bekas menjadi
barang yang mempunyai nilai jual.
b. Menampung Limbah Cair
Selain daur ulang, upaya untuk menanggulangi kerusakan
tanah yang lainnya adalah menampung limbah cair sisa- sisa kegiatan
produksi maupun kegiatan sehari- hari. tentu saja hal ini berlaku bagi
limbah yang mempunyai bentuk cair. Limbah cair dapat dihasilkan
dari kegiatan produksi industri maupun kegiatan rumah tangga.
Limbah cair ini tidak boleh langsung di buang ke tanah karena sangat
berbahaya dan juga akan menimbulkan kerusakan pada tanah dalam
jangka waktu tertentu. maka dari itu limbah cair haruslah ditampung

14
dan dilakukan proses pengolahan lebih lanjut supaya lebih ramah
lingkungan dan tidak berbahaya bagi tanah maupun bagi makhluk
hidup yang ada di Bumi. Apabila limbah cair dihasilkan dari kegiatan
rumah tangga, maka limbah tersebut harus dibuang ke tempat atau
saluran yang tepat. Apabila limbah cair tersebut tidak berbahaya bagi
lingkungan dan makhluk hidup, maka bisa dibuang ke saluran air yang
ada, seperti sekolah dan juga sungai yang akhirnya akan bermuara ke
laut. Namun apabila limbah cair dihasilkan oleh kegiatan pabrik dalam
jumlah besar dan mengandung bahan kimia yang berbahaya, maka
diperlukan pengolahan terlebih dahulu agar limbah tersebut menjadi
netral dan tidak berbahaya. setelah diolah dan mempunyai netral,
barulah limbah tersebut dibuang melalui saluran yang disediakan.
c. Mengganti Bahan- Bahan Kimia Dengan Bahan- Bahan
Organik Atau Alami
Kita semua tahu bahwa limbah dari bahan- bahan kimia rata-
rata mempunyai sifat yang berbahaya. maka dari itu, alangkah lebih
amannya apabila kita menggunakan bahan- bahan yang alami sehingga
menjadi lebih ramah bagi lingkungan dan juga makhluk hidup. Ada
banyak sekali alternative dari bahan- bahan kimia yang digunakan
manusia dalam kehidupan sehari- hari. Kita mulai saja dari bahan
bakar misalnya, bahan bakar yang kita gunakan untuk menggerakkan
kendaraan kita mempunyai peran yang sangat besar bagi pencemaran
udara di dunia. Bahkan saking banyaknya pencemaran di Bumi ini,
lapisan ozon yang melindungi bumi banyak yang telah mengalami
kebocoran. Akibatnya cahaya matahari yang masuk tidak mengalami
penyaringan dan banyak kerugian yang bisa ditimbulkan dan membuat
banyak jenis penyakit kulit. Maka dari itu tidak ada salahnya apabila
kita menggunaka energi alternatif yang lebih ramah, seperti
menggunakan biogas atau bioetanol sebagai pengganti bahan bakar
minyak. Sekarang sudah banyak masyarakat yang mengembangkan

15
energi alternatif adri bahan baku alami, sehingga lebih ramah
lingkungan.
d. Rehabilitasi Kerusakan Sifat Fisik Tanah
Upaya penanggulangan kerusakan pada tanah salah satunya
adalah rehabilitasi kerusakan sifat fisik pada tanah. Kerusakan sifat
fisik tanah pada umumnya diakibatkan oleh memburuknya struktur
tanah. Terjadinya kerusakan struktur tanah ini dimulai dengan
menurunnya kestabilan agregat tanah. Hal ini diakibatkan oleh kikisan
air hujan dan aliran permukaan. Penurunan kualitas kestabilan agregat
tanah ini diiringi oleh penurunan kandungan bahan- bahan organik,
aktivitas perakaran vegetasi dan jumlah mikroorganisme tanah. Untuk
memperbaiki kerusakan sifat fisik pada tanah, dapat dilaukan tindakan
sebagai berikut:
 Pengolahan tanah secara berkala untuk menghindari pergerakan
tanah.
 Peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui dedaunan
kering dan vegetasi penutupan tanah.
 Peningkatan keanekaragaman tanaman untuk dapat memperbaiki
sistem persebaran peakaran.
F. Hubungan Kimia Tanah Dalam Kesehatan Dan Kehidupan Sehari-Hari
Kimia Lingkungan adalah bagian dari ilmu kimia yang membahas
mekanisme perubahan kimia yang terjadi di lingkungan (udara, air, tanah) serta
dampaknya bagi kehidupan. Bahan kimia banyak digunakan dan bermanfaat
dalam kehidupan untuk menjaga kesehatan lingkungan. Akan tetapi, bahan kimia
juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti pencemaran udara,
tanah, dan air. Pembuangan zat-zat berbahaya dapat menyebabkan pencemaran
tanah. Misalnya, pembuangan bekas baterai akan menimbulkan polusi oleh air
raksa. Pestisida yang disemprotkan atau ditanam dapat mengakibatkan
pencemaran tanah. Pencemaran udara pun akhirnya akan menjadi pencemaran
bagi tanah karena terbawa oleh hujan atau uap air di udara. Pencemaran air dari

16
bahan kimia dapat berasal dari minyak, detergen, garam-garam dari logam berat,
dan asam-asam organik. Pencemaran tanah dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu :
 Pencemaran secara langsung, sebagaimana pada pencemaran air terjadi akibat
penggunaan pupuk yang berlebihan, penggunaan pestisida dan insektisida
yang berlebihan, ditambah dengan pembuangan sampah plastik sembarangan.
 Pencemaran tanah melalui udara juga dapat terjadi akibat tercemar polutan-
polutan dari udara terserap oleh tanah bersama-sama dengan air hujan.
Akibatnya kehidupan organisme tanah akan terganggu.
 Pencemaran tanah melalui air dapat terjadi karena air buangan dan air hujan
semuanya akan jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah.
Apabila air buangan mengandung zat-zat pencemar, maka partikel-partikel
pencemar yang ada dalam air akan mengubah struktur tanah, sehingga akan
mengganggu kehidupan organisme tanah.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pecemaran kimia
tanah adalah sebagai berikut:

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air
minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
 Penyakit jamur juga dapat menyebar (misalnya jamur kulit)
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah
 Sampah beracun.Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.

17
Selain itu dampak sampah terhadap lingkungan uga dapat mengancam
kesehatan manusia melalui pencemaran tanah yang tidak dilakukan dengan baik
misalnya beberapa pembuangan sampah berada di lahan kosong atau TPA yang
dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami
pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung
Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu
yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut.
Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk
terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Ilmu kimia tanah merupakan cabang terbaru dari ilmu tanah
dibandingkan dengan fisika tanah, genesa dan taksonomi tanah,
mikrobiologi tanah, kesuburan tanah, mineralogi tanah
 Sifat-sifat kimia tanah terdiri dari:
1. Derajat kemasaman tanah atau pH
2. Kapasitas tukar kation
3. C-Organik
4. N-Total
5. P-Bray (Fosfor)
6. Kalsium (Ca)
7. Magnesium (Mg)
8. Kalium (K)
 Komponen bahan pencemaran tanah terdiri dari limbah tanah dan
limbah industri.
 Dampak dari pencemaran tanah meliputi dampak pada kesehatan dan
dampak pada lingkungan atau ekosistem.
 Penanganan dan penanggulangan pencemaran tanah terdiri dari:
remidiasi, bio remidiasi, daur ulang, penampung limbah
cair,mengganti bahan- bahan kimia dengan bahan organik atau alami,
dan rehabilitasi kerusakan sifat fisik tanah.
 Pencemaran kimia tanah dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang
mengancam kesehatan manusia.

B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang tanah dan kimia tanah, disarankan para
pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.

19
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga kelestarian tanah
beserta penyusun yang ada di dalamnya.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Schroeder.D. 1984. Soil Facts and concepts (translated from Germen). PA. Gething
International Potash Institute, Bern.
Notohadiprawiro, T. 1999. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan.
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Utami, Nur Hikmah. 2009. Kajian Sifat Fisik, Sifat Kimia, dan Sifat Biologi Tanah
Paska Tambang Galian C Pada Tiga Penutupan Lahan (Studi Kasus
Pertambangan Pasir (Galian C) di Desa Gumulung Tonggoh,
Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Amzani, Fuad. 2012. Pencemaran Tanah dan Penanggulangannya .
https://hortikulturapolinela.files.wordpress.com/2012/10/fuad-
amzani.pdf . Di akses pada tanggal 16 September 2017.
Sudarmin. 2017. Kimia dalam Kehidupan dan Pencemaran Lingkungan.
http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL%202017/Ki
mia/BAB-8-KIMIA DALAM-KEHIDUPAN-DAN-
PENCEMARAN-LINGKUNGAN.pdf. Di akses pada tanggal 16
September 2017.

22

Anda mungkin juga menyukai